Rabu, 18 Februari 2009

Pembelajaran Berulang

Beberapa waktu lalu, rupa-rupanya shout posting di facebookku menyebabkan beberapa sahabat bertanya-tanya.

Siwi Mars Wijayanti: tengah bertanya pada Tuhan, mengapa harus menghadapi hal begini lagi sih??

Ada banyak yang merespon, bahkan sampai ke hal fundamental. “Jeng, kok nanya sama Tuhan bahasanya begitu?”

Ehehe..maaf, kupikir Tuhan akan menyukai bila kita merasa dekat, dan aku suka bertanya dengan bahasaku, apa saja. Semoga tidak salah.

Saat itu aku bertanya, sebenarnya apa lagi ingin Kau mau aku mengerti, dengan memberiku pembelajaran berulang. Menghadapi kasus yang sama, agak lebih parah sedikit. Untuk kesekian kalinya. Itulah mengapa sampai terlontar “Apa lagi sih di balik ini semua?”. Tuhan memberikan kejadian-kejadian pada diri kita pastilah ada makna di balik semuanya. Ia ingin kita mengerti akan hal-hal yang Ia maksudkan. Dan mengapa harus berulang-ulang?

Ada satu celetukan seorang sahabat yang menanggapinya saat aku bercerita sambil makan siang di sudut-sudut kota Purwokerto.

“Sudah berasa tau banyak, bu?”

Hek…sederhana, nadanya pun biasa, tidak terkesan menyindir apalagi menghakimi. Aku tersenyum.

Aku sama sekali tidak merasa tahu banyak, hanya saja sedikit merasa “ufff kenapa lagi-lagi harus terjatuh pada hal yang sama, yang nggak banget, bukan aku banget”. Begitulah, heran mengapa Tuhan kembali memilihkan kejadian begini lagi. Pasti Ia ingin menyampaikan sesuatu padaku, yang belum jua aku mengerti.

Ribet ya mendengarku?ehehe..

Aku tahu dan ingat sekali kata-kata yang pernah kubaca di 7 habits, “Tak ada seorangpun dapat menyakitimu tanpa kau izinkan”. That’s absolutely right, I agree with that!

Bila orang lain berbuat tidak menyenangkan padamu, itu bukan serta merta ia bisa menyakitimu, kau merasa tersakiti atau tidak, itu tergantung dirimu sendiri. Kau bisa memilih untuk tidak ambil pusing, memilih untuk memaafkan, memilih untuk tidak peduli, memilih untuk bersikap biasa saja. Oh, sungguh banyak pilihan sikap kita pada semua keadaan yang terjadi dalam hidup, bukan?

Bila kini, merasa agak “tergores-gores” pun karena aku mengijinkan keadaan membuatku sedikit “jatuh”. Tapi tidak kuijinkan untuk berlarut memperturutkan alurnya. Aku berbalik, ingin tersenyum padaNya dan berkata “ Suatu saat aku yakin akan mengerti apa yang Engkau maksud, Tuhan”.

Aku tidak ingin merasa lelah akan hidup.

20.41 17.02.09

Previous Post
Next Post

0 Comments: