Rabu, 29 Juli 2015

Pulang

Foto : Koleksi Pribadi (Stirling, 2014)



Terkadang rasanya beban terasa begitu beratnya dipanggul
Terkadang rasanya masalah datangnya tanpa permisi bertubi-tubi
Terkadang ada protes-protes kecil, kenapa dan kenapa lagi
Terkadang rasanya energi sudah diambang habis
Tapi Tuhan masih memberiku rasa pulang
Pulang,
Untuk menaruh beban sejenak, untuk meleraikan masalah
Rasa pulang kala tak usah berusaha pura-pura menjadi tegar
Tempat pulang yang senantiasa nyaman untuk bersandar
Pulang yang mengembalikan lagi kekuatan,
Tuhan masih memberiku rasa pulang
Pulang
Padamu
Kamu

Glasgow, di penghujung Juli 2015
 

Selasa, 07 Juli 2015

Ramadan Keempat

Kue sagu keju ciptaan saya semalam sambil nunggu subuh

Ini tahun keempat saya menjalani bulan puasa di Glasgow, UK. Ah, lama juga ya saya sudah tinggal di sini. Sudah berasa rumah, sudah berasa negeri sendiri. Dan Ramadan keempat ini pun berjalan lancar, salah satunya karena telah terbiasa dengan ritmenya. Ya, ritme jadwal puasa yang istimewa, 19 jam lebih lamanya.
Ketika artikel di beberapa media yang menampilkan artikel tentang pengalaman saya berpuasa selama 19 jam di UK, banyak yang berkomentar “lama sekali yaaa” bla bla blaaa..
Padahal nyatanya, tidaklah seberat itu. Biasa saja. Walaupun tetap saja berat, berat badanpun sudah turun beberapa kg. Tapi semuanya berjalan dengan lancar. Sama ketika saya dulu membayangkan musim dingin dan salju. Sebelum ke sini, kebayang apakah bisa bertahan dengan suhu yang minus-minus. Nyatanya ketika dijalani ya baik-baik saja, tidak sedingin yang saya kira. Entahlah, mungkin tubuh ciptaan Tuhan ini memang punya daya adaptasi yang sungguh luar biasa.
 Ramadan sudah berjalan sampai lewat di pertengahan. Ah tak terasa. Mungkin karena bulan Ramadan ini sibuknya luar biasa *sampai jarang posting blog yaa..aih kangen.
Sibuk jualan di bazar setiap sabtu di Edinburgh, bahkan minggu lalu dua kali (kamis di Glasgow, sabtu di Edinburgh). Pegel-pegelnya luar biasa ternyata. Hectic persiapannya, masaknya, jualan ke luar kota dengan geret-geret koper plus beres-beresnya habis jualan. Aih, tapi pengalaman yang luar biasa. Apalagi saya juga sedang dikejar deadline submit thesis, jadinya agak pontang panting juga atur atur jadwalnya.
Tapi Alhamdulillah, walaupun tidak sebanyak untungnya kayak di Pasar Hari Glasgow (karena pengunjung bazar di Edinburgh tidak sebanyak di Glasgow) tapi seneng ada penghasilan rutin tiap minggu selama Ramadan. Sangat lumayan untuk bertahan hidup di Glasgow.
Nikmati saja sih segala aktivitas di bulan Ramadan ini. Pagi ke lab sampai sore, lalu pulang ke flat, istirahat ataupun kalau ada jadwal bikin tempe berarti harus mengurusi kedelai kedelai. Atau kalau ada pesanan kue kering ya dikerjain. Tapi kalau free tentu saja memanfaatkan waktu untuk tidur agar nanti nggak ngantuk pas menunggu subuh. Karena biasanya dari maghrib sampai sahur harus tetap terjaga. Maghrib sekarang jam 22-an, sedangkan imsak jam 2.30an. dengan jeda yang pendek itu bisa bablas kalau tidur.
Pernah ditanya, kangen keluarga nggak? Iya pastilah. Bulan Ramadan dan lebaran itu identik dengan kumpul-kumpul dengan keluarga. Dan tahun ini kembali lagi harus berpuasa dan berlebaran di negeri orang. Sudah lebaran ke-empat lho nggak di rumah ehehe. Saya bersyukur orangtua punya keikhlasan  untuk memberikan kebebasan pada saya untuk memilih jalan hidup seperti yang saya inginkan. Pastilah tidak mudah untuk jauh-jauh dengan anak-anaknya *halaaah terharu.
Rindu tanah air? Ah tidak juga, entah mengapa. Hanya ingin menikmati kesempatan yang masih ada untuk menikmati kekinian sebaik-baiknya. Itu saja
Selamat berpuasa.

Salam
Glasgow, 7 Juli 2015