Senin, 27 September 2010

Sebuah Kebetulan yang direncanakan Tuhan


Manusia sering menggunakan istilah “kebetulan” untuk sebuah peristiwa atau kejadian yang tak terduga dalam hidup. Tapi sudah semenjak lama, aku mengamati “rumusan” kejadian kebetulan yang direncanakan Tuhan ini. Ada sesuatu yang menarik di baliknya, ada yang menggugah rasa penasaranku mengenai mekanisme kejadian kebetulan, apalagi pada kejadian-kejadian kebetulan yang mempunyai efek besar dalam hidup.

Misalnya saja kejadian kebetulan saat aku bertemu dengan dosen pembimbing skripsiku saat jalan-jalan di mall, lalu beliau memberikan info tentang beasiswa S2 yang akhirnya aku dapatkan itu.

Bagaimana bila tidak ada kejadian itu, apakah jalan hidupku akan berbeda?atau sebenarnya kejadian itu hanya salah satu cara/mekanisme saja walau dengan tujuan yang sama?

Kebetulan saja aku bertemu dengan seseorang di suatu tempat yang tak terduga itu…

Kebetulan aku…bla..bla…

Coba pikirkan sejenak beberapa kejadian kebetulan dalam hidupmu?apa pernah kau pikirkan itu?

Telah lama kuamati, kucerna dan kupikirkan, kejadian kebetulan bagiku adalah sebuah mekanisme unik yang direncanakan Tuhan. Sebuah belokan atau kejutan yang berada di luar perkiraan manusia. Seperti bunga api yang meledak tiba-tiba, seperti meteor yang melintas cepat di horizon tua. Suatu kejadian kebetulan (besar) adalah sebuah momentum, titik puncak dari sebuah mekanisme kait mengkait unik yang tersusun sedemikian rupa. Desain Tuhan yang tak terbantahkan keunikannya.

Coba pikirkan satu saja kejadian kebetulan yang kau pikir berefek besar, bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Apa yang akan terjadi bila kejadian itu tidak ada? Lalu tanyakan pada dirimu sendiri, apa sih sebenarnya yang Tuhan mau sampaikan pada kejadian itu?

Dulu aku menyebutnya sebagai “curiga pada rencana Tuhan”..uhmm, beberapa sahabat memprotesnya. Mungkin “curiga” merupakan istilah yang agak radikal karena diucapkan kepada Tuhan ehehe..

Maksud dari kata “curiga” itu karena dalam selintasan pikiranku, aku sering bertanya saat mengalami kejadian kebetulan yang memberikan efek besar, seperti :

“uhmm…apa lagi ini Tuhan? Pasti ada sesuatu yang Engkau ingin aku tahu? “ atau “ Apa sebenarnya yang ingin Kau tunjukkan dengan ini? Aku harus melakukan apa?”

Memaknai kejadian kebetulan, itu yang sedang aku coba untuk belajar. Karena aku percaya tidak ada kejadian yang kebetulan, maka “curigalah” pada kejadian yang kau kira itu kebetulan, biasanya ada sesuatu yang Tuhan ingin sampaikan. Entahlah, itu hanya pemikiranku saja….hasil eksperimen hidup ehehe..

Beberapa saat yang lalu, aku mendengarkan sebuah acara pengembangan diri di televisi, dan menemukan bahwa sikap “curiga pada rencana Tuhan” yang selama ini kulakukan ternyata mempunyai istilah yang lebih positif yakni “self awareness” (kesadaran diri).

Sadar akan kejadian, akan peristiwa, akan makna kejadian sehingga membuat kita memandang sesuatu dalam perspektif yang lebih luas. Kita menghentikan sejenak peristiwa hidup yang sepertinya berebut ingin menyita perhatian kita sehingga hidup kita berlarian tanpa sempat mengerti apa yang sedang terjadi. Manusia berlarian dalam hidup, lalu terbengong-bengong saat menemukan bahwa waktu telah membawanya pergi terlalu jauh di tempat yang salah, atau pada kehidupan yang sebenarnya tidak diinginkannya. Manusia kehilangan kesadaran diri.

Aku menemukan pembelajaran untuk menumbuhkan kesadaran diri, salah satunya pada kejadian kebetulan. Dengan mencoba mencari pemaknaan pada kejadian kebetulan, rasanya semakin mudah menemukanNya. Karena dengan itu aku menemukan bahwa terdapat suatu mekanismeNya yang memainkan semesta dengan begitu menakjubkan.

Aku sering takjub dengan mekanisme kejadian kebetulanNya, sering tersenyum karena merasa sering mendapat kejutan menyenangkan dariNya. Serta bermain-main hidup dengan pesan yang Ia sampaikan pada kejadian kebetulan.

Karena itu, aku suka menjadi manusiaNya***

(aku selalu memilih sendiri rencana-rencana hidupku, tapi aku siap dengan semua kejutan-kejutanMu, Tuhanku)

Jumat, 17 September 2010

Perpisahan Sepi

Perpisahan paling sepi adalah perpisahan yang dilakukan sendirian

Bukan yang diiringi pertengkaran dan airmata

Bukan yang diiringi sesak di dada, atau angkara

Atau..tatapan terakhir yang mungkin tak pernah dilihat lagi

Perpisahan yang bahkan tanpa kata

Perpisahan yang berdiri satu sisi

Menangis terisak karena keputusannya sendiri

Tanpa ada yang berusaha mencegahnya pergi

Atau sekedar mengucapkan selamat tinggal

Sepi..


Know Your Passion!


Kata Passion mulai akrab di telinga saat dengan rutin mengikuti acara Motivatalk di televisi setiap malam pukul 21.00. Pilihan acara tetap, di tengah-tengah tidak adanya acara yang cukup bermutu untuk ditonton karena rasanya hampir semua stasiun TV disesaki pilihan sinetron. Kotak hidup itu semakin sempit menyediakan pilihan yang pantas untuk dinikmati, maka acara yang dipandu Bayu Sutiono ini merupakan acara yang pas dan akhirnya menjadi acara favorit setiap malam.

Passion?? Kata-kata ini berkali-kali dikatakan si Rene Suhardono (salah satu pembicara) yang selalu menolak dipanggil “Mas..pak..bang…” ehehe orang aneh! Tapi si Rene ini memang pembicara yang sanggup menyalurkan energi positif pada pemirsanya. Dan seringkali membuatku berpikir, termasuk berpikir tentang Passion!

Apa sih passion itu?

“Passion is what you enjoy the most! Something that motivate you to get up in the morning. Sesuatu yang tetap membuat Anda bersemangat mengerjakannya walau sudah larut malam dan membuat orang lain di sekitar Anda bilang, “You are crazy, dude!” If you think it is so “you”, that’s passion! Bukan hobi. Sebab, hobi kalau tidak dilakukan, ya, tidak akan membuat kita mati. Contohnya saya, people and food are my passion! Jangan susah-susah mencari definisi passion. Yang penting, what you enjoy the most”

Gitu penjelasannya…uhmm, mungkin ada yang terlewatkan selama ini. Seperti juga aku melewatkan untuk merumuskan tujuan hidup, karena mempunyai pemahaman yang belum benar mengenai perbedaan tujuan hidup, target dan keinginan, sehingga harus merumuskan ulang mengenai hal tersebut.

Penjelasannya membuatku berpikir, apa passionku??mungkin memang terlalu terlambat untuk memikirkannya, seharusnya aku sudah bergerak di track “passion” dan mempunyai target-target yang terukur untuk mencapai tujuan hidup.

Uhmm..Apakah passionku adalah menulis? Apakah menulis hanya sekedar hobi? Uhmm.mengulangi kata Rene “ kalau hobi tidak dilakukan tidak membuat kita “mati”.

Benarkah bila aku lama tidak menulis aku merasa “mati”..mungkin iya

Bisa membuatku bersemangat mengerjakannya walau larut malam? 90% ya

Tapi bila ditilik apa yang aku lakukan untuk menghidupi passionku, rasanya masih jauh dari cukup. Aku masih jauh dari sebutan penulis yang produktif. Hanya beberapa buah karya yang terbit, serta hanya mempunyai “rumah” ini sebagai media katarsis. Fiuuuhh…tapi tidak pernah ada kata terlambat untuk menghidupinya.

Ingin meyakinkan lagi “passion”ku, menghidupinya dengan baik..dan menemukan kehidupan yang terus bergerak dan bergerak dalam kegairahan yang positif.

Seperti kata Rene, “Just Embrace Your Passion”

Apakah kalian sudah tahu passion kalian??

do what you love, love what you do, and then show who you are