Selasa, 28 Oktober 2008

Adakah persahabatan sejati antara pria dan wanita???


Dengan penuh tanya aku menulis tulisan ini, mengulik sedikit tentang konsep hidup yang aku anut. Setelah tadi sore seorang sahabat dengan muka kusut masai menceritakan masalahnya. Entah mengapa akhir-akhir ini orang-orang sekitarku banyak mempercayaiku menjadi "tong sampah"mereka. Bagiku itu suatu berkat, saat manusia lain mulai membuka hati dan "bicara" dengan benar-benar bicara padaku. Curhatnya sore itu..membuatku bertanya kembali..apakah memang benar-benar ada sebuah persahabatan sejati antara pria dan wanita?kalau kau tanya pandanganku..aku yakin ada persahabatan sejati antara pria dan wanita. 
Dan aku punya sahabat pria yang bahkan sampai mati akan kukenang sebagai sahabat, karena ia telah menyentuh hidupku dengan caranya yang tak pernah terganti. Walaupun tak pernah disadarinya, karena dulu ia hanya mengenal satu cara untuk memperdulikanku yakni "dengan mengejekku".
Kemarin saat mendiskusikan dengan teman sekantor di ruangan kami yang terlalu luas untuk kami berlima, ia mempunyai pandangan lain tentang persahabatan antara pria dan wanita, ia bilang tidak ada persahabatan sejati antara pria dan wanita karena nantinya semuanya kan berubah saat hidup berubah. Menurutku, persahabatan hanya akan berubah manifestasinya bila hidup berubah, Tapi jiwa persahabatan itu akan terus ada seiring dengan perubahan. Kembali ke soal curhat sahabatku itu, dalam gundah ia bercerita bakwa suami dari sahabat wanitanya marah besar setelah membuka sms di HP istrinya. Yah, hal yang selama ini kukhawatirkan terjadi juga. Dulu saat tahu bagaimana cara mereka berkomunikasi bahkan setelah salah satunya menikah, aku khawatir cepat atau lambat hal ini akan terjadi. Mengapa tiba-tiba persahabatan seperti sebuah dosa? Yang salah bukan pada persahabatannya. Akupun tidak ingin bersikap menghakimi salah satunya. Aku tahu hidup tidak sesederhana kata-kata bijak yang kubaca di buku. Tapi aku hanya berpendapat, intinya terletak pada ketidakrelaan melihat hidup berubah..  

"dari dulu aku memanggilnya dengan panggilan kesayangan itu..dari dulu ia begini..begitu..itu hanya perhatian remeh temeh, aku tidak menyangka hal itu akan membuat suaminya marah besar" 

demikian kira-kira cerita temanku itu.
Perhatian remeh temeh?Bukankah kasih sayang adalah kadang dimanifestasikan pada perhatian pada hal yang remeh temeh? Hidup terus berjalan, sahabat pria atau wanita cepat atau lambat akan menikah, sebuah perubahan yang tak bisa ditawar, mereka akan punya orang lain tempat ia akan berbagi hidup. 
Tapi itu bukan berarti kehilangan rantai erat persabahatan yang telah lama kita bina. Walaupun terasa tidak nyaman untuk diucapkan tapi kita harus berhadapan dengan "batasan". Manifestasi dari persahabatnpun harus berurusan dengan batasan dan perubahan hidup. Akupun tidak tahu seberapa jauh batasan itu, menurutku akan berbeda untuk masing-masing orang. Awalnya mungkin kita akan merasa kehilangan, namun pada akhirnya dengan batasan itulah cara kita menyayanginya.
Karena sahabat, kadang hanya dengan melihatnya di ujung sana baik-baik saja dan terus melanjutkan hidup dan mimpi-mimpinya akan membuatku bahagia. Melihatnya mempunyai seseorang untuk berbagi hidup walau itu berarti porsi hidupnya untukku akan semakin sedikit. Tapi persahabatan bukanlah jual beli dimana kita harus saling menuntut satu sama lain.
Ia bergerak bebas di antara jiwa-jiwa dua manusia***
Previous Post
Next Post

2 komentar:

  1. dalem banget mba. aku setuju, persahabatan bukan jual beli, juga bukan kompromi. persahabatan juga bukan perjanjian. cuma sesuatu bentuk yg dilandasi cinta, bentuk lain dari sayang, yang bisa menjadikan seseorang sebagai teman dan musuh sekaligus, itupun demi kebaikan sahabatnya sendiri.
    hehehe..itu pandanganku.
    btw, gambarnya itu loh..so sweet..

    BalasHapus