Suatu Sore yang Manis di Dossenheim


Beberapa kali saya melihat Mas Budi menghela nafas panjang tidak seperti biasanya ketika kami mulai menyusuri kebun anggur, di Dossenheim. Mungkin memorinya kembali pada masa-masa doktoralnya dulu. Tentu, sebuah kenang yang mengesankan karena ia menghabiskan sekitar 4 tahun studi di Heidelberg.  Usai berkunjung ke Mannheim, kota sebelah Heidelberg, Mas Budi mengajak kami bertujuh untuk mampir ke kebun anggur yang dekat dengan daerah tinggalnya waktu menyelesaikan studi doktoralnya. 

Dossenheim terletak di negara bagian Baden-Württemberg, hanya beberapa kilometer dari kota Heidelberg. Kota kecil ini menawarkan kombinasi menarik antara keindahan alam, sejarah, dan suasana desa khas Jerman yang ramah. Dossenheim berada di tepi Odenwald, kawasan pegunungan yang rimbun dengan hutan dan jalur hiking yang menghubungkan berbagai desa kecil. 

Sebelum menjelajah, kami ke LIDL untuk berbelanja sebentar terlebih dulu. Saya ingat telur dan sayur untuk persediaan makan habis, jadi saya membeli beberapa keperluan tersebut. Selama di Heidelberg, saya dan Mbak Dwi memasak karena kebetulan ada mini kitchen di kamar hotel Adagio. Lebih murah dibandingkan kalau selalu membeli makan di luar, dan tentu saja menunya lebih cocok di lidah. Oh ya, belanja di LIDL bagi saya juga sebuah kenang tersendiri, karena dulu saat di Glasgow saya sering juga berbelanja di LIDL.  Tatanan barang-barang dan suasana ala LIDL yang khas, langsung membuat saya terkenang. Sebuah kenang yang menyenangkan tentunya.

 


Usai dari LIDL, kami mulai menyusuri kebun anggur yang menghampar luas sejauh mata memandang. Jalur ini sering disebut Weinwanderweg, jalur pejalan kaki melalui kebun anggur, menawarkan pengalaman berjalan kaki yang tenang dengan pemandangan kebun anggur yang tertata rapi. Saya begitu takjub melihatnya. Udara sore musim panas di Dossenheim yang semilir serta dipadu hijaunya kebun anggur yang membentuk lajur-lajur rapi seperti irama yang liris harmonis. Lelah rasa karena seharian berjalan-jalan di Manheim seketika tak terasa ketika menyusuri kebun anggur itu.

“ Dulu sering kali melewati jalan itu waktu berangkat atau pulang dari kampus,” ujar Mas Budi sambil menunjuk jalanan yang lumayan besar membelah hamparan kebun anggur. 



Melihat pemandangan di sekeliling dan aura area kebun anggur ini saya langsung paham seketika mengapa Mas Budi memilih lokasi ini untuk tempat tinggalnya dulu. Memang lumayan jauh dari pusat kota Heidelberg, namun suasananya begitu tenang dan damai. Cocok untuk menenangkan diri kalau mahasiswa PhD dilanda gelisah persoalan studinya hehe.

“ Lalu di bagian mana dulu duduk galau merenung sambil nangis nangis?” tanya Nindya berseloroh.” Lalu disambut tawa kami bersama. Menyenangkan sekali berjalan sambil melihat anggur yang berwarna warni. Sesekali kami juga mengambil foto di sana sini.

Tiba-tiba saya dipanggil oleh ibu-ibu yang sudah cukup berusia. Ia berkata dengan nada agak tinggi dalam Bahasa Jerman. Saya agak kaget juga, karena mengira dia marah-marah. Ketika ia tahu bahwa saya tidak bisa berbahasa jerman, kemudian dia berkomunikasi dalam Bahasa Inggris.

“ Jangan megang-megang daunnya, karena area yang sekitar sini baru disemprot. Nanti tanganmu akan gatal-gatal. Kalau area yang sebelah sana, aman,” begitu kira-kira kata si ibu tadi. Oh, lega hati saya dong ternyata nggak dimarah-marahi hihi, malah berbaik hati mengingatkan. Kami berbincang-bincang sejenak kemudian saya berpamitan karena takut tertinggal rombongan.

Di sepanjang perjalanan di tepi kebun anggur, saya melihat kehidupan yang begitu slow living. Kami berpapasan dengan orang-orang yang menghabiskan sore berjalan kaki dengan pasangan, atau keluarganya atau bahkan dengan anjingnya. Ada pula yang bersepeda menyusuri kebun anggur. Beberapa blok kebun dengan tanaman-tanaman yang beraneka rupa juga kami jumpai di sepanjang perjalanan. Oh ya, seseorang juga dengan tiba-tiba menawarkan mengambilkan foto kami bersama-sama. Sweet banget kan.

Kami kemudian berhenti sejenak duduk-duduk di kursi panjang sambil ngobrol ria kesana kemari. Menikmati suasana sore dengan suasana yang entah kapan dapat kami rasai lagi. Saya begitu menikmati setiap detiknya. Angin semilir yang menerpa coat tipis saya, kehangatan kebersamaan yang berkesan di hati, dan damainya suasana sekeliling yang memanjakan jiwa. Diam-diam saya berdoa, supaya Tuhan berbaik hati mengijinkan saya untuk bisa kembali lagi ke sini.

 


Dan di tengah-tengah kami saling berbincang, tiba-tiba pluk-pluk, dua buah pir menimpa saya dari atas. Kaget banget dong kayak dikasih banget tiba-tiba.

“ Mau nyicip enggak?” tawar saya pada rekan seperjalanan hehe. Lalu kami menikmati buah pir yang ranum tadi. Sungguh segar manis luar biasa rasanya.

 


Sebuah perjalanan sederhana yang berkesan. Dari beberapa daerah yang kami kunjungi selama di Eropa, kunjungan ke kebun anggur ini justru sepertinya yang paling manis di antara semuanya. Sederhana, ringan, namun menyenangkan dan menenangkan.

Waktu menjelang semakin sore, lalu kami bersama-sama menuju tempat untuk naik tram menuju hotel kami di pusat kota Heidelberg, dengan membawa kenangan indah di sepanjang jalan kebun anggur itu. 

Terima kasih semuanya.



Heidelberg, 2 Agustus 2025 




0 Komentar