Senin, 22 September 2014

September dan Perubahan





Daun-daun sudah mulai berubah warna dan berguguran dimana-mana, ternyata sudah mulai memasuki musim gugur. September sudah berada di pertengahan, cepat sekali. Mungkin waktu berjalan begitu cepat kala kita merasa bahagia? Ah entahlah. Persepsi saya tentang waktu seringkali masih ambigu.
September beberapa tahun belakangan ini selalu menandai perubahan-perubahan yang cukup besar dalam hidup saya. Dan tak ketinggalan tahun ini juga. Mungkin manusia memang selalu butuh perubahan, kebaruan-kebaruan. Oleh karena itu Tuhan menyiapkan perubahan-perubahan di sepanjang jalan. Pernahkah dirimu mencemaskan perubahan yang akan terjadi sekaligus juga cemas bila hidupmu berjalan biasa-biasa saja, rutin dan stagnan? Manusia memang selalu dipenuhi kecemasan-kecemasannya sendiri, peperangannya sendiri-sendiri. 
Glasgow bagi saya sudah seperti rumah, begitupun rutinitas harian yang tiap hari rasanya sudah terbiasanya saya jalani. Memasuki tahun keempat studi doktoral saya, bulan ini lab saya akan berpindah tempat. Biasanya jarak yang saya tempuh dari flat ke lab hanya dalam waktu 15 menit saja, namun mulai tanggal 26 September nanti harus naik bis sekitar 30 menit heuheu. Ceritanya memang sejak tahu lalu, departemen saya membangun gedung baru di Garscube dan nantinya Centre for Virus Research akan berpindah ke sana. Tentu saja perubahan ini akan merubah kebiasaan-kebiasaan saya terutama kabur saat jam makan siang ehehe. Karena jarak lab dan flat yang dekat, jadi biasanya saya kabur pulang ke flat untuk makan siang, atau cuacanya  bagus bisa kabur ke taman untuk makan.
Tentu saja kebiasaan-kebiasaan itu akan berubah nanti saya lab saya sudah pindah. Kemudian lagi, buntuk budjet bulanan sekarang harus bertambah dengan transportasi dari flat ke lab yang harus menggunakan bis. Paling tidak harus membeli tiket bis bulan seharga 45 pounds, heuheuu lumayan juga. Saya sebenarnya pernah mengecek rute menuju ke sana, untuk memperkirakan apakah tracknya bisa ditempuh menggunakan sepeda, tapi sayangnya selain jaraknya yang jauh juga tracknya yang menanjak sehingga akan sangat melelahkan bila ke sana menggunakan sepeda.

Pemandangan di belakang lab baru saya lumayan juga--Foto diambil pas musim panas, jadi daun-daunnya masih ijo royo royo

Perubahan lainnya yang terjadi di bulan September ini tentu saja sahabat-sahabat yang datang dan pergi. Beberapa sahabat dekat sudah merampungkan studi masternya dan pulang ke Indonesia. Setahun belakangan ini terasa sangat berwarna dengan kehadiran mereka dan tentu saja ada rasa kehilangan saat mereka kembali ke Indonesia. 
 
Mengantar Mona ke Bandara..kehilangan temen ngumpul, masak dan makan bareng
Selain itu, Glasgow juga kebanjiran mahasiswa-mahasiswa baru yang datang ke Glasgow untuk kuliah. Beasiswa LPDP yang tengah naik daun itu sukses membawa banyak anak-anak bangsa untuk bisa kuliah di Glasgow. Anak-anak muda yang rata-rata baru lulus S1 sudah bisa kuliah S2 di luar negeri dengan beasiswa, hal yang agak susah dulu ditemukan beberapa tahun yang lalu.
Dan tentu saja September adalah saat daun-daun yang berubah warna, cuaca sudah mulai mendingin menandakan musim gugur tiba.
Lalu saya, apa yang berubah dari saya?
Ah perubahan, satu-satunya cara yang bisa dilakukan menghadapinya adalah bergerak seiring dengan perubahan. Dan untuk terus bergerak dibutuhkan manusia-manusia pemberani.
Beranilah

Glasgow, 22 September 2014. 
Previous Post
Next Post

3 komentar:

  1. Wah, iya juga ya, mba. Kalo dekat flat bisa makan di sana aja :D
    Semoga perubahannya menyenangkan, mba Siwi. :D

    BalasHapus
  2. Kalo jadwal kepulangan ke Indonesia, ada per perubahan engga? :p

    BalasHapus
  3. @Ila : ehehe iyaaah semoga, makasih ila :)
    @Alfa : naaah itu yang belum pasti :D

    BalasHapus