Rabu, 25 Maret 2009

Kebaya, Pancaran Keanggunan Wanita Indonesia.


Lihatlah wanita-wanita Indonesia saat-saat peristiwa istimewa, seperti saat wisuda dalam rangka mentasbihkan rampungnya masa kuliah, menikah, ataupun acara-acara khusus lainnya. Mereka nampak anggun dengan balutan kebaya yang dipakai, menampakkan sisi wanita Indonesia. Kebaya memang mampu menampilkan sosok wanita Indonesia yang orisinil dan berbeda. Pakaian tradisional ini memang menjadi ciri khas pakaian tradisional Indonesia yang menawan hingga sangat layak untuk tetap dijaga kelestariannya.

Namun ternyata, sejarahnya kebaya ini berasal dari daerah Arab. Istilah kebaya berasal dari kata ”Kaba” yang berati pakaian. Nama kebaya sebagai pakaian khusus diperkenalkan oleh Portugis saat menginvasi Asia tenggara. Kebaya ini pada mulanya dihubungkan dengan pakaian blus yang dikenakan wanita Indonesia pada abad ke 15 dan 16. Sebelum 1600, kebaya di pulau Jawa merupakan pakaian kebesaran yang hanya diperuntukkan bagi perempuan kerajaan. Namun sekarang, kebaya dapat dipakai di berbagai kalangan dengan berbagai macam model yang telah menyesuaikan perkembangan zaman. Memakai kebaya sudah tidak malu lagi dicap ketinggalan zaman, namun justru mampu menonjolkan keanggunan pribadi wanita Indonesia.

Sekarang ini kebaya telah dimodifikasi dengan berbagai model, menjadi kebaya modern yang bisa dipakai menyesuaikan dengan acara yang akan dihadiri. Kebayapun sekarang tidak hanya bisa dipadankan dengan kain batik ataupun songket, bisa juga dipadankan dengan celana panjang ataupun bahkan jeans. Pilihan bahanpun semakin bermacam-macam. Untuk memperlihatkan kesan glamour dan simpel bisa bereksperimen dengan taffeta, shantung atau organdy sutra untuk kainnya, padukan dengan kebaya dari bahan lace atau satin. Berbagai pertimbangan yang harus diperhatikan dalam memakai kebaya yakni acara yang akan dihadiri, model dan material kebaya. Konstruksi tubuh si pemakai juga perlu diperhatikan dalam penentuan model kebaya. Dan yang tidak boleh dilupakan adalah rasa percaya diri saat memakai kebaya akan memancarkan ruh tersendiri pada si pemakai.

Untuk perawatan kebaya, tips khusus merawat kebaya hanya perlu lebih hati-hati dan telaten. Misalnya setelah dipakai, kebaya tidak harus dicuci, cukup diangin-anginkan satu hari penuh lalu masukkan kembali dalam lemari. Kalau sudah dipakai 3-5 kali kebaya boleh dicuci dengan menggunakan tangan, itu pun harus sangat hati-hati agar konstruksi dan garis kebaya tidak berubah. Mencucinya pun tidak boleh dengan sembarang deterjen, sebaiknya menggunakan pelembut saja, dengan pertimbangan untuk menghilangkan bau yang ditimbulkan setelah kebaya sering dipakai dan juga agar warna kebaya tidak berubah. Setelah dicuci dan mengucek, beberapa bagian yang mungkin kena noda, sebaiknya kebaya jangan diperas, basah-basah bisa langsung digantung. Teknik ini bisa membuat kebaya tidak lecek. Untuk menjemur ada baiknya tidak terkena matahari langsung, cukup diangin-anginkan saja. Menyetrika pun tidak bisa sembarangan, harus dengan kondisi setrika yang tidak terlalu panas.

Oh ya belakangan ini tengah ngetren kebaya pakai obi? hmm..gabungan budaya antara Indonesia dengan Jepang. Selain kebaya, busana formal seperti blus batik pun dikombinasikan dengan memakai obi jepang. Ah, semakin menarik saja berkebaya, tanpa terkesan ”tempo doeloe” dan jadul. Tertarik?

Kamis, 19 Maret 2009

Rumah Baru!!!!

Rumah Baru!!!!

Kyaa..rumah baru, tampilan baru!. Walaupun pada mulanya males untuk mengganti template lagi, soalnya dipastikan akan ribet mulai lagi mendadani blog dengan gadget-gadget baru seperti shoutbox, gambar samping, link, feedjit, technorati dll yang memang konsekuensinya bakal hilang bila kita ganti template. Template dari eksternal blogspot tentu saja, karena template-nya blogspot yang original sangat membosankan, jadi musti nyari-nyari template di web lain.

Bila mau liat-liat template blog free silahkan klik di.www.btemplates. com

Tapi cukup menyita waktu karena selain memilih desain yang cocok di hati juga harus mencobanya dulu di blog lama kita, kadangkala tampilan akhirnya nggak sesuai dengan bayangan kita.

Rumah baru ini, sudah rumah ketiga kalinya. Pertama dulu pas masih awal-awal ngeblog masih puas dengan template klasiknya blogspot, ya udah gonta ganti aja template klasik saking bosennya, tapi salah satu keuntungan bila memakai template klasik blogspot adalah gadget-gadget yang udah kita pasang tidak akan hilang. Nah, tampilan tipe My world yang kemaren itu baru sekitar tiga bulan kupakai , hasil jelajahanku di btemplates, setelah beberapa kali bongkar pasang akhirnya merasa cocok dengan desain My World itu Naksir pertama kali lihat!! Nah kalo sudah begini susah dibilangin...padahal beberapa temen komplain backgroundnya susah diliat tulisannya kalo dibuka via HP, loadingnya lambat karena ”berat” mungkin karena desain dasarnya hitam. Pertamanya aku ngrasa, duuuuhh aku ”terlanjur cinta” sama desain ini. Kesengsem berat karena desainnya simpel, klasik tapi elegan, plus gambar globe di genggaman tangan. Semuanya merepresentasikan ”keakuanku” banget ehehe, hingga waktu itu mantep banget pas memakai desain itu.

Tapi lama-kelamaan....kepala mulai berhasil mempengaruhi hati ehehe. Saat disimpan versi webnya di komputer (untuk arsip tiap bulannya), ternyata hasilnya backgroundnya hitam sehingga tulisannya susah dibaca, dan memang loadingnya lambat karena mungkin terlalu berat. Huuu....lama-lama dipertimbangkan..ohhh harus rela melepaskannya. Ahaha..berlebihan ya!

Sebenarnya nggak ribet-ribet banget ganti template, yang ribet harus dandanin lagi dari awal uffff...

Nah akhirnya hari ini memutuskan untuk ganti rumah baru, "Green Scrapbook Diary", desainnya asyik, sepertinya loadingnya nggak terlalu berat, 3 kolom, warnanya fresh ijo-ijo nya menyegarkan ehehe.Nah, mulai deh nambah-nambah gadget lagi, jadi masih belum lengkap nih sementara. Tapi yang penting feature-feature utama udah kutambahkan

Rumah baru, tampilan baru...semoga lebih nyaman. Sekaligus 1 st anniversary ngeblog. Ternyata sudah lebih dari setahun ngeblog, yang awalnya gara-gara mau ke Itali biar bisa sharing cerita sama temen-temen di Indo. Hingga walaupun ngenet disana sekitar 15 ribuan per jam tapi tetep postingan lancar. Eitss..lama kelamaan tetep aktif nulis dan lumayan lancar sampai sekarang ternyata. Walau kadang bingung mau nulis apa saat kepala kosong, atau gerusan rutinitas kerjaan yang menyita waktu hingga tak menyisakan waktu untuk bergelut dengan ”dunia lain”ku yang satu ini. Kadang merasa jengah karena hati mudah sekali dibaca (uffff....), kadang seneng karena beberapa orang mengapresiasi isi tulisanku, bahkan bisa bertambah komunitas. Yah, tanpa harapan yang berlebihan, semoga ngeblogpun bisa bermanfaat!!

Rabu, 18 Maret 2009

Merapat padaMu

Tuhan, aku ingin merapat padaMu

Takut tersesat oleh perasaan benarku

Benar menurut mataku, entah MataMu

Dikotomi benar dan salah Dunia

Aku serasa berada di wilayah abu-abu

Kugadaikan saja endapan rasa ini padaMu

Tak ingin kutebus, jangan pula Engkau kembalikan

Atau simpan dulu dalam kantungMu

Sekarang ini sesak nafasku, Tuhan

Kembalikan saja kapan-kapan, dan ubahlah sedikit saja

Ah, kenapa lagi-lagi aku mendikteMu

Diri manusiaku yang terkadang nakal

Tapi bukankah itu yang selalu membuatku kembali pulang?

Saat Kau menyentilku karena terlalu asyik bermain di luar

Ingin merapat padaMu lagi, Tuhan

Takut keluar dari lintasanMu.

Wed- 17 marzo 00.17 am.

Selasa, 17 Maret 2009

Yuks Ke Belanda!

Ngajar jam 7 pagi, masih belon sarapan ehehe..abis itu seperti biasa cek email, eits..ada email menarik yang langsung bikin kepala berbunyi bling..bling! Summer course gratis ke Belanda..weihh..seperti biasa, yang namanya gratis-gratisan memang menarik untuk dicoba. Nih infonya langsung kubagi saja ya..

Gratis Untuk Blogger: Summer Course ke Belanda untuk Dua Orang


Atas dukungan dagdigdug, lembaga nirlaba Neso Indonesia menyelenggarakan kompetisi blog (Kompetiblog). Hadiah utamanya: summer course di Negeri Belanda. Tiket pesawat, akomodasi, dan uang saku akan ditanggung oleh Neso. Hadiah kedua dan ketiga adalah laptop dan kamera digital.

Caranya? Sangat mudah. Anda tinggal menulis artikel bertema “Studi di Belanda, ticket to a global community” dalam blog Anda, dan jangan lupa menyertakan badge kompetiblog pada awal tulisan. Setelah itu Anda mendaftarkan blog Anda, kemudian setelah mendapatkan konfirmasi Anda tinggal copy-and-paste posting Anda ke Kompetiblog. Syarat dan ketentuan silakan Anda pelajari sendiri.

Lomba ini berlangsung sejak 15 Maret 2009 sampai 30 April 2009. Sedangkan summer course akan berlangsung selama 6-17 Juli 2009.

Adapun bloggers yang dapat menjadi peserta digolongkan menjadi dua. Pertama adalah bloggers nonwartawan, dengan tema tulisan seperti tersebut di atas. Kedua adalah bloggers yang wartawan, dengan tema tulisan “Belanda sebagai negara tujuan studi”. Dari kedua kelompok itu, masing-masing akan menghasilkan pemenang yang akan berangkat ke Negeri Belanda.

Nah untuk syarat dan ketentuan selanjutnya bisa dibuka di www.dagdigdug.com atau www.studidibelanda.com.

Yuks nulis-nulis tentang studi di Belanda, sapa tau bisa terbang ke Belanda gratisan!!


Selasa, 10 Maret 2009

Mengalir Bersama KalacakraMu


’Tuhan, aku menghadap padaMu bukan hanya di saat-saat aku cinta padaMu, tapi juga di saat-saat aku tidak cinta dan tidak mengerti tentang diriMu, di saat-saat aku seolah-olah mau memberontak terhadap kekuasaanMu. Dengan demikian Rabbi, aku mengharap cintaku padaMu kembali pulih”

AchMad Wahib

Menginjak usia ke duapuluh tujuh tahun dalam hidup, terima kasih untuk terus diberikan anugrah untuk mengalir bersama nafasMu, waktuMu. Dua puluh tujuh tahun, begitu menurut alat ukur manusia rentang usiaku hidup sampai kini. Cukup lama bila diisi dengan penderitaan, cukup singkat dan membosankan bila hanya berisi tentang kisah menyenangkan. Tapi hidupku adalah ulenan kisah warna warni yang selalu menakjubkanku.

Perjalanan jauh ke dalam diri, yang sesungguhnya tak pernah berakhir.

Sampai pada titik ini, dengan tersenyum aku ingin melihat hidupku. Hidup dalam artian eling, bukan hidup hanya artian jasmaniah saja, tapi juga menengok ruh yang ditiupkan dalam tubuhku. Eling akan hidup. Kesadaran yang berada di antara dua helaan nafas. Kesadaran akan hidup yang kadang terkikis gerusan rutinitas. Yang membuatku seakan berlari, mengejar keinginan-keinginanku, sehingga melupakan pemandangan di kanan kiriku. Apa yang diburu dari waktu?dalam putaran lingkarannya yang sama namun selalu tak pernah bisa kembali itu?

”nduk, hati-hati. Kemandirian kadang bisa menjauhkanmu dari kearifan. Merasa benar kadangpun bisa membuatmu tersesat. Eling dan teruslah eling akan hidupmu. Bukan menghilang terjebak dalam masa lalu, ataupun meloncat mereka-reka masa depan. Tapi eling dengan kekinian, karena pada saat itulah hidup benar-benar mengejawantah menjadi ”hidup””. Kali ini aku berbicara pada diriku. Membiarkan aku dan seluruh ”keakuanku” mendengarnya dengan baik.

Aku yang masih sering gagap dicintai, yang kadang memperturutkan caraku sendiri dalam mencintai. Tapi itulah perjalananku,

Aku, masih terus belajar untuk merasa nyaman dengan rumahku sendiri. Dengan jasmaniahku, ribuan untain DNA, gen, sejumlah kromosom, sel- sel dan organ-organ yang terus bergerak ritmis. Oh, rasa terimakasihku yang sering terlupa pada renik-reniknya mereka. Belajar nyaman dengan jiwa-ruhku yang terus menghidupiku dengan pertanyaan, petualangan, pengalaman, pencarian, dan penyerahan diri padaMu.

Dan kini, aku. Manunggaling kawulo lan gusti. Kucoba cerna dengan hati-hati dan bijak. Aku, dengan ”keseluruhan aku” mencoba terus mengalir dengan nafasMu, waktuMu, KalacakraMu***.

Kamis, 05 Maret 2009

Dapet beasiswa, nggak cuma modal dengkul


Gratisan..gratisan! terdengar begitu enak di telinga..uhmm tentu saja enak juga dirasakan. Siapa sih yang nggak mau gratisan. Oh ya, tahukah kamu gratis itu berasal dari bahasa Italia, kata dan maknanyapun sama, gratis alias nggak bayar.

Ah, jadi teringat pengalaman saat di Venezia bersama 2 rekan asal Indonesia. Saat kami tengah meminta booklet informasi jalur-jalur vaporetti (bus air) untuk menuju ke tempat-tempat wisata, si Arif menanyakan berapa harganya, nah petugas itu bilang
Tutto questo e’ gratis, prendatelo!”(semua booklet ini gratis, bawalah).

Nah, temanku yang mendengar kata gratispun serta merta meminta 2 booklet lagi untukku dan rekan satu lagi (mumpung gratis, jarang-jarang toh ada barang gratis di Italia). Eits..ternyata, kali ini reaksinya petugas rada mbesengut, keluarlah kata-kata yang kurang lebih bermakna ”hmmm karena gratis jadi kalian minta banyak ya!”

Hik, mentalitas warga Indonesia Raya yang telah melumut sampai bawah sadar ehehehe.

Pun demikian dengan gratisan sekolah alias beasiswa. Tawaran beasiswa yang ada langsung diserbu para pemburu beasiswa. Seorang sahabat pernah berkomentar kalau mukaku tuh “muka beasiswa” ehehe. Mulai dari kuliah S1 beberapa kali menerima beasiswa dari berbagai sumber, kemudian melanjutkan S2 pun dengan gratisan, demikian pula dengan melancong ke negeri spaghetti Italia dengan tameng kuliah bahasa Italiapun dengan modal dibayarin.

Dan semoga di kesempatan mendatangpun bisa melanjutkan kuliah lagi, sekali lagi…dengan modal beasiswa!ehehehe..

Loh, maklum anak kampung begini, nek nggak modal beasiswa ya nggak akan bisa kuliah tinggi-tinggi dong, jadi si penyeleksi melihat wajahku yang memelas ini langsunglah luluh mengabulkan permohonan beasiswaku ehehhe” sahutku.

Tapi mendapatkan beasiswa bukan berarti tiba-tiba mendapatkan rejeki yang datang dari langit tanpa usaha, kerja keras dan doa. Uhmm mana ada sih yang gratis? Wah jadi, gratisan yang pada akhirnya kita terimapun sebenarnya bayaran dari usaha dan kerja keras kita (sotoy mode on ehehe).

  1. Asah gergaji. Nyontek istilahnya Covey nih, untuk dapet beasiswa kita harus upgrade kapabilitas biar dilirik sama di pemberi beasiswa. Saingan bejibun dari berbagai kalangan yang mengharap keajaiban yang sama pastilah lumrah adanya dalam persaingan memperebutkan kursi beasiswa. Nah, kita harus punya daya saing dibandingkan peserta lain. Melancarkan lidah ngomong cas cis cus bahasa inggris, meningkatkan skor TOEFL/IELTS agar memenuhi standar yang ditetapkan (syukur-syukur melebihi), ataupun menambah poin plus-plus lain yang sekiranya menjadikan nilai tambah kita di mata si pemberi beasiswa.
  2. Perluas Jaringan. Hi..kayak motonya orang marketing aja. Yap, Kita tidak pernah tahu tangan-tangan mana dari orang-orang yang kita kenal yang dipilih Tuhan untuk membawakan keajaiban pada kita. Entah rekan sejawat, sahabat lama, teman yang baru di kenal, dosen, siapapun dapat memberikan informasi yang tak terduga. Ikutlah milis beasiswa yang secara teratur memberikan informasi lengkap mulai dari info beasiswa terkini, cara-cara mendapatkan beasiswa, info TOEFL/IELTS, cara mempersiapkan proposal/riset, kontak dengan professor, lengkap deh. Yang pastinya dengan begitu kita masuk dalam komunitas dengan misi yang sama, dapet beasiswa!
  3. Incar Sasaran

Tahu pasti sasaran tembak kita bukankah akan lebih mudah untuk mengena sasaran?yap, fokus pada beasiswa yang kita incar akan memuluskan jalan meraihnya. Kita sendiri yang tahu pasti negara mana yang ingin kita tuju, universitas mana yang nantinya ingin kita cetak di CV ehehe, jadi kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang beasiswa yang kita incar. Setahap demi setahap mencoba memenuhi persyaratan yang dibutuhkan. Beasiswa idaman pasti di tangan!.Walau mungkin perlu waktu, Beasiswa Italiaku kuincar pas kuliah S1, tahun 2002an, dan berhasil mendapatkan saat kuliah S2, tahun 2007, wew penantian yang panjang.

  1. Percayai mimpi-mimpimu

Yakinlah setiap usaha kerasmu akan mendapat jawaban Tuhan. Kalian tahu dimana Tuhan mengirimkan pesan-pesan beasiswa itu padaku?. Untuk Beasiswa S2ku Tuhan membuat setting di pusat perbelanjaan. Dan untuk beasiswa ke Italia Tuhan mengirimkan pesannya saat aku menghadiri pernikahan “hantu masa laluku yang paling menggetarkan” ihihii…cerita tragis yang berubah jadi romantis ehehe.

Sungguh kreatif bukan? So, Just believe in your dreams..Kekuatan bawah sadarmu akan membawamu ke hal-hal yang kau inginkan!

Trus nggak kalah penting kekuatan doa, restu dari ortu, simbah2, temen2 ehehe..pokoknya jangan pernah menyerah, beasiswa impian pasti di tangan!

Senin, 02 Maret 2009

My Best Friend's Wedding

Vendi Setiawan

&

Didia Lim


Rasanya baru berapa tahun berselang aku melihat mata sipitnya yang lucu merajuk, mencandai dan mengusiliku hampir tiap hari, mencomblangiku dengan kandidatnya yang semuanya not recommended itu ehehe.

Hingga tak terasa, ternyata sudah sekitar 11 tahun berselang sejak kami lulus SMA. Semalam, begitu haru dalam bahagia saat kumelihatnya berdiri di pelaminan dengan seseorang yang dipilih untuk menghabiskan sisa hidup bersamanya.

Bulan sabit nampak sipit di sebelah barat, ditemani hanya beberapa bintang yang malam itu mau mengerjapkan nyawanya. Ah, tapi untung saja, paling tidak itu berarti hujan belum akan turun. Undangan pernikahannya malam hari, dan butuh waktu sekitar 45 menit untuk sampai di gedung Sasana Harjuna, tempat pernikahannya dilangsungkan. Bagaimanapun aku selalu ingin hadir pada momen penting di kehidupan para sahabatku, makanya aku harus membujuk adekku untuk menemaniku keluar dari tempat yang jauh dari peradaban ini untuk melajukan sepeda motor ke pesta pernikahannya. Dan tentu saja, sudah janjian dengan sahabat-sahabat yang bisa hadir untuk datang bersamaan kesana.

Ia nampak jauh lebih kurus daripada yang terakhir kali melihatnya di penghujung tahun 2006 lalu (pipi gembul dan perut endutnya ilang ckckckk..). Dengan senyum bahagia didampingi istri yang nampak anggun disisinya. Sebagian besar tamu-tamu dan keluarga besarnya berwajah oriental karena ia berasal dari warga keturunan. Hmm..yap, persahabatan si sipit dengan si mata belo (hii inget panggilannya ruly, si dosen arsitek nan kenes itu untukku..”si belok-belok”), si tionghoa sama si jawa.

Ia nampak tampan! (uff bolehlah sekali-kali nggak mengecenya ekekek) Walau ia sering memaksa untuk disebut ganteng, namun sampai kapanpun ia nggak akan bisa masuk dalam kategori ganteng versiku.

ganteng tuh harus agak sedikit coklat, mukanya eksotis gitu jelasku untuk membuatnya paham antara versi ganteng vs tampan (menurutku versiku)

Uhmm aku kan coklat juga… ehehe tetep maksa.

Ia, sahabat SMAku yang selalu menceriakan hariku dengan candaannya, keusilannya, ledekannya, jailnya ehehehe. Kadang menghabiskan jam pelajaran kosong dengan bermain crosswall, saling menyontek kerjaan saat ulangan (ihihi). Ah, waktu berjalan tanpa terasa ya. Aku pernah kehilangan kontak dengannya, menghilang entah kemana sehabis lulus SMA, namun berhasil menemukannya lagi berkat situs jejaring sosial dunia maya. Kini, walaupun jarak begitu jauh, namun rasanya ia tetap ada di Gombong ehehe. Yap, maklum dia bekerja nun jauh di Singapura yang membuatnya tidak bisa sering-sering kembali ke tanah air. Kadang chat lewat YM, ngomongin hal remeh temeh mulai dari kangen tempe mendoan, sambel trasi, soto pak lepot langganannya sampai soal politik, buku, ataupuni teknologi.

“Makanya bikin aja domain sendiri. Trus kamu namain sama nama kamu. Misal www. Siwielek.pancen ehehe”. Begitu komentarnya saat blogku beberapa saat lalu eror. Dasar dia! Ehehe...

Aku sempat terkekeh saat ia pernah mengatakan :

- di kehidupan selanjutnya mungkin kita juga ditakdirkan untuk saling mengece- katanya beberapa saat yang lalu..ahaha..dasar!

Yap, kadang memanfaatkan keahliannya di bidang IT, dari milihin laptop, nginstal program sampai urusan blog. Walaupun harus melalui ritual “diece-ece dulu”tapi mesti langsung dibantuin kok ihihi.

“Uhm besok-besok aku bakal disebut technical guy-nya seorang penulis terkenal nih”. Selalu saja begitu..selalu tidak bisa membuatku tidak tersenyum

Ah, kini dia telah menemukan pasangan jiwanya. Selamat kawan, sungguh ikut merasa bahagia melihatmu bahagia.

Maaf nggak bisa ikut ritual “lempar boneka”, kebetulan ketemu si bos Heru dan calon nyonyanya yang mengajak kami jalan2 keluar. Walaupun nggak ikut ritual lempar boneka, anggap saja boneka itu jatuh ke tanganku jadi artinya daku bakal menyusulmu menikah segera ya ehehehe…

Met honeymoon ke Bali ya..

Happiness’n Joy..Peace’n Good cheer…may all this be yours!..year after year!

Congrats on your marriage..Cendol!!!!ahahaha…

Pergulatan antara "baik" dan "jahat"

Sekali lagi, Paulo Coelho mempesonakan dengan karyanya yang menggugah sisi kemanusiaaan kita. Sebelumnya karyanya menjawab pertanyaanku tentang pengejaran impian (the alchemist), cinta (Zahir, by River Piedra I Sat down and cry), dan kini tentang kebaikan (The Devil and Miss Prym). Walaupun secara jujur kukatakan tidak sebegitu memikat karya-karyanya yang kubaca sebelumnya, namun toh tetap saja mampu membuatku berpikir ulang, teringat akan pertanyaan yang tengah kuajukan, dan sedikit menemukan jawaban.

Pernahkah terlintas dalam pikiranmu sesuatu yang mengkhianati nurani? Tentang yang sepantasnya atau tidak?tentang yang sesungguhnya kau inginkan? atau bahkan sekelebat “jahat” yang melintasi hidup?

Kisah dalam buku ingin tentang seseorang yang ingin membuktikan adakah memang benar ada kebaikan di muka bumi ini.

- Aku menemukan bahwa jika dihadapkan pada percobaan, kita selalu gagal. Jika diberikan kondisi yang tepat, setiap manusia di muka bumi ini akan bersedia melakukan kejahatan-

Uhmm..benarkah begitu?

Ada satu kisah menarik saat Leonardo davinci akan menyelesaikan lukisan ternamanya, Perjamuan terakhir. Ia harus melukis “baik” dalam wujud Yesus, dan “jahat” dalam diri Yudas. Pada suatu saat, ia mendengarkan paduan suara dan melihat sosok Kristus yang sempurna pada diri salah satu orang anggota paduan suara. Lalu ia membuat sketsa dan menggambarnya sebagai wujud “baik”. Tiga tahun berlalu, namun Da vinci belum juga menemukan model untuk menggambar wujud “jahat” pada diri Yudas. Lalu ia berpapasan dengan pemuda dengan pakaian compang camping dan tergeletak mabuk di selokan. Da vinci merasa menemukan model yang tepat untuk menggambar Yudas, segera ia menyuruh asistennya membawa pemuda itu dan kemudian Davinci melukiskan kelicikan, dosa, dan egoisme yang tergores jelas di wajah sang pemuda itu.

Setelah selesai menggambar, pemuda itu tersadar dan memandang lukisan itu dengan takut bercampur sedih. Ia berkata

“ Aku pernah melihat lukisan ini”

Kapan?”. Tanya Leonardo heran

“ Tiga tahun yang lalu, sebelum aku kehilangan semua yang kumiliki. Waktu itu aku menyanyi di sebuah paduan suara dan hidupku masih penuh dengan impian. Pelukis itu memintaku menjadi model untuk wajah Yesus.

Baik dan buruk memiliki wajah yang sama, semua bergantung dari kapan keduanya melintas dalam kehidupan seorang manusia.

Uhmmm begitukah?Benarkah kita mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi jahat?.

Mungkin begitu, tapi ada yang bisa membedakan ‘baik” dan “jahat”walaupun kita semua mempunyai naluri yang sama.

“Jika malam ini pelacur tercantik desa ini datang kemari, apakah kau akan sanggup memandangnya dan menganggapnya tidak cantik dan tidak menggoda?”

“ Tidak, tapi aku bisa mengendalikan diriku”, sahut si orang kudus.

“ Dan jika aku menawarimu setumpuk kepingan uang emas agar kau meninggalkan guamu di gunung dan bergabung dengan kami, sanggupkah kau memandang emas itu dan menganggapnya batu kerikil?”

“ Tidak, tapi aku akan bisa mengendalikan diriku”

“ Dan jika kau dicari-cari oleh dua bersaudara, yang satu membencimu dan yang lain menganggapmu suci, sanggupkah kau memiliki perasaan yang sama terhadap keduanya?”

Itu benar-benar sulit, tapi aku akan bisa mengendalikan diriku sendiri dan memperlakukan mereka dengan sama.

Percakapan itu adalah percakapan Ahab, si penjahat dan St.Savin, si orang kudus. Savin dan Ahab memiliki naluri yang sama- baik dan jahat bertarung di hati mereka, sama seperti di dalam setiap jiwa manusia yang ada di muka bumi ini. Ketika Ahab menyadari Savin tidak berbeda dengan dirinya, diapun menyadari dirinya tidak berbeda dengan Savin. Semua hanya masalah pengendalian diri. Dan pilihan.

Tidak kurang, Tidak lebih.

Uhmm…mungkin pernah terlintas sesuatu yang mengkhianati nurani, sifat-sifat manusiawi yang masih jauh dari kebaikan, bisikan “jahat” tempat iblis menunaikan kewajibannya, ataupun hal lainnya..

Tapi, alangkah bijaknya bila memilih…

yah, aku sadar kadang terlintas hal itu dalam pikiranku, dan sungguh sulit untuk mensikapinya. Tapi aku akan bisa mengendalikan diriku”

Sanggupkah kita berkata dan bertindak demikian?