Senin, 15 Juli 2013

Ngabuburit ke Kampus Utama UoG




Bulan ramadan sudah menginjak beberapa hari terlewati. Nah berhubung menanti waktu berbuka memerlukan kesabaran yang berlebih, maka marilah saya ajak jalan-jalan ke kampus utama saya yang cantik itu. Selepas mengerjakan kerjaan lab sabtu lalu, saya iseng jalan-jalan di sekitaran kampus utama. Ini tempat favorit saya kalau pengen bengong, mikir, santai, atau sekedar jalan-jalan tidak jelas sambil memandangi bangunannya yang gigantis itu. Entah berapa kali saya mengunjungi tempat ini semenjak kali pertama datang sebagai mahasiswa baru sampai saat ini. Saya selalu saja terpesona dengan auranya. Bangunan itu seperti sebuah monumen tua, bertahan dari tahun ke tahun, menjadi saksi lahirnya para cendikia. Bisu, tapi menyimpan banyak sekali sejarah dan kisah. Seperti kuciumi bau para pengendus ilmu, aroma keingintahuan manusia, dan mungkin titik-titik kemenangan banyak orang-orang terdahulu yang mengenggam apa yang mereka perjuangan. James Watt, Adam Smith, Lord Kevin, mereka para pendahulu yang pernah belajar di Universitas keempat tertua di Inggris ini,  nama mereka sudah mengabadi meninggalkan karya-karya cendikianya.
Ah, marilah kubawa engkau melihat-lihat kampus utamaku sejenak. Sambil mencoba memotret dengan kameraku. Iyah, saya sedang belajar memaksimalkan kameraku ini. Kadang tulisan dan foto itu seperti pasangan yang saling melengkapi. Maka sudah waktunya sayapun belajar mencarikan pelengkap yang berkualitas bagi tulisan saya.
Baiklah, mari kita mulai jalan-jalannya dari bagian depannya. Kalau kalian mengunjunginya, siaplah terpesona dengan bangunan yang gagah dengan tema  arsitektur gothik ini. Pertama kali melihat bangunan ini pasti didominasi oleh ornamen mengkerucut menantang langit, inilah salah satu ciri desain arsitektur bertipe gothik. Katanya sih itu simbolisme bagaimana doa-doa dipanjatkan ke langit. Bangunan kampus utama ini didesain oleh Sir George Gilbert Scott dan dirampungkan oleh anaknya, Oldrid. Nah, karena kali ini sedang musim panas, jadi bagian depannya pun dihiasi oleh bunga-bunga kombinasi merah ungu yang tertata rapi jali. Lihatlah hasil jepretan saya di bagian depan main campus ini.
 
                                                              Bagian depan main building UoG

 Nah, kadang kalau tipikal orang Indonesia yang hobi banget foto di depan tulisan tempat, sayangnya kampus utama UoG tidak mempunyai tulisan yang menyebutkan UoG dengan cukup besar. Adanya hanya di bagian kiri yang biasanya menjadi tempat wajib berfoto para pelancong yang memburu tulisan sebagai bukti bahwa mereka pernah mengunjungi UoG hihi. Ini dia penampakan tulisan tersebut :


tuuuh...silahkan foto di depan papan nama sebagai bukti sejarah hidupmu hihi ;p

Bangku kayu dan lampu dengan desain antik merupakan salah satu ciri yang melengkapi bangunan ini, baik di depan ataupun di bagian lantai dua main campus menampilkan pemandangan ini. Dan tentu saja latar belakang yang bagus untuk berfoto ehehe, karena kali ini saya sendirian, saya akan menahan diri untuk bisa bergaya ahaha.

                                                             Bangku kayu dan lampu antik

Nah mari saya ajak ke dalam, di lantai pertama ada UoG shop yang menjual pernak pernak kampus, tapi harganya lumayan mahal euy. Menurut saya yang bikin mahal itu lagi-lagi tulisannya ahaha, gantungan kuncinya jadi mahal karena ada tulisan UoGnya, kaus dan jumpernya pun jadi mahal karena ada tulisannya tersebut hihi. Postcard UoG juga tersedia di sini yang memang agak susah didapat di tempat lain, jadi bila kalian ingin beli postcard khusus UoG datanglah ke university shop-nya.
Mari ke naik ke lantai keduanya. Dan ini spot paling favorit saya. Karena begitu memandang
bagian quadrangale ini mata kita akan dimanjakan dengan suasana abad pertengahan yang kental. Main building ini mempunyai dua quadrangale kembar, di bagian barat dan timur (west dan east qudrangale). Ornamen-ornamen yang mengerucut menantangi langit bisa dilihat dari bagian ini. Termasuk clock tower yang bisa dilihat dari kejauhan sebagai salah satu ciri skyline Glasgow. Ini beberapa foto saya yang saya jepret.
 
                                                               Hummm cantik kan?

Saya suka semburat sinar matahari di langit itu-tanpa editing-
Itu dia tower clocknya
 Hamparan rumput dan lagi-lagi pasangan bangku kayu dan lampu antik mencirikan tempat ini. Oh ya, ada satu tempat yang juga favorit karena keunikannya. The cloister yang terletak antara qudrangale timur dan barat ini unik sekali. Lihatlah bentuknya :


Cloister

Di bagian main building ini juga ada Hunterian Museum yang gratis masuknya. Lain kali saya ajak jalan-jalan kesana ya.
Dari semua bagian, mungkin bagian quadrangale inilah bagian paling favorit saya. Saya biasa duduk di bangku kayu di sisi area ini sambil memandangi detail bangunannya. Kadang sambil mendengarkan musik lewat earphone, kadang sambil baca buku, kadang bengong doang ahaha. Kalau lagi galau juga suka menyendiri di area ini #eh.
Sore ini kampus utama begitu sepi, jadi saya dengan leluasa menjepret-jepret sendirian. Ah mungkin karena saya datang sekitar pukul 8 malam (walau masih terang benderang). Puas menghabiskan waktu di bagian ini saya kemudian berpindah ke belakang. Ini juga salah satu bagain favorit saya lainnya. Karena bisa duduk-duduk dan tiduran di rumput sambil memandangi kampus dari belakang ataupun Kelvingrove musem di seberang. Main campus yang kadang disebut Gilmorehill campus ini, jaraknya cuma sekitar 5 menitan dari flat saya. Jadi maklum saja saya sering iseng dolan dan gegoleran di rumput belakang kampus di musim panas ini. Suasananya tenang, udaranya hangat jadi saya dengan nyaman tiduran sambil mendengarkan musik di earphone. Ah, entahlah saya merasa damai sejahtera bahagia sentosa hanya dengan cara sederhana macam begini hihi. Kadang kita harus berhenti berlari dan lebih mengamati hidup. Mungkin itu fungsinya mengambil jeda seperti saat ini. Mata saya terbeliak melihat rumput-rumput yang berayun lembut dengan beraturan diterpa angin. Saya seperti melihat keajaiban padahal hanya melihat hal sesederhana itu. Kita sering terlalu sibuk, hingga tak lagi memperhatikan daun-daun yang luruh, rumput yang disapu angin, rintik hujan, ataupun bintang-bintang. Kita kehilangan koneksi dengan alam. Maka dengan takjub saya mengamati gerak ayunan lembut rumput-rumput di dekat tiduran itu diterpa angin, kemudian kembali ke posisi semula lagi. Rumput itu mengajarkan saya tentang the art of allowing. Penerimaan. When you argue the reality, you lose!
Rumput itu mengajari bagaimana ia berubah, bergerak sesuai arah angin yang menerpanya. Ia menerima tanpa harus menyalahkan arah angin. Bahkan ia pun tak pernah tahu kapan angin itu akan berhembus menerpanya, angin mengajarinya tentang kekinian. Hidup tentang kesiapan menerima kenyataan dan bagaimana mensikapinya. Rumput yang berayun itu mengajari saya tentang harmoni. Menjadi lebih lentur terhadap hidup. Ah, jalan-jalan sore saya kok berubah jadi filosofis ahaha.
Ini dia foto hasil selftimer saat gegoleran di rumput belakang kampus.


Saya pulang karena segera memasak untuk menyiapkan buka puasa. Yuhuuu  begitu jalan-jalan sore di kampus utama saya. Kapan-kapan saya ajak jalan-jalan lagi.
Salam hangat di Glasgow yang terus menghangat.



Previous Post
Next Post

2 komentar:

  1. Hi.. Apakah selain mahasiswa bisa masuk kedalam kampus atau ada jam2nya? Kira2 waktu sebaiknya mengunjungi kampus ini kapan y? Terima kasih.

    BalasHapus
  2. Hi, maaf terlambat membalas. selain mahasiswa bisa masuk kok. jamnya asal masih terang buka terus. jadi fleksibel sekali untuk bisa mengunjungi UoG :)

    BalasHapus