Kamis, 29 Mei 2008

Menikah????


Setengah tak percaya membaca e-mail dari seorang sahabat dekatku di Indonesia. She will get married soon!!bling..bling..bling..! Bagaimana tidak kaget?seingatku belum genap sebulan dia crita dikenalin sama si calonnya itu dan deng..deng..deng... tiba-tiba saja dia memutuskan untuk menikah!!


hmm begitu sederhanakah? ataukah aku yang terlalu rumit?


Menikah adalah sebuah langkah besar dalam hidup, seperti memasukkan orang lain dalam kehidupan kita. Pernikahan laiknya sebuah pertemuan dua karakter yang ditumbuhkan dengan nilai, pandangan hidup dan karakter yang berbeda.eit..bukan berarti pasangan kita harus orang yang mempunyai kesamaan karakter, nilai, dan personalitas yang sama..bukan..bukan itu..bukankah perbedaan membuat sesuatu menjadi lebih indah?dan setiap orang pun tau bahwa tak seorangpun di dunia ini yang sempurna, Nobody's perfect..yup i know..


Menikah merupakan suatu langkah mengambil resiko untuk menerima seseorang dengan paket utuh baik kekurangan dan kelebihannya. yah..boleh dibilang penyatuan dua kepala..tidak mudah memang,,dan cinta adalah jembatan untuk menghubungkan satu hati dengan hati yang lainnya. Cinta tetap saja merupakan kekuatan besar untuk mentoleransi perbedaan, baik pandangan atau nilai hidup dari pasangan kita. Jadi tetap perlu pengenalan pribadi masing-masing sebelum melangkah ke jenjang pernikahan. "I'm getting old..nanti lama-lama aku jadi pengikut feminis..apalagi yang kucari dan kunanti? begitu ujarnya, saat kutanya mengapa begitu cepat memutuskan untuk menikah.

Teringat istilah seorang sahabat menyebut pernikahan merupakan taking risk behavior (teringat istilahmu, mba aniek), yah mengambil resiko. Bahkan hubungan dengan perkenalan yang cukup lama tidak menjamin bahwa seorang pribadi telah mengenal betul pribadi lainnya. Tapi cinta adalah jembatan yang menghubungkan satu hati dengan hati lainnya, ia akan mentoleransi perbedaan. Karena cinta adalah memberi, bukan menuntut. Kata kerja aktif bernama cinta yang memberikan kasih tanpa menuntut apapun, ia bebas tanpa berharap. Karena tatkala "memberi kasih" pada saat yang sama pula ia menerima, dan begitulah cinta. at least begitu versiku-karena bila telah ada kata menuntut dalam cinta (dia harus mengertiku, dia harus begini..begitu..hmm..non e vero!).

Namun cinta ternyata tidak cukup dengan menaruhkan hati, tapi juga membuat kepala mensetujui apa pilihan hati. Seringkali kepala berpikir hati telah berkhianat karena menjatuhkan pilihan pada orang yang salah. Kadang pula hati yang tengah berbunga enggan mendengar apa kata kepala. Tapi akan ada waktu dimana hati dan kepala berdamai. Cinta adalah kolaborasi indah antara hati dan kepala.


" Aku mencintaimu karena seisi jagat raya ini bekerja sama membantuku menemukanmu" begitu kata the alkemist. Aku merinding saat pertama kali membacanya, kalimat yang sederhana namun membekaskan makna yang mendalam.


Ah, aku teringat pertanyaan seorang sahabat dalam percakapan panjang lewat telpon


" Yu, bila ada seseorang laki-laki baik baik serius melamarmu, dan kamu harus memberikan jawaban dalam waktu 3 hari, gimana yu?


Kujawab " Nggak, tentu saja tidak akan kuterima, berarti dia tidak mencintaiku!" (gila..kenal lama aja pikir-pikir apalagi datang tiba-tiba begitu...kayak beli kucing dalam karung). Karena bagiku, menikah merupakan konstruksi bangunan jangka panjang, penyatuan dua keluarga, dua budaya dan pentoleransian nilai-nilai yang telah lama dipegang oleh masing-masing. Dan tahu misi hidup dan impian pribadi lainnya


"Cinta tidak pernah menghalangi orang mengejar takdir dan impiannya. Bila seseorang melepas impiannya itu..cintanya bukan cinta sejati, bukan cinta yang berbicara bahasa dunia- begitu penggalan kutipan dari the alkemis yang kugaris bawahi di buku.


Aku juga mendengar ada model pernikahan kilat lewat ustad hmmm lupa istilahnya apa. Tapi rasionalitasku belum bisa mencerna dan menerima metode seperti itu (hmm..setelah pulang, mo baca bukumu pak, yang baru terbit itu...mungkin pandanganku akan berubah hehe..)

Keputusan untuk menikah, tidak menikah, atau belum menikah adalah integritas penuh pribadi seorang manusia. Setiap orang tahu pasti apa yang diinginkannya, dan bukan hal yang seharusnya bila kita menjatuhkan pilihan karena tekanan-tekanan dari luar. Kita 100% mempunyai hak penuh atas pilihan-pilihan hidup kita. Memang kita tidak pernah bisa mengendalikan stimulus dari luar (sikap dan tindakan orang lain, pandangan masyarakat, lingkungan, budaya), tapi kita bisa mengendalikan dan memilih atas semua respon pada setiap stimulus yang datang.

Hidup adalah pilihan, mengambil keputusan adalah suatu permulaan. Saat orang mengambil keputusan, berarti dia menceburkan diri dalam arus deras yang akan membawanya ke tempat-tempat yang tidak pernah dibayangkan ketika dia pertama kali mengambil keputusan tersebut. Yup, tapi begitulah seninya hidup!!

Ah sahabat, semoga engkau mengambil keputusan yang tepat.

Pak, kasian tu ustad direpotkan dengan para akhwat yang ingin melamarmu..makanya segeralah menjatuhkan pilihan hehe..


= kebayang komentar the gank bila membaca tulisanku, pasti mereka berebut menyeletuk " Mbah, kebanyakan teori!! sembuhin dulu tuh "penyakit" lama!, katanya kalo balik dari Itali mo sembuh" hehehe..sembuh??tambah parah iya hehe..huuu kangen semuanya.... mi mancano tutti i miei amici!!=





Previous Post
Next Post

0 Comments: