Selasa, 11 November 2008

Gaya Nulisku Berubah?

Mungkin yang sudi meluangkan waktu untuk berkunjung ke blogku, pastilah telah sedikit mengenal gaya tulisanku sekarang. Bagaimana? ehehe..akupun tidak tau tulisanku berstyle aapan. Roomateku dulu di perugia bilang " aku pengen nulis..tapi nulisnya harus bagaimana?". Entahlah bagaimana seseorang menemukan stylenya sendiri. Yang jelas kini saat aku menulis, ya begitulah cara aku bertutur, tidak ingin menyontek ciri khas penulis-penulis yang sudah terkenal. Walaupun mungkin saja secara tak sengaja, ada saja yang terbawa dalam gaya tulisanku. Tapi eits..akhir-akhir ini banyak yang berkomentar tentang gaya tulisanku kini. Yup, tentu saja sahabat-sahabat ini yang memang dari dulu tau style tulisanku hingga bisa mengamati perubahannya. Seorang sahabat yang dulu seorganisasi di BIOMA, sebuah organisasi pers kampus berkomentar akan tulisanku kini.
" beda dengan yang dulu wi, dulu tulisanmu banjir dengan kiasan, metafor, lebih terselubung. Kok sekarang tulisanmu lugas" jelasnya di kamar kosku saat dia menginap semalam.
Mungkin benar apa yang dikatakannya, akupun merasa sekarang ini tulisanku cenderung lebih lugas, jelas, nggak banjir lagi dengan kiasan dan metafor yang kadang membuat tulisanku jadi berat. Yang jelas aku merasa kehilangan "romantisme, rayuan gombal dan kata-kata melangit yang dulu membanjiri tulisan-tulisanku hingga kadang lebih cenderung terlihat norak daripada romantis"ehehe..benar, entahlah..aku dulu begitu sibuk dengan diksi cantik pada barisnya, tapi kosong pada esensi. Sepertinya kata-kata metafor yang melangit itu menutupi apa esensi sebenarnya dari tulisanku itu (eleeh emangnya sekarang sarat esensi????)
Walaupun bari-baru ini aku menang sayembara surat cinta yang diselenggarakan gagasmedia dan sebentar lagi akan dibukukan, tapi jujur saja..aku menganggap 2 karyaku yang menang itu tidak seromantis biasanya surat cinta. Atau mungkin, aku telah mengejawantahkan romantisme dalam sisi yang berbeda. ..cieh..cieh. Tidak lagi melulu kata-kata dengan diksi yang diatur rapi jali, tapi lebih menekannya pada kesederhanaan penuturan?hingga para juripun terhanyut pada haru biru kisahku ehehe..
Halah entahlah, aku juga bingung..
Pun saat mantan Pimredku yang kini asyikberkecimpung di dunia penulisan berkomentar "yu, gaya bertuturmu sudah khas, enak dibaca bla..blaa...." komentar beliau ini plus pujian yang entah memang benar adanya atau sekedar untuk membuatku senang hehehe..tentu saja membuatku terus bersemangat untuk menulis.
Style menulis, apa yang ditulis, dari sisi mana si penulis melihat suatu hal yang ditulisnya, berkembang dan berubah mengikuti jiwa penulis yang terus bertumbuh, itu menurutku. Tapi tentu saja rumus praktis menulis dengan "yang penting nulis..nulis..dan terus nulis!!!" memang benar adanya, semakin sering menulis, otak dengan pena, ataupun dengan tuts keyboard nampaknya semakin bersinergi dan menghasilkan tulisan yang paling tidak menyenangkan dan memuaskan diri sendiri saat membacanya.
Thanks..buat yang telah memberi apresiasi pada tulisanku ^_^.

Senin, 10 November 2008

Cuaca mendung..hati nggak boleh ikut mendung

Ujaaannnn terus..hufff ternyata bukan hanya Bogor yang dilabeli kota hujan, kayaknya Purwokerto juga layak untuk menyandangnya. Bagaimana tidak, memasuki musim hujan ini..alamak..hampir setiap hari hujan. Masih beruntung kalo mentari di pagi hari masih berkenan untuk tersenyum, tapi kalo pagi-pagi sudah diawali dengan gerimis rintis..hmm kadang bisa membuat hari kelabu!
Padahal sih..nggak boleh begitu. Kok cuaca bisa mempengaruhi suasana hati?jadi mellow-mellow gimana..atau jadi kadang kurang bersemangat dan nggak konsentrasi (kayak iklan pocari sweat itu tuh). Padahal misalnya hujan pun hanya butuh payung untuk kembali beraktivitas bukan??? Nah..tanyakanlah pada diri anda kenapa cuaca mempengaruhi suasana hati? aneh kan... Tapi anehnya juga aku juga sering terkena sindrom itu ehehe...
Yah, kadang hujan yang biasanya terjadwal menjelang jam 2 siang, membuat aktivitas otomatis di luar terhenti setelah Purwokerto diguyur hujan. Parahnya lagi hujan yang pada awalnya mengguyur deras..kemudian berubah menjadi gerimis rintis, dan ini yang biasanya berkepanjangan sampai malam. Makanya nampaknya lebih enak berkelubut selimut, atau leyeh-leyeh sambil baca-baca buku sambil minum kopi di kamar kos?ehehe..
Hujan! kadang asyik menikmati guyurannya saat memacu motorku di jalanan, menikmati derainya yang dimuntahkan langit. Atau senang mencium bau tanah saat hujan baru mulai rintis menangis. Kadang, suasana yang sedikit mellow karena rintis hujan yang menyapa di jendela menginspirasiku untuk menulis. Tuh kan ternyata ada enaknya juga hujan...
Di Indonesia ini memang hanya mengenal 2 musim, musim panas dan musim penghujan. Musim panas terkadang menimbulkan kekeringan dan kekurangan air bersih di berbagai daerah, sementara pada musim hujan masyarakat harus dihantui dengan banjir. Untunglah, Purwokerto yang terletak di kaki gunung Slamet ini termasuk dataran tinggi, hingga kecil kemungkinan untuk terjadinya banjir. Namun, tidak dengan rumahku di selatan sana, desaku yang kecil itu sangatlah berpotensi untuk terkena banjir. Ahh, semoga musim penghujan ini tidak menyebabkan banjir di desaku. Terus terang saja, banjir selalu membawa efek yang tidak mengenakkan. Siapa sih yang suka banjir?apalagi bila harus mengungsi huks..huks..
Tapi sudahlah..bagaimanapun hujan tetaplah salah satu berkah kok.
Pokoknya..walaupun ujan! hayuk tetep produktif!

Senin, 03 November 2008

Yipiie..Buku pertamaku akan segera terbit!


Masih ingat postingku tentang menulis adalah jalan hidup? Yup, memang benar, hari ini aku melihat pertanda bahwa aku harus terus melangkah dan mewujudkannya. Tadi siang, di tengah kesibukanku seperti biasa, rapat untuk pelaksanaan Praktek Belajar Lapangan III yang akan dilaksanakan minggu depan, tiba-tiba dering HPku berbunyi, kulihat nomornya..nomor Jakarta, segera saja kuangkat.
"Benar ini dengan mba siwi pramatama..bla..bla..kami dari gagas media, menginformasikan kalau karya anda menjadi pemenang sayembara surat cinta dan akan segera dibukukan" terang si mba alit dari redaksi gagas media.
Hmm..yipiiee..kejutan yang menyenangkan! mungkin ini yang dinamakan keberuntungan pemula! orang yang main kartu akan selalu menang pada permainan pertamanya, kata Paulo coelho.
" Ada yang dinamakan keberuntungan pemula. ada daya yang menghendaki engkau mewujudnya takdirmu, kau dibiarkan mencicipi sukses, untuk menambah semangatmu"
begitu kata si suhu kehidupan ini..ya..ya..ya mungkin benar!
Dan yang lebih membahagaikanku adalah, ini karya pertamaku yang akan dibukukan!!! kyaa senengnya..maaf norak ehehe..maklum bagi penulis pemula sepertiku walaupun buku yang akan diterbitkan berupa karya rombongan penulis-penulis yang memenangkan sayembara, tapi toh lumayanlah..bagiku rasanya tetap luar biasa ^_^.
Dua bulan ini mengirimkan naskah ke ketiga kontes, dua diantaranya menang..tidak terlalu buruk kan?
Dalam buku yang rencananya berjudul "True Love Keeps No Secret" ini ada 25 karya, dan ada dua buah karyaku disana. Menurut ketentuan lomba, setiap peserta maksimal mengirimkan dua buah karya dan syukurlah kedua karyaku menang!!
ehehe..memang masih "cuman" karya biasa, cuman surat cinta.
Paling tidak, nggak sia-sia dulu teman-teman memesan surat cinta padaku hihii. Iya, dulu zaman SMA aku mencomblangi temenku dengan mengirimkan sebuah surat cinta buatanku ke ce' yang ditaksirnya. Entah karena si ce' itu benar-benar suka sama temenku atau karena termakan rayuan kata-kataku (hihi) akhirnya cinta temenku inipun diterima dan akhirnya mereka jadian. Dan bila si ce' itu mengirimkan surat cinta, kerjaankulah yang harus membalasnya (tentu saja sebelum dikirim dibaca dulu sama editorku waktu itu, ya temenku itu.). Karena keberhasilanku itulah ada beberapa temen yang memesan surat cinta padaku..halah ada ada saja ya..
Tapi anehnya, aku belum pernah membuat surat cinta untuk diriku sendiri, makanya saat membaca sayembara surat cinta dari Gagas media hmm "wah..seru nih untuk dicoba" dan benar, karyaku ternyata layak terbit menurut mereka. Dua kali ikut sayembara gagasmedia, dua-duanya jadi pemenang.hmm kayaknya tulisanku cocok nih dengan selera dan visi gagasmedia. Kalo besok-besok aku ngirimin naskah tunggalku kira-kira bakal lolos untuk diterbitin nggak ya?Mari kita buktikan suatu saat!
Sudah nggak sabar melihat bukunya, saat ini tengah dalam proses, mereka menghubungiku untuk editing dan perubahan judul.
Thanks untuk kru dan redaksi gagasmedia atas kepercayaannya,smoga ke depannya bisa terus terjalin kerjasama.
Thanks untuk mas tyo, mantan pimredku hehe..yang selalu mensupprotku dengan saran dan dukungannya. Ayo pak, ditunggu loh bukumu berikutnya. Kan suatu saat kita akan meramaikan dunia penulisan Indonesia.
Thanks untuk Y.N dan bapakku tercinta atas insipirasinya hingga tercipta dua buah karyaku.


wah..ada namaku!!!hmm senengnya...

wah..ada namaku!!!hmm senengnya...
Pemenang Sayembara Surat Cinta PDF Print E-mail
Written by Newsroom
Monday, 03 November 2008

Pengumuman Karya Terbaik Sayembara Surat Cinta True Love Keeps No secret

Ratusan surat cinta berdatangan….! Terima kasih buat teman-teman yang sudah mengirimkan surat cintanya ke Sayembara Surat Cinta True Love Keeps No Secret GagasMedia.Semua surat ditulis dengan penuh perasaan sehingga kami ikut merasakan kebahagiaan, rasa haru, ataupun sedih yang terungkap dari surat-surat tersebut.

Berdasarkan penilaian juri yang terdiri atas Moammar Emka (penulis), Zornia S. Devi (Pemimpin Redaksi Majalah Cita Cinta), dan Christian Simamora (editor GagasMedia dan penulis), maka inilah kedua puluh lima karya terbaik (urutan berikut ini bukan menunjukkan peringkat).

  1. Empat Sonata Rindu karya Hendri Yulius Wijaya
  2. Cintaku Bersemi Di Bumi Perugia, Italia karya Siwi Pramatama Mars Wijayanti
  3. Bapakku, Ayah Nomor Satu Seluruh Dunia karya Siwi Pramatama Mars Wijayanti
  4. Terlelap di Ujung Kakiku karya Novrisa Wahyu Wulandari
  5. Surat Cinta karya Natalia Laskowska
  6. Kisah karya Vinnie Vincent
  7. Dear Hunny, Aku Mencintaimu Dalam Diam karya Mida Sutrani
  8. Sobat karya Siti Makkatur Rohmah
  9. Drama di Kantin Pagi Hari karya Ade Putri Febriani
  10. Hati Bima Sakti karya M. Kamelia
  11. Chere Ma Princesse karya Gendisa Yuliasti
  12. Angin September karya Pringadi Abdi Surya
  13. Love And Friendship karya Pringadi Abdi Surya
  14. Kurelakan Engkau Tenggelam Dalam Senja karya Prima Vidya Asteria
  15. 130903-130908 karya Inayah Mangkulla
  16. Puisi Tentang Seorang Lelaki karya Febry Nur Rafahmi
  17. Our Holding Hand karya Isyana Agustina Ssi
  18. I Miss You So Much My Hippo Albino karya Erich Al Amin
  19. Surat Untuk Bocah Berwajah Kotor karya Clara Canceriana
  20. Surat Ke Delapan Belas karya R. Intan Suci K.
  21. Kepada, Bi… karya Hening Swastikaningrum
  22. Ruang Penuh Kata karya Ayu Prameswary
  23. Teruntuk Ibu Yang Membiarkanku Bernafas di Dunia karya Monica Ratna W.
  24. Untuk Seseorang Yang Pernah Ada karya Smita Prathita Sjahputri
  25. Teriak Dalam Diam karya M. Zakky Ramadhany

Demikian keputusan juri dan keputusan itu tidak dapat diganggu gugat. Kedua puluh lima karya tersebut akan dimuat dalam buku kumpulan surat cinta. Selamat kepada para pemenang!

Salam hangat penuh cinta,
GagasMedia

Kamis, 30 Oktober 2008

Aku dan Pergumulan Batinku

Aku dan Pergumulan Batinku
Pernahkah engkau bertanya kenapa jalan hidup ini atau itu yang harus kau tempuh? Tuhan..mengapa Engkau beri aku pekerjaan disini, bukan di tempat yang kuinginkan? Bukannya ingin menggugat Tuhan dengan segala keputusannya, tapi ingin mencari makna di baliknya.
" Entahlah..kita lihat kemana nasib akan membawaku" begitu ujar sahabatku yang mampir ke kampusku kala itu. Namun peryataannya barusan membuatku tergelitik untuk menyergahnya.
" Bukan nasib yang akan membawamu. Tapi dirimu yang akan menentukan dan nasib akan mengikutinya"
Ekstrem? hehe.. mungkin! Bukannya menampikkan peran Tuhan sebagai penentu utama, tapi bagiku, nasib adalah kerjasama kita dengan Tuhan. Aku percaya takdir itu banyak, memang keputusan akhir ada di tangan Tuhan tapi aku juga percaya sepenuhnya usaha dan perjuangan kita akan membawa pada takdir mana yang diberikan olehNya. Dan karena itulah aku kini bertanya.
"Tuhan, aku harus tetap disini dan melanjutkan jalanku disini atau aku harus berusaha mengikuti jalan lain yang terus saja menarik-narikku?". "Apa yang Ingin Kau mau aku mengerti?
Argghh.. aku mungkin terlalu banyak bertanya. Tapi begitulah caraku untuk merasa dekat dan sefrekuensi denganMu. Karena aku tahu Kau akan memberikan pertanda dan pada akhirnya aku akan mengerti akan jawabanMu. Walaupun kadang aku harus mengerti dengan berlalunya waktu.
Yup...ini masalah pekerjaanku. Bukankah penting untuk merasa engkau ada di tempat yang kau anggap cocok?. Aku tahu ada banyak orang yang menghadapi pergumulan batin yang sama denganku. Ada seorang karyawan kantor yang ingin jadi atlit, ada jurnalis yang ingin jadi pengusaha, pengusaha yang ingin jadi pengacara. Banyak hati yang terpaksa tunduk akan realitas jalan hidup, keharusan dan keadaan.
Memang aku mencintai profesiku sebagai pengajar, merasakan daya hidup yang meluap saat belajar bersama para mahasiswa yang aktif, selalu ingin tahu dan penuh semangat anak muda. Energi positifku selalu meluap bila bersama mereka. Tidak ada yang salah dengan itu.
Pada mulanya aku merasa semua berjalan baik-baik saja. Aku mendapat pekerjaan yang menurut orang-orang terbilang cukup mapan, paling tidak membuatku stabil secara finansial (walaupun tetep aja kurang ehehe..). Aku sudah tidak lagi dilanda kecemasan akan mencari-cari pekerjaan. Orang bilang aku harus bersyukur.
Pada mulanya aku berusaha keras mencari pekerjaan, namun setelah mendapatkannya, aku butuh eksistensi!!! aku butuh jalur untuk berkembang! aku butuh kepuasan dan penghargaan pada diriku sendiri atas apa yang kulakukan.
Apakah pada titik ini aku dibilang tidak bersyukur????. Pertanyaan inipun juga terlontar dari seorang teman di LIPI yang merasa pekerjaannya tidak memuaskan dahaganya atas perhargaan terhadap diri sendiri.
Semua orang harus tahu dan punya tujuan hidup. Aku berpendapat hal-hal itu adalah pergumulan batin, perjalanan manusia menemukan dirinya.
Aku melakukan pekerjaan dan kewajibanku dengan baik. Itu salah satu caraku untuk bersyukur. Tapi mencari dan ingin melangkah kemana suara hati membawamu?? Apakah itu salah?
Sekarang aku seperti ditempatkan di sebuah tempat yang asing. Menemukan pada suatu titik aku tidak berada dalam kompetensiku. Aku hanya melakukan apa yang harus kulakukan, bukan yang ingin kulakukan. Dunia biologi molekuler masih menungguku di ujung sana, mengerjap-ngerjap mempesonaku. Plus informasi beasiswa ke luar negeri tentang biologi molekuler membuatku ngileeeerrr. Tapi aku telah masuk sistem, dan terikat tanggung jawab dan konsekuensi. "Hati-hati PNS juga kadang-kadang berarti penjara"hehehe.
"Va dove ti porta il cuore Pergilah kemana hati membawamu!" begitu ujar Suzanna Tamarro dalam bukunya.
Dulu aku pernah mendengar nasihat :
" Bukan hanya melakukan hal-hal yang kau senangi, Tapi menyenangi hal-hal yang kau lakukan"
Aku yakin kalian sudah pernah mendengarnya. "Menyenangi hal-hal yang kau lakukan???" apakah itu berarti manifestasi dari kata "kompromi" berdamai dengan keadaan??
Heehh..maafkanlah bila pertanyaan dan tulisanku terlalu berat. Karena aku tengah terpesona dengan misteri kehidupan. Mengutip sedikit barisan kalimat Paulo Coelho:
" Aku sama seperti orang-orang yang mendengarkan hati mereka. Orang yang terpikat oleh misteri kehidupan. Orang yang membuka hatinya terhadap mujizat, yang merasakan kebahagiaan dan antusiasme dalam segala sesuatu yang mereka lakukan"
Hmm..Tuhan, sekarang aku terus bertanya, mencari jawab dan aku yakin Engkau akan membuatku mengerti suatu saat!!

By The River Piedra I Sat Down and Wept

Judul Buku : By the River Piedra I sat Down and Wept
(Di Tepi Sungai Piedra Aku Duduk dan Menangis)
Penulis : Paulo Coelho
Isi : 222 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama


Hampir semua buku karya Paulo Coelho membuatku geleng-geleng kepala..."kereeen". Tidak banyak buku yang membuatku mengkerutkan kening, berpikir, mengulangi kalimatnya lagi atau pada akhirnya membuatku tersenyum. Dan salah satu alasan mengapa aku begitu jatuh cinta dengan karya Paulo Coelho adalah tulisannya mampu menjawab banyak pertanyaanku tentang esensi hidup. Aku pernah mengalaminya dengan karyanya yang terkenal, The Alkemist, dan begitupun dengan karya-karyanya yang lain. Dan juga dengan buku ini dimana tulisannya mengalir penuh kedalaman. Seperti juga sentuhannya dalam menciptakan tokoh Pilar, seorang wanita yang lahir di sebuah kota kecil di padang Soria. Pada mulanya ia seorang wanita yang selalu takut untuk mengambil resiko, ia memilih kehidupan yang mudah, aman, menghadapi kehidupan yang telah diperkirakan sebelumnya. Tapi kemudian pertemuannya kembali dengan teman yang merupakan cinta masa kecilnya saat ia menghadiri khotbah lelaki itu di Madrid, hidupnya berubah.
" Kau harus mengambil resiko. Kita hanya dapat memahami keajaiban hidup sepenuhnya jika kita mengizinkan hal-hal yang tak terduga untuk terjadi"
Aku tersadar, sering kita menutup pintu hingga tidak mengizinkan hal-hal yang tidak terduga untuk terjadi. Kadang rasa aman itu membahayakan karena ia terkadang membawa kita menjadi defensif dan pengecut.
"Kebahagiaan terkadang adalah berkat, namun lebih sering berupa penaklukan. Saat magis membantu kita berubah dan mengantar kita mencari mimpi-mimpi kita. Benar,kita akan menderita, kita akan menghadapi masa-masa sulit, dan kita akan mengalami banyak kekecewaan. Namun semua ini hanya sementara, tidak akan meninggalkan bekas yang kekal. Dan suatu hari kita menoleh, dan memandang perjalanan yang telah kita tempuh itu dengan penuh kebanggaan dan keyakinan. Betapa malangnya orang yang takut mengambil resiko. Mungkin orang ini takkan pernah kecewa, mungkin ia takkan menderita layaknya orang yang mengejar impiannya. Namun ketika orang ini menoleh ke belakang. Ia akan mendengar hatinya berkata " Apa yang kau lakukan dengan semua mujizat yang Tuhan berikan dalam hidupmu?"
Ahh...aku mengangguk setuju. Benar-benar mengacungkan jempol dengan apa yang disampaikan oleh buku ini.
Pilar pada akhirnya mengambil resiko, melakukan perjalanan bersama cinta masa kecilnya ke suatu daerah di Prancis. Dalam perjalanan itu, Pilar melakukan pertarungan dengan hatinya. Kembali ke Zaragoza tempat kehidupan yang lebih mudah menunggunya, atau mengambil resiko melanjutkan perjalanan menjelajahi daerah-daerah yang belum pernah ia tahu, bertemu dengan orang-orang yang belum pernah ia kenal, merasakan sebuah kehidupan yang spontan.
Perjalanan itu membawanya ke suatu pembelajaran yang dalam. Ia belajar untuk menyingkirkan "Yang Lain" dalam hidupnya. "Yang Lain" adalah bagian diri yang mengatakan siapa kau seharusnya, tapi bukan siapa engkau sesungguhnya.
Setiap manusia mempunyai "Yang Lain" dalam dirinya. Pernahkah kau bertanya apakah ia berkuasa dalam dirimu atau telah mengalahkannya dan membiarkannya hanya mengawasi kita di sudut?
Perjalanan itu pula yang membuat Pilar kembali percaya akan cinta, kembali percaya pada TuhanNya. Seperti halnya buku-buku Paulo Coelho yang lain, tetap sarat akan aroma spiritual religius sehingga kadang aku harus memilah bila ia mulai bertutur tentang Bunda Ilahi atau sisi feminisme Tuhan.
Namun ada baris yang membuatku tersenyum, sebagai penganut pluralisme ia berkata:

" Penganut Budhha benar, penganut Hindu benar, Penganut muslim juga benar. Setiap kai seseorang mengikuti jalan menuju iman, ia akan bersatu dengan Tuhan. Tuhan itu sama, meskipun ia memiliki ribuan nama, tergantung kita memilihkan nama untuk diriNya".

Tulisan yang penuh kedalaman dari Paulo Coelho selalu membuatku angkat topi. Ia mampu mengajak pembaca menyelami diri sendiri, mengajukan pertanyaan-pertanyaan esensi yang sering dilupakan manusia sehingga manusia sering tidak mampu melihat keajaiban yang terjadi setiap hari. Kisah yang dibawakannya selalu sederhana, tanpa kisah yang dibuat terlalu rumit dan berbelit. Tapi sederhana, dalam,dan sarat makna, begitulah ciri khas tulisan Paulo Coelho menurutku. Tulisannya yang sederhana itu terasa jauh lebih bermakna daripada membaca kisah yang penuh romantika, mencipta alur dan adegan yang terkadang tidak perlu dan aku hanya menemukan akhir yang penuh dengan kekosongan. Aku terpikat dengan kepiawaiannya dalam bertutur dan membungkusnya dalam suatu cerita yang menyentil-nyentil esensi kita sebagai manusia. Mungkin karena aku banyak membaca karya-karyanya hingga seorang sahabat berkomentar.
" erggghh...makin hari kau semakin seperti filusuf saja" hehe..aku hanya mencoba untuk hidup dengan esensi, bukan menjalani hidup yang mengalir dengan kekosongan.
Bukankah manusia harus terus belajar dan melangkah?
take a risk..take a chance..Make a change..
And break away!!!
hehe..yup..lagunya Kelly Clarkson!!

Selasa, 28 Oktober 2008

Adakah persahabatan sejati antara pria dan wanita???


Dengan penuh tanya aku menulis tulisan ini, mengulik sedikit tentang konsep hidup yang aku anut. Setelah tadi sore seorang sahabat dengan muka kusut masai menceritakan masalahnya. Entah mengapa akhir-akhir ini orang-orang sekitarku banyak mempercayaiku menjadi "tong sampah"mereka. Bagiku itu suatu berkat, saat manusia lain mulai membuka hati dan "bicara" dengan benar-benar bicara padaku. Curhatnya sore itu..membuatku bertanya kembali..apakah memang benar-benar ada sebuah persahabatan sejati antara pria dan wanita?kalau kau tanya pandanganku..aku yakin ada persahabatan sejati antara pria dan wanita. 
Dan aku punya sahabat pria yang bahkan sampai mati akan kukenang sebagai sahabat, karena ia telah menyentuh hidupku dengan caranya yang tak pernah terganti. Walaupun tak pernah disadarinya, karena dulu ia hanya mengenal satu cara untuk memperdulikanku yakni "dengan mengejekku".
Kemarin saat mendiskusikan dengan teman sekantor di ruangan kami yang terlalu luas untuk kami berlima, ia mempunyai pandangan lain tentang persahabatan antara pria dan wanita, ia bilang tidak ada persahabatan sejati antara pria dan wanita karena nantinya semuanya kan berubah saat hidup berubah. Menurutku, persahabatan hanya akan berubah manifestasinya bila hidup berubah, Tapi jiwa persahabatan itu akan terus ada seiring dengan perubahan. Kembali ke soal curhat sahabatku itu, dalam gundah ia bercerita bakwa suami dari sahabat wanitanya marah besar setelah membuka sms di HP istrinya. Yah, hal yang selama ini kukhawatirkan terjadi juga. Dulu saat tahu bagaimana cara mereka berkomunikasi bahkan setelah salah satunya menikah, aku khawatir cepat atau lambat hal ini akan terjadi. Mengapa tiba-tiba persahabatan seperti sebuah dosa? Yang salah bukan pada persahabatannya. Akupun tidak ingin bersikap menghakimi salah satunya. Aku tahu hidup tidak sesederhana kata-kata bijak yang kubaca di buku. Tapi aku hanya berpendapat, intinya terletak pada ketidakrelaan melihat hidup berubah..  

"dari dulu aku memanggilnya dengan panggilan kesayangan itu..dari dulu ia begini..begitu..itu hanya perhatian remeh temeh, aku tidak menyangka hal itu akan membuat suaminya marah besar" 

demikian kira-kira cerita temanku itu.
Perhatian remeh temeh?Bukankah kasih sayang adalah kadang dimanifestasikan pada perhatian pada hal yang remeh temeh? Hidup terus berjalan, sahabat pria atau wanita cepat atau lambat akan menikah, sebuah perubahan yang tak bisa ditawar, mereka akan punya orang lain tempat ia akan berbagi hidup. 
Tapi itu bukan berarti kehilangan rantai erat persabahatan yang telah lama kita bina. Walaupun terasa tidak nyaman untuk diucapkan tapi kita harus berhadapan dengan "batasan". Manifestasi dari persahabatnpun harus berurusan dengan batasan dan perubahan hidup. Akupun tidak tahu seberapa jauh batasan itu, menurutku akan berbeda untuk masing-masing orang. Awalnya mungkin kita akan merasa kehilangan, namun pada akhirnya dengan batasan itulah cara kita menyayanginya.
Karena sahabat, kadang hanya dengan melihatnya di ujung sana baik-baik saja dan terus melanjutkan hidup dan mimpi-mimpinya akan membuatku bahagia. Melihatnya mempunyai seseorang untuk berbagi hidup walau itu berarti porsi hidupnya untukku akan semakin sedikit. Tapi persahabatan bukanlah jual beli dimana kita harus saling menuntut satu sama lain.
Ia bergerak bebas di antara jiwa-jiwa dua manusia***

Selasa, 14 Oktober 2008

Hidup kok gini-gini aja...


"Hidup kok gini-gini aja..belum jatuh cinta lagi, gaji belum gedhe, belum sekolah ke luar negri lagi!"
ups..itu curhatan temen pas chat di YM!
Lain lagi curhatan seorang adik angkatan yg kebetulan mampir ke kos " hidup kok ya enggak pernah lepas dari masalah ya, selesai masalah ini, dateng lagi masalah lain. Aku sering berdoa sama Tuhan, mbok dihentikan dulu masalah yang dateng padaku, biar bisa bernafas sebentar" ujarnya kala itu. hehe..lucu! Hidup kok maunya bebas masalah, justru dari masalahlah kalo menurutku hidup jadi punya esensi, ya to? Kalo hidup berjalan lurus-lurus saja, bebas hambatan, nggak ada jungkir balik, waduh..bisa dibayangkan malah betapa membosankannya hidup ini. Kadang mempertanyakan nasib atau kadang menghadapi kegamangan kelas berat, wajar saja..malah hidup jadi warna warni. Berkeluh kesah sejenak pun boleh-boleh saja. Asalkan jangan menyergap menjadi energi negatif yang membuat kelesuan hidup. Heehh..yang namanya manusia tetep saja tidak bisa lepas dari grafik naik turun energi hidup. padahal kata si suhu Gede Prama, harusnya kita sudah tidak lagi terpengaruh oleh naik turunnya arus hidup. Ibaratnya pepatah hidup itu berputar kadang di atas kadang di bawah itu nggak berlaku, kalo kita sudah bisa berpusat pada tengah roda. Hmm..katanya sudah mencapai sebuah keseimbangan internal ckckkk..jauh sekali kayaknya menuju perjalanan ke dalam diri untuk mencapai posisi yang seperti itu. Tapi menarik juga !

Sebuah puisi untukku....

Purwokerto masih dingin, hujan gerimis tak hentinya menyirami bumi purwokerto yang serasa sempit. Seusai mengajar sore itu, hmm..hiburan paling menyenangkan adalah berselancar dengan internet!dan kyaaa..ada email plus kiriman puisi untukku..kyaa senengnya!

PENSI DI NON PUOI VEDERCI.
SI, DI SOLITO, SI.
MA SIAMO L’ ARCOBALENO.
L’ARCOBALENO NEL TUO CUORE.
QUANDO PIANGI SIAMO SEMPRE CON TE.
LE LACRIME TI FANNO VEDERCI.
PERCHE’ IL CUORE E’ SERENO.
GUARDA IL CIELO BLU’.
IL CIELO CONTINUA DAL PAESE AL PAESE.
ANCHE L’ ARCOBALENO.
PENSIAMO COSI, SIAMO SICURI COSI.
ARRIVERA’ IL GIORNO CHE ASPETTIAMO.
SOGNEREMO DI VEDERTI, SOGNERAI DI VEDERCI
FINO A QUEL GIORNO
PIANGI QUANDO VUOI VEDERCI.
MA NON PIANGERE QUEL GIORNO
PERCHE’ LE LACRIME TI FANNO NASCONDERCI.
TI VOGLIAMO BENE, BENISSIMO CARA.

Perugia, sabato 11 ottobre'08

Rabu, 08 Oktober 2008

Purwokerto-Jogya-Barcelona


Judul yang aneh..sama seperti perasaanku yang aneh. Kupikir tak apa memperturutkannya sejenak, mengobati kepenatan mempersiapkan bahan kuliah.
Purwokerto-Jogya-Barcelona. Kau tau itu jurusan bis antar kota?ehehe..tidak percaya? Jumat kemaren sabahatku menaikinya! beneran! Tapi tentu saja jurusan terakhirnya adalah Jogya, bukan Barcelona. Barcelona hanyalah tulisan besar-besar yang terpampang di bagian depan atas bis. Jadi aku dan temen-temen yang menungguinya bercanda " u' jangan lupa turun di Barcelona! ehehe" Tapi kita semua tau bahwa ia tak akan pernah sampai di Barcelona dengan menaiki bis itu, kalo iya, akupun tak akan berpikir dua kali untuk menaikinya!!
Tapi bukankah itu tidak mungkin??
Sebagaimana halnya aliran magnet dari hati yang ada di Purwokerto sini ke sebuah hati di Barcelona, tapi nampaknya tergerus arus laut mediterania, atau mungkin malah berbalik arah, entah terdegradasi tempias badai di tengah perjalanan, aku tak tahu.
Begitulah, saat menemukan seseorang dengan kualifikasi fisik 7,5 lebih dikit dan masuk kategori ganteng, kualifikasi personal 8 dan intelektual 8.5 (pake kalibrasi gold standard dengan tingkat kesalahan kurang dari 0.05 hehe). Tapi sinyalnya byar pet karena kendala cuaca, magnetnya seperti kubilang dikacaukan angin yang menyebrang samudra. Tiba-tiba konslet dan padam!
Lalu tiba-tiba angin berteriak keras di telingaku " CINTA JUGA BUTUH KEMUNGKINAN!!!!"
wakakak..puas rasa menertawai diri sendiri, mahfum atas cibiran angin dan tersenyum pada akhirnya pada siapa yang Maha Pintar membolak balikkan hati. Ah Tuhan memang...
ehehe..maafkan atas tulisan yang tidak layak posting ini, tapi ada rasa yang menggelitik untuk tetap mempostingnya. Siapa tau suatu saat, bila membacanya lagi..akan bisa kembali menertawai diri sendiri.
Qualcuno a Barcelona, ti voglio bene sempre!