Kamis, 05 Maret 2009

Dapet beasiswa, nggak cuma modal dengkul


Gratisan..gratisan! terdengar begitu enak di telinga..uhmm tentu saja enak juga dirasakan. Siapa sih yang nggak mau gratisan. Oh ya, tahukah kamu gratis itu berasal dari bahasa Italia, kata dan maknanyapun sama, gratis alias nggak bayar.

Ah, jadi teringat pengalaman saat di Venezia bersama 2 rekan asal Indonesia. Saat kami tengah meminta booklet informasi jalur-jalur vaporetti (bus air) untuk menuju ke tempat-tempat wisata, si Arif menanyakan berapa harganya, nah petugas itu bilang
Tutto questo e’ gratis, prendatelo!”(semua booklet ini gratis, bawalah).

Nah, temanku yang mendengar kata gratispun serta merta meminta 2 booklet lagi untukku dan rekan satu lagi (mumpung gratis, jarang-jarang toh ada barang gratis di Italia). Eits..ternyata, kali ini reaksinya petugas rada mbesengut, keluarlah kata-kata yang kurang lebih bermakna ”hmmm karena gratis jadi kalian minta banyak ya!”

Hik, mentalitas warga Indonesia Raya yang telah melumut sampai bawah sadar ehehehe.

Pun demikian dengan gratisan sekolah alias beasiswa. Tawaran beasiswa yang ada langsung diserbu para pemburu beasiswa. Seorang sahabat pernah berkomentar kalau mukaku tuh “muka beasiswa” ehehe. Mulai dari kuliah S1 beberapa kali menerima beasiswa dari berbagai sumber, kemudian melanjutkan S2 pun dengan gratisan, demikian pula dengan melancong ke negeri spaghetti Italia dengan tameng kuliah bahasa Italiapun dengan modal dibayarin.

Dan semoga di kesempatan mendatangpun bisa melanjutkan kuliah lagi, sekali lagi…dengan modal beasiswa!ehehehe..

Loh, maklum anak kampung begini, nek nggak modal beasiswa ya nggak akan bisa kuliah tinggi-tinggi dong, jadi si penyeleksi melihat wajahku yang memelas ini langsunglah luluh mengabulkan permohonan beasiswaku ehehhe” sahutku.

Tapi mendapatkan beasiswa bukan berarti tiba-tiba mendapatkan rejeki yang datang dari langit tanpa usaha, kerja keras dan doa. Uhmm mana ada sih yang gratis? Wah jadi, gratisan yang pada akhirnya kita terimapun sebenarnya bayaran dari usaha dan kerja keras kita (sotoy mode on ehehe).

  1. Asah gergaji. Nyontek istilahnya Covey nih, untuk dapet beasiswa kita harus upgrade kapabilitas biar dilirik sama di pemberi beasiswa. Saingan bejibun dari berbagai kalangan yang mengharap keajaiban yang sama pastilah lumrah adanya dalam persaingan memperebutkan kursi beasiswa. Nah, kita harus punya daya saing dibandingkan peserta lain. Melancarkan lidah ngomong cas cis cus bahasa inggris, meningkatkan skor TOEFL/IELTS agar memenuhi standar yang ditetapkan (syukur-syukur melebihi), ataupun menambah poin plus-plus lain yang sekiranya menjadikan nilai tambah kita di mata si pemberi beasiswa.
  2. Perluas Jaringan. Hi..kayak motonya orang marketing aja. Yap, Kita tidak pernah tahu tangan-tangan mana dari orang-orang yang kita kenal yang dipilih Tuhan untuk membawakan keajaiban pada kita. Entah rekan sejawat, sahabat lama, teman yang baru di kenal, dosen, siapapun dapat memberikan informasi yang tak terduga. Ikutlah milis beasiswa yang secara teratur memberikan informasi lengkap mulai dari info beasiswa terkini, cara-cara mendapatkan beasiswa, info TOEFL/IELTS, cara mempersiapkan proposal/riset, kontak dengan professor, lengkap deh. Yang pastinya dengan begitu kita masuk dalam komunitas dengan misi yang sama, dapet beasiswa!
  3. Incar Sasaran

Tahu pasti sasaran tembak kita bukankah akan lebih mudah untuk mengena sasaran?yap, fokus pada beasiswa yang kita incar akan memuluskan jalan meraihnya. Kita sendiri yang tahu pasti negara mana yang ingin kita tuju, universitas mana yang nantinya ingin kita cetak di CV ehehe, jadi kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang beasiswa yang kita incar. Setahap demi setahap mencoba memenuhi persyaratan yang dibutuhkan. Beasiswa idaman pasti di tangan!.Walau mungkin perlu waktu, Beasiswa Italiaku kuincar pas kuliah S1, tahun 2002an, dan berhasil mendapatkan saat kuliah S2, tahun 2007, wew penantian yang panjang.

  1. Percayai mimpi-mimpimu

Yakinlah setiap usaha kerasmu akan mendapat jawaban Tuhan. Kalian tahu dimana Tuhan mengirimkan pesan-pesan beasiswa itu padaku?. Untuk Beasiswa S2ku Tuhan membuat setting di pusat perbelanjaan. Dan untuk beasiswa ke Italia Tuhan mengirimkan pesannya saat aku menghadiri pernikahan “hantu masa laluku yang paling menggetarkan” ihihii…cerita tragis yang berubah jadi romantis ehehe.

Sungguh kreatif bukan? So, Just believe in your dreams..Kekuatan bawah sadarmu akan membawamu ke hal-hal yang kau inginkan!

Trus nggak kalah penting kekuatan doa, restu dari ortu, simbah2, temen2 ehehe..pokoknya jangan pernah menyerah, beasiswa impian pasti di tangan!

Previous Post
Next Post

1 komentar:

  1. Aamiin ya Rabbal Aalamiin...smg dimudahkan Allah untuk mencapai apa2 yg kita inginkan ya mbak :)
    smg someday bs ketemu entah dmn, byar bisa sharing2 pengalamannya :)

    BalasHapus