Sabtu, 18 April 2015

Happiness is #

Cherry Blossom in Spring, Glasgow (dokumentasi pribadi)



Every man wants to be happy, but in order to be so he needs first to understand what happiness is (Jean-Jacques Rousseau)
                                                                         


Sebuah buku kembali datang pada saya. Iya, saya mengambilnya dari rak buku di sebuah charity shop di Great Western Road, harganya murah saja hanya sekitar 1.50 GBP.
Kenapa lagi-lagi soal buku tentang bahagia?
Apa saya nggak bahagia sampai harus baca buku begitu begitu? Hihi, No. Saya kini semakin menyadari bahwa saya tipe seeker, tipe pencari. Saya suka mencari-cari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saya akan hidup. Saya menikmati proses pencarian, penantian, penemuan, hilang, menemukan lagi, ah iya..saya menikmati perjalanan.
Dan saya bacai buku tentang bahagia tadi, yang berjudul " Happiness- a Guide to Developing Life's Most Important Skill" ditulis oleh Matthieu Ricard, seorang buddist monk yang tadinya seorang peneliti cellular genetics.
Kalau kemarin-kemarin, buku Conversation with God, saya bisa baca hanya dua kali dudukan, namun untuk buku ini saya memerlukan waktu cukup lama untuk menyelesaikannya. Pertama, karena bahasanya “berat” heuheu. Iya, buku ini bahasanya rada berat, sehingga kecepatan saya membaca (dalam bahasa inggris) pun tidak secepat kalau bahasanya ringan-ringan saja. Penulisnya banyak menggunakan diksi antah berantah yang saya kadang nggak ngeh, tapi malas cari kamus-jadi akhirnya tebak tebak buah manggis, dilihat dari konteks kalimatnya apa. Kedua, isinya memang berat ahaha. Buku ini semacam review dari berbagai macam buku-buku yang mengupas tentang kebahagiaan yang dibaca oleh si penulis.
Tapi ternyata keren banget ini buku, karena saya menemukan AHA moment dalam buku ini. Walaupun awalnya sering dibikin gemes sama ini buku,
“Kenapa sih, teoritis banget nerangin perbedaan pleasure, joy dan happiness?
But what?
Ternyata memang saya sering keliru, menganggap pleasure, joy sebagai Happiness. Dan dengan mengerti perbedaan antara pleasure dan happiness, akhirnya saya tiba dalam titik pemahaman lebih dalam tentang happiness. Dulunya saya lebih mengartikan happiness pada kondisi seperti saat harapan kita terwujud, keinginan kita tercapai, kondisi baik-baik saja, lulus kuliah, dapat beasiswa, ketemu teman, ketemu pasangan, bersama keluarga bla bla dimana keadaan di luar kita nampak selaras dengan mau kita. Harapan kita sesuai dengan kenyataan.
Namun di posting saya  di sini , saya menemukan bahwa saya merasa bahagia walaupun dalam kondisi hidup yang tidak ideal (menurut saya). Hingga saya akhiri posting tulisan saya tersebut dengan ketidaktahuan, alih-alih mencoba mencari definisi lebih baik dirasai saja kebahagiaan yang mengada.
And then, dalam buku ini saya menemukan sesuatu yang lebih dalam
" unlike pleasure, genuine flourishing may be influenced by circumtance, but it isn't dependent on it.  Authentic happiness is not linked to an activity, it is a state of being"
Selama ini kondisi di luar seperti cuaca, perlakukan ataupun ucapan orang lain, keadaan, apakah keinginan saya terwujud atau tidak, hasil ujian bagus atau tidak atau kondisi di “luar diri kita” lah yang sering kali mempengaruhi kebahagiaan saya.
Tapi konsep- keadaan di luar kita mungkin bisa mempengaruhi kondisi di dalam diri kita- tapi kita bisa menjadi independent terhadap itu semua. Artinya tidak tergantung dari kondisi-kondisi di luar kita. Bayangkan?
Jadi itukah titik yang telah dicapai oleh pendahulu seperti Budha, Bunda Teresa, Gede Prama? Saya menjadi lebih mengerti sekarang. 
Itulah kenapa seringkali para tercerahkan mengatakan, kebahagiaan itu tergantung diri kita sendiri, ada di dalam diri kita sendiri. Selama ini saya masih dalam tataran "tahu" tentang konsep tersebut, dan mencoba mempraktekkannya tentu saja. Tapi seringkali masih gagal karena terpengaruh oleh kondisi-kondisi di luar diri saya misalnya hasil eksperimen gagal, mendapat perlakuan tidak seperti diharapkan dan lain-lain. Itu terjadi karena saya masih belum independent terhadap kondisi di luar diri saya.  
Tapi kira-kira bisa nggak sih mencapai titik balance itu? menjadikan happiness is a state of being?
Banyak pendahulu-pendahulu yang memberikan bukti mereka mampu berada di titik itu. Mari berjalan seperti mereka. Happiness is a skill, ternyata harus dilatih terus, dan terus.
Saya pun belajar menjadi semakin aware dengan the power of mind. Bagaimana mengendalikan pikiran kita adalah kunci menciptakan hidup yang luar biasa. Tadinya saya berpikir mengeliminasi pikiran negatif itu nggak mungkin karena aliran pikiran negatif itu secara alamiah terjadi. Tapi ternyata semua itu bisa dilatih, dengan disiplin dan terus menerus. Bagaimana kita terus mencoba memfokuskan diri pada pikiran-pikiran positif, kebersyukuran, kecukupan, keberlimpahan, cinta, kasih ternyata bisa berubah menjadi kebiasaan sehingga lama-lama kita akan terbiasa berpikir positif. Pikiran positif tentu saja akan menciptakan hidup yang positif pula.
Satu hal yang sedang saya pelajari sekarang adalah belajar semakin aware, semakin sadar kala pikiran pikian negatif mulai berseliweran di kepala.
Ketika mulai selintasan kecemasan, takut kehilangan, risau, kecewa, sebel mulai beruntun melintasi pikiran, ketika kita aware..akan ada semacam alarm peringatan.
            “Hayoo hayoo, di pindah channel ke yang positif-positif," ada chatter box seperti itu di kepala yang kadang-kadang mengingatkan diri sendiri.
Atau sekarang ini yang sering saya mantrakan ke pikiran saya kala sudah sadar beberapa pikiran negatif melintas adalah
“ Create! Create! Create!” perintah saya pada diri saya sendiri. Artinya saya harus mencoba menciptakan pikiran dan persepsi yang positif untuk menyingkirkan pikiran-pikiran negatif yang mulai melintas. Saya sadar kekuatan pikiran luar biasa dahsyatnya, jadi saya belajar bagaimana mengontrol pikiran saya. Hidup kita adalah hasil apa yang kita pikirkan dan persepsikan.
Mari ciptakan hidup luar biasa, seluarbiasa apa yang kita pikirkan, dengan luar biasanya  cara kita bersyukur dan menjalani hidup. Hidup yang kita inginkan, hidup yang kita maknai seperti apa yang benar-benar kita inginkan.
Salam perjalanan ke dalam diri

Glasgow, Saat kota ini dihiasi mekarnya cherry blossom seperti yang saya tangkap lewat kamera saya pada gambar di atas.

  

Sabtu, 11 April 2015

Easter Break : Menjelajah Linlithgow Palace




Kami di UK mendapat jatah libur 2 hari untuk menghormati yang merayakan paskah, hari jumat dan hari senin lalu, jadi total bisa break selama 4 hari. Sedangkan untuk anak-anak sekolah kabarnya libur sampai 6 minggu heuheu enak ya. Dan kemana easter break kali ini? Tahun lalu saya masih ingat saya pergi ke lake district untuk mengisi easter break. Catatan perjalanannya ada di sini. Dan kali ini saya jalan-jalan ke daerah Scotland saja *liburan murah meriah, yakni ke daerah bernama Linlithgow.
Awalnya random sih, sampai paginya kami juga masih belum memutuskan mau kemana. Tadinya mau ke the kelpies trus lanjut ke Linthgow. Jadi hari itu kami asal aja ke Queen street lalu beli tiket, karena tiket ke Edinburgh dan ke Linlithgow sama harganya dan satu jalur akhirnya kami memutuskan untuk membeli tiket Glasgow-Edinburgh return seharga 8.35 GBP.
            “ Ntar kalau ada waktu bisa ke Edinburgh Zoo trus mampir ke tempat makan biasanya (biasanya kami makan di Kitchen mosque di dekat Uni of Edinburgh, halal, enak dan terjangkau harganya)," kata teman seperjalanan saya. Iya baiklah, kami memang super random, yang penting jalan-jalan.
Kemudian kami naik kereta sekitar 20 menit dari Glasgow Queen Street sampai ke Linlithgow. Cuaca hari itu cerah ceria, matahari bersinar dengan hangatnya. Ramalan cuaca yang kami lihat memang selama Minggu dan Senin cuacanya bakal bagus. Dan tentu saja cuaca bagus itu langka di Scotland. Jadi ya, kami bersyukur hari itu cuacanya sangat mendukung untuk jalan-jalan. Dan satu lagi, enak banget rasanya jalan-jalan tanpa coat tebal. Kami sampai di Linlithgow sudah tengah hari karena berangkat dari Glasgow juga siangan. Linlithgow terletak di utara-timur dari West Lothian, dekat perbatasan dengan Stirlingshire. Kota ini terletak 20 mil (30 km) sebelah barat dari Edinburgh sepanjang rute kereta api utama ke Glasgow.
Begitu sampai stasiun, mata saya langsung menangkap spot cantik buat foto, ..langsunglah saya mengajak teman seperjalanan untuk mampir foto di sana, ternyata sekolah SD. Ya ampun cantik begitu bangunannya..simetris desain kanan dan kirinya, coba saja perhatikan

Tujuan wisata utama kota ini memang Linlithgow Palace, tempat lahirnya James V dan Queen Mary of Scot, Ratu Skotlandia. Mary of Scot lahir pada tahun 1542 dan menjadi ratu setelah 6 hari kelahirannya. Hiyaa masih bayi udah jadi ratu ya. Linlithgow Palace ini dibangun pada tahun 1424 oleh James I of Scotland dan pernah terbakar pada tahun 1424. Setelah kebakaran tersebut, James I memulai rekonstruksi istana tersebut dan menghabiskan 200 tahun untuk menyelesaikannya. Wah lama banget yaa.
Untuk mencapai istana ini sangat gampang dari stasiun, hanya sekitar 10 menit jalan kaki sampailah kami di Linlithgow Palace. Untuk masuk ke istana ini, harga tiket untuk dewasa sebesar 5.50 GBP, tapi karena kami member dari historic Scotland jadinya kami bisa free masuk ke sana ayeeee. 
 
pose dulu sebelum masuk ke palace

Dalam istananya biasa aja sih, nggak semewah Stirling Castle. Tapi kami bisa naik ke atas dan bisa melihat dari puncak palace, dimana dari situ bisa memandang hamparan danau Linlinthgow (Linlithgow loch). Memang letak palace ini sangat sempurna dengan dikelilingi oleh loch/ danau jadi terlihat sangat cantik. Lihatlah foto-foto yang kami ambil dari puncak palace, rasanya betah berlama-lama memandangi hamparan pemandangan yang sangat memanjakan mata
 
Linlinthgow loch terlihat membiru dari puncak Linlinthgow Palace
 
Foto ini diambil dari lubang angin puncak tertinggi Linlinthgow Palace..breathtaking scenery banget
Dan yaaa..tetap saja acara utamanya adalah foto-foto ria dan mencobai lensa baru. Masih rada kagok memakainya karena lensa fix, nggak bisa zoom. Tapi seru juga bereksperimen dengan lensa baru ini, walau tentu saja berganti ganti dengan lensa standar kit bawaan Nikon D5100 saya itu.

ini di lorong lorong bagian dalam Palace

Usai puas menjelajah palace, huhuh lumayan melelahkan juga naik turun tangga, kami memutuskan untuk leyeh leyeh di hamparan rerumputan sambil memandangi loch dari kejauhan. Plus makan siang tentu saja karena perut sudah keroncongan. Dan strategi wisata murah meriah kami adalah membawa bekal sendiri. Selain dipastikan halal (agak susah memang mencari tempat makan halal selain kebab dan fish and chips), pastinya jauh lebih murah. Kali ini menunya tahu telur (telur dicampur tofu lalu digoreng enak bangeeet) , tempe goreng dan sayur ahaay nikmatnyaaaa  plus teh panas yang kami juga bawa. 
            “Kayaknya kalau foto dari kastil dari jauh bagus deh, dari seberang loch kayak di foto foto di internet itu” kata saya ke teman seperjalanan. Sebelumnya saya cek foto foto Linlinthgow Palace, kebanyakan diambil dari seberang Loch, jadi palacenya kelihatan dari jauh, nampak cantik sekali. Dan kami akhirnya jalan-jalan santai mengelilingi Loch yang lumayan luaaaassss. Kami mengamati nelayan-nelayan yang baru saja selesai melaut, melihat mereka menimbang hasil tangkapan mereka. Sempat pula tergoda membeli es krim di tengah teriknya hari namun setelah melihat harga dan porsinya yang sedikit tapi mundur dari antrian *wisata pelit ahaha.
Benar saja, pemandangan palace dari seberang loch terlihat cantik sekali, dan waktunya bernarsis ria ehehe.

ini nyobain lensa baru, latihan bikin bokeh..lumayan laah hasilnya
 
shoes-selfie di LinlinthgowLoch

Favorit banget pemandangannya

 
biasanya lensa kit bawaan nggak bisa nangkep foto dengan depth of field sedalam ini

Linlinthgow palace di belakang

 
Pemandangan dari tempat kami berhenti untuk sholat..betah banget di sini lama-lama
Untuk bisa mengelilingi loch cukup lumayan memegalkan kaki juga. Hampir sejam-an lebih kami berjalan, kalau total diselingi foto-foto ya pasti lebih dari itu hihi. Ketika kaki mulai pegal, ada kursi yang tersedia untuk melepas lelah. Kami juga menyempatkan untuk sholat di pinggiran loch.
            “ Udah sore ternyata, nggak jadi kayaknya nih kita ke Edinburgh” kata teman seperjalanan saya. Haha iyaaah ternyata kami keasyikan menikmati LInlinthgow palace dan lochnya. Tak apa, tujuan jalan-jalan kan menikmati suasana yang ada. Dan hari itu terasa begitu sempurna dengan cuaca yang cerah dan pemandangan yang menakjubkan. Scotland ini semakin dijelajah semakin cantik. Benar-benar saya akui hal tersebut. Selama perjalanan sudah disuguhi lanskap yang cantik di luar jendela bis atau kereta, begitu sampai lokasinya, dimanjakan dengan objek wisata yang ada. Satu-satunya kelemahannya hanyalah cuaca, dan hari itu begitu sempurna karena cuaca sangat bermurah hati pada kami.
 
Menjelang senja
Lalu kamipun beranjak pulang, tadinya mau mampir ke the kelpies, tapi kaki sudah pegal dan juga waktu sudah menunjukkan pukul 19.00, walaupun suasana masih benderang. Tapi rasanya Glasgow sudah memanggil manggil pulang.
Terimakasih untuk easter break yang super menyenangkan. Bila kalian ke Scotland, Linlinthgow sangat recommended untuk dikunjungi lho.

Salam perjalanan
 

Kamis, 02 April 2015

Cara Mengubah Tampilan Blogspot menjadi Website


Beberapa kali ada yang menanyakan pada saya bagaimana caranya mengubah blogspot ke laman website,nah kali ini saya akan bagikan caranya. Seperti blog saya awalnya beralamatkan di www.marsdreams.blogspot.com, kemudian mulai awal tahun 2015 saya memutuskan untuk membeli domain sendiri dan sekarang berubah menjadi www.siwimars.com.
Sebelum ke detail caranya, apa sih yang membuat saya memutuskan untuk membeli domain sendiri? Hihi alasan awalnya sih simple, keliatan keren aja punya website sendiri ya kan? Semacam personal branding lah ehehe. Kemudian manfaatnya alamat website menjadi lebih singkat karena langsung beralamat .com, ini akan memudahkan siapapun yang akan berkunjung ke blog kita.
Nah gimana sih caranya?
Sebenarnya saya sudah lama pengen pindah ke website pribadi, tapi saya nggak ngerti caranya ahah. Kirain bakalan repot, butuh minta bantuan teknisi khusus-padahal teknisi khusus saya cuma simbah google. Tapi ternyata simple aja kok.  Saya diajari oleh sahabat saya, mbak tara yang kini tengah kuliah di Newcastle. Awalnya saya melihat sharing link-postnya di facebook tentang salah satu tulisan di blognya. Pas saya lihat alamatnya sudah dot.com tapi tampilannya blogspot. Mungkin hasil migrasi dari blogspot ke website. Dan langsung saya todong mbak tara untuk mengajari saya caranya.

1. Beli domain
Nah langkah pertama yang dilakukan adalah membeli domain.com. Saya sharing saja (berdasarkan rekomendasi dari mbak tara) saya membeli domain  di IDwebhost, alamat dan infonya bisa dicek di sini.  So far, mereka sangat helpful selama proses pembelian dan tehnis migrasi, jadi saya bisa bilang recommended lah.
Karena saya sudah punya hosting di blogger, jadi saya cuma beli domain saja. Kalau tidak salah harganya sekitar 100rb/tahun.  Sebelumnya kita cek dulu apakah nama domain kita masih available atau tidak.
Awalnya saya tetap ingin blog saya bernama marsdream karena sudah tujuh tahun ngeblog saya memakai nama itu. Tapi tenyata domain marsdream sudah digunakan oleh orang lain, jadi nggak bisa dipakai lagi. Dan akhirnya saya memakai nama saya di website baru saya—sekalian peronal branding lah-halaah.
Nah cara order-nya ada di tutorial berikut.
2. Custom Blogspot ke Website
Nah setelah melakukan pembayaran, kita akan melakukan custom dari tampilan blogspot ke website. IDwebhost juga menjelaskan langkah-langkahnya kok, ada detailnya di link berikut.
Jangan khawatir kalau bingung dengan langkah-langkah tehnisnya, tinggal chat saja untuk bertanya pada staff customer service. Sistem mereka saya lihat sangat oke, transkrip percakapan juga dikirimkan via email. Mereka juga akan membantu bila kita kesulitan setting, seperti yang pernah saya alami. Rasanya sudah mengikuti petunjuk seperti yang ada di tutorial, tapi kok hasilnya nggak seperti yang tertulis. Begitu saja chat CS-nya dan bertanya, dia mau membantu untuk membereskannya kok.
3. Propagasi
Setelah setelah tahap custom, kita disuruh nunggu propagasi sistemnya sekitar 7-8 jam. Dan setelah itu tampilan blog kita sudah ada dalam tampilan nama domain yang baru. Gampang kan
Tapi yang menjadi konsekuensi dari bergantinya nama domain, blog kita seperti dianggap baru oleh mesin pencari. Kalau yang peduli soal peringkat Alexa dll, dijamin peringkat blog kita akan anjlok  banget. Tapi kalau yang selow seperti saya, nggak masalah sih. Kita bisa melompat lagilah seiring dengan konsisten ngeblog ehehe
Begitu tips singkat bagi yang ingin punya website sendiri, lebih keren dan lebih nyaman seperti rasanya punya rumah sendiri ketimbang numpang.
Semoga bermanfaat 



Your Achievement is Your Contribution



Akan ada suatu titik dalam hidup manusia ketika sampai dalam pertanyaan, apa misi hidupmu? Apa yang membuat hidupmu terasa bermakna? What the purpose of your life? Saya sendiri menikmati menjalani hidup dengan sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut pada diri sendiri. Hal tersebut membantu saya untuk tetap sadar akan sejauh mana saya berjalan. Hidup adalah serangkaian perjalanan ke dalam diri. Apa yang membuat saya bahagia? Apa yang membuat hidup saya bermakna? Kualitas hidup seseorang kadang kala ditentukan oleh seberapa baik manusia itu berkomunikasi dengan dirinya sendiri. Pada awalnya, pertanyaan-pertanyaan itu terjawab dengan saya bahagia kala impian-impian saya menjadi nyata.
Pernah dulu salah satu impian terbesar saya adalah menjejakkan kaki di Italia, dan pada akhirnya hal tersebut menjadi nyata dengan memperoleh beasiswa short course bahasa dan budaya Italia selama 3 bulan di Universita Per Stranieri di Perugia pada Tahun 2008. Kemudian setelah menyelesaikan pendidikan master di Ilmu Kedokteran Tropis di Universitas Gadjah Mada dengan Beasiswa Pendidikan Pasca Sarjana, saya diterima CPNS sebagai Dosen di Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan di Universitas Jenderal Soedirman. Sekitar dua tahun menjadi tugas saya menjadi dosen, saya mendapatkan Beasiswa DIKTI Luar Negeri ke University of Glasgow, United Kingdom pada tahun 2011 untuk melanjutkan studi saya jenjang doktoral (S3). Dan kemudian tercapainya suatu impian, akan membawamu untuk melemparkan impian lebih jauh lagi.
“Oke, saya sudah pergi ke beberapa benua, menjelajah ke berbagai negara, menempuh pendidikan doktoral di UK, then what?” itu pertanyaan yang pada akhirnya membawa saya dalam pencarian-pencarian. What matters to me in my life? Apa yang membuat saya merasa bermakna sebagai manusia?
What next? Itu yang membuat hidup selalu berupa tantangan menarik untuk mewujudkan impuan-impian menjadi kenyataan. Mantra sakti saya waktu itu adalah salah satu kalimat di buku Paulo Coelho, the alchemist
“ Bila kau inginkan sesuatu, pada seluruh jagat raya akan bersatu padu untuk mewujudkannya”. Maka rumus yang saya pakai adalah berusaha dengan segala macam cara, tak kenal  menyerah, konsistensi dan persistensi. Bagi saya persistensi sangat penting. Banyak orang bermimpi besar, dengan semangat besar pada awalnya. Namun perlu diingat perjalanan mencapai impian tak pernah mudah, banyak rintangan,  kesulitan dan butuh banyak kesabaran. Banyak yang langkahnya terjegal di tengah jalan. Dalam hal inilah bagaimana persistensi seseorang menjadi poin penting keberhasilan seseorang mencapai mimpi-mimpinya.
Namun pada langkah meraih beasiswa doktoral saya, Tuhan nampaknya ingin saya belajar hal lainnya. Rumus awal yang saya pakai nampaknya belum cukup, perjalanan saya menempuh phD mengajarkan saya tentang penerimaan. Tak selamanya impian yang kamu perjuangkan akan menjadi nyata seperti yang engkau harapkan, hati-hati kadangkala Tuhan menyiapkan rencana yang jauh lebih istimewa lagi. Namun pada awalnya kamu tidak menyadarinya. Pelajaran tentang penerimaan tentang ada hal-hal yang tidak bisa kau ubah, ini akan menjadikan manusia lebih lentur menghadapi hidup. Setelah hampir semua impian-impian saya tercapai, ada pertanyaan-pertanyaan yang hadir.     
Pencapaian pribadi pada suatu titik hanya akan membuat rasa kepuasan diri, namun saat kita mulai berbagi, berkontribusi ada rasa bermakna yang membuat kita merasa ingin berbuat lebih banyak lagi. Sebagaimana bahagia lebih lengkap rasanya bila dibagi dengan orang-orang yang kita cintai, begitupun hidup, lebih lengkap rasanya saat kita sudah mencapai titik berkontribusi. Bagi saya, pencapaian hidup saya adalah bagaimana saya bisa berkontribusi dengan ilmu, passion dan segala potensi yang saya miliki untuk orang lain, masyarakat dan bangsa.
Kita semua sebagai generasi terdidik, mempunyai hutang kontribusi untuk bagaimana berperan untuk dunia pendidikan di Indonesia agar lebih baik.
Saya menikmati peran saya sebagai pendidik dan mempunyai kesempatan untuk melanjutkan misi saya di bidang pendidikan.
Tugas dosen dalam pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat memberikan kesempatan saya untuk berbagi ilmu yang saya miliki. Menjadi dosen yang produktif dengan ilmu dan karya ilmiah merupakan bentuk kontribusi saya  pada dunia pendidikan.
Menempuh pendidikan di luar negeri, membukakan kesadaran saya akan berbagai kekurangan saya (dan juga sistem pendidikan di Indonesia), salah satunya kurangnya pemahaman akan keilmuan, keingintahuan akan ilmu, kejujuran dalam penelitian dan juga bagaimana mereka menghargai proses belajar selain hasil akhir. Ke depan, saya berharap dunia pendidikan mampu melahirkan generasi-generasi terdidik yang cerdas, kritis, inovatif, jujur dan kontributif. Saya percaya, pendidikan memainkan peranan yang sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa.
 Masih banyak PR dunia pendidikan di Indonesia, yang bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja namun juga  memerlukan peranan kita.
 “Hidup kita ini bukan untuk bersaing dengan orang lain. Tapi untuk menunjukkan sisi terbaik dari diri kita sendiri
Itu sih mantra sakti saya tatkala hidup kadang riuh rendah dengan berseliweran kegaduhan tentang opini, pendapat, persepsi dan lain sebagaimana, konsekuensi dari manusia sebagai makhluk sosial.
Definisi kusuksesan bagi saya, bisa melampaui “saya” yang sekarang dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Semacam perjalanan ke dalam diri yang tak pernah henti.
Selain itu, saya mempunyai passion di  dunia kepenulisan.  Saya menerbitkan karya-karya fiksi seperti True Love Keeps No Secret (Gagas Media, 2008), Koloni Milanisti (2013), kontributor di beberapa antologi seperti The Jilbab Traveller (Asma Nadia Publishing, 2013), Pulang (Nulis Buku, 2012). Saya ini saya tengah menggarap naskah buku tentang travelling dan juga paper ilmiah.
Saya menikmati menulis dengan secangkir kopi, tentang travelling, hidup, cerpen, flash fiction ataupun lainnya. Menulis bagi saya merupakan salah satu cara saya membincangi diri saya sendiri sekaligus berbagi dengan orang lain. Menulis untuk merapikan kenangan, untuk menuangkan ide pemikirian ataupun sekedar menikmati proses menulis itu sendiri, saat jari-jari bergerak di keyboard melahirkan kata demi kata. Seperti Kata Pramudya Ananta Toer, menulis itu bekerja untuk keabadian, dan saya sangat menikmati itu.
Saya juga percaya banyak sekali anak-anak muda berpotensi dari Kebumen. Hanya saja mungkin harus lebih banyak keyakinan bahwa setiap orang boleh mempunyai mimpi besar apa saja dan tidak ada yang tidak mungkin untuk mewujudkannya. Apapun latar belakangnya. Selain itu, dibutuhkan keberanian. Berani untuk percaya akan mimp-mimpi,berani untuk memperjuangkan selain itu juga berani untuk menerima apapun yang terjadi sebagai konsekuensi dari berjuang mencapai mimpi-mimpi. Keluar dari zona nyaman, melakukan dan menjalani perubahan memerlukan keberanian-keberanian. Beranilah berjuang untuk mimpi-mimpimu, dan berkontribusilah pada negerimu. Live your life. Nikmatilah hidupmu dengan sebenar-benarnya hidup.
Tekad saya masih terus sama, bahwa kebermaknaan hidup ada dalam kontribusi untuk sesama. Terus menghidupi passion dengan tindakan dan karya. Bahwa passion menjadi nyala bila dihidupi dengan karya, bila tanpa itu, sia-sia.

Salam karya dari Glasgow, United Kingdom


Siwi Mars Wijayanti
Tulisan ini dipublish di portal Kebumen Muda di link berikut

Terbang Lebih Tinggi



Ketika hidup menghadiahimu kejutan-kejutan, hingga  serasa hidup mengjungkalkanmu sampai jatuh sejatuh jatuhnya.
Terasa melemparkanmu dari perjalanan panjang yang telah kau tempuh, tiba-tiba seperti mengembalikanmu ke titik semula
Ketika serasa harapan-harapan binasa,
Tapi hadiah sesungguhnya datang bersama ujian dan tantangan.
Karena semua itu, akan melentingkanmu ke titik yang lebih tinggi—kalau kau sanggup sadari
Menerbangkanmu ke titik yang lebih tinggi—kalau kau mampu pahami
Jangan pernah meleset menyadari berkah besar di setiap cobaan dan ujian,
Kau tahu Tuhan Maha Baik, tapi Dia sering kali memberi diam-diam
Jangan meleset mengetahui apa yang ingin Tuhan berikan padamu di balik deraan
Lalu  melesatlah
Melentinglah lebih tinggi
Terbangkan dirimu ke tempat yang lebih tinggi
Dan tetaplah membumi, rendah hati


source pic : here