Selasa, 09 Maret 2010

Ingin Bicara Tentang Senyuman


Bila senyuman bisa diindentikkan dengan suasana penuh kebahagiaan, maka kali ini aku ingin mengingat senyuman-senyuman itu...

Apakah karena aku tengah bahagia? mungkin saja begitu.

Bagaimana dengan engkau? uhmm...bila detik ini engkau tidak bahagia maka kupastikan ada sesuatu yang salah dengan dirimu. ya..dengan dirimu sendiri.

Saat ini aku sedang berpikir, apakah setiap senyuman mempunyai maknanya sendiri? ataukah manusia bila hatinya sedang senang dan bahagia, ia akan tersenyum?

Apakah saat kita tersenyum..kita merasa pernah ada pada tataran kebahagiaan itu..?.


Dulu senyuman yang lebar, tawa yang renyah kurasakan saat berkumpul bersama teman-teman sebaya, walau hanya sekedar ngumpul-ngumpul bicara tentang apa saja...tentang kecengan masing-masing atau kecengan bersama (ops...), tentang shopping, tentang kuliah, tentang bola, tentang musik...Ah, teman-teman, banyak sekali jalur hidup dan macam-macam yang pernah kita bicarakan.

Masihkah kini? ya...masih, tapi cerita itupun sudah beralih rupa..tapi kadang dengan senyuman yang sama. Kita bercerita tentang hal-hal yang sudah sama sekali berbeda, kita bertumbuh dan berkembang, tapi kita masih bisa tersenyum dan tertawa bersama. Walau dalam tawa yang buta, karena mungkin hanya telinga yang menangkap ritmis tawa mereka di ujung telepon.


Senyum pula saat kita meraih apa yang kita inginkan, gelar pendidikan yang didapat..meraih mimpi-mimpi kita masing-masing. Tersenyum pula melihat orang-orang di sekitar kita ikut bahagia. Dan kalian juga bahagia, kita bahagia. Kita tersenyum...kita tertawa, dan orang menggangap itu bahagia.

Saat jalur-jalur hidup telah kita bawa menuju jalur kita masing-masing (kawan, ”kita bawa’ bukan jalur-jalur hidup itu yang membawa kita—itu menurutku), banyak yang telah terjadi, dan kita masih terus sanggup tersenyum.

Saat kita sudah bergelut dengan dunia pekerjaan dan orang-orang telah menggangap kita sebagai orang dewasa, apakah kita telah kehilangan keriangan itu?

Apakah orang-orang dewasa tidak boleh mempunyai keriangan itu? sepertinya tidak. Dan kita sampai saat ini tidak kehilangan keriangan itu bukan? ataukah itu berarti kita belum cukup dianggap dewasa..ehehe...alur pikiranku berbolak balik tak menentu.


Ada banyak alasan yang membuatku tersenyum, bahkan terkadang tanpa membutuhkan alasan. Ada banyak orang yang mampu membuatku tersenyum, hingga terkadang tidak harus ada seseorang yang mampu membuatku tersenyum...karena ada banyak orang....umm, malam ini aku menulis dengan berbelit-belit.

Salahkan aku kalau engkau membacanya sampai berkerut-kerut...

Ah, salahku..padahal aku ingin membuatmu tersenyum..karena aku ingin bicara tentang senyuman.

Baiklah, senyuman bukan untuk dibicarakan...


Dunia, tidakkah engkau merekam terlalu banyak senyuman dalam hidupku?

Untuk itu aku berterima kasih....

Kawan, tersenyumlah! aku suka keriangan yang ada pada kalian...hidup yang berwarna ada pada senyum kalian...


-- Aku menikmati saat tersenyum sendiri, bersama orang lain, bersama dunia, bersamaNya-

Previous Post
Next Post

0 Comments: