Jumat, 27 Juni 2008

Siamo L'arcobaleno nel Cielo di Perugia


-- La poesia per tutti i miei amici a Perugia--

Sono blu, dal punto lontanissimo
Ho cercato il rosso, giallo, verde, la viola..
Adesso, ho gia trovato
Incontriamo diventare L'arcobaleno nel cielo di Perugia
Dopo la pioggia
Alla tranquilla sera quando il cielo è calma
Scintilliamo per un breve tempo
Ma luminoso, splendido, straordinario
La nostra amicizia a Perugia come L'arcobaleno
Incontriamo solo per tre mesi
Ma per me, era una cosa meravigliosa
siete entrato nella stanza del mio cuore
Adesso ha gia chiuso, non posso mai trovare le chiave per aprire
Quindi, rimanerete per sempre
Nel mio cuore
In futuro, la vita passerà
Il tempo correrà
e l'ambiente sara diversà
Ma, il cielo sempe mancerà l'arcobaleno
Aspeterà che l'arcobaleno luminosa
Ancora!

-- Grazie per tutti i miei amici a Perugia
Per un dolce e grande amicizia. Tutto che abbiamo passato era una grande esperienza nella mia vita
Non dimencare mai..Ritenerò i vostri sorissi dentro di me...
La gioa..la felicita..l'amicizia..
Grazie e arrivederci.
Ci vediamo un giorno!


Selasa, 24 Juni 2008

When I must Say Good Bye...


"Perche devi tornare a Indonesia (mengapa kamu harus pulang ke Indonesia) ?" pertanyaan itu lagi-lagi ditujukan padaku, glek..sedih menyeruak, tapi begitulah jalan yang harus ditempuh. Non voglio tornare,ma devo tornare (aku tidak ingin pulang-tapi aku harus pulang). Sebenarnya mungkin kata yang lebih tepat adalah " Aku memilih untuk pulang", karena tidak ada yang mengharuskanku untuk pulang, entah itu keluarga, pekerjaan, sahabat, aku pulang karena aku memilih untuk pulang. Ada keluarga yang telah menunggu di sebuah titik di peta nun jauh di sana, ada pekerjaan yang kutinggalkan-dan aku mengambil resiko besar dalam pekerjaanku dengan tetap nekad untuk terbang ke negri sejauh ini, sahabat yang telah menunggu celoteh dan souvenir dariku hehe..ada tali-tali sekuat itu yang membuatku untuk memilih untuk pulang.
Mencelupkan kehidupan selama tiga bulan disini serasa berjalan begitu cepat, dan di sini aku telah membuat tali-tali baru bahkan sebuah jembatan baru yang akan menghubungkan dengan sebuah rencana ke depan berikutnya. Bila aku adalah warna biru, aku telah bertemu dengan merah, jingga, kuning, hijau, nila dan ungu. i miei amici, Siamo l'arcobaleno nel cielo di Perugia. Kami seperti pelangi yang menghiasi langit hanya sesaat, dan kemudian meninggalkan langit yang akan selalu merindukannya. Kami hanya mempunyai kesempatan untuk saling menghiasi hari selama 3 bulan, dan aku akan segera meninggalkan mereka. Mi mancerete molto!

Entah mengapa rasa sentimentil menyeruak dalam hatiku menjelang kepulanganku, ini pertama kalinya aku harus meninggalkan orang-orang yang telah masuk ke dalam hatiku dan aku tahu pasti hanya tersisa sedikit kemungkinan di masa depan untuk bertemu kembali. Ci vediamo nel tempo prima di morire (kita bertemu di saat sebelum kematian)-begitu tertulis di salah satu pesan yang kuterima dari seorang sahabat saat aku meminta kata-kata kenangan dari seluruh teman sekelas di sebuah kertas sebagai kenangan. Awalnya aku tak mengerti apa maksudnya, dan saat kutanyakan mengapa menulis pesan demikian, "Karena kita hanya bertemu sekali seumur hidup, dan mungkin setelah ini kita pernah akan berjumpa lagi". Membaca pesan-pesan yang mereka tinggalkan, dan membaca sebuah surat yang ditunjukkan untukku membuatku sadar bahwa aku benar-benar akan segera pergi. Kadang aku tidak "mau"manyadari kalau waktu yang tersisa tinggal hitungan hari.

Mereka yang telah berbagi kehidupan denganku selama hampir tiga bulan, yang memberikan banyak kebahagiaan, yang menerimaku di atas perbedaan yang dalam, yang menorehkan sejarah besar dalam hidup. I know it's hard to say good bye..tapi hidup akan terus berjalan. Ada langkah-langkah ke depan yang harus ditempuh. Tapi pengalaman dan kenangan selama kehidupanku di Perugia adalah harta karun yang akan kubawa kemanapun langkah tertuju.
Grazie mille i miei amici, siamo sempre amici..siamo L'arcobaleno nel cielo di Perugia (Terima kasih, sahabat..kita akan selalu menjadi sahabat, kita adalah pelangi yang menghiasi langit Perugia).
Ada sebuah pesan yang tertulis di kertas itu ...
" Non dimenticare mai tutto che abbiamo passato il tempo insieme in Italia.
e poi un giorno, ci incrontiamo
Grazie tutto!-"
-- Dont ever forget all the memories that we've through together in Italia. and then we'll meet again someday. Thanks for everthings--
Entah mengapa suatu hari aku yakin akan kembali bertemu dengannya***
Palazzina Lupatelli, martedi 24 Giugno.13.00

Rome-La città etterna (Roma-Kota Abadi-)


Suatu tempat yang ada di hatimu, bukanlah suatu tempat yang paling indah, menarik ataupun paling menakjubkan yang kamu kunjungi..tapi tempat yang ada di hatimu, adalah tempat dimana selalu ada tali tak terlihat antara hatimu dan tempat itu yang selalu membuatmu tak pernah bisa lepas-Roma, 24 Giugno 2008.

Mengunjungi Roma sebagai penjelajahan terakhir sebelum aku harus kembali menjejakkan kaki lagi di tanah air menyisakan suatu pengalaman yang menakjubkan. Memandangi berbagai tempat yang kadang aku kehilangan kata saat harus menggambarkannya, roma terlalu indah untuk sebuah kunjungan, hingga rasanya dua hari tidaklah cukup untuk menjelajahi dan merasakan atmosfer kota yang begitu antik, kuno, artistik hmm meravigliosa!
Kadang membayangkan bagaimana peradaban sebuah kota abadi bernama Roma yang setiap sisi dan sudutnya menyisakan sisa-sisa sebuah peradaban tinggi di masa lampau. Bahkan banyak yang menyebut kota yang berusia lebih dari 2800 tahun ini sebagai Caput Mundi (capital of the world). Kota dimana pernah menjadi pusat kerajaan, republik dan kekaisaran romawi, hingga peninggalan bangunan-bangunan dengan arsitekturnya yang menawan masih tersisa hingga kini. Dan setiap harinya beribu turis mengunjungi kota ini demi melihat langsung sisa-sisa perbadan masa lau yang masih terawat apik dengan dibiarkan memperlihatkan pesona di balik sejarah yang tersimpan di dalamnya.
Kami berempat (plus seorang teman indo dari Barcelona dan Bule belanda asal malang), memulai penjelajahan dengan mengunjungi Vatican, sebuah negara paling kecil di dunia karena luasnya cuma 44 hektar dan terletak di dalam kota Roma (kyaa..bisa menjejakkan kaki di dua negara sekaligus hehe..). Vatican merupakan negara pusat agama katholik dunia, walaupun berbeda keyakinan, tempat ini sudah sering ada dalam kepalaku karena hampir setiap misa Natal aku menyaksikannya di depan televisi karena mengagumi arsitektur bangunannya yang luar biasa plus bisa sekalian belajar bahasa itali ^_^ (percaya atau tidak, dulu aku bahkan menggambar basilica San Pietro plus Piazzanya-tapi jelas hasilnya jauh dari aslinya). Jadi mengunjungi tempat yang dulu aku gambar merupakan pengalaman yang menyenangkan, walaupun harus antri untuk masuk ke dalam basilika tapi setelah ada di dalamnya, decak kagum akan tangan-tangan penuh bakat yang telah mengerahkan kemampuannya untuk membuat fresco (lukisan dinding) serta pahatan yang begitu luar biasa. Seluruh sudut dan sisinya adalah maha karya manusia-manusia yang dianugerahi bakat dan imaginasi hingga terciptalah suatu bangunan yang membuat setiap orang mengaguminya. Botticeli, Bernini, Raphael dan Michaelangelo lah si pembuat mahakarya itu.
Selesai mengunjungi Vatican, kami mulai menjelajahi kota roma. Dimulai dengan Piazza del popolo, tangga spanyol (spanish steps) di Piazza spagna. Menjelang maghrib kami mengunjungi teman-teman sesama Indonesia di Universitas La Sapienza yang mengundang kami makan malam (yipiiee..asyikk), di daerah tepian kota Roma, di appartemen mereka yahh bahkan hampir terasa seperti di Indonesia. Di tambah lagi dengan kunjungan seorang ibu tua yang membawakan kami makanan (terong goreng, terong dan kentang keju -wew- coba ada sambel terasi hehe), ternyata ibu asal indonesia itu sudah 33 tahun tinggal di roma, menikah dengan orang itali dan mungkin akan terus tetap tinggal di Itali.
Menjelang tengah malam, setelah menyaksikan kekalahan belanda dari Rusia di perempat final EURO kami menuju Fontana di Trevi. Ada sebuah mitos yang menarik yang mungkin hampir semua orang tahu, yakni bila melempar koin ke fontana di trevi maka suatu saat akan kembali ke Roma. Cuma untuk lucu-lucuan, aku melempar sebuah koin rupiah (yup..aku kan dari Indonesia!!lagian kalo melempar koin euro kan sayang), Aku yakin akan kembali lagi ke Roma suatu saat!!Spero tornare a Roma un Giorno!
Dan di tengah kilatan cahaya lampu yang menerangi fontana di trevi, aku mengambil air dari fontana di trevi dan memasukkannya ke dalam botol kecil. Yup, setiap orang punya kebiasaan yang aneh..(dan aku...terlalu banyak kebiasaan yang aneh hehe). Aku sudah menyimpan air dari Venezia, air dari fontana di trevi dan udara dari Milan, semoga tidak bermasalah nanti di bandara.
Hari kedua penjelajahan, kami mengunjungi palazzo venezia, foro romano, colloseum, castel dan ponte sant angelo. Semua tempat terlihat begitu mempesona, membuatku serasa ditempatkan dalam suatu peradaban di masa lampau. Dan waktu berlalu begitu cepat, masih banyak tempat yang menarik untuk dikunjungi, tapi jadwal kereta yang akan membawaku ke Perugia tepat jam 18.12 segera datang. Meninggalkan Roma, kota abadi yang menakjubkan dan suatu saat ingin kukunjungi lagi...walaupun entah kapan. Tapi dalam perjalanan ini aku menyadari bahwa tempat yang ada di hatiku bukanlah tempat yang paling indah, menakjubkan yang kukunjungi tapi tempat dimana ada tali yang membuatku selalu terhubung.
Perugia, memang kalah menakjubkan dari Roma ataupun kota-kota lain yang telah kukunjungi, tapi entah mengapa ada tali yang selalu menghubungkanku dengannya. Ada aroma yang ingin selalu membawaku untuk kembali, suatu magnet yang membawaku pulang saat bepergian. Perugia, yang sebentar lagi kutinggalkan.....
Tapi tetap saja ada yang tertinggal.....

Kamis, 19 Juni 2008

Menjadi Kaum Minoritas


Kadang tidak pernah membayangkan mengalami sebuah keadaan dimana aku harus ditempatkan pada status yang “tidak biasa” karena selama ini dalam kehidupanku diatur oleh alam bawah sadar dimana terpancang skenario hidup yang taat azas dan anti keabnormalan dalam lingkungan sosial. Mungkin hal itu yang kadang membuatku menjadi “makluk yang tidak terlihat”. Tapi menginjakkan di sebuah daratan yang mempunyai kehidupan yang sama sekali berbeda, membuatku merasakan berbagai pengalaman yang sarat dengan pembelajaran. Menjadi seorang muslimah yang berjilbab di sebuah negri bernama Italia, dimana harus selalu siap saat orang memandangku dengan ekspesi yang aneh seakan dalam pikirannya berkata “ hmm..cara berpakaian yang aneh!”
Tidak jarang orang menanyakanku mengapa memakai jilbab disini, aku menyebutnya “il velo-kerudung-“..Mungkin bagi mereka merupakan hal yang baru, tidak biasa dan “aneh”. Dan aku sekarang sudah terbiasa dengan berbagai reaksi yang aku terima, toh kita tidak bisa mengatur reaksi dari luar, tapi kita sepenuhnya bisa mengendalikan respon kita terhadap setiap reaksi. Kadang ada yang memandangku dengan berkerut, bertanya dalam hati, atau ada yang berkata “ e piu comoda quando non usare il velo (menurutku lebih nyaman bila seorang wanita tidak memakai jilbab” begitu kata seorang teman di kelas. Ada juga yang beranggapan memakai jilbab bagi seorang wanita adalah simbol pembatasan kebebasan manusia. Namun ada juga yang berkomentar “Ah..che bella!! Dengan ekspesinya yang memuji. Yah, saat menjadi kaum minoritas, yang memakai apa yang bukan kelayakan bagi mereka membuatku banyak berbenturan dengan berbagai reaksi yang berbeda.
Namun setelah menjalani kehidupanku di tanah Perugia, banyak pekerjaan rumah yang ingin kukerjakan.
Betapa selama ini pemahamanku terhadap apa yang aku yakini adalah sebuah ketaatan pada sebuah textbook yang memang aku yakini kebenarannya, namun belum memaksimalkan kerja otakku untuk berpikir rasional dan logis tentang alasan dan mengapa prinsip-prinsip yang kujalankan itulah yang aku pilih.
Mengapa memakai jilbab? Mengapa tidak boleh minum anggur dan alkohol?Mengapa di larang makan daging babi?Mengapa seorang muslimah tidak boleh menikah dengan laki-laki dengan agama yang berbeda’Mengapa istri harus mengikuti apa kata suami? Mengapa dalam islam dibolehkan seorang laki-laki berpoligami?
Disini, hal yang tidak pas untuk menjawab pertanyaan itu adalah “karena begitu yang tertulis di Al Qur’an”-jawaban standard yang sama sekali harus kuhindari. Karena mereka sama sekali tidak bisa memahami alasan tersebut, kita harus bisa menjelaskan dengan rasional dan logis, dihadapkan pada situasi itulah yang membuatku merasa pengetahuan dan pemahamanku terhadap prinsip yang selama ini kujalani masihlah sedikit.
“Agama mu adalah agama yang penuh dengan larangan, Kamu takut pada Tuhan?”sebuah pertanyaan yang pernah terlontar padaku. Nampaknya bagi mereka islam dipandang sebagai agama yang penuh dengan larangan dan membatasi kebebasan manusia. Tidak boleh ini..tidak boleh itu..bagi mereka kebebasan adalah segalanya. LIBERTA adalah agama bagi mereka, yah..mereka beragama tapi tidak melaksanakannya, mereka hanya percaya pada kemampuan dan keyakinannya pada diri sendiri sehingga apa yang dilakukan dilandaskan pada azas kebebasan. Rasionalitas dan logika ditambah dengan azas kekebasan yang mereka anut membuat mereka sulit untuk memahami konsep islam yang sebenarnya damai dan tidak membelenggu.
Pernah dalam suatu kesempatan, menonton dan membahas film FITNA yang dilarang tayang di Indonesia bersama dengan beberapa orang Itali bukanlah hal yang mudah untukku. Sebuah film kontroversial garapan seorang sutradara belanda yang sengaja menunjukkan muka islam menurut versi-nya yang penuh dengan kekejian membuatku berkerut dan jiwaku memberontak. Sedih menyeruak dalam dada melihat bagaiman citra islam dicorang moreng dengan sebuah pencitraan yang begitu buruk. Stempel kekerasan dan terorisme telah terlanjur mengurat akar dalam pendangan mereka. Bagi mereka Kehidupan gay, seks bebas ataupun sikap hidup bebas ala manusia yang terus saja mengedepankan kebebasan di atas segalanya adalah hak azasi setiap manusia. Andai bahasa italiaku sudah bagus..kadang berpikir begitu, karena penjelasanku pada mereka terbentur kendala bahasa yang membuatku tidak leluasa mengutarakan pemikiranku.

Menjadi kaum minoritas, memberikanku banyak pembelajaran, bahkan penyadaran diri. Andai aku dilahirkan menjadi seorang katholik, hindu, atau budha? apakah aku akan menemukan islam?--dihadapkan pada sebuah pertanyaan itu aku merasa sangat beruntung. Menjadi kaum minoritas, menjadi orang yang bukan kebanyakan..melakukan hal yang tidak lazim dalam lingkungan dimana kujejakkan kaki adalah sebuah tahapan yang penuh dengan naik turunnya keimanan tapi disitulah aku menemukan jawaban-jawaban Tuhan.

Rabu, 18 Juni 2008

Co' yang tidak bisa dijadikan Suami





"Guardi, lui e molto carino!"(liat...dia ganteng banget)"tiba-tiba lenganku dicolek sahabatku saat baru beberapa saat duduk untuk menyaksikan concerto degli studenti stranieri dimana, 4 orang temanku berpartisipasi mengisi acara tersebut. Penasaran dengan komentarnya, pandanganku mencari ke arah yang ditunjuknya, Ah... ternyata matanya tengah mengkap tebaran pesona sang musisi jepang. Ia berdiri di samping bagian depan aula Magna Palazzo Gallengga dengan penampilannya yang kasual dan muka eksotis khas Giapponese, badannya terus bergerak seiring musik yang tengah dimainkan. Hmm..bukan tipikal lelaki jepang yang biasanya kaku, serius dan tidak ekspresif, ia tampak begitu menikmati setiap alunan nada yang dimainkan dan dengan begitu ekspresif mengikutinya dengan gerakan-gerakannya yang impresif, yup memang perpaduan yang menarik, pantas saja kalau sahabatku ini langsung sedikit "nancep"padanya hehe.

Ia serta merta menyuruhku untuk menanyakan identitas si co' jepang itu pada teman-teman jepangku yang duduk di barisan depanku.

"Sanche Nakajima" Begitu jawab Tomoko. Ah...Sanche. Dan saat gilirannya tampil dengan band jepangnya, hmm memang benar-benar memikat. Dengan gayanya yang bak musisi kelas atas, begitu lincahnya jari-jari tangannya memainkan senar gitar, ditambah lagi vokalnya yang terdengar dalam dan jernih. " Wah..tipikal anak band banget"hmmm begitu komentar sahabatku ini yang nampaknya tak bisa melepaskan pandangan dari si co' sunche ini.

Konser malam itu memang begitu menghibur, dengan tampilnya keempat temanku yang memainkan beberapa buah lagu.Ditambah lagi dengan beberapa penampilan dari beberapa negara lainnya, dan ditutup dengan penampilan musik latin ala argentina yang menghentak aula magna dengan iramanya yang rancak. Tapi, Sanche nakajima tetaplah la stella del concerto di konser malam itu (yup, setidaknya bagi beberapa orang hehe-tidak bagiku yang memang bukan tipikal^_^).

" Tapi, co' seperti itu bukan co' yang bisa dijadikan suami!" cetus sahabatku itu sambil tangannya terus sibuk mencuci piring, seusai makan siang dengan menu pasta dengan tuna.

Wew..aku tergelak sejenak.Che interressante! menarik..penyataan itu sering mampir di kepalaku, namun tidak pernah tercetus. Co' yang tidak bisa dijadikan suami?Mengapa? apakah karena hanya enak dilihat..dan tipikal co'populer seperti itu adalah co' flamboyan dengan mentalitas don juan?Wew nampaknya terlalu dangkal dan dini untuk mengatakan demikian. Hmm..aku teringat dengan sebuah kalimat menarik yang memaksaku untuk merasa tersentil dalam sebuah film yang dibintangi Cameron Diaz dan Jude law, The Holiday (l'amore e non va in vacanza). " Mengapa aku selalu tertarik dengan seseorang yang aku tau pasti orang itu bukan orang yang tepat untukku?" begitu kalimatnya. Mungkin memang hati tak pernah punya kuasa menolak untuk menjatuhkan cinta pada siapapun itu, tapi ternyata manusia tidak cukup dengan hanya setuju dengan pilihan hati, tapi rasionalitas kepala.



Selasa, 17 Juni 2008

Sukiyaki..hmmm Buonissimo!


"Campai (baca:Kampai)!!!!" kami serempak bersulang menyatukan sisi gelas kami masing.masing. Begitulah istilah bersulang dalam bahasa jepang. Kalo di Italia, salute atau cincin istilahnya..kalo di Indonesia???hmm apa ya..toss..atau entahlah, jarang sekali melakukannya di Indonesia.Ah..rasa kebersamaan menyeruak dalam hatiku, di meja yang sama duduk manusia-manusia dari berbagai bangsa, dengan budaya yang berbeda. Makan malam minggu ini adalah menu masakan jepang...SUKIYAKI. Seumur-umur belum pernah merasakan kelezatan masakan jepang yang menurut ensklopedi berasal dari kata daging sapi yang dipanggang (bahasa Jepang: yaki) di atas cangkul besi tebal yang disebut suki.
Menurut sejarah, Sebelum restorasi Meiji, orang Jepang tidak pernah memakan daging sapi mematuhi larangan agama budhha yang melarang konsumsi hewan berkaki empat dan hewan yang digunakan untuk pertanian. Tapi sekarang, orang jepang sudah terbiasa untuk makan daging, dan juga biasa menggunakan daging babi untuk membuat sukiyaki. Koki kami hari itu adalah Yuko dibantu Eri, Tomoko, Aki dan Yuta yang datang duluan ke rumah Daniel untuk memasak. Aku dan Manami datang menjelang jam 8, pastinya karena aku menunggu selesainya partai Italia-Rumania yang berkesudahan imbang 1-1 che brutto risultato per Italia!.
"Questo tutto e maiale!!"(semua dagingnya daging babi lho...) ujar Daniel saat melihatku mengamati Yuko yang tengah merebus daging dengan kecap jepang dan gula. Bleepp..waduw, daging babi??blaik..menu hari ini hanya menu tunggal Sukiyaki, trus aku makan apa dong??ya sudah tidak apa, yang penting ikut ngumpul.
Yuzuke dan Sohei akhirnya datang karena merekapun baru usai menonton EURO, mereka tifosi berat Italia. "non ti preoccupare, Itali vincera' contro Francia!! (jangan khawatir, di pertandingan terakhir Italia akan menang lawan Prancis!" begitu ujar mereka dengan bersemangat.
"Come?ti piace? (bagaimana, kamu suka?)"tanya Yuko sambil memasukan tofu, fungi/jamur dan wortel ke dalam panci setelah dagingnya empuk. Wah..aku bingung menjawabnya.
"hmm Si, sembra molto buono, ma non mangio! non mangio maiale!"(keliatannnya siy enak, tapi aku nggak makan, soalnya aku nggak makan daging babi)"jelasku.
"No, siwi..questo e vitello! (Bukan, siwi.ini daging sapi)"jawab Yuko yang dibenarkan oleh Eri.
"Davvero?credo che sia maiale perche Daniel ha detto che questo e maiale" (benarkah? aku pikir ini daging babi soalnya Daniel tadi bilang begitu).aku agak tak percaya.
"Non ti preoccupare, veramente questo e vitelllo, daniel ha scherzo!"tambah Yuzuke meyakinkan. Kyaaa..aku dibohongin..dasar!! Ughh daniel dengan senyum kemenangan karena berhasil mengerjaiku. Ah, mereka baik sekali rela mengganti daging babi dengan daging sapi biar aku bisa ikutan makan sukiyaki.
Akhirnya sukiyaki yang telah masak terhidang di meja, dilengkapi dengan nasi putih. Biasanya dimakan dengan telur mentah yang dikocok lalu disiram dengan sukiyaki, tapi aku tidak terbiasa makan telur mentah, jadi aku hanya menuangkan saus dan daging sukyaki di atas nasi putih. Dan yummmyyy..Buonissimo!enak..dagingnya yang empuk dengan rasa manis gurihnya, wah benar-benar enak. Setelah Sukiyaki, YUko juga menyiapkan zup jepang, yang saat pertama kali mencicipinya agak aneh di lidah karena ada rasa asam tapi lama-lama enak juga hehe..
Bleep..lampu tiba-tiba mati dan kyaaa..dengan piring berisi torta coklat dan lilin Daniel keluar dengan mengatakan "Buon Compleanno, Yuko!"hmmm..kejutan buat Yuko yang berulang tahun. "Tanti auguri a te..tanti auguri ate..tanti auguri..tanti auguri..tanti auguri ate"Kami kompak menyanyikan lagu ulang tahun versi italia itu untuk Yuko..dan wusshh..Yuko meniup lilinnya dan segera memotong torta coklat untuk kami nikmati bersama.
Dan eit..makan malam bersama belum selesai, kini giliranku membagikan manisan buah segar cincang dengan sirup manis..ahhh pienissima!kenyang banget. Grazie mille buat daniel yang telah mengundang kami makan malam, dan mebayar semua belanjaan untuk masak sukiyaki, wah jarang-jarang bisa makan sespesial ini di Itali yang semuanya mahal. Bagi Daniel, yang kini tengah menikmati masa pensiunnya dari sebuah perusahaan asuransi di swiss mungkin tidak seberapa mengeluarkan uang sebanyak itu, tapi bagi kami..hmm tentu saja banyak hehe..
Dengan perut penuh dan gurat kebahagiaan, kami pamit pulang. Mungkin ini adalah makan malam bersama yang terakhir karena akhir bulan Daniel harus pulang ke Swiss karena istrinya juga bekerja di sana, Tomoko harus kembali ke jepang, dan aku harus menjejakkan lagi ke bumi indonesia. Dengan hadiah sumpit jepang di tanganku aku melambaikan tangan pada sahabat-sahabatku saat mengantarkanku sampai ke depan pintu rumah.ah...hanya tinggal 2 minggu lagi bisa menikmati kebersamaan ini, pikirku sambil melihat punggung-punggung mereka yang beranjak pergi meninggalkanku.

Grazie mille i miei amici..grazie per un dolce amicizia

Jumat, 13 Juni 2008

Indahnya Perbedaan



Gambar di atas adalah sepiring besar daging babi dengan berbagai jenis (bawah) dan sepiring daging sapi muda spesial untukku ^_^ (atas).
Daniel, sahabatku dari Swiss menyiapkan makan malam bersama untuk kami berlima. Seperti halnya makan malam ala Italia, kami memulainya dengan antipasta, makanan ringan yaitu roti dilumuri bawang putih lalu diatasnya ditaruh tomat cincang. Lalu, dikeluarkan menu kedua, pertama sepiring penuh daging babi dengan lima variasi seperti terlihat di gambar. Wah, terkagum sejenak dengan bentukannnya yang jarang kulihat, maklum..jarang banget lihat daging babi di tanah air. Dan wuii..Daniel tentu saja menyiapkan menu khusus untukku, karena aku tidak makan daging babi. Semua sahabatku dari berbagai agama tau pasti aku tidak makan daging babi dan minum alkohol, jadinya wuii..terhidanglah sepiring penuh daging sapi muda iris (manzo) spesial buatku, grazie mille, Daniel..molto gentile!!
Telah terbiasa bagiku semeja dengan makanan yang biasanya tidak pernah terhidang, tapi begitulah indahlah perbedaan di antara kami. Kadang saat bersulang (cincin-istilah italianya)maka terlihatlah warna warni diantara gelas-gelas kami, aku dengan gelas berisi jus jeruk, Manami dengan air putih, Daniel dengan wine asal montefalco, Yuta dengan Vodka, Yuzuke dengan red wine dan Tomoko dengan white wine..hmm begitu beragam, seperti halnya kami.
Menu utama malam itu adalah polpette, dibuat dari daging sapi dan ayam yang dibentuk bulat-bulat dengan saus tomat. Hmm..rasanya buonissimo alias enaaakk banget. Dibutuhkan waktu sekitar 2,5 jam untuk masak polpette itu, jadi terbayarlah kerja keras Daniel untuk menyiapkan makan malam spesial untuk kami.
Dan sambil menikmati gelato (es krim) plus strawberry cincang sebagai hidangan pencuci mulut, kami ngobrol tentang banyak hal, tempat dan budaya di jepang, kebiasaan orang Swiss, Indonesia. Walaupun tetap saja dengan bahasa Italia yang masih acak adul grammatikanya, dan kadang Daniel harus berulang kali membuka kamus Italiano-Prancisnya ataupun Yuta harus mengetik di kamus elektronik yang selalu dibawanya kemanapun saat beberapa kata yang tidak kami mengerti. Begitulah perbedaan, adalah warna yang memberikan guratan makna bagi hidup. Mengenal dan mengerti apa yang dipikirkan orang dari bangsa lain membuatku meluaskan kotak kecil dimana dulu sebegitulah jarak jangkauan pikiranku.
Perbedaan, adalah alasan kuat untuk saling mengerti.

Rabu, 11 Juni 2008

Apa yang tertinggal...


Akhir minggu kedua di bulan juni, bulan terakhirku disini, Perugia. Sebuah kota indah di atas bukit yang akan menjadi sejarah dalam hidup, bahwa pernah diatasnya aku berpijak dalam langkah panjang memperturutkan apa yang dikatakan hati. Lalu apa yang tertinggal?saat akan meninggalkannya akhir bulan ini tiba-tiba terbersit sebuah pertanyaan itu.
Aku pulang membawa hati yang dalam sebuah ruangannya telah terisi akan kisah penuh warna yang nantinya akan terus kubawa dalam langkahku melanjutkan hidup. Tapi apa yang tertinggal di Perugia?ak
ankah setelah aku pergi..Perugia adalah Perugia, sama..sebelum aku datang ataupun sesudah aku pergi?
Hmm..entahlah..
ci mancherai…(kami akan merindukanmu!kyaaa..) begitu ujar sahabat-sahabat yang hanya mengenalku dalam waktu tiga bulan. Ah..che bella parola..
Semakin mendekati hari kepulanganku, kadang ada rasa yang menyeruak dalam hatiku yang tak kumengerti. Dan beberapa rentetan peristiwa kembali mengingatkanku..
Insegnami, kecak (ajari aku kecak!)!” ia berkata seperti biasanya, tanpa ekspresi saat kami melaju menuju Gubbio. Ah, aku kaget sejenak, Kecak??hmm..ya ampun mana bisa aku kecak, ke Balipun aku belum pernah..ah, memalukan!

Terbersit rasa bersalah, begitu jauh aku melakukan perjalanan ke negri orang dan menjelajahi kota-kotanya, membuatku sadar betapa sedikit penjelahanku di negriku sendiri. Sedetik kemudian timbul sebuah rasa penasaran kenapa ia minta diajari kecak. Ternyata dia tengah belajar menari kecak untuk sebuah tugas di universitasnya, dan dia memilih kecak sebagai bahan tugasnya. Ah,Indonesia…aku bangga menjadi warga negaranya.
Che bella, collana, signorina?da Indonesia? E cosa signifi
ca?(wah, kalungnya bagus banget, buatan Indonesia? apa maknanya?. Sig.Fulvio Bifarini, dosen oral italianoku memuji kalung yang aku pake. Kya..sebuah kalung dari kayu nan eksotis yang aku beli di emperan Malioboro. Bentuknya yang eksotis dan cita rasa tradisionilnya yang kentara membuat mataku yang tengah menjelajah pernak-pernak di Malioboro terpesona dan langsung membelinya. Dan ternyata bukan hanya aku saja yang terpesona , yah..produk Indonesia memang banyak yang memikat hati bangsa lain. Banyak produk buatan Indonesia yang kutemukan di sini, temanku dari jepang, dengan gayanya yang kocak menunjukkan sepatunya yang made in Indonesia, temanku dari cina yang baru membeli topi di perugia..eit ternyata made in Indonesia!wew…
Dan begitu pula banyak komentar yang menyenangkan saat aku memakai kain syal khas Nusa tenggara timur yang dihadiahi seorang sahabat dari soe, hmm kain khas Indonesia. Sayang, sebelum berangkat aku tidak sempat membeli syal batik untuk kupakai di sini.

Tempat pensil rajutan khas kalimantan yang selalu kubawa, bukan hanya sekali dikomentarin..”che bella”hmm cantiknya..dan ada pula yang memintanya sebagai hadiah. Ah, andai saja itu bukan hadiah dari sahabatku di Martapura, akan kuberikan sebagai kenang-kenangan.
Ah, aku tahu apa yang akan masih tertinggal disini setelah aku pergi…masih akan tertinggal di benak orang-orang yang mengenalku, sebuah nama…Indonesia!!. Dan bila mendengar kata Indonesia, mereka tidak lagi hanya akan berkomentar dan mengingat
“oh negri yang banyak gempa bumi itu ya? Atau ah..yang pernah terjadi tsunami?..atau..ah..terorisme!!
Tidak, aku yakin tidak...mereka akan mengingat Indonesia sebagai negeri dengan kepulauannya yang banyak dengan budayanya yang beraneka. Indonesia, ya..nun jauh di sana. Dan aku membawa sebuah titik representasi negriku dalam sebuah bejana bernama Perugia tempat bercampurnya segala bangsa, ras, agama. Ada banyak cerita yang kubaca di blog mahasiswa yang belajar di luar negri, mereka mempunyai pengalaman bahwa banyak orang dari negara lain yang menganggap mereka penuh semangat, selalu gembira, ramah dan berwarna. Dan ya, sekarang aku mengerti mengapa mereka merasakan hal tersebut. Karakter orang Indonesia yang boleh dibilang hidup membuat orang-orang Indonesia sering mendapat anggapan tersebut.
siete sempre allegra!” (kalian terlihat selalu gembira) kata sahabatku saat kami harus menunggu kereta berikutnya selama 2 jam di stasiun terontola jam 11 malam. Kya..memangnya harus bagaimana?ya namanya hidup memang harus berbenturan dengan hal-hal yang tak terduga, itulah menarik dan uniknya hidup dan dari peristiwa-peristiwa itulah kita bisa belajar banyak.

Entahlah, dalam setiap perjalanan, ada saja pengalaman yang mengesankan. Ngobrol dengan wanita peru yang bekerja di Milan saat kami tengah sama-sama menanti metropolitana. Berbasa basi lumayan lama dengan seorang remaja dari New york yang tengah berkelana seorang diri menghabiskan masa liburannya di Itali saat kami bertemu di youth hostell, Milan. Dan juga hadiah Tuhan lewat tangan dua orang ibu yang memberikan kami tiket vaporettinya pada kami saat di Venezia.
Kebiasaan kami untuk bertegur sapa membawa kami dalam pertukaran budaya yang menyenangkan, walaupun sejenak. Dan kami selalu bangga, saat menyebutkan..kami dari Indonesia.
Ah..ada nada penuh sentimentil yang telah terasa saat akan beranjak pergi. Entah kapan lagi bisa merasakan dunia yang sama sekali lain dari dunia yang selama ini mengelilingiku. Ayo buatlah janji kapan kita akan bertemu di jepang tahun depan!! Desak sabahat-sahabat jepangku. Dengan semangat mereka menjelaskan letak kota-kota serta hal-hal yang menarik di sana, atau aki,seorang sahabat dengan begitu baiknya memberikanku saran universitas mana yang bagus untukku melanjutkan studiku, karena ayahnya adalah juga seorang dosen biologi di jepang. Lain lagi Yuta, yang menghadiahiku sebuah CD yang penuh dengan lagu-lagu jepang..kyaa..baiknya. Dan Yuzuke..yang membawakanku sebuah kisah yang ingin kusimpan tanpa ingin mengubahnya, dan memang begitulah seharusnya..kyaaa…
Ah..entahlah, entah impian selanjutnya akan membawaku kemana
.

Selasa, 10 Juni 2008

Benvenutto, EURO!!

Benvenutto, EURO!! kyaa..akhirnya gelaran prestisius EURO datang juga. Walaupun rada kurang greget tanpa tim jagoanku the three lions Inggris yang naas tak bisa masuk dalam kompetisi ini. Tapi EURO tetaplah kumpulan 16 tim terbaik eropa yang pastinya bakal menjanjikan pertandingan yang enak ditonton. Ada atmosfer lain yang kurasakan, biasanya harus nonton malem2 dan begadang pagi untuk menyaksikan pertandingan di layar TV saat di Indonesia trus kebayanglah kadang terkantuk besok harinya.
Tapi sekarang karena EURO digelar di negara tetangga sebelah, jadi sekarang aku bisa menyaksikannya dengan nyaman. Pertandingan pertama digelar jam 18.00 sore dan pertandingan kedua tayang jam 20.45. Siap-siap menyaksikan perhelatan besar di dua negara austria-svitzerland, semoga menyuguhkan kompetisi yang menarik..dan biar pemain-pemain bola kita banyak belajar, dan Indonesia, bukan hanya ahli berkomentar...
hmm...Indonesia dengan penduduknya yang 238.452.952 banyaknya (aneh, disini banyak banget yg nanya, Indonesia penduduknya berapa?)masa nggak bisa menghasilkan sebuah tim nasional sepakbola yang lumayan sih???
Yup, Benvenutto EURO..semoga Indonesia bisa belajar banyak dari perhelatan besar ini. Dan bagi para penggila bola, hmm...buon divertimento!!

Jumat, 06 Juni 2008

Perugia, Sore itu...

Perugia, Sore itu...
Bau tanah basah Perugia ditinggalkan hujan sore ini
Mengais sebuah kisah manis yang akan tersimpan di setiap portanya
Hatiku menyisakan sebuah ruangan yang kuiisi dengan setumpuk cerita
Perugia dengan Pinturrichionya
Dengan pantai scallete yang pernah kudihinakan dalam agama
Fontana Maggiore dengan keanggunannya memusatkan kota
Duomo dengan hati seorang pastur yang tengah resah menentukan langkah
Gallenga yang telah tertambatkan sebuah prasasti eksistensiku disana
Ada banyak senyum sahabat yang kusimpan disini
Menyisakan tanya pada rintis hujan
Akahkah dalam waktu yang diberi kesempatan meneruskan detiknya
Masih ada sebuah tali yang menjembatani hati diantara kami

Rabu, 04 Juni 2008

Indonesiaku

" ini negriku!!, nah...disini daerah tempatku tinggal" kataku sambil menunjuk sebuah titik di bagian selatan pulau jawa pada peta dunia yang terpampang di kelas. Mereka mengamati dengan seksama, mungkin baru pertama kali melihat dengan teliti negara yang bernama Indonesia.

" ahhh..e molto grande paese (ah...sebuah negri yang sangat besar)" begitu komentar teman sekelasku.

" si..si..si..ci sono anche molte isole (ya..disana juga banyak banget pulau-pulau kecil)" jelasku. Ah, tapi jujur saja, komentar mereka membuatku sadar kalo indoensia adalah sebuah negri yang besar. benar-benar besar..lihatlah peta dunia!!! dan lihatlah negara bernama indonesia yang terlihat sangat unik dengan kepulauannya. Dan menyita banyak bagian bumi untuk ditinggali oleh penduduknya yang kini kudengar terus saja mengeluh dengan kenaikan harga bensin dan harga barang lainnya.
Besar dalam artian ukuran, ya!...temanku dari taiwan menunjuk negaranya di peta yang hanya sebuah pulau kecil, mungkin sebesar yogyakarta. Dan begitu juga temanku yang lain dari jepang, korea, swiss dan jerman yang hari itu mengikuti kelas oral italiano bersamaku, menunjukkan letak negaranya, lebih kecil dari Indonesia.
Ahh, tapi mengapa negeri besar dengan alamnya yang melimpah dan iklim tropisnya yang seharusnya mendukung produksi hasil buminya tapi kini dibelit masalah perekonomian yang tak berpenghujung?

Kadang terpikir apa yang membuat Indonesia masih kocar kacir?dengan penduduknya yang tiap hari masih disibukkan dengan urusan mengisi perut, mengindikasikan masih payahnya perkonomian Indonesia yang dikaruniai bumi yang gemah ripah loh jinawi.
Ironis! Memang..
Inilah buah kesalahan panjang jejak-jejak para pendahulu kita yang harus kita tanggung. Generasi yang diwarisi utang luar negri yang bertumpuk, dengan hutan tropis suburnya yang tinggal kenangan hanya menyisakan tanah-tanah tandus dan gundul, nyaris habis terkikis keserakahan tangan-tangan manusia yang sibuk memperkaya diri. Dan entah siapa pula yang telah juga mewariskan mentalitas korupsi, kolusi dan nepotisme yang telah mendarah daging dalam sistem pemerintahan kita.
Ah..dan kita sepertinya bingung harus memulai langkah perbaikan dari mana, reformasi pada tahun 1999 yang tadinya diharapkan sebagai pangkal tolak sebuah kelahiran rezim baru yang akan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, nyatanya..reformasi berjalan tanpa arah, bahkan banyak yang menyebutnya sebagai reformasi keblablasan.
Lalu, pernahkan membayangkan bagaimana wajah Indonesia kita 50 atau 100 tahun yang akan datang?
Setelah merayakan 100 tahun kebangkitan nasional, namun negri ini masih saja dibelit urusan bagiamana menyuapi warganya yang masih banyak tinggal di bawah garis kemiskinan.
Akankah kita akan sampai pada satu titik dimana negri ini bisa dibilang sejahtera, dengan stabilitas kondisi sosial politiknya. Ah..dan bolehkah warga negri ini bermimpi suatu saat Indonesia menjadi bangsa yang besar, bukan hanya dalam ukuran tapi juga dipandang sebagai bangsa yang bisa dibanggakan.
Dan 50 tahun atau100 tahun yang akan datang tetaplah dimulai dengan saat ini. Sumbangsih sekecil apapun dari seorang penduduknya adalah kontribusi besar kita pada negara. Semoga, generasi muda mempunyai mimpi untuk melakukan hal-hal luar biasa bagi diri dan negri kita, Indonesia.
Dari sebuah titik di seberang sini, terbersit sebuah keinginan besar untuk memberikan sesuatu bagi negeriku tercinta, Indonesiaku!!huks..huks..nasionalis banget…terharu..jadi kangen Indonesia.

Selasa, 03 Juni 2008

Percakapan itu...

Percakapan itu...
Sore itu aku mendengar lamat-lamat percakapan..
" I'm give up with you!" sebuah suara kudengar penuh dengan keputus asaan.
" why?" sebuah suara dengan nada yang lebih rendah terdengar di telingaku.
" Kamu bilang akan berusaha dengan baik untuk membuang benteng-benteng itu, tapi nyatanya apa?setelah perjalanan panjang yg kau tempuh..apa?niente!!"dengan nada tinggi, suara pertama yang kudengar sepertinya sedang kesal.
"hmm..semuanya tidak semudah yang kau kira, aku tidak bisa bilang mulai saat ini harus terlepas darinya, dan berkata that's real life..aku tau pasti aku berpikir rasional tentang hal yang irrasional. Tapi, it's a process..it's takes time...and is 'not that easy!"suara kedua terdengar lamat-lamat semakin merendah.
"Senti, kamu tidak akan pernah bisa membuka duniamu selama kau masih tergantung dengan orang-orang itu. Wake up!!see the real life..tidak akan ada yang bisa masuk dalam hatimu, selama hatimu masih dipenuhi dengan orang-orang itu!
"Hatiku luas...dan orang-orang itu punya ruangan tersendiri. Tidak masalah menurutku"suara kedua masih membela diri.
"Ahhh, kau masih saja begitu...lakukan apa yang kau suka!"suara pertama sepertinya putus asa dengan pembelaan suara kedua yang masih saja tidak mendengar apa katanya.
"i know you're right..but let me in this way, TILL I CAN MAKE IT ON MY OWN!" terdengar suara kedua dengan suara yang dalam, ringan dan penuh dengan keyakinan.
Setelah itu, aku tidak lagi mendengar percakapan mereka, Ah..tapi tiba-tiba aku merasa..sepertinya aku sering mendengar suara-suara itu..
setiap hari..

Jumat, 30 Mei 2008

Hmm..Coffee Maker..Grazie!

Hmm...secangkir kopi susu hangat membantuku mengumpulkan energi saat harus pagi-pagi berangkat kuliah ke Gallenga. Brrr..apalagi saat pertama kali datang pada awal April yang lalu, saat temperatur masih di kisaran 12 derajat. Bangun pagi merupakan hal tersulit dilakukan di
Itali, bila di Indonesia biasa bangun jam 5 atau 5.30 disini..brrrr bangun jam 7 udah termasuk bangun pagi-pagi banget (subuhan disini jam 7.30an bo!). Makanya secangkir kopi hangat akan membantuku mengumpulkan jiwa yang belum menyatu dengan raga hehe.
Dan bagi penikmat kopi..hmm, kopi itali memang terkenal yummy. Dan yang lebih spesial adalah ada yang namanya coffee maker. Beneran, ini yang membuat kopi jauh..jauh..lebih enak. Dulu di indo, bisa buat kopi tubruk atau coffemix yang biasa ada tuh di supermarket dan menikmatinya bila harus begadang ada ujian, atau sebagai teman setiaku saat berkutat dengan komputerku sampai malam. Tapi, setelah mengenal coffee maker itali ini hmm..aku tambah ketagihan. Rasanya yang mantap dan kental benar-benar mampu menggugah semangat deh!

Pertama kali melihat coffee maker khas itali ini pas ada international day di UGM, dan dosenku Signora Laura Romano membuat kopi dengan coffee maker italianya, dan langsung terpesona dengan kemantapan rasa kopi yang dihasilkannya. Dan kini, tiap pagi..(nggak cuman pagi hehe..), siap-siap membuat kopi dengan coffee maker ini. eit Ternyata ada cerita di balik alat ini, seperti yang dipublikasikan oleh Prof. Jeffrey T. Schnapp dalam "The Romance of Caffeine and Aluminum”. Kafein dan alumunium merupakan dua material yang merupakan simbol dari era modernisitas yaitu kecepatan, mobilitas, kekuatan, energi dan elektrisitas. Penggabungan dari dua simbolitas tersebut merupakan gaya hidup baru yang dicari oleh peradaban manusia. Kopi dan alumunium ditemukan pada awal pertengahan abad 19 dan, paham fasis membuat alumunium menjadi logam nasional di Itali pada tahun 1930, dan membawa kedua material ini menjadi satu kesatuan yang mempengaruhi hampir semua rumah di Itali!! ya iyalah..hampir setiap rumah di Itali punya coffee maker. gli italiani alias orang itali memang penggemar berat kopi (kayaknya jarang banget tuh minum teh-kalo mereka minum teh tandanya mereka sedang sakit perut kekekek.). Kayaknya mereka (dan aku juga...) harus berterima kasih pada Alfonso Bialetti yang pada tahun 1993 membuat Alumunium Stovestop coffe maker untuk pertama kalinya. Dan alat ini yang dinamai The Moka Express sekarang ini bisa ditemukan di 90%rumah di Itali.

Alat ini punya tiga bagian, bagian dasar dimana disitu kita harus mengisinya dengan air sampai hampir penuh, kemudian bagian kedua adalah tempat kopi dimasukkan sampai penuh, dan bagian terakhir adalah yang paling atas, tempat air yang kita masukkan di bagian bawah yang setelah mendidih akan naik ke atas menjadi sari kopi yang siap disajikan. Hmm...aku dan teman indonesiaku biasanya menikmatinya dengan ditambah gula dan susu..dijamin tambah mantap. Tapi kebanyakan orang itali, seperti halnya dua orang teman rumahku dari Milan dan Sicilia yang bisanya menikmatinya bener-bener cuman kopi-kopi aja..weeeew..
Hmm..harus siap-siap beli alat bikian Bialletti ini menjelang kepulanganku akhir bulan depan, ingin tetap menikmati spesialitas rasanya walaupun sudah di Indonesia..alih-alih..sebagai pengobat rindu hehehe...





Rabu, 28 Mei 2008

Tips Jalan-jalan di Itali


sebenarnya aku belum terlalu pantes untuk kasih saran or tips-tips buat jalan di Itali. Tapi berdasarkan pengalaman menjelajah ke beberapa kota, bolehlah aku menuliskan beberapa tips yang mungkin berguna buat yang mau jalan-jalan dengan budget cekak hehehe...


1. Pertama, pilih transportasi apa yang bakal dipakai. Di Itali, ada banyak pilihan, mo pake pesawat (huuu..mahal, tapi ada yang murah kok, temenku ke paris pake Ryan Air bolak balik cuma 45 euro. see at http://www.ryanair.com/. tapi harus setauku booking n bayarnya pake kartu kredit). Atau ada boleh coba airitaly kayaknya tarifnya juga miring check di http://www.airitaly.it/. Trus pilihan yang biasanya kupilih adalah naik kereta, lebih murah dan cukup nyaman. Sebelumnya check dulu mau pake jenis kereta apa, ada regionale, intercity, eurostar. lihat di http://www.trenitalia.com/ , disitu kita bisa milih jadwal perjalanan, mau pake kereta jenis apa (kalo budget mepet pilihlah selalu kereta regionale karena paling murah). Di situs itu kita bisa memilih rute perjalanan, melihat harus transit di kota mana, atau harus atau tidak ganti kereta serta yang paling penting adalah chech harga!!! hehehe..pilihlah rute dengan kemungkinan harga terendah. Selain kereta, bisa memilih naik bis antar kota. di daerah provinsi umbria ada bis Sulga (http://www.sulga.it/), dan di toscana ada bis Sena (http://www.sena.it/). Biasanya ada tarif yang sangat menggiurkan bila booking lewat internet dengan kartu kredit. terakhir, tipsnya berteman baiklah dengan sahabat yang punya mobil hehehe azas manfaat banget..yipiiie kayak pas ke Gubbio dan Montefalco, selain sangat nyaman dan enak..dijamin gratis!!

2. Penginapan
Ini penting bila perjalanan jauh, dan mengharuskan kita untuk menginap. Buat kantong mahasiswa yang menggantungkan hidup dari beasiswa..huu ini perkara rumit dalam merencanakan budget perjalanan. Kecuali ada yang mo backpacker sejati yang nginep di stasiun ato di taman-taman kota (sangat tidak dianjurkan untuk perempuan, molto pericoloso alias sangat berbahaya!). Mendingan carilah informasi youth hostel di kota setempat. Youth hostel ada setiap kota-kota besar di dunia (kayaknya di indonesia juga ada..hmm mungkin cuma di bali hehe), kalo di itali hampir semua kota besar terdapat youth hostel. check informasinya di http://www.hihostel.com/ untuk youth hostel internasional, atau klik di http://www.ostellionline.org/ untuk youth hostel khusus di italia. Lebih baik lagi kalo jadi hostelling international member, tarifnya akan lain (cuman ternyata harus 6 kali nginep baru diakui jadi anggota penuh huks..huks..sebelum enam kali menginap tarifnya masih sama dengan yang bukan member). tapi walapun begitu tarif yang dikenakan youth hostel jauh lebih murah dibandingkan bila kita menginap di hotel. Biasanya sekamar ada beberapa bed, dan ada locker khusus untuk setiap penghuni, maksimal menginap 3 hari dan diharuskan check out dari hostel jam 10 pagi. Harga termasuk sarapan (walaupun sarapan ala penjara..tapi cukup mengganjal perut kok.roti keras, butter, mille, jus jeruk yang super encer, kopi yang nggak kentel hehehe). Trus ada satu wadah yang menarik untuk dicoba, jadi anggota http://www.coachsurfing.com/ menurut crita siy kita bisa nginep gratis di rumah orang yang jadi anggota situs itu yang tinggal di kota yang kita kunjungi. Wew..sepertinya menarik untuk dicoba!

3. Makanan

Nah ini urusan perut nggak boleh disepelekan. Biasanya makanan-makanan di itali harganya mahal amit (dan buat lidah jawaku, nggak pas kekekek). Paling adanya cuma Pizzeria, jangan bayangin kayak di indo yang begitu keluar ada warung bakmi tektek, bakso hmmm..Makanya bawa bekal dari rumah, biskuit yang mengenyangkan, buah (ckck jadi nggak rif bawa 6 apel ke Paris? thanks buat apelnya pas di venezia). Atau bila tinggal lumayan agak lama 2-3 hari mending belanja di supermercato dan pilih makanan-makanan yang mudah dimasak atau siap santap. Pilihan lain adalah McDonald!! yei.. tapi jangan berharap ada nasi panas dengan ayam tepungnya yang menggugah selera, paling ada kentang dan nudget..tapi lumayan mengenyangkan. Kebab juga pilihan menarik untuk dicoba, dijamin halal dan mengenyangkan, sayangnya tidak disetiap kota kebab gampang ditemukan.

4. Tourist information

Datanglah ke tourist information di kota yang kita kunjungin. Biasanya di situ tersedia buklet informasi tempat-tempat wisata ataupun peta. Kadang ada yang gratis, tapi kebanyakan bayar huks.

5. Informasi lapangan

Cari informasi tentang kota yang mau kita kunjungi via internet. Biasanya setiap kota punya sistem transportasi sendiri (Perugia pake pullman dan minimetro-hmm turis asli itali aja gumum pas pertama naik minimetro yang mirip mainan di Dufan-), di Milan dengan sistem metropolitana dengan beberapa jalurnya (huks pernah kena calo tiket metropolitana..hati-hati milan agak tidak ramah), di venezia dengan sistem vaporettinya dengan kartu ACTV card. Dan jangan lupa tempat-tempat yang MUST TO SEE di kota itu harus masuk list perjalanan.

6. Atur waktu

Usahakan pergi pagi-pagi dan atur waktu untuk masing-masing lokasi kunjungan. jangan molor, nanti bnayak list yang tidak bisa tercapai.Be on time..ketinggalan jadwal kereta yang udah kita tetapkan bisa runyam urusan.

7. Jangan pergi ke kota besar di il ponte settimanale

Nah, ini siy tergantung pribadi masing-masing, mo jalan-jalan liat lokasi wisata atau mo liat -liat pengunjungnya hehe. Soalnya di il ponte settimanale (kalo istilahnya di indo tuh liburan hari kecepit)dijamin kalo di kota-kota besar penuh sesak dengan pengunjung, jadi nggak nyaman untuk jalan-jalan (pengalaman di firenze saat di ponte settimale nggak nyaman banget, di semua tempat kayak pasar).

8. Nawar oleh-oleh

Dulu dosen bahasa italiku di UGM Sigr.Laura Romano wanti-wanti, kalo di Itali tuh nggak ada istilah tawar menawar kayak di indo. Tapi...teteeep nawar disini! (asal jangan nawar pas beli di supermarket..tu namanya kebangetan ^_^). Berdasar pengalaman, pas mau beli oleh-oleh..iseng-iseng nawar eh, dikasih. Syal inceranku di Pisa bisa kebeli 4 euro (Quattro per favore..hehe tawarku dengan wajah memelas) eit dikasih lho..biasanya si penjual akan lebih terkesan kalo kita bisa bahasa itali, yup pasti dikasih diskon deh. Miniatur gondola yang kita beli rombonganpun bisa dikasih diskon (ssstt silenzio!! non dire a mio frattello..sssst diem, jangan bilang-bilang abangku ya-hehe si mas-mas ganteng itru berujar sambil membungkus 3 miniatur gondola kami. Demikian pula pas mo naik gondola, pokoknya nawar...nawar!. Bawalah budaya indo yang suka nawar..emang orang indo demen yang murah-murah ya....

Gitu deh sedikit tips jalan-jalan di itali. Maaf kalo kurang lengkap, secara baru sedikit kota-kota yang kujelajahi. Silahkan kalo ada yang mau menambahkan posting di comment.

Ok. Buon Viaggio!!

Selasa, 27 Mei 2008

PERSETERUAN MILANISTI VS INTERISTI


Bola di Italia adalah agama!! yup..melecehkan klub kebanggaan mereka sama saja seperti menghina harkat martabat meraka. Dulu, tidak pernah terpikir akan sekental itu irama persaingan antara para tifosi sepakbola. tapi setelah mengalami sendiri kejadian di Milano, 18 Mei lalu..hmm..italia..benar-benar negrinya bola. Sepulang meleburkan mimpi-mimpi di San siro dan dikepalaku masih tergantung pertanyaan "Kapan ya bisa kesini lagi", tiba-tiba tatkala kami tengah melangkah menuju fermata metropolitana QT8 menuju Duomo Milano,kami dikejutkan suara klakson mobil yang menderu..tleet..tleeet..sangat mengganggu!! dan saat kumencari sumber suaranya..argghh ternyata para tifosi interisti yang tengah merayakan gelar scudetto yang baru saja direngkuhnya...Ah, aku lupa kalau bila Inter menang di pertandingan terakhir ini, maka inter bakal jadi Campione di italia (but honestly...mendingan roma yang jadi scudetto!!-blep ini perseteruan abadi interisti vs milanisti"). Jadi ramailah di jalan-jalan mobil-mobil yang berpawai kemenangan. Dan parahnya..kami salah kostum!! Bukan salah kostum siy, secara kami baru saja nonton perrtandingan Milan vs Udinese, maka laik halnya kalo kita berkostum lengkap merah hitam ala tifosi rossonero yang lain.Tapi..dijalan-jalan, hmm berpuluh-puluh interisti memandang kami dengan pandangan mengejek.dan bukan itu saja, keluarnya kata-kata kotor dan hinaan pada kami, para milanisti. "Congratulazione, Milan entra nel UEFA!" huks menyakitkan..ejekan yang pedas. Yup, sementara Inter merayakan keberhasilannya menjadi scudetto, Milan walaupun menang di partai terakhir tetap saja harus berbesar hati dengan hanya bisa masuk zona UEFA karena hanya berhasil menempati posisi kelima sampai akhir musim. Dan hal itu merupakan kesenangan yang luar biasa bagi para pendukung inter alias Interisti.


Kami akhirnya sampai fermata QT8, dan sesuai rencana kami menuju Duomo milan. Demi keamanan temanku menyarankan untuk melepas atribut milan, yup..dari pada tiba-tiba dipukul nggak jelas..tapi jilbab merah dan kaus merah yang kukenakan (walaupun nggak bertuliskan AC Milan) tetap saja menarik perhatian. Seperti tergambar peraturan tak tertulis di hari itu "DILARANG MEMAKAI BAJU MERAH".arggh lumayan gondok juga, dan metropolina telah penuh sesak dengan para interisti yang bergerombol, menyanyi keras-keras dengan kaki yang dihentak-hentak.kan ke dasar kereta..riuh rendah..ribuut banget. Keluarlah kata-kata cemoohan bagi milan. huks..aku sakit hati..(huuh sabar..).


Dan yang lebih tidak menyenangkan lagi, ternyata metropolitana tidak berhenti di Duomo karena berbahaya, demikian pengumuman yang terdengar di metropolitana..ah, aku baru sadar. Pastinya beribu-ribu interisti bakal menyesaki duomo Milan sampai malam untuk menggelar pesta besar-besaran..uffhhh "nggak jadi jalan-jalan deh".


Jadinya kami memutuskan untuk kembali ke youth hostel pierro rotta di via salmoraghi, dan di metropolitana masih saja interisti hilir mudik beryel-yel tak kenal lelah. Ah, akhirnya aku dan temanku dapat tempat duduk, di sebelah kiriku ada bapak-bapak separuh baya dengan kaus inter..hmm..pasti salah satu interisti. Bapak itu bergumam tidak jelas, kemudian menyapa kami, pasti menilik baju kami yang merah-merah dan kantung belanjaan yang berisi syal dan pernak-pernak milan menyembul di permukaan. Akhirnya aku berucap "Complimenti..", aku mengucapkan selamat dengan tulus..kupikir tadinya, bapak ini tifosi inter yang nggak fanatik banget. Kemudian bapak itu tersenyum kecil.."complimenti anche per Milan che entra nel UEFA!"bla..bla..baru kusadari setelah bapak itu tertawa mengejek. Argghh..perche? kenapa..udah baik-baik ngucapin selamat kok balesannya nggak enak. Tapi sudahlah..mungkin aneh bagi mereka untuk saling berbaikan.


Yah, benar..seperti yang kulihat di beberapa tulisan yang tertera di syal milan. Tadinya aku nggak nggeh saat membaca "IO NON HO CUGINO" (Aku tidak punya Sepupu), atau "ODDIO MIO CUGINO (aku benci sepupuku)"hmm..ternyata yang dimaksud CUGINO adalah INTER!!!Ahhh..ya..baru ngerti. Ternyata klub yang didirikan tahun 1899 oleh Alfred Edward, seorang ekspatriat inggris ini memang punya sejarah perseteruan panjang dengan tim sekotanya, Internazionale alias Inter. Milan pada awalnya didukung oleh kaum pekerja dan kelas buruh di Milan (umumnya merupakan para pendatang dari daerah Italia selatan), sementara Inter lebih didukung orang-orang kaya. Meskipun begitu, belakangan ini basis pendukung telah banyak berubah. Milan sekarang dikuasai oleh raja media dan Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi, sementara Inter dimiliki pebisnis garis tengah-kiri, Massimo Moratti. Namun begitu, basis pendukung Milan mayoritas berhaluan politik sayap kiri, berseberangan dengan Inter yang didominasi oleh pendukung yang secara tradisional berhaluan sayap kanan. Grup pendukung (ultras) yang terkenal dari Milan adalah Fossa Dei Leoni yang beraliran ekstrim kiri, dan Brigate Rossoneri yang beraliran ekstrim kanan. Yup, karena perseteruan yang tak berpenghujung ini, aroma persaingan amat kental terasa di kota mode ini. Jadi, hati-hatilah bila datang ke Milan buat nonton derby della Madonnina (Inter vs Milan), dijamin bakal sport jantung, apakah bakal terjadi kerusuhan atau tidak.

Yang jelas pengalaman tidak mengenakan di Milan, membuatku merasakan sendiri atmosfer persepakbolaan yang begitu kental di Italia...

Tetep Forza Milan!! musim depan harus jagoan lagi!!!

Jumat, 23 Mei 2008

Venezia..La Serenissima citta

Sabato, 17 Maggio'08
" Bu..bu..kita udah lewat stasiun mestre.." tiba-tiba tubuhku diguncang-guncang teman seperjalananku. Upps.. padahal aku tengah dibuai mimpi..aku mengerjap-ngerjapkan mata, jiwaku belum terkumpul benar. Ughh..badanku terasa begitu penat, perjalanan dari Terontola naik intercity menuju Venezia lumayan panjang, namun baru menjelang pagi aku bisa tertidur. Hah..Mestre? jangan-jangan kami kelewatan stasiun. Aku buru-buru membuka buku perjalananku..hmm harusnya kami turun di stasiun Venezia Santa Lucia. Ah...untung ibu-ibu yang seruangan dengan kami menjelaskan kalo stasiun venezia santa lucia, adalah pemberhentian berikutnya..ah..lega. hmm tapi masih terpikir mimpi yang terpotong tadi, aku tersenyum kecil.."hmm lui..sempre cosi..!"
Ah, lewat jendela terlihat kerlap kerlip lampu di tengah-rengah kanal air, kota Venezia menjelang pagi..nampak tenang, indah, anggun. Sebuah pemandangan yang menyejukkan mata dan yang pasti akan membekas di hati.
05.20 Sta.Venezia Santa Lucia.

-Di depan Sta. Venezia Santa Lucia-

Hawa dingin menyeruak menyambut kami saat kereta intercity tiba di sta.Santa Lucia. kurapatkan jaket dan syalku..brrr dingiin. Ah..tapi diseberang sana kerlap kerlip lampu menjelang pagi di tengah-tengah grand kanal langsung mempesonakan pandangan kami. Yipiiie kami benar-benar telah menjejakkan kaki di Venezia, the land of my dream. Tak sabar rasanya ingin menjelajahi kota ini dan melihat sendiri pesona kota yang selama ini membayangi pikiranku dengan karisma eksotismenya yang menawan. Sambil menunggu pagi kami sarapan biskuit bekal perjalanan di scalettina depan stasiun (huks..kasian banget ya..kangen deh makanan indo!!), nampak gondola-gondola terpaut di kayu-kayu penggait.Hmm...gondola itu, bisa nggak ya menaikinya nanti???

08.00. Vaporetti menuju Pulau Lido
Di setiap perjalanan pasti menyisakan pembelajaran, begitu juga kali ini. Tanpa dinyana dua orang ibu memberikan kami 2 tiket vaporetti (bis air khas venezia) senilai 21 euro weeew..ibu itu harus meninggalkan venezia lebih cepat dari rencana mereka, jadi mereka memberikan kami tiket tersebut. Hmm 21 euro e tanto!!lumayan bgt buat kami...yipiie dan dengan tiket ACTV travel 36 jam itu kami bisa berkeliling venezia gratis!.
Lalu terpikir di kepalaku..hmm aku ingin juga melakukan hal-hal seperti itu saat aku sudah merasa berlebih! eitt...tiba-tiba sedetik kemudian kepalaku berkata "trus kapan kamu merasa berlebih"ups..salah..yah manusia, kalo mo nunggu sampai merasa berlebih...kapan?nunggu sampai mati?" begitulah..ingin melakukan hal-hal tak bernama pada orang-orang yang bahkan tak kita kenal namanya. Jadilah kami menuju pulau lido, menyusuri kanal-kanal venezia yang di kanan kirinya terlihat bangunan-bangunan dengan arsitektur yang menawan. Venezia..la piu bella citta nel mondo!..

08.40 Isola Lido
Memang lido bukan merupakan isola yang terkenal di Venezia, namanya bahkan baru kudengar disini. Yang dulu sempat kubaca, ada dua isola terkenal di Venezia yaitu Murano dan Burano...eit kami malah memilih ke Lido. Tapi lido juga menawan, damai dan tenang dengan penduduknya yang ramah. "sei parla L'italiano bene.."ujar ibu penjual cartolina dengan senyumnya yang hangat. Berjalan-jalan sebentar, menyusuri pantai..eit bukan pantai ding..tapi daerah perbatasan daratan dan air..che divertente!

10.05 Piazza San Marco
Kami memutuskan untuk segera menuju tujuan utama yaitu..Piazza San Marco!!! tempat yang paling terkenal di Venezia..hmm tapi cuaca hari itu tidak terlalu bagus..gerimis rintis mengiringi langkah kami menapaki piazza San Marco. Hmm bangunan pertama yang mempesonakanku adalah...Ponte dei Sospiri! alias bridge of sigh..jembatan keluh kesah. Terkenal banget jembatan ini, aku teringat koleksi gambar-gambar veneziaku dari ensiklopedi, wah memang seindah aslinya. Ada sebuah mitos di ponte ini..kalo melintasi di bawah jembatan ini naik gondola dengan..hmm someone spesial, trus pada saat yang sama lonceng campanile berbunyi..deng..deng..deng...their luv will abide forever..kyaaa..mitos banget!boleh percaya boleh enggak...
Penjelajahan berikutnya adalah meruntuti keindahan Basilica San Marco yang berdiri kokoh dan megah..Ah, akhirnya aku bisa melihat juga bangunan aslinya setelah sekian lama hanya menatapnya dengan kagum dalam gambar di ensiklopedia, memang benar-benar anggun dan indah dengan gaya arsitekturnya yang khas. Di sekitar piazza, juga terdapat San Marco TowerBell yang menjulang tinggi seakan ingin menaklukan langit dengan warnanya yang merah kecoklatan. Bawalah remah remah biskuit bila ke venezia..ya..bermain dengan ratusan burung merpati yang berebut mencicipi remahan biskuit merupakan hal menarik yang bisa dilakukan di piazza.

13.15.Gondola..
- Naik Gondola bareng Widya dan Arif..
unforgetable moment-

Yipieee..akhirnya kesampain juga bisa naik gondola, walaupun kantong jadi bolong setelahnya. Tapi demi pengalaman tak terlupakan, kami pikir tak apalah..apalagi harga yang kami dapat lumayan miring, 20 euro per orang..hmm menurut wikitravel yang kubaca, itu harga yang lumayan buat naik gondola, karena naik gondola memang agak mahal. Gondola yang berbentuk kapal kecil berwarna hitam itu memang khusus buat turis, untuk transportasi biasa menggunakan vaporetti (bis air) ataupun taksi air. Jadilah...kita berkeliling di sekitar grand kanal piazza San Marco dengan gondola. Dan permintaan spesialku ke gondolier (orang yang mengayuh gondola) adalah..ngelewatin Ponte dei sospiri alias jembatan keluh kesah yang terkenal itu, huks tapi secara yang bersamaku adalah sahabat-sahabat tercintaku..jadi wish-nya..semoga persahabatan kami langgeng selamanya hehe..mitosnya berubah bo!
Sayang gondoliernya juga nggak mau nyanyian lagu "O Sole Mio" hmm tu lagu memang khas banget buat dinyanyian saat di atas gondola..mungkin karena harganya diskon..jadi pelayanannya juga didiskon ya kekekek...
Ternyata gondoliernya juga memakai seragam khusus, bergaris garis hitam putih, dan konon yang boleh jadi pengayuh gondola adalah lelaki asli Venezia.
Ah...sangat menyenangkan pengalaman pertama naik gondola..i wish someday..bisa mengulanginya lagi..kapan ya...???sama siapa ya???kekekek solo Dio Chi sa!

02.15. Vaporetti
Melintasi Murano dan Burano..dua isola terkenal itu. Murano terkenal dengan industri kaca dan gelasnya yang cantik, sementara Burano merupakan kota nelayan yang eksotis, dengan warna warni rumah nelayannya yang dinamis. tapi argghh kami terlalu lelah untuk turun dan menjelajah...perjalanan panjang dari perugia naik kereta semalam ternyata menyita energi kami. Jadilah kami hanya muter-muter dengan vaporetti..yup wisata di atas air. Dan juga waktu yang sempit karena harus ada di stasiun Santa Lucia jam 3 sore membuat kami tidak bisa maksimal berkeliling venezia. kereta yang akan membawaku mewujudkan mimpi di Milano telah menanti di venezia Santa Lucia.
Ah..Venezia..vorrei andare a qua un giorno..sicuramente!
Pasti, akan kujejaki lagi! Venezia..
Venezia.17 Maggio 2008












Kamis, 22 Mei 2008

The Greatest Moments of My Life


San, Siro 18 maggio 2008

"Tesoro..Ho porto un cuore da lontana...
Ho fatto un viaggio per molte cose..
Per Te..Milano...Italia..e per il mio grande sogno..
Grazie per fare un grande parte della mia vita..carissimo, Kakito"

Menjejakkan kaki di San Siro selaiknya Santiago yang mencapai piramida-piramida impiannya, dan begitulah getaran perasaan yang kurasakan saat akhirnya perjuangan panjangku menemui puncak mimpi. San Siro..dimana kulabuhkan sebuah hati, hati yang kubawa dari jauh, dari sebuah titik diujung sana..yang mungkin tak terlacak peta. Berangkat dari sebuah ketidakmungkinan, tapi berkat kekuatan energi ekstrapolasi mimpi-mimpi (nyontek istilahnya andrea hirata niy..) pada akhirnya semua berujung pada sebuah kenyataan sebagai jawaban dari berlikunya perjalanan yang kutempuh.
Setiap orang tau pasti apa mimpi-mimpinya, hanya saja ada yang membiarkannya hanya menjadi imaji yang membayangi dan menjalani hidup dalam khayalan semu yang menyenangkan tanpa mempunyai keberanian untuk mewujudkannya, tapi ada juga yang berbekal keyakinan bahwa segala ketidakmungkinan mewujudkan mimpi adalah sebuah dusta besar, ia memilih untuk berjalan setapak demi setapak, berpeluh dalam pahit, getir, manis dan permbelajaran di setiap tapak yang dijalaninya.Dan ia percaya penuh langkah-langkahnya menuju sebuah titik..seperti piramidanya Santiago dalam the alkemis. Dan aku..adalah Santiago yang telah menemukan piramida-piramida mimpinya.
Dan karena itulah kukatakan 18 maggio 08. The Greatest Moment of My life..
Pada titik ini, aku menengok ke belakang dan terlintas sederet peristiwa dan perjalanan panjang. Tergambar jelas saat harus duduk di bawah beralaskan koran bekas di kereta ekonomi parahiyangan menuju bandung, meringkuk berpeluk tas backpackku tatkala menunggu pagi menjelang di stasiun senen, tersesat di terminal Pulo Gadung dan saat terduduk diam di depan kantor DIKTI menjelang magrib tanpa tau harus kemana. Berbenturan dengan keadaan sulit dan pahit, berurusan dengan orang-orang sulit, dan pernah mengutuki nasib. Pernah kurasakan badai dalam hidup dimana mimpi yang hampir kugenggam tiba-tiba dirampas di tengah jalan, dimana dunia terasa terbalik.
Tapi itulah perjalanan panjang yang penuh pembelajaran, aku tidak pernah menyesal mengerahkan seluruh energi untuk sampai pada puncak-puncak mimpi.
Bermimpilah, dan kau harus mempunyai keyakinan dan keberanian untuk mewujudkannya..
Dan niscaya seluruh jagat raya akan membantumu untuk mewujudkannya.

Yipieee..The Red Devils..Campione..Campione..



Yipieee...Complimenti!

Yuhui..The Red Devils akhirnya meraih double winner tahun ini. Setelah pertarungan panjang yang harus diakhiri dengan adu penalti yang mendebarkan melawan The Blues Chelsea, akhirnnya setan merah berhasil merengkuh kembali supremasi tertinggi di eropa. Yup..juara liga champhions..gelar paling prestisius di kancah persepakbolaan eropa, akhirnya kembali ke kandang Old Trafford setelah meraihnya dengan dramatis pula pada tahun 1999.

Mr.Alex Fergusson..hmm ni pelatih yang telah lumutan sejak aku jatuh cinta sama MU zaman SMAan..eit ternyata sampai sekarang masih piawai juga menggabungkan darah-darah muda kayak si bengal crist ro, teves, carrick dkk dengan mentalitas matang pemain-pemain senior kayak scholes, giggs. Walah Ryan giggs...ni pemain setia banget sama MU, udah karatan tapi tetep bisa menunjukkan tajinya...Ah, David..i wish U still there (huu..sedih deh si pangeran MU yang terusir dari Old Trafford 2003). Pertandingan semalam lumayan menunjukkan kelasnya, permainan yang apik dan terbuka, secara kedua tim udah hapal tipe permainan masing-masing..yup..all english final..bahkan hampir di semifinalpun dipenuhi tim-tim dari inggris raya. Memang musim ini tim-tim dari daratan pangeran charles ini tengah menguasai eropa. Yah..Calcio..pada puncak kejuaraannya selalu memperlihatkan dua sisi yang berbeda..crist Ro yang menangis tersedu saking terharu dan bahagianya(plus nyesel dikit gara2 penaltinya nggak masuk), dan di sisi lain il capitanonya Chelsea John Terry tak bisa menahan tangis di pelukan pemain lain yang menghiburnya..piala champhions terlepas dari tangan, dan salah satunya karena tendangannya melebar dari gawang Edwin van der Saar. Dan begitulah sisi sepakbola yang selalu menarik untuk dinikmati. Dan hanya penggemar sejati yang tau rasanya..hehehe..bagiku Football is life..bukan hanya sebuah permainan menggocek bola, entertainment ato pemain2 yang rupawan. Bola telah menjadi bagian hidup sejak SD kali ya..mendarah daging, dan banyak memberikan pelajaran bagaimana berjuang sampai akhir, dan berjiwa besar saat harus menerima kekalahan.

Complimenti Manchester!! Bravo...salam buat seluruh the red devils..yipiee..double winner!

Kamis, 15 Mei 2008

Selasa, 13 Mei 2008

Dio..Chi e??

Dio..Chi e??
Dio..Chi e' (Tuhan..siapa dia?)..per me non c'e Dio.. (bagiku..Tidak ada Tuhan). Dia mengucapkan kalimat itu dengan ringan, tanpa ekspresi seperti biasa..Tapi kalo mau ujian, baru aku ke Tempio untuk berdoa..kali ini dia nampak tertawa sambil mengatakannya.
"sono budismo, ma non credo Dio" (Aku seorang penganut Budha, namun aku tidak percaya adanya Tuhan).
Aku memandangnya sekilas, menilik mata sipitnya sebentar saat kami berada di kereta menuju Chiusi-Chianciano Terme untuk pulang ke Perugia. Hmm..mungkin bila aku terus berlumut di Indonesia, aku tidak akan pernah mendengar pernyataan seperti itu..hmm mengejutkan, namun begitulah realitas adanya banyak pandangan manusia atas hidupnya. Mereka merasa bebas, tidak terikat, dan kadang berbicara atas nama rasionalitas dalam mensikapi kepercayaan suatu agama. "Agama di jepang, bukanlah hal yang penting" tukasnya menambahkan. Yah...kadang saat aku bertanya pada seorang Giapoonese (orang jepang) di kelas " sei buddhismo?".."hmm..Non Lo so!" (hmm.. aku tidak tau).
Begitulah sebuah cermin yang bisa kubaca..walau mungkin hanya permukaannya saja. Aku bukanlah ingin menyudutkan suatu bangsa, ataupun suatu pandangan akan kepercayaan. Aku hanya melihatnya sebagai suatu diversitas pandangan manusia akan keberadaannya sebagai makhluk di dunia. Tidak bermaksud untuk mengedepankan suatu agama sebagai agama yang paling benar.Bagiku agama adalah way of life..agama bukanlah setumpuk larangan dan kewajiban..bukan suatu aktivitas religius tanpa makna, bukanlah suatu hukum perdagangan dimana kita harus runtut menghitung pahala. Dan bukan sekedar memandang lurus akan tujuan akhir surga atau neraka, sama sekali bukan. Ingin menyerapinya sebagai bagian dari langkah dan sikap hidup. Dan dengan melihat berbagai perbedaan pandangan, aku belajar..bukan untuk menghakimi, tapi untuk lebih mengerti, Spero studiare bene..