Jumat, 04 Januari 2013

Mari Merambah ke Pantai Ayah


Mengeja senja di Pantai Ayah
Pantai Ayah? Dimana tuh? mungkin begitu saat orang menyebut nama Pantai Ayah. Mungkin karena nama pantai ini masih asing di telinga para traveller. Bila menyebut pantai-pantai di Jawa Tengah, mungkin karimun jawa atau barisan pantai gunung kidul masih menjadi jawara. Tapi bila kalian mengunjungi Kabupaten Kebumen, jangan lewatkan untuk mampir menikmati keindahan Pantai Ayah (Logending). Terkadang orang menyebut pantai ini dengan nama Pantai Ayah (karena terletak di Pantai Ayah, Kabupaten Kebumen), ataupun kadang disebut dengan Pantai Logending. Sebutan nama Logending ini berasal dari kata Lo yakni nama pohon yang bisa dibuat menjadi alat musik jawa, dan Gending. 
Untuk mencapai pantai ini, bisa diakses dengan kendaraan pribadi baik motor ataupun mobil karena jalan menuju pantai sudah mudah diakses. Kalau dari rumah saya, paling-paling 20 menitan ditempuh dengan mobil atau motor dengan kecepatan rata-rata (kalo mbalap lebih cepet). Pantai yang terletak 53 km dari kota Kebumen ini menawarkan beberapa pilihan wisata. Kawasan pantai ini terdapat bumi perkemahan logending dan hutan wisata, wisata kuliner makanan laut dan tentu saja hotspotnya pemandangan pantainya.

Jembatan sepanjang 554 m menuju pantai

Maknyusnya makan di Warung Bu Nanang
Kalian bisa menuju pantai melalui jembatan di atas air sepanjang 554 m yang bisa dilewati sambil menikmati semilirnya angin pantai. Atau bila ingin berwisata perahu menyeberang menuju daratan di seberang pantai juga terdapat perahu-perahu wisata yang siap membawa kalian menyeberang. Baru-baru ini, pengunjung juga bisa menyewa kuda untuk mengelilingi pantai, ataupun bila ingin yang lebih ekstrim, bisa menyewa kendaraan offroad menderu pasir-pasir pantai logending.
Kalau lapar, nah kalian bisa mencobai masakan serba laut. Coba saja singgah di warung Bu Nanang, mungkin ingin mencobai bawal putih bakar, cumi-cumi asam manis, udang goreng tepung plus sambelnya yang sungguh maknyus. Seperti kemaren saat saya bersama ex-mahasiswa-mahasiswa saya yang datang ke rumah di akhir tahun lalu dan menggarap piring-piring yang tersaji ehehe.



itu, saya suka duduk di tepian pantai menjelang senja, bisa pesan secangkir kopi ke penjual-penjual di tepian pantai dan menikmatinya sambil menunggu mentari angslup dengan meninggalkan pendar-pendar kemerahan. Menenangkan, mendamaikan dan menyegarkan jiwa. Mengunjungi pantai itu entah kenapa selalu sanggup mendaurulang kepenatan-kepenatan hidup lalu melabuhkannya pada ombak-ombak laut lalu dibawanya pergi. Ombak-ombak itu bergulung dan menukarnya menjadi semangat-semangat baru dengan membawanya ke tepian pantai, padaku. Pantai juga memberikan jarak pandang yang jauh lebih luas, menghipnotis pikiran bahwa ada bentang harapan maha luas yang seperti ingin berkata “ semua baik baik saja”.
Itulah mengapa saya pecinta pantai. Menjelajah dari pantai ke pantai. Menemukan perjalanan diri saya kembali, setelah sering hilang saat berlarian dalam hidup. Pantai, sering menolong saya untuk menemukan diri kembali.
  
 
 Ndalem Pogung-Jogya, 4 Januari 2013. 22.41
Previous Post
Next Post

0 Comments: