Selasa, 17 Desember 2013
Sabtu, 14 Desember 2013
Misro hangat, si penggoyang lidah
Misro hangat, camilan saya sore ini |
Seharian ini cuaca di Glasgow sungguh sungguh buruk. Hujan disertai angin menderu-deru semenjak pagi hingga kini. Ngeri juga untuk beraktivitas di luar, makanya hari ini mendingan beraktivitas di flat saja. Mulai dari beres-beres dan masak *emak-emak amat yaa..
Hari ini ceritanya bikin camilan. Dan camilan minggu ini tadaaa..misro!
Tadinya saya nggak
tau makanan ini namanya misro. Dulu sih ngertinya cuma singkong isi gula merah
hihi..berhubung kemarin di toko cina saya nemu ada singkong parut beku trus
dengan isengnya saya beli, jadinya saya pun bikin misro sore ini.
Caranya gampang banget
kok, dan rasanya dijamin menggoyang lidah. Apalagi lidah saya yang lama banget
nggak makan olahan singkong.
Bahannya
:
300 gram singkong parut,
peras airnya
100 gram kelapa parut
Minyak untuk
menggoreng
Garam secukupnya
Gula merah
Tuh kan
bahan-bahannya pun super simpel.
Caranya juga sangat
simpel.
Campur singkong parut
yang sudah diperas airnya dengan kelapa parut, kemudian tambahan sedikit garam
untuk perasa. Kemudian setelah tercampur dengan merata, pipihkan adonan, masukkan
gula merah yang sudah disisir tipis, lalu buat bulatan-bulatan sedang. Lalu
panaskan minyak, goreng bulatan-bulatan tersebut dalam api sedang sampai
matang.
Yuhuuu dan misro
hangat siap dihidangkan. Cocok untuk teman minum teh ataupun minum kopi.
Gampang sekali kan?
Mungkin di Indonesia
gampang ya tinggal beli, tapi memasak sendiri apalagi untuk orang-orang
tercintamu pastinya terasa menyenangkan.
Dan tentunya terasa spesial untuk orang tercintamu.
Kalau di Glasgow, ehehe ya harus bikin
sendiri...nggak ada mbok-mbok jualan gorengan lewat hihiii..
Demikian resep dari
dapur Hillhead hari ini.
Glasgow, 14 December
2013 yang masih saja hujan dan angin.
Jumat, 13 Desember 2013
How to plan your trip?
Liburan...yipieeee...pasti semua orang kayaknya bakal seneng dengar kata liburan ehehe. Seperti juga saya yang tidak sabar menanti liburan natal sekitar semingguan lagi. Sayangnya saya masih belum berkesempatan untuk liburan keluar UK. Pengen pastinya suatu saat, pilihannya cari negara yang nggak butuh visa seperti Benelux (tanpa visa untuk pemegang paspor biru) ataupun yang menggunakan sistem visa on arrival yang relatif mudah. Atau saya harus lebih well planned untuk apply visa schengen kalau mau menjelajah eropa yang bebas.
Untuk
liburan natal kali ini, saya (dan rombongan) berencana untuk UK trip ke
beberapa kota di England. Iyah, bisa dikatakan saya tinggal di Scotland, trus
mau dolan ke England. Walaupun Scotland dan England sama-sama bagian dari UK
(United Kingdom) tapi sepertinya mereka itu terlibat chauvinisme pada asal-nya
masing-masing. Well, biasanya saya jarang well
planned dalam segala hal, termasuk liburan. Percayalah, dalam hati hal itu saya
lakukan itu biar banyak keajaiban dan kejutan yang terjadi ahaha *alesan. Tapi
karena kali ini rombongannya berbanyak, iyah 6 orang cukup banyak lah. Dan
pastinya saya nggak mau bikin 6 orang deg-degan karena homeless nggak dapat
penginapan dan hal-hal lainnya. Makanya saya merencanakan liburan kali ini
dengan cukup matang. Cuma cukup mateng loh ya, karena banyak juga yang asal
jebret trus klik book—(biar Tuhan punya kesempatan kasih hal-hal yang seru dan
tak terduga) #plaaak disentil Tuhan nanti ahaha.
Banyak
orang males bikin itinerary, karena memang butuh waktu untuk merancangnya. Tapi
menurut saya hal ini sangat memudahkan sebelum memulai perjalanan, apalagi bila
perjalanan panjang untuk beberapa kota. Rencananya untuk liburan natal ini saya
dan rombongan akan mengunjungi Newcastle-Durham-Leeds-Manchester-London. Total
sekitar 7 hari jalan jadi yah lumayan untuk mengisi liburan. Oke, saya pengen
share sedikit bagaimana menyusun rencana liburan ala saya ehehe. Sepertinya ini
berlaku juga lho untuk liburan dalam negeri, bukan hanya untuk liburan luar
negeri saja.
1. **
Lihat Budjet
Pastilah
liburan butuh dana, ini jelas yang utama. Tiket pesawat, kereta atau bis enggak
bisa dibeli dengan daun kan? Ehehe. Jadi pastikan kamu punya dana untuk
liburan. Dan yang kedua berapa budjet yang dialokasikan untuk liburan dan tidak
mengganggu stabilitas keuangan kamu. Tujuan liburan dan berapa lama liburan
kamu ditentukan berapa budjet yang ada untuk liburan. Kalau saya, seperti
biasa..nggak pernah terlalu ribet. Rumusnya sederhana : ada duit, ada waktu,
dan kira-kira tabungan saya setelah dipakai untuk liburan masih bisa untuk saya
bertahan hidup, pasti saya bungkus untuk jalan-jalan. Sesederhana itu hehe.
2.
**Tentukan liburan kemana dan berapa
lama.
Mau
liburan kemana? Nah kalau sudah punya tempat liburan impian yang pengen
diwujudkan pasti tinggal merancang yang lain-lainnya. Tapi kalau belum, kita
butuh searching. Untuk liburan kali ini saya cukup googling peta UK untuk
melihat rute mana yang enak ditempuh. Karena travelling kali ini loncat dari
kota ke kota dari lihat peta untuk menentukan rutenya. Setelah itu perlu
dipikir juga stay di tempat itu berapa lama jadi bisa memperkirakan berapa lama
total perjalanan. Plus pasti berhubungan dengan budjeting juga.
3.
** Transportasi
Nah, bagian
ini yang cukup penting. Dana travelling itu yang paling banyak dialokasikan
untuk 2 hal yakni transportasi dan akomodasi. Makanya dua hal ini seharusnya
kita pikikan sedari awal menyusun trip. Tiap orang pasti punya preferensi
sendiri-sendiri, ada mau yang murah, ada yang cepet, dan sebagainya. Makanya gaya
travelling orang pastilah macam-macam. Kali ini, berhubung mau liburan tapi
dengan low budjet, saya pakai bus untuk loncat dari kota ke kota. Untuk UK, kalian
bisa membandingkan rute dan tariff bis di https://uk.megabus.com/
untuk megabus atau national express di http://www.nationalexpress.com/home.aspx.
Bila perjalanannya ke beberapa kota, masukan masing-masing tiket dalam satu
bucket (sekali booking) jadi booking fee-nya cukup 1 kali (ngirit kan).
Sayangnya national express booking fee-nya per person kena charge, jadinya
bikin males karena jadinya lebih mahal. Untuk penggemar kereta api, bisa cari
di http://www.nationalrail.co.uk/.
Lebih asik lagi kalau punya railcard (bikinnya di http://www.railcard.co.uk/) kamu bisa
dapat diskon 30% untuk setiap tiket yang kamu beli. Lumayan kan? Tapi sayangnya
harga tiket kereta tetep lebih mahal dibanding bus, jadi baiklah beggar can’t
be choosers. Yang penting tetep bisa jalan-jalan. ;p
Intinya,
banyak searching kamu bakal punya banyak pilihan deh. Kalaupun liburan dalam
negeri kamu bisa search tiket pesawat, kereta (fasilitas kereta di Indo udah
oke banget lho) ataupun bus. Banyak situs-situs yang bisa kamu gunakan untuk
membandingkan harga. Situs situ seperti skyscanner, fare compare, kayaking dll bisa
kamu pakai untuk search tiket ataupun penginapan. Internet mempermudahkan kita
untuk merencanakan jalan-jalan.
4.
**Akomodasi
Selain butuh
transportasi, akomodasi pastilah perlu dipikirin sebelum jalan-jalan.
Sepertinya saya sudah terlalu “renta” (hayaaaah) untuk jadi backpacker yang
nginepnya di stasiun, emper-emperan, dan semacam tempat begitu. Tahap saya
sudah pada gimana caranya bisa tetep nginep dengan nyaman tapi harganya tetep
terjangkau. Pertama, kontak temen yang bisa ditumpangi ehehe. Pertama kamu bisa
ngirit kedua kamu bisa reunian dan silaturahim. Asik kan? Awalnya saya agak
ragu karena rombongan ber-6, tapi sepertinya teman-teman saya mafhum kalau
budjet untuk akomodasi itu yang paling menguras kantong. Makanya untuk Newcastle
dan Leeds saya berhasil mendapat tumpangan di flat temen saya untuk 6 orang
(mungkin bakal tidur ala ikan pindang yaa ahaha). Sedangkan untuk London dan
Manchester saya book hotel yang lumayan murah. 8.99 per night di London (walaupun
letaknya agak jauh sih)—kan biar seru kalau nyasar-nyasar ekekek.
5. **
Riset kota
Kalau sudah
menentukan lokasi kotanya, kamu juga perlu cari-cari info lokasi lokasi must to
see di kota tersebut. Kan pernah denger orang bilang “belum ke Scotland deh
kalau belum ke highland..atau belum ke London kalau belum ke big ben, seperti
juga belum ke Paris kalau kamu belum ke menara Eifel”. Nah, makanya riset
sebelum jalan-jalan juga penting. Lebih enak lagi kalau punya temen yang stay
di kota tersebut yang mau nemani jalan-jalan. Pasti insider lebih tahu tempat
mana yang asik untuk dikunjungi. Tapi kalau nggak ada, kamu harus cukup riset
seperti transpotasinya, tiket masuk kastil ini berapa dll.
Apalagi yah? Kayaknya
cukup deh. Oh ya, biasanya saya membuat itinerary dalam bentuk excel file,
lengkap dengan tanggal, trip, kegiatan dalam rentang jam, serta biaya (atau
perkiraan biaya) yang dihabiskan. Kasih masing-masing anggota trip file ini supaya
masing-masing punya gambaran tentang rencana jalan-jalannya. Cara ini saya
contek dari Mita, sahabat saya yang seperjalan saat ke Maroko. Ternyata sangat
bermanfaat untuk membantu menyusun itinerary perjalanan.
Yuhuu
begitu saja share saya tentang menyiapkan rencana perjalanan. Semoga bermanfaat,
selamat menyusun rencana liburanmu.
Glasgow,
13 December 2013 dan sudah membayangkan liburan.
Rabu, 11 Desember 2013
Menjelajah Dunia dengan Cuma Cuma
Siapa sih yang enggak pengen
jalan-jalan, menikmati banyak kejaiban di muka bumi ini dengan biaya cuma-cuma
alias gratisan? Pasti hampir semua orang ingin menikmati hal tersebut bukan?. Termasuk juga saya yang memang bermimpi
untuk berjalan-jalan ke berbagai negara, terutama
Benua biru, Eropa. Merasai alur perbedaan musim, dari teriknya mentari di musim
panas, sepoinya angin di musim gugur dengan daun-daun maple yang menguning lalu berguguran di tepian jalan, atau
serpihan salju yang menyerupai serat kapas yang turun satu-satu. Kemudian
menikmati mekarnya beraneka warna bunga-bunga
di musim semi yang indah. Keinginan untuk melihat perbedaan, baik ilmu
pengetahuan, cara hidup, cara berpikir, bahasa, budaya maupun kulinernya telah membuat saya terus saja
menyimpan dan memperjuangkan impian untuk menjejaki benua itu. Pesona wisatanya
tentu saja sulit ditampik untuk tidak dimasukkan dalam list MUST TO SEE BEFORE I DIE. Tapi bagaimana
caranya pergi ke luar negeri bila kita termasuk golongan ekonomi yang masih
menggangap budjet untuk ke luar negeri adalah hal yang mustahil dilakukan? Saya menempuh cara dengan memperoleh beasiswa!
A. Jalan Berliku tapi Seru
Yap, ke luar negeri dengan memperoleh
beasiswa untuk melanjutkan studi dan mempunyai
kesempatan untuk jalan-jalan gratis merupakan cara yang saya pilih. Bagi saya
dengan memperoleh beasiswa merupakan jalan mulus untuk mengantarkan kaki ini
menjejakkan diri di Eropa. Mudahkah? Ah..berdasarkan pengalaman saya, Tuhan
jarang sekali memberikan dengan cuma-cuma impian kita, tapi menghadiahi kita
dengan proses perjuangan yang akan membuat kita memaknai penuh arti sebuah
proses berlangsung dan mengambil pelajaran di setiap langkahnya.
Impian
bukan hanya butuh semangat di awal saja, tapi juga konsistensi untuk terus
menghidupinya. Konsistensi ini diperlukan karena biasanya perjuangan itu tidak
hanya membutuhkan waktu yang singkat untuk mewujudkannya. Kalau kena terpaan
ujian dan halangan sedikit sudah menyerah, yah impian mendapat beasiswa dan
bisa jalan-jalan gratisan punah di tengah jalan. Saya harus
menanti sekitar 10 tahun,
agar impian jalan-jalan saya ke Italia terkabul. Yups, dengan mendapatkan
beasiswa dari Pemerintah Italia untuk belajar bahasa dan budaya di Universita
per Stranieri di Perugia selama 3 bulan pada Tahun 2008
lalu. Dengan rentang waktu tersebut, saya bisa jalan-jalan ke
berbagai kota di Italia. Mengunjungi menara Pisa untuk membuktikan sendiri bahwa menara yang menjadi landmark Negeri Pizza itu memang benar-benar miring
dengan derajat tertentu, kemudian merasai naik gondola di Venezia,yang banyak orang
menyebutnya kota teromantis kedua setelah Paris. Melancong ke Florence, tempat
lahirnya renaissance dengan berbagai
bangunannya yang menakjubkan mata tentu saja menjadi sebuah pengalaman
berharga. Menjelajahi Milan dan kota-kota lain di Italia pastilah mustahil bisa
dilakukan dengan gratisan bila tidak mendapat beasiswa. Selain itu, persentuhan
dengan kehidupan yang berbeda, seperti cara hidup, budaya, bahkan cara
berekspresi manusianya.
Saat ini merupakan kesempatan kedua saya jalan-jalan gratisan ke luar negeri,
dengan memperoleh beasiswa dari Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia untuk
melanjutkan studi doktoral di Center of
Virus Research, University of Glasgow, United Kingdom sejak akhir September 2011 lalu. Sebagai
seorang dosen di Jurusan Kesehatan Masyarakat, Universitas Jenderal Soedirman,
saya dituntut untuk mengembangkan kemampuan akademik dan pengetahuan saya di
bidang keilmuan yang saya tekuni. Melanjutkan kuliah doktoral tentu saja
seperti kebutuhan wajib bagi seorang pengajar seperti saya. Tapi kesempatan
untuk merasai hidup di luar negeri dan berjalan-jalan gratis tak dipungkiri
merupakan faktor pendukung yang membuat saya bersemangat untuk meraih beasiswa
studi ke luar negeri.
Bekal utama untuk
mengincar beasiswa S3 di Luar Negeri ada dua yakni sebuah proposal riset yang
berkualitas dan kemampuan bahasa Inggris yang memadai. Kuliah doktoral sangat
berbeda dengan jenjang kuliah S1 atau S2
yang biasanya course-based. Untuk
kuliah doktoral biasanya berbasis riset, sehingga untuk melamar beasiswa harus
sudah punya proposal riset yang akan dikerjakan selama menempuh pendidikan S3.
Selain itu kita juga harus mencari sendiri supervisor yang mau membimbing kita
selama studi doktoral nanti. Perkara ini juga susah-susah gampang, ada yang
seperti saya yang mengirimkan proposal beserta cover letter dan mendapat respon positif yang lumayan cepat. Namun
ada pula yang sudah menyebar proposal dan melamar ke banyak calon supervisor
tapi belum juga ada respon yang positif. Entah keberuntungan, entah jodoh,
memang tak ada kejadian yang kebetulan, semua sudah direncanakan Tuhan. Saya
mendapatkan link Dr.Alain Kohl (yang sekarang menjadi supervisor saya) dari website University of Edinburgh.
Tanah Inggris Raya
memang sudah saya tetapkan sebagai daerah “jajahan baru” untuk melanjutkan
studi dan jalan-jalan. Kemudian bidikan dipersempit dengan memilih universitas
dambaan yang sesuai dengan bidang keahlian yang akan saya tempuh. Ada dua
universitas yang saya tuju yakni London School Hygiene and Tropical Medicine
(LSHTM) dan University of Edinburgh, karena keduanya mempunyai jurusan yang
sesuai dengan minat saya yakni di bidang penyakit tropis. Setelah lama
menimbang, walaupun kualitas LSHTM tentang penyakit tropisnya sudah mendunia
namun letaknya di kota London membuat saya tak terlalu antusias. Saya memang
lebih cocok dengan aura kota kecil yang sederhana dan nyaman untuk tinggal,
hingga merasa tidak nyaman untuk tinggal di kota megapolitan seperti London.
Maka University of Edinburgh menjadi buruan saya, dan gayung bersambut saat
email saya dibalas dengan respon positif oleh Dr.Alain Kohl yang bersedia
menjadi supervisor saya. Perjuangan lain yakni memenuhi skor IELTS yang
disyaratkan oleh universitas tersebut agar mendapat unconditional offer (tawaran untuk diterima tanpa syarat). Berbekal kursus yang diselenggarakan oleh
Dikti yakni PDETC (Pre Departure English
Training Course) di Universitas Negeri Malang (UM) selama 3 bulan, saya
menambah kemampuan berbahasa Inggris, walau sampai akhir kursus belum juga
mencapai skor yang memuaskan. Kemudian saya harus merogek kocek sendiri dua
kali (sekali tes IELTS biayanya sekitar 1.8 juta) untuk tes IELTS di Semarang
dan Jogyakarta, dan akhirnya skor yang disyaratkan berhasil digenggam. Senyum
terkembang saat menerima Unconditional
offer dari University of Edinburgh
yang membuat Dikti (Direktorat Pendidikan Tinggi) tak mampu menolak
untuk memasukkan nama saya di antara daftar penerima beasiswa Luar Negeri Dikti
Gelombang 6 Perpanjangan. Yeaaah..impian tergenggam.
Namun takdir Tuhan
terkadang selalu saja mengejutkan, karena dua bulan menjelang keberangkatan,
supervisor saya memberitahukan bahwa beliau akan pindah dari University of
Edinburgh ke University of Glasgow. Ah, takdir Tuhan memang penuh misteri dan
kejutan. Sudah rapi jalan-jalan yang sudah saya persiapkan untuk menuju tujuan
yang saya sasar, tapi saat Dia menjatuhkan takdirNya, jalan berbelok tiba-tiba.
Memang ada rasa galau yang melanda, namun setelah mempertimbangkan dengan matang,
maka saya memutuskan untuk ikut bersama supervisor ke University of Glasgow.
Dan beginilah, sampai saat ini sudah setahun saya merasai kehidupan di negeri
antah berantah dengan segala cerita dan romantikanya.
Ada cerita unik yang membuat saya percaya akan
kekuatan impian akan menjadi tenaga penggerak bawah sadar kita untuk terus
memperjuangkan mimpi-mimpi. Saat saya menempuh kuliah S1 di Universitas
Jenderal Soedirman dahulu, saya terdorong keinginan untuk mencari informasi
studi di luar negeri dengan iseng
mengirimkan email ke salah seorang dosen saya, Ibu Atiek yang tengah melanjutkan studi di Kota
Manchester. Saya bertanya beberapa hal tentang studi di luar negeri dan
kesempatan untuk bisa mewujudkan hal tersebut. Lama waktu berjalan, dan saat Bulan September Tahun 2011 lalu menginjakkan kaki di
Glasgow, melalui media sosial Facebook saya menjalin komunikasi lagi dengan Bu Atiek yang sekarang telah menetap di
Manchester. Saya tergerak untuk mencari kembali file email yang dulu saya
kirimkan, dan Voila! Saya temukan dan
mengirimkan file tersebut pada beliau. Email saya dahulu
pada beliau tertanggal 21 November 2001, dan saya menyadari bahwa impian
terkadang memerlukan waktu untuk tercapai saat mengirimkan email lagi pada
beliau tanggal 29 September 2011. Dan
beginilah beliau berkata saat itu :
Ya ampuuuunnn ck ck ck... 10 tahun lalu!!!! Ajaib ya..
Ternyata cita-cita Siwi ingin ke
sini terlaksana!!! Wow!!! Tuhan Maha Pemurah dan Siwi memang punya motivasi
tinggi, akhirnya terwujud)!!! *terbengong*.
Dan begitulah memperturutkan hati mewujudkan impian adalah
bersiap-siap melihat banyak keajaiban dalam hidupmu. Dan sekarang saya bisa jalan-jalan di
akhir pekan, saat rehat dari pekerjaan sehari-hari sebagai mahasiswa PhD.
Menjelajahi berbagai kota di Skotlandia dan juga England yang termasuk dalam
teritori kerajaan Inggris Raya.
B.
Lengkapi Senjata Sebelum Berperang
Untuk mendapatkan beasiswa bukan berarti tiba-tiba
mendapatkan rejeki yang datang dari langit tanpa usaha, kerja keras dan doa.
Uhmm mana ada sih yang gratis? Wah jadi, gratisan yang pada akhirnya kita
terimapun sebenarnya bayaran dari usaha dan kerja keras kita. Lengkapi dengan senjata yang
lengkap sebelum berperang, kawan.
1.
Lengkapi
Amunisi.
Untuk mendapatkan beasiswa, hal yang
sering kali tidak bisa ditawar adalah kemampuan berbahasa Inggris yang memadai.
Untuk membekali diri dengan kemampuan berbahasa Inggris yang baik tentu saja
tidak bisa dilakukan dengan cara instan. Butuh ketelatenan, konsistensi dan
usaha keras bagi kita yang tinggal di
non English speaking country. Maka
usahakan bekali diri dengan tes IELTS atau TOEFL yang memadai, karena untuk
memperoleh beasiswa biasanya di lembaga pemberi beasiswa ataupun universitas
tempat kita menimba ilmu mensyaratkan standard skor ILETS tertentu, dan mereka
terbukti strict untuk aturan yang
satu ini. Untuk bisa mengikuti tes ini secara resmi memang tidak murah, tapi kalian bisa
memanfaatkan tawaran tes gratis dari berbagai lembaga, ataupun bila instansi
tempat bekerja bila memungkinkan untuk membiayainya. Carilah selalu celah-celah
kesempatan untuk bisa dimanfaatkan. Informasi mengenai tes IELTS bisa ditelusur
di www. ielts.org. Untuk belajar ielts dan memperoleh kesempatan practice test IELTS gratis bisa dicoba
di www. Iletsforfree.com. Untuk buku-buku, material dan bahan practice test IELTS bisa didownload di berbagai situs yang tersedia
di internet. Iyah, zaman tehnologi seperti ini menjadikan everything is possible.
2. Rajin lirik kanan-kiri
Eits, maksud saya di sini adalah rajin-rajinlah mencari
informasi. Kesempatan memperoleh beasiswa sekarang melimpah, tergantung kalian
menangkap peluang tersebut. Bila dengan ikutan milis beasiswa, rajin googling, ataupun memperluas jaringan
pertemanan. Ikutlah milis beasiswa yang secara teratur memberikan informasi lengkap
mulai dari info beasiswa terkini, cara-cara mendapatkan beasiswa, info
TOEFL/IELTS, cara mempersiapkan proposal/riset, kontak dengan professor, serta
info-info lainnya. Yang pastinya dengan begitu kita masuk dalam komunitas
dengan misi yang sama, yakni mendapatkan beasiswa. Ingat sekarang ini relationship is new
currency, jadi banyak
sekali kesempatan yang bisa didapat karena mempunyai jaringan sosial yang luas.
Sebagai
muslimah, kita juga harus dituntut luwes dalam bergaul baik di dunia nyata
ataupun dunia maya. Ada jejaring
sosial Facebook, Twitter ataupun Linkedln yang bila dimanfaatkan dengan baik, akan mendatangkan
banyak kesempatan yang sebelumnya tak terduga. Buka pintu
kesempatan selebar-lebarnya, akan datang saatnya kesempatan menghampirimu dan
kalian harus sigap menangkapnya.
3. Bidik
Sasaranmu
Untuk
meraih apa yang kau inginkan, akan lebih berpeluang apabila engkau tahu apa
yang kau bidik. Dengan mengetahui apa yang akan kita bidik, akan memberikan
kita lebih banyak peluang untuk mendapatkannya di bandingkan menembak ke segala
arah tanpa pertimbangan. Ajak bicaralah dirimu, hatimu kemana hendak kau tuju.
Dengan begitu, langkah selanjutnya adalah memilah informasi-informasi mana yang
relevan untuk membidik sasaranmu itu. Engkau pasti tahu kelemahan dan
keunggulanmu, sehingga dengan mempunyai informasi mendasar, engkau dapat
mempercepat langkah dan mempendek waktu. Bila ada jalan yang memintas cepat,
mengapa harus memilih jalan yang memutar? Maka tentukan sasaranmu agar lebih
mudah engkau membidik dan mendapatkannya.
Misalnya bila kalian ingin
mengincar ke benua amerika, maka seringlah berkunjung ke situs USAID. Sementara bila kalian bermimpi melihat Big Ben
London, kemegahan London Brigde, menginjakkan kaki di Stadion Old Trafford
kebanggaan MU atau menjelajah ke utara sampai Skotlandia, seringlah melihat informasi
di Britich Council atau googling
Chevening Scholarship. Ingin berfoto dengan baju tradisional seperti noni-noni
belanda di Volendam, carilah informasi tentang beasiswa dan studi di Belanda
melalui situs NEC. Atau bila kalian ingin berkeliling ke negeri Bavaria Jerman,
rajinlah mengunjungi situs DAAD. Yang pasti, kalian harus tahu apa yang ingin kalian
tuju dan tahu jalan mana yang memungkinkan untuk sampai ke sana.
4.
Being persistent
Gigihlah! Jangan saat menemui kesulitan
langsung menyerah. Jalan untuk memperolah beasiswa, seringkali adalah jalan
yang panjang dan berliku. Butuh persistensi dan konsistensi yang tinggi untuk
tetap menggengam erat impian untuk mewujudkannya. Terkadang kegigihan kalian
dipertaruhkan dengan kegagalan dan kegagalan. Seberapa kuat dan gigih kalian
untuk terus bangkit dan melangkah lagi, hingga akhirnya mencapai apa yang
kalian inginkan. Banyak orang yang mempunyai impian tinggi, tapi melempem bila
ditabrak masalah, mudah gundah dan menyerah. Mana mau Tuhan memberikan “hadiah”
pada hamba-hambaNya yang gampang menyerah kalah.
4.
Mintalah
Acc Tuhan
Bila upaya
dan langkah-langkah sudah ditempuh, ibaratnya seperti proposal sudah diajukan
kepadaNya. Tentu saja salah satu langkah yang tak boleh ketinggalan adalah
berdoa agar proposal kita tersebut diAcc
olehNya. Kapan, bagaimana caranya impian kita terwujud seringkali adalan
misteri yang disimpanNya untuk kita, sampai pada saat yang tepat Dia memberikan
kejutan manisNya untuk kita. Sering kita mengeluh, bahwa telah banyak dan
panjang perjuangan untuk meraih apa yang kita inginkan, pada impian belum juga
sampai pada perwujudan. Anggunnya cara Tuhan untuk memberikan kita kejutan
dalam hidup, akan kalian rasai bila terus mempunyai konsistensi untuk berjuang
untuk mewujudkan mimpi-mimpi.
C.
UK, negara yang
nyaman untuk para muslim
Yeah, UK merupakan
negara dengan komunitas muslim yang cukup banyak. Jadi penerimaan mereka
terhadap warga muslim sangatlah baik. Semenjak saya tinggal di Glasgow dan
melancong ke berbagai kota di UK, belum pernah ada masalah akibat identitas
kemusliman saya. Toleransi mereka sangat tinggi, dan tidak pernah memandang
perbedaan agama ini sebagai sebuah masalah serius. Bila dahulu di Italia,
kerudung yang saya kenakan sering dilihat dengan aneh oleh banyak orang, tapi
di UK sama sekali tidak pernah mendapat perlakuan seperti itu. Perempuan
berkerudung sering juga saya jumpai di Glasgow ini, dan juga di kota-kota UK
lainnya.
Untuk masalah
makan, gampang sekali menemukan Halal
Butcher yang menjual daging sapi ataupun ayam yang halal. Eh perlu diingat,
membeli ayam di supermarket biasa (misalnya Tesco di UK) belum berarti itu
merupakan produk halal, karena kehalalan daging juga berdasarkan cara
penyembelihannya juga. Maka, belilah daging di Halal Bucther yang hampir pasti ada di setiap kota di UK, termasuk
Glasgow tentu saja. Ada bahan makanan yang masih sulit ditemukan juga? Eits
jangan khawatir, kalian bisa pesen bahan makanan khas Indonesia online kok.
Saya pernah membeli tempe, kerupuk udang dan beberapa makanan Indonesia di www.indodirectfoods.com. Tinggal pilih, transfer lalu barang yang kalian pesan
akan diantar langsung ke rumah. Bila
kalian datang untuk melancong, dan harus membeli makanan di luar, maka pilihlah
tempat makan seperti KFC yang berlabel halal, kebab
berlabel halal atau kedai Fish and Chips (Kentang dan Ikan
krispi) banyak kok
dimana-mana, so no worries. Mau tahu
tentang halal food di UK pun bisa dicek disini : www.foodguide.org.uk. Untuk
tempat peribadatan, masjid juga banyak terdapat di UK. Jadi kalian bisa
menemukan tempat peribadatan yang memadai untuk menunaikan shalat, misalnya
saja saat Hari Raya Idul Adha atau Idul Fitri tiba.
Untuh beribadah
sehari-hari, saya
menggunakan ruang First Aid (P3K) di
kampus untuk menunaikan shalat. Saat dulu meminta ijin memakai ruangan untuk
beribadah, pihak kampus memberikan ijin memakai ruangan ini untuk shalat.
Tinggal menggantungkan papan DO NOT
DISTURB yang memang sudah tersedia disitu yang menandakan ruangan tengah
dipakai. Yups, urusan beribadah tidak bermasalah asal dikomunikasikan dengan
baik. Walaupun di negeri jauh, kita bisa tetap merasa terkoneksi dengan
teman-teman sebangsa setanah air, karena setiap kota biasanya ada Perhimpunan
Pelajar Indonesia. Selain itu ada juga komunitas KIBAR (Keluarga Islam Britania
Raya). Di Glasgow juga serupa, kami mempunyai perkumpulan PPI Glasgow dan
cabang Kibar yang rutin menyelenggarakan pengajian serta kumpul bersama. Tak
usahlah khawatir, kalian akan kesepian karena di manapun daratan Allah dijejak,
Dia memberikan rumah yang hangat untuk merasai hidup.
D. Mari Jelajahi
DaratanNya
Karunia mendapat beasiswa untuk
melanjutkan studi, tentulah harus disyukuri dengan memanfaatkan kesempatan
sebaik-baiknya. Kuliah di luar negeri bukan hanya tentang memperoleh tambahan
ilmu akademik, namun juga pembelajaran-pembelajaran hidup lainnya. Bersinggungan
dengan orang dengan berberbagai latar belakang, ditempa berbagai macam keadaan,
pastilah membuat kita menjadi pribadi yang lebih matang. Dan juga, jangan lupa,
untuk menyegarkan pikiran, jalan-jalan di akhir pekan atau saat kesempatan
libur panjang sepertinya wajib dilakukan. Berbagai pilihan tempat wisata siap
dikunjungi kapan saja. Bila ke Scotlandia, jangan lewatkan mampir ke Edinburgh
karena kota ini memang mirip negeri dongeng dengan kastil-kastil penuh
magisnya. Glasgow juga menyimpan pesona yang tak kalah cantiknya, bahkan
bangunan universitas saya menjadi salah satu objek wisata karena bukan main
apiknya. Kunjungilah deretan pegunungan Highland yang menawarkan hijaunya
perbukitan, melihat beberapa Loch
(danau) termasuk Loch Ness yang melegenda dengan cerita Monster Nessie-nya. Bagi
para penggila buku Harry Potter, wajib mengunjungi Alnwick Castle, atau para
pembaca Laskar Pelangi, jangan lewatkan mengunjungi Edensor-nya Andrea Hirata. Kota
tua yang mempesona seperti Oxford dan Cambridge juga sangatlah mempesona untuk
dikunjungi. Bagi para penggemar sepakbola, kota-kota seperti Manchester,
Liverpool, London pastilah wajib dikunjungi untuk melihat secara langsung
stadion markas tim favoritmu. Dan karena sudah jauh-jauh di daratan Inggris
Raya, tentu tak ada salahnya menjelajahi benua biru Eropa. Menikmati romantisme
Paris, moleknya Italia, bersihnya Jerman, atau eksotiknya Turki. Asal bisa
membagi waktu dengan waktu studi, rencana jalan-jalan ke negara-negara di
sekitarnya bisa terlaksana.
Untuk bisa jalan-jalan di
sela-sela studi setelah memperoleh beasiswa memang diperlukan trik tersendiri,
terutama urusan budgeting. Dana
beasiswa biasanya tidaklah berlebihan, tapi cukup untuk studi dan kebutuhan
hidup sehari-hari. Nah, kalau untuk jalan-jalan? Tentu saja kita harus pinter
mengelola keuangan beasiswa, agar studi lancar sementara rencana jalan-jalan
juga terlaksana. Asal bisa berhemat dengan masak sendiri, selain dijamin
kehalal-annya juga sangat menghemat biaya, sehingga ada dana berlebih untuk
bisa dipakai untuk jalan-jalan. Selain itu, pintar-pintarlah memilih mode
transportasi ke tempat tujuan, rajin mengumpulkan informasi seperti diskon
tiket bis/kereta untuk student, tiket pesawat murah atau diskon-diskon menarik
pada hari-hari tertentu. Bukan hanya mode transportasi, tapi juga tiket masuk
museum gratis, dan berbagai tawaran menarik bisa didapatkan apabila rajin
mencari informasinya.
Mempunyai kesempatan belajar di luar
negeri dengan biaya cuma-cuma, bisa jalan-jalan menjelajahi daratanNya tertentu
saja sebuah karunia luar biasa. Hidup terkadang perlu untuk terus
diperbaharaui, dengan pengalaman-pengalaman baru, dengan kejutan-kejutan baru.
Jalan-jalan, melihat dunia luar dengan segala perbedaaan, keunikan dan
keindahan, memberikan penyegaran bagi jiwa. Jalan-jalan bukanlah sekedar
melihat molek indahnya sebuah tempat, menyantap kuliner setempat yang menggugah
selera. Tapi jalan-jalan bisa menyuntikkan semangat baru, hal-hal baru,
kesenangan baru, pengalaman yang lain dan banyak hal yang membuat kita
bersinggungan dengan titik-titik tak terduga, bahkan sebuah prinsip hidup
sekalipun. Entah seberapa lelahnya perjalanan, bila dinikmati maka akan akan ”perbaruan-perbaruan”
hidup. Tuhan mencipta luasnya daratan dan lautan untuk dijelajahi, salah
satunya untuk mengagumi kekuasaanNya, dan memperoleh pelajaran-pelajaran hidup
dari hal itu.
” Travel
is more than the seeing sight. It is a change that goes on deep and permanent
in the ideas of living”
Salam semangat dari Glasgow!
Siwi
Mars Wijayanti.
A writer, lecturer and traveller. Who
enjoy her life, follow her passion and try to give her best contribution to
others.
Karya-karyanya berupa True Love Keeps No Secret, Antologi Balada Seorang
Lengger, Novel Koloni Milanisti dan kontributor The Jilbab Traveler 1. Sampai
saat ini masih terus aktif menulis dan berkarya di samping melanjutkan studi
doktoralnya di Center of Virus Research, University of Glasgow, UK.
(File tulisan lama yang
mungkin berguna).