Senin, 23 Februari 2009

Pencerahan..Pencerahan, Kawan!!!


Wuih..kata-kata sakti ini biasanya yang menjadi alasan mengapa tiba-tiba saja kehidupan menjadi sangat baik-baik saja, tanpa mengubah keadaan apapun, namun hanya mengubah cara pandang kita terhadap kehidupan!

Hiyakk..Pencerahan! begitu sering kubilang pada orang-orang di sekitarku.

“Aku pagi ini ketemu dengan si X, basa basi, kulempar senyum..senyummm..dengan benar-benar tersenyum”. Begitu ungkapku lewat chat pagi hari sembari menunggu acara Prayudisium mahasiswa.

Ehhee..karena biasanya menghadapi beberapa orang “antik” dengan tersenyum terpaksa, senyum basa basi, senyum formalitas, ah..kenapa untuk tersenyum saja rumit ya..

Dulu, saat kehidupan lebih sering berhadapan dengan orang-orang yang “lurus” senyumpun dengan mudah dan tulus terlempar spontan, dengan binar yang tidak dibuat-buat. Rasakanlah bila engkau tersenyum, apakah engkau benar-benar tersenyum atau hanya“berusaha untuk tersenyum”. Berurusan dengan orang-orang yang tidak sesuai dengan harapan, kadang kala membuatku “berusaha untuk tersenyum” menghadapinya, ah tentu saja ini tidak baik bukan?.

Biarlah orang-orang yang telah mendholimi kita akan kena batunya suatu hari nanti”. Cerita si teman ke lain topik lagi.

Ah, jangan gitu..kasian. Urusanku berpikir positif, urusan orang-orang itu biarlah Tuhan yang mengurusnya”, jawabku.

Rupanya jawabanku yang “sok positif” ini mengundang keheranan padanya, hingga serta merta ia langsung menyambar dengan pertanyaan. “Wuih, sepertinya udah sembuh,bu? sudah bisa tersenyum lagi” ahahaha.

Yup..Pencerahan! pencerahan!, sahutku terkekeh.

Gerusan keadaan hidup, rutinitas, peristiwa-peristiwa yang tidak mengenakkan, orang-orang yang “tidak sesuai” harapan kita, sedikit demi sedikit melunturkan pikiran positif kita akan hidup. Hal-hal itu harus diwaspadai karena tanpa disadari dapat mengikis setahap demi tahap pertumbuhan diri yang telah kita bangun.

Kadang menemukan diri tiba-tiba sulit untuk tersenyum, terlalu sensitif menghadapi perlakuan orang lain, merasa keadaan di sekeliling tidak sesuai dengan yang kita harapkan, hal-hal yang menghambat perkembangan kita dan lain sebagainya. Masalah yang mendera sepertinya telah menghabiskan energi kita, ataupun terjadi peristiwa yang cukup menguras pikiran dan melelahkan hati.

Kok, kurusan wi”, “You look so pale”, bla..bla..bla..komentar beberapa teman seminggu belakangan ini. Menandakan gejala kronis “lowbatt” tengah menghinggapiku.

Apa yang biasanya kau lakukan saat-saat lowbatt?

Biasanya aku langsung “lari” pada “komunitas lingkaran dalam kehidupan”. Istilah komunitas lingkaran dalam ini yang kumaksudkan adalah sahabat-sahabat dekat. Menceritakan hal-hal yang tengah terjadi, sedikit berkeluh kesah, berbagi pada sahabat dekat adalah obat penyembuh. Paling tidak, beban terasa terangkat hanya dengan menceritakannya tanpa merasa takut akan dihakimi, tanpa di”nilai”, tanpa perasaan khawatir. Didengarkan, dipahami, kadang diberi tanggapan, penenangan, dukungan. Sederhana, namun menyembuhkan, karena bukankah itu kebutuhan manusia untuk merasa diperhatikan, dikasihi, dihargai. Dan kami telah melakukan hal “saling berbagi” ini telah bertahun-tahun, walaupun terentang jarak dan telah berkutat dalam dunia masing-masing. Engkau mempunyai lingkaran dalam duniamu tempat kau bisa bicara apa saja?

Aku merasa beruntung mempunyai mereka dalam hidupku, tempat berbagi hidup, tawa, kesah, tangis dan mimpi.

PILIHLAH HUJANNYA”. Oh ya, aku ingin menceritakan sebuah kisah sederhana yang berhasil me”refresh” pertumbuhan diri yang tersendat karena gerusan hidup.

Seorang wanita tengah makan siang bersama sahabat wanitanya, ketika ia memandang ke luar jendela dan menyadari di luar sedang hujan deras. Ia mulai mengeluh tentang hujan itu. Temannya mendengarkan sejenak, kemudian berkata “ Sheila, pilihlah hujannya”

“Apa yang kaukatakan?”. Ia bertanya dengan nada frustasi. “Pilihlah hujannya, Pilihlah hujannya?Aku bahkan tidak memiliki payung”. Dengan pandangan penuh cinta sang teman memandang dan menjawab “Apakah hujan akan berhenti kalau kau menginginkannya? Apakah hujan akan langsung pergi? Mengapa tidak memilih untuk melihat keindahan dalam hujan dan biarkan hujan itu menambah keindahan harimu dan bukan menguranginya”. Pada waktu itu ia sungguh-sungguh mengerti apa yang temannya maksudkan. Jika ia memilih untuk bahagia dengan dirinya sendiri dan keadaan “tepat seperti yang sedang terjadi”, sama bersyukurnya untuk semua hal menakjubkan yang bisa datang bersamaan, pengalaman akan hidup bisa berubah sepenuhnya dan juga jauh lebih baik.

Cerita sederhana yang menggugah ini merupakan bagian dari buku yang tiba-tiba ingin kubaca dari rak bukuku. “ How Ordinary Woman can have an Extraordinary Life” karya Joy Weston, Gramedia Pustaka. Buku yang kubeli akhir tahun lalu, namun belum sempat kusentuh. Yah, kadang bila hidup baik-baik saja rasanya malas membaca buku-buku perkembangan diri. Itulah mengapa banyak yang berkata ‘saat-saat sulit” ataupun masalah adalah pelajaran terbesar dalam hidup. Entahlah, karena pada saat jiwa lapar akan pelajaran dan penghiburan, buku-buku pencerahan demikian mudahnya terserap hingga satu buku itupun terlahap hanya semalam. Tidak merubah keadaan apapun, tapi merubah cara pandang akan hidup. Itu yang selalu aku dapat dari buku-buku pencerahan, itulah mengapa aku senang mengoleksi buku-buku pertumbuhan diri. Bisa kubaca kapan saja lagi saat hidup perlu “di refresh” .

Kadang sebenarnya teori-teori itu memang sudah kita ketahui. “ bahagia bukan tujuan hidup, tapi cara hidup”, “Bahagia hanya masalah pilihan, dan aku memilih untuk bahagia, sesederhana itu!”misalnya kalimat demikian adalah kalimat wajib ataupun inti dari banyak sekali buku-buku pertumbuhan diri, namun membacanya lagi dengan berbagai cara penyampaian si pengarang, cerita-cerita menggugah, bagiku sangat inspiratif. Kinipun “aku memilih hujannya”, dalam artian melihat kehidupan, apa yang terjadi, orang-orang di sekitarku apa adanya namun dengan cara pandang yang berbeda. Dan anehnya, semua baik-baik saja tanpa aku merubah keadaan apapun, hanya merubah sedikit cara pandangku dan hidup terasa lebih cerah ahaha.

Terima kasih pada apa yang telah Tuhan anugerahkan padaku dalam setiap langkah!

I luv my Life!!! Really..really luv my life! Yap, hidupku yang luar biasa seperti biasanya ehehe….

00.39 am. 23 feb 09---

Previous Post
Next Post

0 Comments: