Selasa, 05 April 2016

Expand Your Comfort Zone




Apa sih yang diinginkan manusia ini? Udah nyaman-nyaman trus disuruh berubah, katanya “kamu nggak akan berkembang atau sukses kalau terus berada dalam zona nyamanmu!”
Sering denger kalimat begitu kan?
Saya juga salah satu yang menganggukkan kepala dan mengaplikasikan kalimat tersebut dalam hidup saya. Terbukti lumayan manjur untuk tetap melekatkan semangat di dalam diri kala kesulitan dan hambatan datang menghadang saat perubahan-perubahan di saat keluar dari zona nyaman terjadi.
Berani memutuskan untuk keluar dari zona nyaman memang “nggak nyaman” karena perubahan awalnya memang membawa serta efek bawaan yang seringkali tidak menyenangkan.
Gede Prama memutuskan untuk berhenti dari kursi tertinggi dunia korporasi di usia yang masih relatif muda dan memutuskan kembali ke Bali, mengajar dan menulis buku-buku tentang spiritual. Fadh Dijbran, memilih untuk berhenti jadi PNS sebuah lembaga pemerintahan dan kemudian fokus menjadi seorang penulis dan founder inspirasi.co.
Rene Suhardono, berhenti dari bankir kemudian menjadi seorang career coach. Itu beberapa contoh orang-orang yang sukses dengan memutuskan untuk mengikuti passionnya, dan keputusan mereka tersebut tentu saja awalnya pasti harus melewati “keluar dari zona nyaman”.
Contoh kecilnya bisa jadi seperti memutuskan untuk melanjutkan studi S3, memulai berbisnis sendiri, mengambil pekerjaan baru dll. Semuanya butuh keberanian.


Lalu apa sih yang sebenarnya dicari? Sejatinya kan manusia itu secara naluriah menginginkan kenyamanan. Lalu kenapa harus repot-repot “keluar dari zona nyaman” sih?

Saya pernah membaca sebuah cerita tentang seorang lelaki nelayan, yang hanya bergi berlayar dan menangkap ikan untuk kebutuhan keluarganya hari ini dan esok. Suatu saat seorang asing datang ke pulau itu dan bertanya :
            “ Kenapa  kau tidak berlayar dan menangkap ikan lebih banyak lagi? Kau bisa menggunakan alat yang lebih baik agar hasil tangkapanmu lebih banyak,” kata si orang asing tadi.
            “ Lalu kalau hasil tangkapanku lebih banyak kenapa? Tangkapanku sehari-hari sudah cukup, dan aku punya banyak waktu luang untuk bersantai. ” tanya si nelayan.
            “ Kau bisa memperbaiki rumahmu, kau bisa menyekolahkan anak-anakmu. Mungkin kamu bisa memperkerjakan orang-orang, atau membangun sesuatu untuk masyarakat desamu.” Jelas si orang asing tadi.
            “ Lalu setelah semua itu?” si nelayan terus bertanya.
        “ Lalu kau bisa menikmati masa tuamu dengan lebih banyak waktu luang untuk beristirahat dengan nyaman,” tambah si orang asing tadi.
            “ Bukankah tanpa harus melakukan semua itu aku sudah mendapatkannya sekarang?” kata si nelayan.
Begitu sih inti ceritanya, saya lupa membaca dimana. Waktu saya membaca cerita itu pertama kali saya manggut-manggut, humm benar juga ya kata si nelayan tadi. Toh nggak usah repot-repot, dia sudah mendapatkan apa yang dikatakan orang asing tadi.

Tapi beberapa saat lalu saya berpikir, ada sesuatu yang kurang pas di sini. Mungkin dengan tetap di zona nyamannya, si nelayan masih akan tetap bisa memenuhi kebutuhan makan dirinya dan keluarganya dan tetap mempunyai banyak waktu luang untuk bersantai santai dan beristirahat.
Tapi si nelayan itu tidak pernah berkembang. Padahal dia punya kesempatan untuk memperbaiki kualitas hidupnya bahkan memungkinkan untuk berbuat banyak untuk komunitasnya.
Itu sih yang saya pikirkan mengenai cerita di atas tadi. Si nelayan itu enggan keluar dari zona nyamannya dan tidak bisa berkembang.
Dari situlah saya jadi agak mengerti untuk apa sih manusia harus repot-repot keluar dari zona nyamannya? Udah nyaman-nyaman, kok harus berubah.
Kita harus memperluas zona nyaman kita. Mungkin begini alurnya.
Pertama kita memutuskan sesuatu yang mengharusnya kita keluar dari zona nyaman. Lalu terjadilah masa transisi, kebaruan-kebaruan yang kadang tidak menyenangkan, ketidaktahuan dan ketidakpastian akan masa depan, stress, dan segala macam bawaan dari perubahan itu biasanya akan terjadi.
Lalu kemudian kita akan beradaptasi untuk menghadapi kondisi-kondisi tersebut di atas, lalu pelan-pelan kita mulai “merasa nyaman”. Kemudian siklus itu akan berulang kembali. Tapi apa yang membedakan antara si nelayan tadi dengan orang yang mau keluar dari zona nyamannya?
Orang yang berani keluar dari zona nyamannya akan bertumbuh, berkembang. Zona nyamannya meluas, terus meluas, seiring dengan perkembangan laju hidupnya. 


Ah itulah, mari terus berani memperluas zona nyaman kita. Jangan pernah putus urat perjuangan kita, tapi nikmati setiap lajunya dengan selebrasi-selebrasi penuh bahagia.
Salam bahagia.


           
 
Previous Post
Next Post

0 Comments: