Senin, 26 Januari 2015

Memangnya Kau Cari Bahagia Kemana?


Bahagia. Kata ini kadang telah berubah menjadi berhala. Banyak manusia segenap upaya mencarinya, meraihnya. Namun dalam selintasan pikirku, tiba-tiba saja saya berpikir. Bukankah bahagia itu “hanya” sebuah rasa?
Ia bukan rumah mewah, bukan liburan ke tempat-tempat yang mengagumkan, ia bukan mobil seharga ratusan juta.
Bahagia itu rasa. Entah kenapa kalimat sederhana ini menggugahkan kembali sebuah pemahaman lama.
Apakah kita sadar bahagia yang seringkali kita damba itu “hanya” sebuah rasa? Yang sebenarnya bisa kita cipta kapan saja?
Rasa itu hasil kerjasama kepala dan hati kita. Kita bisa cipta rasa apa saja. Itu yang seringkali kita lupa. Menyangka bahwa bahagia ada di luar sana. Ada yang mencarinya pada pencapaian-pencapaian mengagumkan hidupnya, ada yang mendefinisikannya dengan barang barang mewah, ada yang mencoba menemukannya pada rekening gendutnya, atau ada pula yang menggantungkan bahagia pada orang-orang tercintanya.
Ya, seringkali kita lupa, bahagia ada di dalam diri kita. Memangnya kau cari ia kemana?
Bahagia itu rasa. Kuncinya ada di dalam pikir dan hati diri kita. Memangnya kau cari bahagia kemana? Pada siapa atau pada apa?
Selamat bertanya.

Salam

Glasgow, 26 January 2015
Previous Post
Next Post

6 komentar:

  1. salam kenal mba...aku suka tulisnnya...berisi..well done..keep writing,,.mba bener bgt bahagia itu rasa...

    BalasHapus
  2. salam kenal juga mbak..thanks apresiasinya dan sudah mampir baca. Selamat berbahagia selalu :)

    BalasHapus