Rabu, 20 Mei 2015

Jualan Bakso dan Sate Lilit di Pasar Hari Glasgow







Dari dulu saya berpikir kalau saya ini nggak “bakat” jualan. Aneh rasanya kalau nawarin barang atau apalah gitu namanya. Padahal orangtua saya sejak dulu berbisnis apa saja yang bisa dilakukan. Mulai bikin dan jualan telur asin, usaha ternak ayam, ternak ikan lele, usaha eternit, sablon, percetakan, rias pengantin dan lain lainnya. Di rumah sudah terbiasa dengan usaha yang dijalankan bapak ibu untuk bisa membiayai kami sekolah. Karena bila hanya mengandalkan gaji bapak saya yang PNS saja pastinya kurang untuk biaya hidup dan pendidikan kami bertiga bersaudara. Dan sungguh saya salut dengan kerja keras dan perjuangan orangtua saya demi anak-anaknya *huhuk terharu jadinya.
Akhir-akhir ini saya pengen menantangi diri sendiri untuk bisnis kecil-kecilan. Apalagi memang kepepet dana juga karena udah nggak dapat beasiswa lagi. Untuk biaya hidup di Glasgow sampai selesai studi belum kebayang dapat dari mana heheh. Dulu pernah saya jualan tempe dengan order tempe dari Manchester lalu saya jual lagi ke anak-anak di Glasgow. Tapi ini sporadis banget karena kulkas flat kecil mungil, nggak bisa nyimpen tempe banyak jadi harus habis dalam waktu cepat.
Nah kali ini ada acara Pasar Hari Glasgow, komunitas Malaysia yang menyelenggarakannya. Memang sih warga Malaysia banyak sekali yang ada di Glasgow ini. Akhirnya saya tertarik untuk ikut jualan, dan mengajak teman saya Yangie untuk share-lapak. Satu lapak terdiri dari dua meja, nah jadi kita bisa satu meja satu meja dan lebih murah untuk sewa stallnya. Saya memutuskan untuk jual sate lilit, bakso kuah, nastar, kastangel dan handmade brooch.
Saya sudah beberapa kali membuat sate lilit untuk sajian publik misalnya saja untuk acara konsumsi pengajian ataupun BBQ anak-anak PPI. So far sih komentarnya enak hihih. Kemudian untuk bakso, ini pertama kalinya saya publish bakso buatan saya untuk publik *halaah ahaha. Biasanya dimakan sendiri atau kalangan temen-temen dekat saja. Kali ini sudah pede untuk menjual karena saya rasa sudah bisa membuat bakso yang kenyal dan rasanya cukup maknyus. Kisah membuat bakso ini mengalami perjalanan trial and error serta kegagalan demi kegagalan sampai akhirnya nemu cara untuk bikin bakso kenyal. Intinya memang sih jangan berhenti belajar. Berkat banyak browsing kesana kemari karena penasaran untuk bisa bikin bakso kenyal dan enak, akhirnya jadi juga---dan berasa sebuah prestasi *ahaha halooo mahasiswa PhD :D
Untuk cookies nastar dan kastangel nekad aja sih jualnya hehe, karena sebenarnya saya belum terlalu ahli urusan per-cookies dan kue-an. Jarang saya bereksprimen karena memang tidak terlalu suka kue, lebih suka bereksperimen masakan tradisional Indonesia yang nampol di lidah.
Nah ternyata yaaa, pengalaman masak sendiri dan dijual memang seru. Karena capek dan ribetnya lumayaaan. Masak sistem kebut semalam bikin bakso dan sate lilit sekitar masing-masing 40 porsi lumayan bikin badan pegal-pegal. Dan sampai akhirnya satu tray sate lilit gosong karena saya ketiduraaaaan hihih. Sampai jam 2 pagi saya masih memanggang satu tray sate lilit terakhir plus menunggu nasi untuk bikin lontong di rice cooker. Eh sembari leyeh-leyeh, tahu-tahunya pas bangun udah jam 3 pagi. Dan ketika menengok oven, gosonglah satu tray sate lilit heheh.
Acara dimulai Sabtu, 16 Mei jam 2 siang. Dibantu sama mas basid yang dengan berbaik hati menjadi seksi angkut-angkut barang. Yang ribet tentu saja membawa microwave dan kuah bakso. Kuah bakso dimasukkan ke dalam botol-botol air minum 2 literan lalu nanti dituang ke wadah untuk dipanaskan di tempat acara, begitu rencananya.
Sampai di tempat acara jam 2 lebih ternyata venue sudah ramai orang. Ketika sampai di ruangan, orang-orang sudah ramai membeli dagangan lapak-lapak yang tersedia. Sementara saya mencari meja jatah lapak saya tidak ketemu-temu. Tidak ada tulisan atas nama saya atau Yangie. Akhirnya setelah mengontak panitia, ketemu juga meja untuk saya.
Rencana untuk mengalasi meja dengan kain cantik, menata dagangan rapi dan mengeluarkan kertas tulisan nama masakan serta harganya pun bubar. Begitupun rencana narsis di antara jualan saya gagal sudah. Karena ternyata begitu sampai, orang-orang sudah mengantri mau beli. Ahahaha jadilah hectic sendiri, untung ada mas basid untuk berubah jadi asisten yang melayani pembeli juga. Beberapa pesanan yang pre-order disimpan untuk menghindari kehabisan stok.

Suasana Pasar Hari Glasgow, foto diambil dari Fanpage-saya nggak terlihat ahaha ada di sebelah kanan :D

Dan ternyata sate lilit dalam waktu sekejab sudah ludes. Humm seharusnya bikin lebih banyak lagi. Tapi yaaa, mana tau bakalan selaris ini pembelinya. Bahkan pas masak saya kepikiran “ini masak sebanyak ini ntar ada yang beli nggak ya?”
Tapi alhamdulillah laris manis. Dan lebih senang lagi sih kalau si pembeli suka dengan makanan yang saya jual.
Ada yang menghampiri saya nanya masih ada nggak nastar (pinneaple cookies)nya, namun sayangnya stok saya cuma beberapa pack saja dan sudah habis, kebanyakan sudah diorder. Dia nyobain nastarnya dari Mbak Desita yang beli dari saya juga trus setelah nyicip, jadi pengen beli juga. Dan sayangnya nastarnya sudah habis.
Sekitar jam 4 lebih, pengunjung sudah mulai sepi karena hampir semua makanan habis. Wah ternyata ini orang Malaysia suka jajan juga. Mereka membeli banyak-banyak, ada yang makan di tempat atau pula yang dibawa pulang.
Ah alhamdulillah, ini pengalaman jualan langsung pertama saya hehe dan laris manis. Keuntungannya setelah dikalkulasi dengan bahan-bahan untuk membuatnya ternyata sangat lumayan. Bisnis makanan kalau laris memang menggiurkan ternyata ya.
Hari ini saya memutuskan untuk mendaftar book lapak di Bazar Ramadan selama 4 kali di Edinburgh. Walau jauh di luar kota, tapi mungkin inilah saatnya perjuangan harus dilebihkan. Jalani saja, nikmati saja. Mungkin suatu saat bisa dikenang dengan senyuman hehe, berjuang menyelesaikan S3 dengan jualan sate dan bakso ahaha.

Salam semangat dari Glasgow.



 


Previous Post
Next Post

3 komentar:

  1. Good luck jeng, semoga lancar sampai akhir ya 😊

    BalasHapus
  2. @ Gadis : thanks sudah mampir baca hehe :)
    Jeng @sur : yuhuuu siaaaap, makasih yaaa

    BalasHapus