Sabtu, 15 Mei 2010

Bau Harum Toko Buku


Kemanakah engkau saat tengah jenuh? Bosan dengan keseharianmu? Setiap orang mempunyai tempat favorit untuk menghabiskan waktu. Dan satu tempat yang sudah pasti akan membuat mood-ku membaik adalah pergi ke toko buku!

Bau harum toko buku, yap atmosfer toko buku selalu membuatkku nyaman. Berada di sekeliling buku-buku yang dipajang, dengan judul yang bermacam-macam, puluhan penerbit, ratusan nama penulis. Seperti mengenggam dunia, rasanya seperti itu. Aku mau membaca apa, ingin melihat apa, kemana, semuanya bisa ditawarkan oleh benda ajaib bernama buku, yap…BUKU.

Aku selalu diterpa perasaan nyaman bila melihat buku-buku banyak yang dipajang. Okay, salah satu penyakit gilaku nomer entah berapa. Perasaan nyaman saat melihat buku-buku dipajang, saat melihat lapangan sepakbola, saat melihat langit, saat memeluk tiang atau pohon. Ahaha u think that I need to go to psikolog?ahaha..good point!

Jadi menyadari lagi, ternyata banyak benda-benda mati yang membuat hidupku semakin terasa nyaman. Karena alasan itulah kamarku dipenuhi buku-buku yang sudah kubaca atau yang sudah kubeli dan belum sempat kubaca ehehe. Aku suka membaca, hampir apa saja…uhmm..tidak juga, ada beberapa yang rasanya sudah tidak cocok lagi dengan umurku untuk kubaca :P

Dalam buku bisa kutemukan penghiburan, bisa kutemukan pencerahan, petualangan, cerita-cerita penuh inspirasi. Isi kepala penulis, karakter orang, apapun. Apapun, tergantung buku apa yang kau baca.

Mungkin karena suka membaca, aku jadi suka menulis, atau kebalikannya. Ah ini seperti kisah telur dan ayam.

Tahukah engkau betapa dahsyatnya pengaruh beberapa kalimat yang ditulis oleh seorang penulis yang tentu saja tidak kukenal. Aku hanya tahu namanya, seperti yang tercetak di cover buku itu, atau hanya sedikit deskripsi tentangnya di halaman terakhir. Tapi bagaimana beberapa orang itu mempengaruhi hidupku dengan begitu dahsyat, tidak akan pernah terjadi seandainya aku tidak pernah membaca baris-baris kalimatnya dalam sebuah benda bernama “Buku”.

Misalnya saja, aku harus berterima kasih pada si ikal Andrea Hirata yang menumbuhkan lagi semangat mengejar impian-impianku.

“Beranilah bermimpi, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu” Kisahnya sangat inspiratif, dan lagi bahasa novelnya yang penuh metafor mengejutkan itu sangat menawan. Aku sering membaca ulang, rasanya tanpa merasa bosan. Karena aku merasa gaya penulisannya sangat original. Sulit sekali meniru gaya penulisannya, karena ia mempunyai ciri tersendiri. Aku banyak belajar menulis darinya,

Aku juga harus angkat topi pada karya-karya Paulo Coelho. Ia begitu banyak mengajariku tentang hidup. Bahkan Tuhan menjawab pertanyaanku tentang arti sebuah perjalanan mewujudkan impian dalam bukunya yang legendaris ”the alchemist”. Koleksi karya PC hampir semuanya sudah kubaca, walau memang terkadang bahasa dan penyampaiannya sukar dimengerti, aku tetap salut dengan baris-baris kalimatnya. Bukunya seperti berubah menjadi buku referensi karena sering kuberi tanda underline…

“ Percayalah pada impian-impianmu. Karena seluruh jagat raya akan bersatu padu mewujudkannya” itu salah satu kutipan favoritku di bukunya.

“ahaha..pantas saja, kitab kita sama” komentar Connie, teman kosku setelah lama tidak bertemu. Bulan lalu aku mengunjunginya di Jogja dan menemukan setumpuk buku-buku yang semuanya hampir seperti ‘selera” ku.

Aku belajar untuk terpusat, tak lagi terlalu banyak terguncang oleh kehidupan karena tersentuh oleh kata-kata Gede Prama. Ia mengajarkan padaku bagaimana belajar mencintai dualitas hidup, menang kalah, gagal sukses, pahit manis bahkan hidup dan mati. Banyak buku lain yang mengajariku bagaimana memilih untuk menjadi bahagia, bagaimana memandang hidup, bagaimana mensikapi saat-saat sulit, dan banyak pembelajaran berharga lainnya.

Betapa aku terinspirasi dari mereka, membuatku takjub. Begitu ajaibnya sebuah buku untukku. Karena itu aku mencintainya, dan ingin menulis dan menulis. Menulis buku, karena aku pernah berkali-kali tersentuh oleh buku dan kini aku harus mengembalikan cinta yang diberikan sebuah buku padaku, dengan membaginya kepada orang lain.

Bau harum toko buku, ingin kukenalkan baunya itu pada orang-orang sekelilingku, pada lelakiku, pada anak-anakku kelak. Karena bau itu, aku mencium bau keabadian, dalam baris tulisannya yang akan selalu dikenang zaman ***

Kedungweru, 12 maggio'10 19:52.di meja kamarku yang sudah kutinggali lebih dari seperempat abad.




Previous Post
Next Post

0 Comments: