Senin, 02 Maret 2009

My Best Friend's Wedding

Vendi Setiawan

&

Didia Lim


Rasanya baru berapa tahun berselang aku melihat mata sipitnya yang lucu merajuk, mencandai dan mengusiliku hampir tiap hari, mencomblangiku dengan kandidatnya yang semuanya not recommended itu ehehe.

Hingga tak terasa, ternyata sudah sekitar 11 tahun berselang sejak kami lulus SMA. Semalam, begitu haru dalam bahagia saat kumelihatnya berdiri di pelaminan dengan seseorang yang dipilih untuk menghabiskan sisa hidup bersamanya.

Bulan sabit nampak sipit di sebelah barat, ditemani hanya beberapa bintang yang malam itu mau mengerjapkan nyawanya. Ah, tapi untung saja, paling tidak itu berarti hujan belum akan turun. Undangan pernikahannya malam hari, dan butuh waktu sekitar 45 menit untuk sampai di gedung Sasana Harjuna, tempat pernikahannya dilangsungkan. Bagaimanapun aku selalu ingin hadir pada momen penting di kehidupan para sahabatku, makanya aku harus membujuk adekku untuk menemaniku keluar dari tempat yang jauh dari peradaban ini untuk melajukan sepeda motor ke pesta pernikahannya. Dan tentu saja, sudah janjian dengan sahabat-sahabat yang bisa hadir untuk datang bersamaan kesana.

Ia nampak jauh lebih kurus daripada yang terakhir kali melihatnya di penghujung tahun 2006 lalu (pipi gembul dan perut endutnya ilang ckckckk..). Dengan senyum bahagia didampingi istri yang nampak anggun disisinya. Sebagian besar tamu-tamu dan keluarga besarnya berwajah oriental karena ia berasal dari warga keturunan. Hmm..yap, persahabatan si sipit dengan si mata belo (hii inget panggilannya ruly, si dosen arsitek nan kenes itu untukku..”si belok-belok”), si tionghoa sama si jawa.

Ia nampak tampan! (uff bolehlah sekali-kali nggak mengecenya ekekek) Walau ia sering memaksa untuk disebut ganteng, namun sampai kapanpun ia nggak akan bisa masuk dalam kategori ganteng versiku.

ganteng tuh harus agak sedikit coklat, mukanya eksotis gitu jelasku untuk membuatnya paham antara versi ganteng vs tampan (menurutku versiku)

Uhmm aku kan coklat juga… ehehe tetep maksa.

Ia, sahabat SMAku yang selalu menceriakan hariku dengan candaannya, keusilannya, ledekannya, jailnya ehehehe. Kadang menghabiskan jam pelajaran kosong dengan bermain crosswall, saling menyontek kerjaan saat ulangan (ihihi). Ah, waktu berjalan tanpa terasa ya. Aku pernah kehilangan kontak dengannya, menghilang entah kemana sehabis lulus SMA, namun berhasil menemukannya lagi berkat situs jejaring sosial dunia maya. Kini, walaupun jarak begitu jauh, namun rasanya ia tetap ada di Gombong ehehe. Yap, maklum dia bekerja nun jauh di Singapura yang membuatnya tidak bisa sering-sering kembali ke tanah air. Kadang chat lewat YM, ngomongin hal remeh temeh mulai dari kangen tempe mendoan, sambel trasi, soto pak lepot langganannya sampai soal politik, buku, ataupuni teknologi.

“Makanya bikin aja domain sendiri. Trus kamu namain sama nama kamu. Misal www. Siwielek.pancen ehehe”. Begitu komentarnya saat blogku beberapa saat lalu eror. Dasar dia! Ehehe...

Aku sempat terkekeh saat ia pernah mengatakan :

- di kehidupan selanjutnya mungkin kita juga ditakdirkan untuk saling mengece- katanya beberapa saat yang lalu..ahaha..dasar!

Yap, kadang memanfaatkan keahliannya di bidang IT, dari milihin laptop, nginstal program sampai urusan blog. Walaupun harus melalui ritual “diece-ece dulu”tapi mesti langsung dibantuin kok ihihi.

“Uhm besok-besok aku bakal disebut technical guy-nya seorang penulis terkenal nih”. Selalu saja begitu..selalu tidak bisa membuatku tidak tersenyum

Ah, kini dia telah menemukan pasangan jiwanya. Selamat kawan, sungguh ikut merasa bahagia melihatmu bahagia.

Maaf nggak bisa ikut ritual “lempar boneka”, kebetulan ketemu si bos Heru dan calon nyonyanya yang mengajak kami jalan2 keluar. Walaupun nggak ikut ritual lempar boneka, anggap saja boneka itu jatuh ke tanganku jadi artinya daku bakal menyusulmu menikah segera ya ehehehe…

Met honeymoon ke Bali ya..

Happiness’n Joy..Peace’n Good cheer…may all this be yours!..year after year!

Congrats on your marriage..Cendol!!!!ahahaha…

Pergulatan antara "baik" dan "jahat"

Sekali lagi, Paulo Coelho mempesonakan dengan karyanya yang menggugah sisi kemanusiaaan kita. Sebelumnya karyanya menjawab pertanyaanku tentang pengejaran impian (the alchemist), cinta (Zahir, by River Piedra I Sat down and cry), dan kini tentang kebaikan (The Devil and Miss Prym). Walaupun secara jujur kukatakan tidak sebegitu memikat karya-karyanya yang kubaca sebelumnya, namun toh tetap saja mampu membuatku berpikir ulang, teringat akan pertanyaan yang tengah kuajukan, dan sedikit menemukan jawaban.

Pernahkah terlintas dalam pikiranmu sesuatu yang mengkhianati nurani? Tentang yang sepantasnya atau tidak?tentang yang sesungguhnya kau inginkan? atau bahkan sekelebat “jahat” yang melintasi hidup?

Kisah dalam buku ingin tentang seseorang yang ingin membuktikan adakah memang benar ada kebaikan di muka bumi ini.

- Aku menemukan bahwa jika dihadapkan pada percobaan, kita selalu gagal. Jika diberikan kondisi yang tepat, setiap manusia di muka bumi ini akan bersedia melakukan kejahatan-

Uhmm..benarkah begitu?

Ada satu kisah menarik saat Leonardo davinci akan menyelesaikan lukisan ternamanya, Perjamuan terakhir. Ia harus melukis “baik” dalam wujud Yesus, dan “jahat” dalam diri Yudas. Pada suatu saat, ia mendengarkan paduan suara dan melihat sosok Kristus yang sempurna pada diri salah satu orang anggota paduan suara. Lalu ia membuat sketsa dan menggambarnya sebagai wujud “baik”. Tiga tahun berlalu, namun Da vinci belum juga menemukan model untuk menggambar wujud “jahat” pada diri Yudas. Lalu ia berpapasan dengan pemuda dengan pakaian compang camping dan tergeletak mabuk di selokan. Da vinci merasa menemukan model yang tepat untuk menggambar Yudas, segera ia menyuruh asistennya membawa pemuda itu dan kemudian Davinci melukiskan kelicikan, dosa, dan egoisme yang tergores jelas di wajah sang pemuda itu.

Setelah selesai menggambar, pemuda itu tersadar dan memandang lukisan itu dengan takut bercampur sedih. Ia berkata

“ Aku pernah melihat lukisan ini”

Kapan?”. Tanya Leonardo heran

“ Tiga tahun yang lalu, sebelum aku kehilangan semua yang kumiliki. Waktu itu aku menyanyi di sebuah paduan suara dan hidupku masih penuh dengan impian. Pelukis itu memintaku menjadi model untuk wajah Yesus.

Baik dan buruk memiliki wajah yang sama, semua bergantung dari kapan keduanya melintas dalam kehidupan seorang manusia.

Uhmmm begitukah?Benarkah kita mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi jahat?.

Mungkin begitu, tapi ada yang bisa membedakan ‘baik” dan “jahat”walaupun kita semua mempunyai naluri yang sama.

“Jika malam ini pelacur tercantik desa ini datang kemari, apakah kau akan sanggup memandangnya dan menganggapnya tidak cantik dan tidak menggoda?”

“ Tidak, tapi aku bisa mengendalikan diriku”, sahut si orang kudus.

“ Dan jika aku menawarimu setumpuk kepingan uang emas agar kau meninggalkan guamu di gunung dan bergabung dengan kami, sanggupkah kau memandang emas itu dan menganggapnya batu kerikil?”

“ Tidak, tapi aku akan bisa mengendalikan diriku”

“ Dan jika kau dicari-cari oleh dua bersaudara, yang satu membencimu dan yang lain menganggapmu suci, sanggupkah kau memiliki perasaan yang sama terhadap keduanya?”

Itu benar-benar sulit, tapi aku akan bisa mengendalikan diriku sendiri dan memperlakukan mereka dengan sama.

Percakapan itu adalah percakapan Ahab, si penjahat dan St.Savin, si orang kudus. Savin dan Ahab memiliki naluri yang sama- baik dan jahat bertarung di hati mereka, sama seperti di dalam setiap jiwa manusia yang ada di muka bumi ini. Ketika Ahab menyadari Savin tidak berbeda dengan dirinya, diapun menyadari dirinya tidak berbeda dengan Savin. Semua hanya masalah pengendalian diri. Dan pilihan.

Tidak kurang, Tidak lebih.

Uhmm…mungkin pernah terlintas sesuatu yang mengkhianati nurani, sifat-sifat manusiawi yang masih jauh dari kebaikan, bisikan “jahat” tempat iblis menunaikan kewajibannya, ataupun hal lainnya..

Tapi, alangkah bijaknya bila memilih…

yah, aku sadar kadang terlintas hal itu dalam pikiranku, dan sungguh sulit untuk mensikapinya. Tapi aku akan bisa mengendalikan diriku”

Sanggupkah kita berkata dan bertindak demikian?




Jumat, 27 Februari 2009

Awas Merebaknya Chikungunya


Tak biasanya nyamuk-nyamuk begitu banyak beterbangan dan mengganggu kenyamanan di kosan. Uhmm..musim penghujan, selalu saja menyuburkan peranakan-peranakan vektor ini untuk belajar terbang dan mencari mangsa. Hmm, waspada!. Pastinya masyarakat sudah terbiasa dengan gembar-gembor pencegahan terhadap demam berdarah dan kewaspadaannya. Namun, masih banyak yang belum tahu bahwa selain penyakit demam berdarah, nyamuk Aedes aegypty inipun bisa membawa chikungunya virus (CHIKV) yang bisa menyebabkan penyakit chikungunya.

Kasusnya tidaklah usah mengambil contoh yang jauh, penyakit yang tergolong self limiting disease (penyakit yang dapat sembuh sendiri) ini baru saja merebak di daerahku, Kecamatan Ayah kabupaten Kebumen. Ratusan orang di empat desa terserang wabah Chikungunya. Studi epidemiologi menyebutkan adanya faktor resiko banyaknya polong (wadah nira) yang merupakan wadah bagi para penderes kelapa dibiarkan begitu saja hingga air menggenang sehingga menjadi tempat perindukan nyamuk. Berikut sekilas mengenai penyakit chikungunya.

Pengertian Chikungunya.

Chikungunya berasal dari bahasa Swahili berdasarkan gejala pada penderita, yang berarti (posisi tubuh) meliuk atau melengkung (that which contorts or bends up), mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia).

Penyebab Chikungunya

Penyakit Chikungunya disebabkan oleh sejenis virus yang disebut virus Chikungunya. virus Chikungunya ini masuk keluarga Togaviridae, genus alphavirus dan ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk yang sama juga menularkan penyakit demam berdarah dengue.

Gejala penyakit Chikungunya

Gejala utama terkena penyakit Chikungunya adalah :

- tiba-tiba tubuh terasa demam diikuti dengan linu di setiap persendian. (poliarthralgia) terutama pada sendi lutut, pergelangan kaki dan tangan, serta sendi-sendi tulang punggung.

- gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulang tulang (sehingga dinamakan demam tulang atau flu tulang.)

- Gejala lain adalah munculnya bintik-bintik kemerahan pada sebagian kecil anggota badan, serta bercak-bercak merah gatal di daerah dada dan perut. Muka penderita bisa menjadi kemerahan dan disertai rasa nyeri pada bagian belakang bola mata.

- dalam beberapa kasus didapatkan juga penderita yang terinfeksi tanpa menimbulkan gejala sama sekali atau silent virus chikungunya.

Masa inkubasi dari demam Chikungunya dua sampai empat hari.

Manifestasi penyakit berlangsung tiga sampai 10 hari. virus ini termasuk self limiting disease alias hilang dengan sendirinya.


Diagnosa

Untuk memperoleh diagnosis akurat perlu beberapa uji serologik antara lain uji hambatan aglutinasi (HI), serum netralisasi, dan IgM capture ELISA. Tetapi pemeriksaan serologis ini hanya bermanfaat digunakan untuk kepentingan epidemiologis dan penelitian, tidak bermanfaat untuk kepentingan praktis klinis sehari-hari.

Bedanya dengan Demam Berdarah?

Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian yang terjadi pada demam dengue.

PENGOBATAN

Penyakit chikungunya tidak menyebabkan kefatalan yang berat sehingga penanganannya juga hanya bersifat simtomatis. Dengan istirahat cukup, obat demam, kompres, serta antisipasi terhadap kejang demam, penyakit ini biasanya sembuh sendiri dalam tujuh hari Pengobatan yang diberikan hanyalah terapi simtomatis atau menghilangkan gejala penyakitnya, seperti obat penghilang rasa sakit atau demam seperti golongan parasetamol. Sebaiknya dihindarkan penggunaan obat sejenis asetosal.

Pemberian chloroquin yang juga sekaligus sebagai antiviral. Aspirin, naproxen, ibuprofen, dan golongan NSAID (Non Steroid Anti Inflammatory Drugs) juga cukup ampuh meringankan beberapa masalah sendi, mengatasi nyeri, sekaligus menurunkan demam.Antibiotika tidak diperlukan pada kasus ini. Penggunaan antibiotika dengan pertimbangan mencegah infeksi sekunder tidak bermanfaat.

Untuk memperbaiki keadaan umum penderita dianjurkan makan makanan yang bergizi, cukup karbohidrat dan terutama protein serta minum sebanyak mungkin. Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar atau minum jus buah segar.

Pemberian vitamin peningkat daya tahan tubuh mungkin bermanfaat untuk penanganan penyakit. Selain vitamin, makanan yang mengandung cukup banyak protein dan karbohidrat juga meningkatkan daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup bisa mempercepat penyembuhan penyakit. Minum banyak juga disarankan untuk mengatasi kebutuhan cairan yang meningkat saat terjadi demam.

PENCEGAHAN

Cara menghindari penyakit ini adalah dengan membasmi nyamuk pembawa virusnya. Ternyata nyamuk ini punya kebiasaan unik. Pertama, Mereka senang hidup dan berkembang biak di genangan air bersih seperti bak mandi, vas bunga, dan juga kaleng atau botol bekas yang menampung air bersih. Kedua, Serangga bercorak hitam putih ini juga senang hidup di benda-benda yang menggantung seperti baju-baju yang ada di belakang pintu kamar. Ketiga, nyamuk ini sangat menyukai tempat yang gelap dan pengap. Mengingat penyebar penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti maka cara terbaik untuk memutus rantai penularan adalah dengan memberantas nyamuk tersebut, sebagaimana sering disarankan dalam pemberantasan penyakit demam berdarah dengue. Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari golongan malation, sedangkan themopos untuk mematikan jentik-jentiknya. malation dipakai dengan cara pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke dinding. Hal ini karena Aedes aegypti tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada benda-benda yang menggantung.

Namun, pencegahan yang murah dan efektif untuk memberantas nyamuk ini adalah dengan cara menguras tempat penampungan air bersih, bak mandi, vas bunga dan sebagainya, paling tidak seminggu sekali, mengingat nyamuk tersebut berkembang biak dari telur sampai menjadi dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari

Mari waspadai chikungunya!

(Dari berbagai sumber, termasuk cuplikan bahan kuliah semester ini, bahan riset..argggh mo bikin proposal riset chikungunya nih…belum mulai-mulai ehehhe, otak kebanyakan miring kanan dan kiri sih )

Rabu, 25 Februari 2009

Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Internasional



Dear rekan sejawat,

Ada info nih, yang aku dapat dari situs DP2M DIKTI, maklum bila aliran informasi dari institusi byar pet, yah mungkin memang harus kreatif sendiri nyari ke pusat ehehe. Bagi rekan-rekan yang belum pernah mengikuti pelatihan penulisan artikel ilmiah bereputasi internasional yang berbahasa inggris, monggo bila berminat untuk segera menyiapkan naskah untuk diusulkan mengikuti pelatihan ini.

Syaratnya :

  1. Calon peserta telah menyiapkan naskah hasil penelitian atau pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk artikel ilmiah baik sendiri maupun kelompok untuk diterbitkan dalam jurnal ilmiah internasional.
  2. Naskah tersebut disiapkan sesuai dengan petunjuk penulisan artikel pada jurnal yang dituju.
  3. Prioritas akan diberikan kepada naskah yang berasal dari kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang didanai oleh Hibah Dikti, atau bagian tesis dan disertasi yang dibiayai BPPS.
  4. Melampirkan petunjuk penulisan artikel pada jurnal yang dituju.
  5. Peserta adalah dosen tetap PTN/PTS di bawah lingkup Diknas yang belum pernah mengikuti kegiatan sejenis dari Ditjen Dikti dan bukan profesor;
  6. Calon peserta yang lolos seleksi (memenuhi syarat) akan diundang dalam pelatihan yang direncanakan dilaksanakan pada bulan Juni s.d Oktober 2009
  7. Seluruh biaya pelatihan ditanggung oleh DP2M Ditjen Dikti.

Naskah artikel ilmah yang diusulkan untuk dipertimbangkan keikutsertaan dalam program ini diharapkan sudah diterima selambat-lambatnya tgl 16 Maret 2009, dengan dialamatkan kepada :


Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional

Gedung D Ditjen DIKTI Lt 4

Jl. Pintu Satu, Senayan, Jakarta 10270

Telp (021) 57946100;Faks (021)5731846


Masih ada waktu untuk menyiapkan naskahnya bila berminat, untuk informasi lebih lengkap ataupun ingin mengetahui informasi program-program Dikti lainnya silahkan mengakses situs DP2M di www.dp2m-dikti.net.

Bila belum ada naskah berbahasa inggris yang siap, ada juga Pelatihan Penulisan Ilmiah Nasional, deadlinenya juga sama. informasi lebih lanjut ada di websitenya DP2M, monggo di browse saja.

Semoga informasinya bermanfaat, mari terus berkarya wujud sumbangsih kita pada bangsa..

Walah lebay..lebay ahaha, loh kan katanya “layanan prima”, hasil didikan prajabnya muanntep kan ehehe..!!

Senin, 23 Februari 2009

Kenapa Harus Menikah


Eitss jangan terpancing dengan judul yang provokatif di atas ehehe. Kenapa harus menikah?. Kata “harus” disini memang mengganjal di telinga, tapi justru itu menarik untuk membahasnya. Keadaan diri yang memang belum menikah, bertemu dengan orang-orang yang masih belum menikah, yang “enggan” untuk menikah, belum “butuh” untuk menikah atau yang ingin menikah tapi belum menikah membuatku tergerak ingin menuliskannya.

Seorang teman, wanita karir yang ingin segera melanjutkan jenjang S3nya namun harus ditundanya karena keinginan orang tua yang mengharapkan ia menikah dulu. Teman yang baru saja kukenal pun hampir sama, dengan usia yang telah menginjak kepala tiga, mapan, karirnya bagus, cantik, namun belum juga menikah. Ada banyak alasan dan latar belakang mengapa mereka belum juga menikah. Dan itupun pilihan mereka sendiri.

kenapa?aku memang belum ingin menikah!”.Uhmm..”Aku memang belum “butuh” untuk menikah” sergah yang lainnya.

Uff apakah memang telah terjadi pergeseran kebutuhan akan pernikahan?.

Aku sering mengatakan hal ini pada beberapa orang, tentang kebutuhan akan menikah bagi seorang wanita sudah bergeser.

Satu, kebutuhan finansial. Dulu, zaman ibu-ibu kita misalnya, dengan umur yang masih muda mereka sudah menikah. Mengapa? Alasan kebutuhan finansial salah satunya. Zaman dimana wanita masih dijadikan “konco wingking”, belum dihargai potensi dan eksistensinya membuat wanita menjadi tergantung secara finansial pada laki-laki. Wanita zaman dulu yang tidak punya keahlian, tidak cukup berpendidikan, tidak punya pekerjaan tentu saja mempunyai “kebutuhan” yang lebih untuk menggantungkan hidupnya pada laki-laki untuk menopang kehidupannya. Disinilah mengapa kebutuhan finansial merupakan salah satu alasan kebutuhan untuk menikah.

Namun hal itu sudah bergeser sekarang, seiring dengan emansipasi wanita dimana sekarang wanita telah berkembang sesuai dengan potensinya masing-masing. Mempunyai pendidikan yang cukup baik, keahlian, potensi yang dikembangkan bahkan sekarang ini banyak wanita yang mempunyai karir yang cemerlang, menduduki jabatan-jabatan penting. Tentu saja dengan keadaan yang demikian, ia telah mampu berdiri di atas kakinya sendiri, jadi secara finansial ia tidak tergantung pada siapapun.

Alasan kedua adalah kebutuhan protektif, uhmm sulit mengistilahkannya. Maksudku begini, dulu banyak wanita yang mempunyai ketergantungan untuk dilindungi, diperhatikan secara protektif, ada alasan–alasan kesuperioritasan laki-laki. Harus dibantu ini itu, diantar jemput, dan lain sebagainya. Namun, fenomenanya sekarang banyak wanita yang ketergantungan akan kebutuhan itu semakin menipis. Nyaman dengan dirinya sendiri, biasa kemana saja tanpa tergantung laki-laki, melakukan hal-hal tanpa harus menggantungkan diri pada bantuan laki-laki, melakukan apa yang ia suka, kemanapun ia ingin pergi. So?..yah, kebutuhan akan itupun semakin menipis. Sungguh bukan ingin mengatakan wanita sekarang merasa lebih superior, bukan demikian. Hanya saja mengungkapkan semakin menipisnya ketergantungan wanita terhadap laki-laki.

Nah, karena tidak tergantung pada kebutuhan finansial, tidak dependen terhadap laki-laki, sehingga kebutuhan untuk menyegerakan menikah semakin berkurang. Bilang saja kalau engkau tidak setuju, aku hanya mengungkapkan wacanaku saja ehehehe.

Sudah banyak yang menyergahnya, namun banyak juga yang menyetujuinya…ihihihi.

Dengerin deh refrain lagunya oppie:

“Aku baik-baik saja, menikmati hidup yang aku punya..

Hidupku sangat sempurna, I’m single and very happy

Mengejar mimpi-mimpi indah, bebas lakukan yang aku suka

Berteman dengan siapa saja..I’m single and very happy”.

Nah, refrain lagunya Opiie Andaresta ini pastilah lagu kebangsaannya para singel-singel bahagia ehehe, tuh kan kata-kataku beralasan bukan?(maksa kekekek).

Nah, kebutuhan terakhir inilah sepertinya menjadi kebutuhan yang membuat wanita ingin menikah. Kebutuhan akan cinta. Yap, menemukan seseorang yang biasa saja, namun memancarkan pesona diri yang menarik dan klik di hati (hii terinspirasi dari lagu nuansa bening yang tengah menjadi lagu kebangsaanku akhir-akhir ini). Kehadiran cinta yang membuat hidup terasa lengkap, inilah pada akhirnya salah satu kebutuhan manusia untuk menikah.

Apakah kau setuju?

Menghabiskan sisa hidup bersama seseorang yang kita pilih, membuat hidup terasa lengkap. Cinta, Cinta dan Cinta…itu yang dibutuhkan semua orang dalam keadaan, kondisi dan status apapun.

Jadi, kebutuhan akan cinta dan kasih sayang inilah yang pada akhirnya menyebabkan manusia ingin menikah, menurutku..lagi-lagi menurutku yang bukan ahli kehidupan, tapi hanya ingin sekedar menuangkan pikiran saja. Hingga bila belum menemukan orang yang disebut “cinta’ rasanya memang belum urgent untuk menikah. Menilik dari pergeseran kebutuhan yang telah kukemukan di atas.

Memang ada kebutuhan lain seperti kebutuhan biologis, kebutuhan status sosial ataupun lainnya hal tentu saja menyebabkan manusia untuk menyegerakan untuk menikah. Jadi, bagi yang belum butuh menikah, semoga secepatnya ingin menikah ahahaha..



Pencerahan..Pencerahan, Kawan!!!


Wuih..kata-kata sakti ini biasanya yang menjadi alasan mengapa tiba-tiba saja kehidupan menjadi sangat baik-baik saja, tanpa mengubah keadaan apapun, namun hanya mengubah cara pandang kita terhadap kehidupan!

Hiyakk..Pencerahan! begitu sering kubilang pada orang-orang di sekitarku.

“Aku pagi ini ketemu dengan si X, basa basi, kulempar senyum..senyummm..dengan benar-benar tersenyum”. Begitu ungkapku lewat chat pagi hari sembari menunggu acara Prayudisium mahasiswa.

Ehhee..karena biasanya menghadapi beberapa orang “antik” dengan tersenyum terpaksa, senyum basa basi, senyum formalitas, ah..kenapa untuk tersenyum saja rumit ya..

Dulu, saat kehidupan lebih sering berhadapan dengan orang-orang yang “lurus” senyumpun dengan mudah dan tulus terlempar spontan, dengan binar yang tidak dibuat-buat. Rasakanlah bila engkau tersenyum, apakah engkau benar-benar tersenyum atau hanya“berusaha untuk tersenyum”. Berurusan dengan orang-orang yang tidak sesuai dengan harapan, kadang kala membuatku “berusaha untuk tersenyum” menghadapinya, ah tentu saja ini tidak baik bukan?.

Biarlah orang-orang yang telah mendholimi kita akan kena batunya suatu hari nanti”. Cerita si teman ke lain topik lagi.

Ah, jangan gitu..kasian. Urusanku berpikir positif, urusan orang-orang itu biarlah Tuhan yang mengurusnya”, jawabku.

Rupanya jawabanku yang “sok positif” ini mengundang keheranan padanya, hingga serta merta ia langsung menyambar dengan pertanyaan. “Wuih, sepertinya udah sembuh,bu? sudah bisa tersenyum lagi” ahahaha.

Yup..Pencerahan! pencerahan!, sahutku terkekeh.

Gerusan keadaan hidup, rutinitas, peristiwa-peristiwa yang tidak mengenakkan, orang-orang yang “tidak sesuai” harapan kita, sedikit demi sedikit melunturkan pikiran positif kita akan hidup. Hal-hal itu harus diwaspadai karena tanpa disadari dapat mengikis setahap demi tahap pertumbuhan diri yang telah kita bangun.

Kadang menemukan diri tiba-tiba sulit untuk tersenyum, terlalu sensitif menghadapi perlakuan orang lain, merasa keadaan di sekeliling tidak sesuai dengan yang kita harapkan, hal-hal yang menghambat perkembangan kita dan lain sebagainya. Masalah yang mendera sepertinya telah menghabiskan energi kita, ataupun terjadi peristiwa yang cukup menguras pikiran dan melelahkan hati.

Kok, kurusan wi”, “You look so pale”, bla..bla..bla..komentar beberapa teman seminggu belakangan ini. Menandakan gejala kronis “lowbatt” tengah menghinggapiku.

Apa yang biasanya kau lakukan saat-saat lowbatt?

Biasanya aku langsung “lari” pada “komunitas lingkaran dalam kehidupan”. Istilah komunitas lingkaran dalam ini yang kumaksudkan adalah sahabat-sahabat dekat. Menceritakan hal-hal yang tengah terjadi, sedikit berkeluh kesah, berbagi pada sahabat dekat adalah obat penyembuh. Paling tidak, beban terasa terangkat hanya dengan menceritakannya tanpa merasa takut akan dihakimi, tanpa di”nilai”, tanpa perasaan khawatir. Didengarkan, dipahami, kadang diberi tanggapan, penenangan, dukungan. Sederhana, namun menyembuhkan, karena bukankah itu kebutuhan manusia untuk merasa diperhatikan, dikasihi, dihargai. Dan kami telah melakukan hal “saling berbagi” ini telah bertahun-tahun, walaupun terentang jarak dan telah berkutat dalam dunia masing-masing. Engkau mempunyai lingkaran dalam duniamu tempat kau bisa bicara apa saja?

Aku merasa beruntung mempunyai mereka dalam hidupku, tempat berbagi hidup, tawa, kesah, tangis dan mimpi.

PILIHLAH HUJANNYA”. Oh ya, aku ingin menceritakan sebuah kisah sederhana yang berhasil me”refresh” pertumbuhan diri yang tersendat karena gerusan hidup.

Seorang wanita tengah makan siang bersama sahabat wanitanya, ketika ia memandang ke luar jendela dan menyadari di luar sedang hujan deras. Ia mulai mengeluh tentang hujan itu. Temannya mendengarkan sejenak, kemudian berkata “ Sheila, pilihlah hujannya”

“Apa yang kaukatakan?”. Ia bertanya dengan nada frustasi. “Pilihlah hujannya, Pilihlah hujannya?Aku bahkan tidak memiliki payung”. Dengan pandangan penuh cinta sang teman memandang dan menjawab “Apakah hujan akan berhenti kalau kau menginginkannya? Apakah hujan akan langsung pergi? Mengapa tidak memilih untuk melihat keindahan dalam hujan dan biarkan hujan itu menambah keindahan harimu dan bukan menguranginya”. Pada waktu itu ia sungguh-sungguh mengerti apa yang temannya maksudkan. Jika ia memilih untuk bahagia dengan dirinya sendiri dan keadaan “tepat seperti yang sedang terjadi”, sama bersyukurnya untuk semua hal menakjubkan yang bisa datang bersamaan, pengalaman akan hidup bisa berubah sepenuhnya dan juga jauh lebih baik.

Cerita sederhana yang menggugah ini merupakan bagian dari buku yang tiba-tiba ingin kubaca dari rak bukuku. “ How Ordinary Woman can have an Extraordinary Life” karya Joy Weston, Gramedia Pustaka. Buku yang kubeli akhir tahun lalu, namun belum sempat kusentuh. Yah, kadang bila hidup baik-baik saja rasanya malas membaca buku-buku perkembangan diri. Itulah mengapa banyak yang berkata ‘saat-saat sulit” ataupun masalah adalah pelajaran terbesar dalam hidup. Entahlah, karena pada saat jiwa lapar akan pelajaran dan penghiburan, buku-buku pencerahan demikian mudahnya terserap hingga satu buku itupun terlahap hanya semalam. Tidak merubah keadaan apapun, tapi merubah cara pandang akan hidup. Itu yang selalu aku dapat dari buku-buku pencerahan, itulah mengapa aku senang mengoleksi buku-buku pertumbuhan diri. Bisa kubaca kapan saja lagi saat hidup perlu “di refresh” .

Kadang sebenarnya teori-teori itu memang sudah kita ketahui. “ bahagia bukan tujuan hidup, tapi cara hidup”, “Bahagia hanya masalah pilihan, dan aku memilih untuk bahagia, sesederhana itu!”misalnya kalimat demikian adalah kalimat wajib ataupun inti dari banyak sekali buku-buku pertumbuhan diri, namun membacanya lagi dengan berbagai cara penyampaian si pengarang, cerita-cerita menggugah, bagiku sangat inspiratif. Kinipun “aku memilih hujannya”, dalam artian melihat kehidupan, apa yang terjadi, orang-orang di sekitarku apa adanya namun dengan cara pandang yang berbeda. Dan anehnya, semua baik-baik saja tanpa aku merubah keadaan apapun, hanya merubah sedikit cara pandangku dan hidup terasa lebih cerah ahaha.

Terima kasih pada apa yang telah Tuhan anugerahkan padaku dalam setiap langkah!

I luv my Life!!! Really..really luv my life! Yap, hidupku yang luar biasa seperti biasanya ehehe….

00.39 am. 23 feb 09---