Minggu, 20 Oktober 2013

Menjejaki Bangkok



Kerlap kerlip lampu di gedung-gedung tinggi dari skyline Bangkok  terlihat jelas dari balik jendela kamar hotel. Sesekali kereta MRT yang melintas terlihat jelas dari jendela. Sementara purnama membulat di langit Bangkok rasanya menambah cantik pemandangan malam ini. View dari kamar hotelku ini memang sempurna. Saya cukup beruntung mendapatkan view langsung ke arah kolam renang dan skyline penuh kota ini. Dari lantai 14 Hotel Imperrial Queen’s Park di 199 Sukhumvit Soi 22, pemandangan kota Bangkok tertangkap sempurna.

Jepretan dari balik jendela kamar hotel saya sore tadi

Menikmati secangkir kopi, sederet musik di playlist dan berbagi sapa dengan  pasangan saya via skype (yang selalu saja malas menghapal perbedaan waktu) merupakan aktivitas saya hari pertama ini. Karena rasanya pemandangan cantik ini sayang bila dinikmati sendirian. Heuheuu dan sayangnya saya memang kali ini menjelajah Thailand sendirian. Kadangkala saya ingin membagi apa yang saya lihat dengan orang-orang terdekat saya. Pengen juga bisa membuat mereka menikmati apa yang saya lihat. Ah biarlah kali ini baru lewat tulisan dan cerita saja.
Kereta MRT terlihat melintas lagi. Sejauh saya mencobai mode transportasi di kota ini, cukup lumayan nyaman. Bermodal tanya-tanya dari bandara Suvarnabhumi ke daerah Sukhumvit, saya menjajal airport rail link lalu turun ke stasiun Makkasan. Harga tiketnya sekitar 35 Bath. Lumayan view-nya langsung bisa melihat kota Bangkok dari jendela-jendelanya yang luas. Lalu tadinya saya hendak naik taksi saja dari situ, tapi akhirnya memutuskan naik MRT. Keputusan itu hasil bincang bincang sejenak dengan seorang perempuan muda Thailand ia menyarankan untuk naik MRT karena taksi bakal mahal dengan macet parah saat jam-jam sibuk. Akhirnya saya pun naik MRT dengan tiket 15 bath ke Sukhumvit. Aih ternyata nyaman juga transportasinya. Keren dan canggih deh. Saya udah ngebayangin naik tuk tuk aja eh ternyata fasilitas transportasinya lumayan. Lalu turun dari sukhumvit saya naik taksi menuju hotel tempat saya menginap sekaligus tempat konferensi. Yupiee tentu saja jalan-jalan saya ke Thailand terselubung ikutan konferensi. Modus biar dibayarin dong ya ehehe. Makanya tiket PP Glasgow-Bangkok plus hotel selama konferensi sudah diurusin pihak kampus. Dan begitu nginjek di hotelnya, heuu ini sayang amat ya sendirian dududu mendadak rinduuu #apasih. Maksudnya ini semacam pemborosan, karena saya yang cuma 1 orang namun ditempatkan di kamar yang hampir kayak 1 rumah. Ada 2 ruangan besar. Ruang tamu, wardrobe, meja kerja yang menghadap ke jendela, dan kamar mandi, sementara melangkah ke dalam ada big bed, meja kerja, dan kamar mandi lagi. Garuk-garuk ini lemari dan kamar mandi banyak amat ya. Kan sebenarnya kamar ini bisa dihuni 4-5 orang ahaha. Yah anggap saja berkah. Terbukti suasana yang sebenarnya super romantis ini sanggup membuat mata saya tetep melek dan nulis. Habis sayang purnama di kejauhan bila dilewatkan.

Master bed room

Ruang tamunya
lemarinya berderet-deret dan kamar mandi di baliknya. 

Masih belum sempat jalan-jalan. Hanya nyari makan di luar dan bingung ahaha. Akhir-akhirnya beli di lesehan macam di Indonesia. Nasi, ayam dan lele bakar plus rujak. Totalnya 80 bath dan perut saya kekenyangan. Sepintas melihat daerah Sukhumvit ini sepertinya memang daerah turis karena banyak bule-bule berseliweran dan yang mencolok adalah banyaknya tempat-tempat spa dan pijat dimana-dimana. Di Soi 22 saja sepanjang jalan berderet-deret tempat pijat. Jangan tanya apa itu ada pijat plus-plusnya atau tidak, mana saya tahu hihihi. 
jalanan kala malam-nya mirip Indonesia banget
tuuuh tempat pijatnya berderet deret :D

Mata saya sudah mulai berat, penerbangan Glasgow-Dubai-Bangkok lumayan membuat penat. Kopi di cangkir saya juga saya habis disesap dan kasur di ruangan sebelah sudah menggoda saya. Baiklah saya tergoda untuk segera menghampirinya. Karena esok pagi-pagi sudah harus menunaikan tugas dinas dulu sebelum jalan-jalaaaaan.

Sukhumvit, Bangkok. 20 Oct 2013

Previous Post
Next Post

0 Comments: