Rabu, 23 April 2008

Gubbio and Montefalco...

Venerdi, 18 Aprile'08

Hmm..fa brutto tempo! Cuaca buruk! mendung dan gerimis..padahal sudah masuk musim semi. Tapi tetap tidak menghalangi niatan kami sepulang kuliah untuk berpetualang ke Gubbio. Sebuah kota tua yang bisa ditempuh sekitar 45 menit perjalanan naik mobil dari Perugia. Setiap perjalanan menjelajahi itali adalah sengatan-sengatan rasa saat memandangi tempat-tempat yang selalu memanggilku untuk melihatnya.
Ah..aku teringat andrea hirata dengan edensornya...
Untunglahglah gerimis mereda, dengan modal mengunjungi tempat info wisata Gubbio yang memberikan kami buklet dan peta wisata Gubbio, kami mulai menjelajah. Mulai dari Palazzo Grande, dimana saat itu terlihat wisatawan-wisatawan seperti kami mengagumi pesona bangunan sejarahnya. Daniel, teman kuliahku yang paham benar dengan arsitektur dengan fasihnya menerangkan perbedaan arsitektur bangunan yang kami lihat. Hmm..interessante! Menarik! saat ia menerangkan perbedaan gaya gotik dan gaya romano.
kemudian kami mengunjugi Museum Diocesano, dengan tiket masuk 2,5e (untuk mahasiswa)..hmm..memang tidak bisa dilewatkan. berbagai kisah-kisah bersejarah dan lukisan-lukisan kuno melintas di depan mata. Setelah puas berkeliling, kami meneruskan penjelajahan kami ke Palazzo Ducale, dan ke Roman Theather. Wah, roman theather seperti colosseum mini..walaupun belum sempat ke Roma untuk jalan-jalan tapi liat roman thather seperti aku dapat membayangkan kemegahan colloseum. Dan saat temanku yang dari jepang mengatakan
" Buon Giorno, Principessa..hmmm
Ah, Itali...apa yang tidak indah disini he..he..
Setelah mampir minum kopi disebuah pizzeria di tengah taman, kami meneruskan perjalanan ke montefalco. Montefalco sering dikenal dengan la citta di Vino e olive.."Kota anggur dan minyak olive" yup, karena di daerah ini memang terkenal dengan produksi wine dan olive oilnya. Kota ini terletak di pengunungan, dari Gubbio sekitar 30 menit perjalanan. Lanskap yang menakjubkan di sepanjang jalan membuat perjalanan terasa singkat. Montefalco memang sebuah kota kecil yang jarang dikunjuangi wisatawan, tapi tetap saja menawan. Dengan hijaunya hamparan pepohonan dan kastil-kastil tua yang menyimpan kenangan, montefalco menangkup keduanya dengan sempurna. Kami berkeliling di daerah centro, melihat-lihat palazzo dan naik ke tempat tertinggi untuk melihat umbria(daerah perugia, Gubbio dan sekitarnya) dari atas. Angin menghilangkan rasa penat seusai berkeliling, dan setumpuk kenangan serta penggalan rasa dari perjalanan ini membuatku pulang dengan berbinar.
Baru sore harinya kami pulang ke Perugia, Ah.."pulang"..yap, aku merasa pulang ke Perugia!!




Selasa, 22 April 2008

Buon Compleanno, Mio Kakito!!


22 Aprile 00.30-Piazza Danti 21, Perugia

Buon Compleanno, mio Kakito! Complimenti e Auguri

Ascolta il tuo cuore...





" ASCOLTA IL TUO CUORE...

ESSO CONOSCE TUTTE LE COSE"


Dengarkanlah kata hatimu, dia tahu segalanya..begitulah kira-kira sari pati yang diungkapkan Paolo Coelho dengan karya The Alkemist-nya. Tuhan telah menyiapkan jalan yang mesti dilalui masing-masing orang, kita tinggal membaca pertanda-pertanda yang ditinggalkanNya. Begitupun dengan kali ini, saat aku mencari dengan terus menanyakan pada hati, apa yang kucari dengan berpetualang sejauh ini?
Dan alkemist menjawabnya dengan meninggalkan banyak kata "aha" penuh pemahaman pada akhirnya. Aku, ingin tetap seperti Santiago si gembala itu yang terus mendengar kata hatinya, mempunyai keberanian dan keteguhan untuk mewujudkan impian-impiannya. Dan kini, aku di sini, di tempat yang selalu memanggil-manggilku sejak bertahun-tahun lalu. Dengan banyak pembelajaran di sepanjang jalan, aku percaya bahwa setiap detik pencarian adalah pertemuan dengan Tuhan. Dalam perjalanan mewujudkan mimpi inilah aku belajar berjalan ke dalam diri, hingga aku tahu seberapa jauh aku mengenal kehidupan.
Aku bertanya, dan jawaban-jawaban itu akan kutemukan dengan caraNya yang menakjubkan. Aku lebih meneguhkan jalanku di jalan islam saat beberapa minggu ini entah berapa puluh gereja kumasuki, hatiku tergetar mendengar merdunya jawab salam dari penjual kebab Lebanon, merindukan suara adzan saat kini tiap jam kudengar lonceng gereja. Kumencari esensi keislamanku saat bertukar pandangan dengan seorang pastur saat rehat pelajaran di kelas.
Setiap jawaban yang kutemukan adalah langkah-langkah dari perjalananku ke dalam diri. Aku ingin hidup dengan saripati hidup...bukan hanya hidup yang mengalir tanpa esensi.
Kini, aku bisa tersenyum untuk mengerti apa yang kucari dengan petualangan sejauh ini...
dan ingin selalu mendengarkan hatiku bicara, sebab hati berasal dari jiwa dunia.....


Vietato Innamorare...

Vietato Innamorare...
Aku ingin melihat apa yang dia lihat di balik kacamatanya..
Dunia antah berantah yang tak tersetuhkah?
Apa ia punya syaraf rasa, yang getarnya dikenali oleh hati?
Atau memang ruang itu hanya untuk Tuhan-Nya
Aku tergerak bertanya..
Apa yang meneguhkan hati untuk berjalan lurus di rumah Tuhan-Nya
Ah, con lui..vietato innamorare..

-Pallazo Gallenga, aulaVII,21 aprile'08-

Kamis, 17 April 2008

Pencarianku........



-Kita tidak boleh berhenti menjelajah. Dan akhir dari penjelajahan kita adalah untuk tiba dimana kita memulai dan untuk menyadari tempat tersebut untuk pertama kalinya-

T.S Elliot

Langkahku dalam menjelajah mencari jawaban telah membawaku ke tempat-tempat yang jauh. Mempercayai energi dari ekstrapolasi mimpi mimpi, dengan berpeluh mencoba melihat setiap pertanda yang di berikan Tuhan. Namun setelah ada di tempat dimana ia selalu memanggil manggilku...aku diterpa kehampaan pada awalnya.

Kepala terasa beku karena sesampainya ke tempat yang selama ini menjadi pusat mimpi, aku merasa kosong. Merasa jauh dari apa yang selama ini kucari...aku melangkah di tempat, dan beberapa lama tak jua mengerti jawabanMu. Hatiku bertanya, apa yang kucari dengan menjelajah dan berkelana sampai sejauh ini..dengan berpeluh, airmata, merasa dunia terbalik dan pernah merasa ditenggelamkan dunia. Apa harta karun yang tersembunyi di balik ini...???
Aku tidak menemukan jawaban..kuruntut semua peristiwa, menyibak semua pertanda. Tapi aku yakin akan menemukan jawaban bila aku terus mencarinya. Kini, dibenturkan dengan sebuah lingkungan, bahasa, kultur dan nilai hidup yang sama sekali berbeda membuatku mengalami sentilan sentilan hati. Aku masih mencoba untuk terus belajar mengenali tapak tapakMu, dimana aku harus mengerti tentang apa yang ingin Engkau sampaikan.
Disini, Perugia...kutambatkan pertanyaan dan aku terus menapaki pembelajaran ke dalam diri. Bila memang tidak ada kejadian yang kebetulan, aku yakin akan menemukan makna, jawaban dan kejutan Tuhan.


















Rabu, 16 April 2008

Di Balik Jendela Kastil itu...


-11 Aprile'08- 00:29.Piazza IV Novembre

Awalnya ajakan roomateku untuk keluar rumah kutanggapi dengan enggan, udara di luar pasti sanggup membuatku beku. Tapi dengan antusias dia mengatakan " Ayo, kamu harus melihat kehidupan Perugia saat friday night" matanya bersinar-sinar seperti ingin menunjukkan dunia baru padaku. Akhirnya dengan sweater tebal, dan lengkap dengan sarung tangan aku keluar bersama 2 orang temanku. Wah, ternyata di balik pintu keluar rumahku terlihat dunia baru, dunia mereka yang selama ini jauh dari bingkai kehidupanku. Orang penuh sesak di piazza IV Novembre, duduk-duduk di Duomo, atau berkeliling disekitar fontana maggiore. Kami dengan susah payah melewati meraka yang tengak asyik dipeluk hedonisme. Mataku melihat kehidupan yang sama sekali lain, pikiranku dipaksa meruntuti dan mengerti bagaimana mereka memandang hidup, hatiku tiba-tiba mengarahkanku melihat jendela-jendela tinggi di piazza IV Novembre dimana aku yakin di sana Gregorio Park sedang berkutat dengan buku-buku teologinya.

Sebuah kontradiksi kontras di tempat yang sama. hanya di luar jendelanya.

Adakah pelajaran-pelajaran keTuhanan yang diterimanya telah mampu melihat dan memandang hidup bukan semata pelayanan bagi orang-orang yang telah melihat Tuhan pada setiap jejak langkahnya...

Semoga pemahamannya telah cukup dalam untuk mengerti dengan hati ada banyak dunia yang saling berkontadiksi...

Dia, mungkin masih sama denganku...yang tengah belajar melihat hidup yang berwarna. Bukan untuk mengubah nilai yang telah diyakini, namun warna itulah yang memberikan pencerahan dalam memaknai hidup.

Selasa, 15 April 2008

Perugia..la bella citta..


Perugia masih dingin, walaupun musim semi datang mengganti bekunya musim dingin. Angin perbukitan yang kencang, kadang menyurutkan langkah saat mendaki jalan-jalannya yang terjal. Tapi, Perugia..masih tetap saja menyimpan pesona, gabungan bangunan kuno yang dibiarkan menyimpan kisahnya, pohon-pohon kering sepanjang jalan, dan bunga-bunga yang mulai bersemi. Dan di bawah sana, nampak kastil-kastil berdiri kokoh di antara pepohonan hijau, angin bertiup kencang, menyampaikan salam mimpi-mimpi. Dia berkata- Kurasakan energi yang tersimpan dari jiwamu, dengan penuh keteguhan hati membawamu kemari. Sudah kuleburkan mimpi-mimpimu yang membawamu ke tempat yang jauh, dan kusampaikan pada seisi jagat raya yang telah bersatu padu mewujudkan mimpi-mimpimu.
Jauh langkah kaki memperturutkan kata hati, seguire che mio cuore ha detto..
Dan aku..ingin seperti Santiago di alkemist yang terus berani berjuang mewujudkan impian-impiannya