Kamis, 07 Mei 2009

Flu Babi, Babak Baru Peperangan terhadap Virus Influenza


MANUSIA selalu dihadapkan pada peperangan menghadapi berbagai penyakit, baik penyakit menular maupun tidak menular. Menghadapi penyakit yang secara terus menerus menyerang umat manusia, ataupun penyakit lama yang baru-baru ini muncul kembali (new emerging disease). Setelah menghebohkan dengan merebaknya virus influenza subtipe H5N1 yang mengakibatkan penyakit flu burung beberapa tahun yang lalu, sekarang muncul fenomena baru yakni flu babi yang merupakan virus influenza subtipe H1N1. Munculnya wabah flu babi seperti kembali menunjukkan bahwa manusia sekali lagi kalah berlari dengan virus influenza yang memang mempunyai karakteristik yang cepat sekali mengalami mutasi. Tingginya tingkat mutasi ini disebabkan karena virus ini termasuk virus RNA bersegmen 8 yang lebih peka terhadap variasi genetik dibandingkan dengan virus DNA. Betapa ahlinya virus ini beralih rupa mengelabui sistem pertahanan tubuh manusia inilah yang menyebabkan sulitnya pembuatan vaksin yang mujarab untuk mengatasi virus ini. Manusia dan virus influenza seperti selalu berkejaran, dan tampaknya virus influenza selalu selangkah lebih jauh. Saat peneliti tengah meneliti lebih jauh tentang virus H5N1 yang mengakibatkan penyakit flu burung dalam upaya pengendaliaannya, tiba-tiba saja muncul flu babi yang menimbulkan pandemi.

Flu babi (swine flu) yang baru-baru ini menyerang Mexico dan akhirnya menyebar ke berbagai negara merupakan virus influenza subtype H1N1 yang pada tahun 1976 di Amerika pernah menewaskan seorang tentara. Pandemi influenza pertama yang terjadi pada tahun 1918 juga dihubungkan dengan virus influenza subtipe H1N1 yang menewaskan 20-40 juta orang. Hal yang mengkhawatirkan dunia sekarang ini yakni bahwa ternyata virus ini mampu menular dari manusia ke manusia, hal yang tidak terjadi pada flu burung. Fakta tersebut sangat mengkhawatirkan melihat mode transportasi dan mobilitas penduduk yang sangat tinggi akibat globalisasi. Sampai saat ini WHO telah menetapkan dunia tengah berada di tahap 5 pandemi yakni adanya penularan dari manusia ke manusia setidaknya dua negara dalam satu wilayah. Data terakhir yang dikeluarkan WHO, virus ini telah menjangkiti 21 negara di berbagai benua dengan jumlah kasus yang terkonfirmasi sebanyak 1490. Di Mexico, tempat pertama kali virus ini merebak, dilaporkan 822 kasus infeksi pada manusia terkonfirmasi dengan 29 kematian. Di Indonesia sendiri, sampai saat ini belum terkonfirmasi adanya kasus flu babi, namun kesiapsiagaan harus terus dilakukan. Mengingat penyebaran penyakit ini yang menular antar manusia maka peran karantina di pintu masuk bandara dan pelabuhan sangat penting untuk mendeteksi dan mengantisipasi orang-orang yang mungkin membawa virus tersebut. Pengalaman menghadapi flu burung paling tidak merupakan bekal bagi pemerintah Indonesia dalam menghadapi penyakit ini dengan kewaspadaan yang proporsional.

Penggantian nama

Istilah flu babi yang digunakan selama ini ternyata mengakibatkan dampak yang luas pada industri maupun peternakan babi. Kekhawatiran masyarakat akan tertular akibat mengkonsumsi daging babi menyebabkan harga daging babi di pasaran terus menurun. Padahal sebenarnya orang tidak akan tertular virus ini bila mengkonsumsi daging babi yang dimasak dengan baik. Setelah mendapat kritik dari berbagai negara, mulai tanggal 30 April 2009, WHO mengganti nama flu babi menjadi influenza A (H1N1). Gejala awal flu babi hampir sama seperti influenza biasa seperti sakit kepala, demam, sakit pada tenggorokan, iritasi pada mata, ngilu di seluruh badan, dan terkadang terjadi mual dan diare. Tetapi gejala sesak nafasnya tidak seperti pada avian influenza atau flu burung.

Babi, tempat “koalisi” virus

Babi ternyata juga merupakan tempat strategis bertemunya virus-virus influenza sehingga memungkinkan terjadinya mekanisme reassortment (pertukaran materi genetik). Sel-sel epithelial trakhea babi mempunyai reseptor NeuAcα2,3Gal (reseptor untuk virus influenza avian/unggas, babi) dan juga NeuAcα2,6Gal (reseptor untuk virus influenza manusia). Hal tersebut menyebabkan babi dapat terinfeksi oleh virus influenza manusia, babi maupun avian/unggas bahkan dalam waktu yang bersamaan. Fakta tersebut memungkinkan bercampurnya materi genetik dan dapat memunculkan strain virus baru dan berbahaya. Penelitian terbaru menyebutkan virus baru ini berasal dari ancestor (leluhur) dua virus influenza babi, yang salah satunya berhubungan dengan virus triple reassortant yakni campuran virus influenza manusia, babi dan unggas yang diisolasi di Amerika Utara tahun 1998. Sampai saat ini virus influenza H1N1 yang merebak di Mexico belum diketahui apakah spesifitas tapak perlekatan reseptornya sudah berubah sehingga bisa menginfeksi manusia.

Salah satu faktor yang berperan dalam infeksi virus influenza adalah adanya kecocokan antara virus dengan reseptor permukaan sel hospes. Swine flu biasanya tidak dapat menginfeksi manusia, namun kasus yang merebak belakangan ini membuktikan bahwa virus ini telah mampu menginfeksi manusia bahkan mode transmisinya sudah bisa menular dari manusia ke manusia. Hal ini membuktikan virus ini telah menembus batas spesies sehingga bisa menginfeksi manusia. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai biologi molekuler virus ini guna mendapat informasi mendetail sehingga manusia dapat mencari cara untuk dapat mengendalikannya. Informasi terakhir menyebutkan bahwa virus influenza H1N1 yang diisolasi dari pasien flu babi di Mexico resisten terhadap obat antiviral kelas inhibitor neuraminidase (oseltamivir dan zanamivir), namun resiten terhadap kelas adamantanes (amantadin dan rimantadin). Selama ini manusia masih mengandalkan obat-obat antiretroviral tersebut untuk mengatasi infeksi virus influenza. Vaksin untuk virus influenza masih terus dikembangkan untuk diterapkan, namun sayangnya pembuatan vaksin influenza inipun harus terus berpacu dengan si virus terus beralih rupa, mengecoh sistem pertahanan tubuh manusia. Vaksin yang dibuat tidak dapat melindungi infeksi virus influenza secara total karena banyaknya subtipe dan kemampuan mutasi virus influenza yang tinggi.

Virus influenza memang terus menyita perhatian manusia, setelah menimbulkan kejadian luar biasa dengan kasus flu burung yang belum lagi reda, virus inipun berhasil menyedot perhatian dunia dengan pandemi flu babi yang membuat dunia bersiaga menghadapi penyebaran virus yang terus meluas. Flu babi inipun menjadi babak baru peperangan manusia menghadapi virus influenza, walaupun sebenarnya cerita peperangan terhadap flu burung belum lagi usai. Jangan sampai terlena memfokuskan pada babak baru hingga melupakan kesiagaan pada bahaya flu burung yang terus mengancam. Virus ini sepertinya terus menyiapkan skenario yang mengejutkan laiknya cerita yang menyita perhatian dalam setiap babaknya. Umat manusia saat ini tengah ditantang kesiagaan dan kekompakannya menghadapi serangan babak baru virus influenza, karena upaya sebagian pihak tanpa kerjasama dengan pihak lain adalah menghadapi peperangan tanpa amunisi yang lengkap.***


7 maggio'09 8:21 pm

Sabtu, 02 Mei 2009

Nama, titik dua (:)


Saat pertama memasuki kota itu, uhm adem, sejuk tapi tetap modernis. Hijau namun tetap mengikuti kemajuan zaman, itulah kesan pertama kali memasuki wilayah Salatiga. Kunjunganku pertama kalinya di kota ini, inipun gara-gara sebuah kunjungan perjalanan dinas untuk urusan observasi magang. Sebelum berangkat telah mendengar beberapa cerita tentang ribetnya birokrasi dan adminstrasi di instansi lain (jatah instansi masing-masing), ahh..semoga di instansi yang akan kudatangi tidak begitu. Ditemani satu rekan sejawat, aku mulai mengurus segala macam keperluan dan tugas yang diberikan. Semuanya baik-baik saja, walaupun si ibu-ibu yang melayaniku rodo-rodo bergaya serius dan formal.
" mba, sebenarnya untuk urusan proposal magang mahasiswa dan keperluannya bukan saya yang meng
'handle. sekarang mba-nya menghadap ke mba-X saja, ruangannya di bla..bla..bla..." masih dengan wajah serius dan sikap yang formal beliau berbicara denganku.
" oh iya bu, kalo begitu saya akan segera menghadap beliau. oh ya, ibu Y (ibu yang kuajak bicara) kenal dengan Mas Z nggak?" sambil merapikan berkas dan proposal anak-anak yang berbendel-benddel itu aku bertanya pada ibu Y.
" Oalah, itu kan adikkku...anakku...sahabat baik, wah dia itu orangnya pinter, baik banget..bahkan kadang terlalu baik dengan semua orang..bla..bla..bla" wah..tidak dinyana-nyana reaksinya berubah menjadi bersemangat dan cair tiba-tiba. Lalu mengalirlah cerita yang beranjak ke ranah informal. Suasana tiba-tiba menyenangkan.
Kalau tidak mengingat tugas yang harus kuselesaikan tentu saja pengennya masih ngobrol lagi, tapi tugas membuat harus segera menemui mba X yang mengurus tentang magang mahasiswa. Mba X ini dari awal memang terkesan baik dan ramah, semua urusan beres dan lancar, bahkan berbasi-basi sampai cerita mulai dari yang ringan sampai berdiskusi tentang format magang di instansi tersebut. Dan saat aku menyebutkan alumni dari sebuah program studi di UGM. Beliau menanyakan..
" kenal nggak dengan Mas Z?" (Mas Z ini memang salah satu staff di Dinas tersebut tapi bertugas di lain daerah).
"Owh, ya kenal to mba, satu angkatan dengan saya, malah satu penelitian"
" Wah mba, orangnya baik banget, pintar, potensial..bla..bla..ceritapun mengalir dengan mengasyikkan.
Suasana menjadi akrab, dan ujungnya beliau menawarkan saya untuk mengantarkan ke bagian-bagian di instansi tersebut untuk mengurus keperluan admintrasi lainnya. Di dua bagian berikutnya, yang mengherankan komentar dua orang ibu kepala bagian pun serupa. Ah, kunjungan yang menyenangkan, suguhan komplit, servis memuaskan bahkan ketemu alumni se-program studi.
' Mas, memang tambah ruwet urusannya bila membawa namamu di sini, ehehe tambah ruwet gara-gara diajak ngobrol banyak, oh ya pesen mereka kapan mau pindah ke salatiga, ditunggu". Begitu sms yang kusampaikan kepada si Mas Z ini, sahabat baik yang sampai saat ini masih kontak walau berada di daerah antah berantah.
Sebuah nama dengan titik dua lanjutannya hampir pasti mendekripsikan kesan yang tergambar dari orang yang kita kenal.
Memang tidak mengherankan bila komentar mereka begitu positif terhadap si mas Z ini yang memang menurutku "
ordinay man with extraordinary personality". Uhmm..dari 6 orang yang mengenalnya di instansinya tersebut, semua mendeskripsikannya dengan kesan yang seragam (validitas data mencapai 100% tuh ehehe).
Kejadian ini membuatku berpikir, pernahkah terlintas di pikiranmu..apa yang orang-orang pikirkan saat mendengar namamu?? bukan maksudku harus terpengaruh atas apa yang dipikirkan orang lain tentangmu. Tapi sekedar tergelitik seperti apa dirimu di mata orang lain.
Saat namaku terucap, apa kelanjutannya setelah titik dua???


source picture :http://www.earwormmp3.com/images-album/whats-my-name.jpg
cafe de spot 2 may'09 21.47

Minggu, 26 April 2009

Di Sela-Sela Minum Kopi

Menghabiskan akhir pekan pulang ke rumah, menikmati detak hidup yang melambat. Yap, dan ternyata rasanya menyenangkan. Mungkin sedikit balas dendam karena beberapa minggu ini sibuk dengan urusan kerjaan hingga hidup dan detak waktu berlari sprint seakan mau memecahkan rekor. Rekor apa? Bukankah hidup bukan perlombaan?. Tapi terbukti kesibukan tetek bengek kerjaan begitu ampuh menyita waktu, hingga posting tulisanpun bulan ini menjadi rekor terburuk sepanjang masa ehehe. Sampai akhir bulan hanya 2 posting dan itupun postingan paksaan karena ikutan lomba kompetiblog. Doohh..memalukan.
Jadi untuk minggu ini memang jauh hari sudah kuselesaikan pekerjaan sebelum hari Sabtu, segala urusan perjalanan dinas ke Salatiga hari senin esok sudah beres. Inilah salah satu keuntungan jadi ”pegawai” yang kerjaannya nggak harus berada di tempat, asal kerjaan beres, tidak masalah bila sewaktu-waktu mengambil ”one day off” ehehe. Ini salah satu hal yang harus kusyukuri bahwa pekerjaanku memungkinkanku menikmati kehidupan lain selain kerjaan. Dari dulu memang tidak pernah bercita-cita untuk kerja Senin-Sabtu dengan jam kantor mengikat. Pernah merasa lelah melihat ritme hidup temen-temen yang pernah ku”tumpangi nginep” gara-gara urusan di Jakarta dulu. Ah betapa hidup mereka habis untuk bekerja. Berangkat pagi-pagi sekali mengejar transportasi menuju tempat kerja yang harus diselingi dengan macet, lalu pulang menjelang maghrib, bahkan kadang lebih telat dengan letih di badan karena pekerjaan plus perjalanan. Lalu kapan waktu untuk menikmati dunia yang lain?.
Tapi begitulah pilihan hidup yang harus dibuat, entah atas dasar keterpaksaan untuk survive hidup, alasan kebiasaan ataupun alasan lainnya.
Jadi bersyukur menikmati kemewahan yang diberikan sang waktu dengan merebahkan badan di kamar yang sudah beralih rupa, bereformasi tatanan seiring perubahan yang terjadi pada diri penghuninya. Menikmati hari sambil melahap tulisan Seno Gumira Ajidarma dengan ”Affair”nya. Cocok sekali buku yang kubeli sebelum pulang ini untuk menemani hari yang santai. Ulasannya yang kritis tapi santai, ringan bahasanya tapi berbobot dalam isi. Uhmm..aku suka gaya bahasanya dalam mengulas kehidupan homo jakartensis (begitu istilahnya untuk menyebut orang-orang Jakarta). Bercerita tentang perubahan budaya yang terjadi di ibukota, disajikan dengan ringan dan lugas. Dari berhala Jakarta yang bernama ”sukses” sampai air seni supir taksi.Ah, tulisan yang cerdas.
” Cinta yang dihayati selama 25 tahun bisa saja hanya merupakan hubungan dari kontrak ke kontrak yang membawa kepentingan di dalamnya, seperti hubungan kita dengan kopi instant. Dalam hal ini Jakarta adalah sebuah kota yang dingin dan tak peduli”.
Begitu ulasnya dalam ”Antara Cinta dan Kopi Instan”, (karena menyinggung kopi jadi langsung tertarik ehehe).
Ah, tapi hubunganku dengan kopi instan yang pasti lebih dalam daripada kontrak kepentingan, lebih bisa dipastikan kontrak hati hihi. Ah, hati ini mungkin kebanyakan kontrak, hingga mungkin lebih baik ditinjau ulang untuk kontrak-kontrak yang lain, tapi tidak dengan kontrakku dengan kopi yang selalu saja diperpanjang.
Oh ya, tulisan utama yang dijadikannya judul dalam buku itu yakni Affair mengulas fenomena sosial yang patut untuk disimak. ”Kalau anda terlibat affair, anda akan termasuk orang pinggiran. Affair berupa hubungan yang dalam sistem sosial yang tidak dilembagakan. Peradaban memberikan lokalisasi bagi pelacuran, tetapi tidak ada lokalisasi affair, dengan demikian affair menjadi marginal” .
Ehehe membaca tulisannya seperti melahap keripik kentang. Sudah lama tidak menikmati momen memperlambat hidup dengan sungguh-sungguh meluangkan waktu untuk membaca, bersantai dan menulis di sela-sela minum kopi. Tanpa hiruk pikuk jalanan, urusan kantor, ataupun line internet. Di tempat kelahiran yang masih juga dinilai jauh dari peradaban oleh banyak orang, termasuk olehku kadang. Tapi, kepala akan terasa longgar, dan jiwa akan full of charge bila kembali ke tempat yang kusebut ”rumah”.
Yeih, dan minggu depan harus tancap gas lagi, karena waktu luang tidak akan berharga tanpa adanya rutinitas bukan?***

25.04.09 11.22 am

Kamis, 23 April 2009

Bila Tiket Ajaib itu Jatuh ke Tanganku


Bila ada yang namanya keberutungan dalam hidup, uhmm..sepertinya harus ada kosakata lain yang menggantikan kata ”beruntung” bila akhirnya tiket summer course di Utrecht University Summer School, Belanda itu jatuh ke tanganku!ehehe...beruntung banget...mungkin!

Bayangkan, cuma posting tulisan di blog dan mendaftar di kompetiblog lalu bisa jalan-jalan dan merasakan atmosfer lingkungan internasional di Belanda?uhmmm...layaknya mendapat durian runtuh! (nggak ketiban di kepala tentunya hihi). Makanya tidak heran bila ratusan peserta mencoba mengerahkan daya pikatnya lewat tulisan untuk menggaet hati para juri. Antusiasme peserta ini mencerminkan bagaimana generasi muda Indonesia berani beradu kemampuan dan berani bermimpi untuk memenangkan kompetisi ini.


http://www.freefoto.com/images/1450/10/1450_10_18---Keukenhof--Holland-The-Netherlands_web.jpg


Ticket to Global Community, tajuk yang harus diusung oleh para peserta kompetiblog, nampaknya memang topik yang terus menggeliat di antara para pelajar Indonesia. Bahwa kuliah di luar negeri adalah mimpi!. Mimpi yang harus diperjuangkan menjadi kenyataan. Kenapa mimpi? Yap, karena bagi kalangan menengah ke bawah masih menganggap kuliah di luar negeri sebentuk kemustahilan bila tanpa adanya sokongan tiket ajaib atau kata ajaib bernama ”beasiswa”. Mengikuti summer course di negeri-nya Van Basten itu akan menjadi mustahil tanpa adanya sponsor yang membiayai, begitulah yang ada di pikiran kami yang mengalami keterbatasan dana (huks..huks). Mungkin bagi anak-anak dari kalangan berduit, kuliah ataupun sekedar jalan-jalan ke luar negeri merupakan hal yang biasa saja.

Tapi jangan tanyakan betapa mimpi-mimpi indah itu sangat berharga bila menjadi nyata untuk kalangan masyarakat kebanyakan di Indonesia. Termasuk aku tentu saja, ehehe..yang selalu mengandalkan rejeki beasiswa dan gratisan.

Oh ya, pernah berpikir kenapa novel Laskar Pelangi nya Andrea Hirata begitu booming dan menjadi bestseller? Tentu saja selain acungan jempol layak diberikan atas kemampuan Hirata untuk mengolah kata-kata menjadi kumpulan cerita yang tidak pernah bosan untuk dibaca, satu hal esensial mengenai buku itu adalah kisah tentang BERANI BERMIMPI. Ruh itulah yang ditiupkan Hirata pada tetralogi Laskar Pelangi nya. Berani bermimpi untuk kuliah ke luar negri walaupun apapun latar belakang kehidupannnya, berani berjuangan sampai akhir, berani naik turun bersama tak terduganya sang kehidupan. Betapa suksesnya buku itu menggambarkan banyaknya mimpi-mimpi anak muda Indonesia yang ingin merasakan dunia lain di luar dunia yang biasa ditemukan di sekitarnya.

Entah apa ini berlaku bagi orang lain, tapi bagiku menginjakkan kaki di tanah-tanah impian merupakan suatu mimpi yang membiusku untuk dapat mewujudkannya. Hidup yang berwarna, penuh tantangan, hal-hal baru dan cara pandang baru akan menawarkan sebuah peralihan hidup dari berotak beku menjadi berkembang. Bisa dirasakan bila terkungkung dalam suatu komunitas beragam, dengan cara pandang yang seumur hidup ini kau yakini benar dan lumrah adanya, perkembangan akan berjalan lambat bukan?. Kondisi ekstrim yang berbeda, kehidupan yang sama sekali lain, bertemu dengan komunitas yang beraneka ragam akan menawarkan tangga-tangga naik kelas dalam hidup. Keluar dari zona nyaman memang awalnya tidak mengenakkan, tapi justru langkah itulah yang membuatmu mengalami percepatan hidup. Looh, kok lama-lama kayak menguliahi yah..ehehe..


http://www.swanenburgh.nl/images/volendam3.jpg


Yah, semua itu bisa dirasakan bila kita berani untuk keluar dari zona nyaman, mencoba melihat kehidupan lain yang memberikan pengalaman berharga bagi hidup. Kuliah ke Belanda pastilah salah satu jembatan yang layak untuk disebrangi.

Semakin fasih berbahasa inggris, poin yang pasti didapat karena kita akan dipaksa setiap hari menggunakannya. Aku yakin sebolot-bolotnya orang, bila dipaksa dalam kondisi seperti itu akan jauh lebih progresif perkembangan bahasa inggrisnya. Toh bahasa adalah kebiasaan juga kan?. Trus, ingin sekali rasanya merasakan gimana sih sistem pembelajaran yang beda-beda itu. Ada yang menerapkan problem base learning system, pola beta-gamma system ataupun yang sudah diakui secara internasional yakni sistem pembelajaran ground-breaking problem based learning.

Resah rasanya melihat kondisi realitas sistem pendidikan di Indonesia. Apalagi ber profesi sebagai pendidik mahasiswa di lingkungan universitas, namun masih saja merasakan kurang pasnya sistem pembelajaran yang diterapkan di Indonesia. Lihatlah mahasiswa-mahasiswa sekarang yang berkembang seperti robot yang teoritis. Bahkan tidak jarang berpikiran dan berwawasan sempit (apalagi bila di daerah yang masih belum berkembang). Belum lagi bagaimana realitas pendidikan yang ada di luar jawa yang kondisinya masih timpang dengan kemajuan yang ada di pulau Jawa. Miris rasanya melihat mahasiswa dengan ijazah di tangan, lalu dihadapkan pada realitas mencari pekerjaan namun kemudian menjadi gamang apa yang harus dilakukan. Nampaknya kita memang harus memikirkan sistem pendidikan yang lebih baik dalam upaya menempa anak-anak Indonesia agar mempunyai kompetensi dan kualitas yang memadai untuk bersaing di dunia yang semakin kompetitif.

Makanya penasaran sekali rasanya seperti apa sistem pendidikan yang diterapkan di Belanda setelah beberapa waktu lalu membaca beberapa artikel tentang sistem pembelajaran di sana. Pembagian pasti jalur universitas yang bisa dipilih oleh mahasiswa. Belanda mengenal adanya binary sistem, dimana terdapat 2 program yakni :

1. Research-oriented education (wetenschappelijk onderwijs/WO)

Nah ini diselenggarakan oleh universitas riset. Di Belanda terdapat 14 universitas riset yang mengadakan penelitian di berbagai bidang ilmu.

2. Professional higher education (hoger beroesonderwijs, HBO)

Kalo yang ini diselenggarakan oleh Hogescholen atau istilahnya University of professional education.

Keduanya berbeda baik sistem pendaftaram, kurikulum, isi dan lama studinya. Jadi ada jalur-jalur pilihan studi tersendiri yang memungkinkan calon mahasiswa memilih mau menempuh universitas riset atau memilih yang lebih berorientasi ke praktek dan karir. Wah asyik ya bila ada kesempatan untuk memilih seperti itu ya?

Kuliah di luar negeri juga membuat kita bisa berkenalan dengan mahasiswa asing dari berbagai negara. Merajut persahabatan walaupun berasal dari latar belakang bangsa, budaya, agama dan ras berbeda akan menghadirkan sebuah melting pot yang sempurna. Belajar menghargai perbedaan, membuka wawasan dan cara pandang baru. Uhmm menyenangkan dan menantang!


http://www.freefoto.com/images/1450/07/1450_07_9---Clogs--Keukenhof--Holland-The-Netherlands_web.jpg

Kemudian bisa melihat Indonesia dari luar akan memunculkan sebuah perspektif yang berbeda. Bila selama ini kita memandang Indonesia dengan segala pernak pernik masalahnya dari dalam, mungkin akan sangat berbeda bila memandangnya dengan kacamata yang baru. Bukankah salah satu tujuan kita menangguk pengalaman di luar negeri karena ingin memberikan sumbangsih perubahan yang lebih baik di negeri tercinta kita? Wuihh nasionalis toh..ehehe..

Tunggu apa lagi, siapkan dirimu untuk mewujudkan mimpi yeiiiihhhh....

Rabu, 15 April 2009

Mari Mengejar Mimpi ke Negeri Kincir Angin

Kuliah di luar negeri?apalagi di daratan Eropa?uhmm..siapa yang nggak ngiler dibuatnya. Sudah mafhum rasanya bila beratus-ratus mahasiswa Indonesia mempunyai mimpi untuk mencicipi bagaimana rasanya menjadi bagian dari komunitas internasional. Sudah waktunya meninggalkan sarang yang sudah lumutan, mengepakkan sayap untuk melihat dunia lain yang akan merubah cara pandang dan memperluas wawasan. Semoga nantinya bisa membawa oleh-oleh setumpuk ilmu dan pengalaman untuk diimplimentasikan di negeri tercinta.

Masih bingung menjatuhkan pilihan kemana akan mengepakkan sayap untuk melanjutkan studi?. Nah, negeri kincir angin yang nyelempit kecil nan mungil di daratan Eropa nampaknya merupakan pilihan menarik untuk menjatuhkan hati. Negeri yang begitu lekat dengan bangsa kita karena begitu betah menjajah ibu pertiwi dengan kolonisasinya. Ah, sudah saatnya memaafkan sejarah, toh sekarang Belanda dengan tangan terbuka memberikan kesempatan bagi para mahasiswa untuk nglurug ilmu kesana. Ini terbukti dengan besarnya jumlah tawaran beasiswa setiap tahunnya untuk Indonesia, bahkan merupakan negara yang paling banyak menawarkan beasiswa bagi mahasiswa Indonesia. Yah, mungkin salah satunya sebagai tanggung jawab moral akibat jelaga-jelaga kesalahan masa lalu kali ya ehehe. Terdapat beberapa beasiswa yang ditawarkan antara lain Erasmus Mundus, HSP Huygens Programme, NFP (Netherland Fellowship Programme). Uhmm hayuk singsingkan lengan baju untuk menjemput mimpi-mimpi masa depan.


http://thedestinationcenter.com/images/tourimages/64430900_1209657094.jpg

Nah, mengapa menjatuhkan pilihan pada Belanda? Nih bisa dilihat poin plus-plusnya yang bisa membuatmu tertarik.

1. Kuliah berbahasa Inggris

Yup, faktor bahasa pengantar kuliah sangat penting bagi mahasiswa asing. Sudah jauh-jauh berkelana ke negri orang tapi kalau kuliahnya nggak mudeng gara-gara kendala bahasa kan nggak okey. Untungnya Belanda merupakan negara pertama yang bahasa nasionalnya non Inggris (bahasa nasionalnya boso londo alias bahasa belanda) yang menawarkan program studi berbahasa inggris. Pada tahun 2009/2010, Universitas di Belanda menawarkan 1.391 program sarjana, master, Ph.D serta kursus singkat (short course) yang diselenggarakan dalam bahasa Inggris. Jadi nggak usah bingung mikirin kendala bahasa deh, kita nggak harus ribet dengan persiapan mempelajari bahasa negara yang dituju untuk bisa mengikuti perkualiahan. Hal ini berbeda bila ke negara lain seperti Jepang atau Italia yang bahasa pengantarnya kebanyakan masih menggunakan bahasa nasional negara tersebut. Trus nilai plusnya lagi, ternyata 95% masyarakat Belanda berbicara dan membaca dalam bahasa Inggris. Hal ini tentu saja membuat atmosfer selama belajar di belanda akan menjadi lebih nyaman dan menyenangkan. Import buku dalam bahasa Inggrispun banyak dilakukan oleh negeri ini dibandingkan dengan negara lain yang tidak berbahasa Inggris. Nah tuh, sudah bahasa pengantarnya bahasa Inggris, masyarakat di sanapun sudah biasa bertutur dengan bahasa Inggris, dijamin akan nyaman untuk tinggal dan bersosialisasi.

2. Biaya kuliah yang relatif rendah

Bila kita kuliah ke negri orang bermodalkan beasiswa, mungkin nggak perlu terlalu memusingkan soal budjet uang kuliah. Mungkin lebih mikirin jatah bulanan harus cukup untuk kebutuhan hidup sebulan itu, jangan sampai nombok ehehe. Nah, bila rekan-rekan ada yang berminat kuliah ke Belanda dengan kocek sendiri, jangan khawatir karena biaya kuliah di Belanda relatif lebih rendah daripada negara uni eropa lainnya. Kenapa? Ternyata hal ini disebabkan karena subsidi dari pemerintah Belanda yang cukup besar di sektor pendidikan. Tuh, perhatian banget kan?. Biaya kuliah program internasional untuk sarjana sekitar 1200-3000 euro setiap tahun, sedangkan untuk program master berkisar antara 5000-13.000 euro (tergantung juga dari universitas dan bidang yang diambil). Nah trus tentu saja ada plus plusnya lagi, yakni biaya hidup untuk mahasiswa yang tidak terlalu mahal. Jatah 650 euro per bulan diperkirakan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup standar termasuk akomodasi, transportasi lokal, asuransi kesehatan, kehidupan sehari-hari dan buku-buku. Bila merasa keuangan kembang kempis setiap bulannya, eitss..ada pilihan lagi, yakni mahasiswa diijinkan untuk bekerja paruh waktu maksimal 10 jam per minggu, bahkan untuk bulan Juni, Juli dan Agustus bisa bekerja penuh. Nah tuh, jangan khawatir kekurangan duit, tapi bila kepepet...bisa ngutang sesama rekan Indonesia yang pastinya banyak jumlahnya di sana, tapi konon jangan coba-coba pinjem duit sama orang londo, karena hasilnya bisa dipastikan...ditolak mentah-mentah!!! Ehehe...

3. Metode pengajaran yang berkualitas

Gaya pengajaran di Belanda memberikan porsi perhatian lebih pada mahasiswa sebagai pusat, dengan memberikan perhatian dan kebebasan untuk mengembangkan opini dan kreatifitas mereka. Kurikulumnya berorientasi dan dirancang untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa sesuai dengan bidang yang diambil. Umumnya setiap universitas mempunyai sisitem pembelajaran yang berbeda. Di Maastricht University, mereka menerapkan problem base learning system. Setiap pokok bahasan bermuara langsung ke penyelesaian masalah. Lain lagi di Wageningen University and Research Centre, di sana menerapkan pola beta-gamma system dalam pengajarannya dengan tujuan agar para alumninya bisa memahami teknologi dan gejala gejala sosial. Belanda juga sudah memperoleh pengakuan internasional atas sistem pembelajaran ground-breaking problem based learning. Jadi selama kuliah mahasiswa dilatih untuk menganalisis dan memecahkan masalah-masalah praktis secara mandiri melalui belajar mandiri dan disiplin pribadi. Tertarik untuk mencicipi suasana kelas dengan metode ground-breaking problem based learning ? Belum-belum saya sudah membayangkan betapa bedanya dengan sistem pengajaran di Indonesia yang sampai saat ini baru bisa menghasilkan mahasiswa-mahasiswa teoritis tapi masih gamang bila dihadapkan pada masalah-masalah praktis di masyarakat. Maka dari itu, yuk kita menangguk ilmu dan pengalaman untuk diterapkan di Indonesia.


https://secure.cscm.org/images/uploaded//Students1.gif

4. Universitas bertaraf internasional

Marrik Bellen, direktor NESO Indonesia, lembaga non profit yang mewakili perguruan tinggi Belanda di Indonesia mengungkapkan laporan Times Higher Education Supplemen yang mencatat hampir 90% universitas di Belanda berada dalam peringkat 200 universitas teratas dunia. Uhmm siapa nggak pengen bisa kuliah di universitas bertaraf internasional?Apalagi bisa kuliah di Universitas yang gedungnya seperti kastil abad pertengahan misalnya di Maastricht Univeristy ini, uhmmm...

http://www.fdewb.unimaas.nl/meteor-seminar-et/M-BEES-2008/Vrijthof.jpg

5. Lingkungan multikultural dan berorientasi internasional

Terbiasa dengan lingkungan homogen dengan pola pikir dan cara pandang yang hampir seragam membuat kita lambat berkembang. Nah, sudah saatnya merasakan atmosfer internasional dengan mengenal dan berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai negara dengan pola pikir, cara hidup dan pemikiran yang berbeda. Kita akan lebih berpikiran terbuka, toleran, dan berwawasan luas. Semua itu bisa kita rasakan dengan menimba ilmu di Belanda dimana mahasiswanya berasal dari berbagai negara. Lingkungan multikultural membuat kita ditempa dalam kondisi yang berbeda namun akan memberikan pelajaran hidup yang bermakna. Bisa bergabung bersama mahasiswa berbagai bangsa merupakan pengalaman yang bakal tak terlupakan bukan?


http://ascweb.unl.edu/students/ambassadors/2008_2009/group450x300.jpg

Nah, itu beberapa alasan mengapa Belanda patut untuk kita lirik sebagai alternatif pilihan melanjutkan studi. Alasan-alasan di atas patut dijadikan pertimbangan sebelum kita menjatuhkan pilihan kemana kita ingin mengembangkan diri dalam menimba ilmu. Oh ya, komunitas mahasiswa Indonesia juga banyak di Belanda. Berbagai Perhimpunan Pelajar Indonesia seperti PPI Wageningen, PPI Rotterdam memberikan wadah kebersamaan sesama warga Indonesia yang tinggal dan kuliah di Belanda. Jadi, jangan khawatir merasa terkucil di negeri orang, karena tetap bisa berkumpul, bertukar informasi, wisata bersama ataupun makan bersama dengan sesama rekan senasib sepenanggungan dari Indonesia. Tentang makanan, lagi-lagi jangan khawatir kangen masakan Indonesia kayak tempe goreng, rendang dan sambel terasi ehehe. Soalnya di sana banyak terdapat makanan pokok Indonesia tersedia di supermarket ataupun di toko-toko Cina dengan harga terjangkau.

Oh ya, yang satu ini nggak bisa terlewatkan bila bisa kuliah di daratan Eropa. Kamu bisa melancong muter-muter Eropa nan indah. Jadi saat akhir pekan ataupun hari libur, kamu bisa melancong ke negara-negara tetangga. Yipiiie, akhir pekan bisa nonton liga inggris, ataupun menikmati pemandangan kota London, mengunjungi negeri nan molek Italia dengan membuktikan sisa-sisa sejarah di Roma, naik gondola di Venezia, merasakan modernitas kota Milan, ataupun menyesapi romantisme Paris dengan menara Eifellnya.

Uhmm..ngiler pastinya. Semua itu bisa ditempuh dengan transportasi yang mudah dan nyaman. Asyiknya lagi adalah kita nggak harus membuat visa untuk bisa muter-muter Eropa karena Belanda merupakan bagian dari Uni Eropa. Nah, coba apalagi yang kurang? Siapkan dirimu dan terbanglah mengepakkan sayap, mengejar mimpi ke negeri tulip!


http://marsdreams.blogspot.com/2009/04/mari-mengejar-mimpi-ke-negeri-kincir.html