Langit biru, semburat awan putih dan King Artur Seat |
Udara Scotland yang hangat di awal
bulan Juli terasa membuat tubuhku sedikit gerah saat tiba di Stasiun kereta
Edinburgh Waverley. Matahari bersinar cerah semenjak pagi, sebuah cuaca yang
mahal di Skotlandia. Perjalanan Glasgow ke Edinburgh dengan kereta hanya
ditempuh dalam waktu kira-kira sejam lamanya dengan harga tiket PP sekitar 12
GBP (Great Britian Poundsterling). Tujuan jalan-jalan saya kali ini yakni King
Arthur Seat yang menawarkan pemandangan kota Edinburgh dari atas bukit. Humm,
pasti cantik kupikir. Dan track menuju kesana lumayan menanjak saat saat musim
semi atau musim panaslah waktu yang cocok untuk pergi kesana. King Artur Seat?
Humm pertama kali mendengar nama itu sepertinya membayangkan sebuah kursi
singgasananya King Arthur ehehe. Tapi seperti apakah sepertinya King Arthur
seat tersebut?
Berlatar perbukitan King Artur Seat |
Ternyata King Arthur seat itu adalah
puncak dari gugusan perbukitan yang membentuk Holyrood Park. Bukit tersebut
terletak di tengah kota Edinburgh, sekitar 1 mil di setelah timur kastil
Edinburgh. Begitu sampai di wilayah perbukitannya, kami tergoda untuk menikmati
es krim di tengah suasana yang panas. Rasanya milky dingin lumer di mulut,
sangat cocok dengan suasana musim panas. Kemudian kami mulai berjalan dalam
track pendakian menuju Arthur Seat. Tidak ada petunjuk jalan sama sekali, yang
terlihat hanya beberapa lintasan jalan setapak yang cukup mendaki. Lumayan
ngos-ngosan juga, dan diselingi dengan duduk santai istirahat sambil memandangi
jelitanya Edinburgh dari atas bukit. Langit biru dengan semburat awan-awan
putih memayungi perbukitan yang menghijau. Pemandangan yang memanjakan mata
sekaligus langka. Langit biru, matahari cerah bagi kami yang hidup di
Skotlandia merupakan berkah karena biasanya cuacanya tidak lebih dari dingin,
hujan ataupun berangin kencang.
Hosh Hosh..Mari Mendaki |
Pose di lereng King Artur Seat dan lanskap kota Edinburgh |
Pose di Track Pendakian |
Tinggi King Arthur seat ini sekitar
822 feet, makanya merupakan tempat popular untuk mendaki ataupun hillwalking. Sebenarnya tak terlalu
nanjak-nanjak amat kok jalanannya. Tapi ternyata jreng, setelah lama berjalan
mengikuti track.. kami salah jalan!. Begitu sampai ke atas ketinggian tertentu
ternyata jalanannya bukannya naik malah menurun. Kami jalan bareng dengan
orangtua-nya Dean, sahabat kami yang usai wisuda masternya, jadi
mempertimbangkan kondisi fisik mereka jadi kami memutuskan untuk turun saja
tidak sampai puncak dan memilih leyeh-leyeh di rerumputan.
Full team |
Yeaaah Fly..Fly..melompat lebih tinggi ! |
Kami memandangi dari rerumputan
perbukitan yang dibentuk dari sisa-sisa gunung berapi yang berumur sekitar 350
juta tahun dan terkikis oleh glacier dan berpindah dari barat ke timur. Wuih
udah lama banget ya.
Ternyata tempat ini dinamai King Arthur
Seat karena diperkirakan sebagai salah satu lokasi Camelot (Camelot itu kastil
dan pengadilan yang berhubungan dengan sang legendaries, King Arthur). Dulu
saya hobi nonton serial King Arthur, dan kini bisa menjelajahi tanah-tanah
dimana legenda tersebut tercipta.
On May-day, in a
fairy ring,
We've seen them round
St Anthon's spring,
Frae grass the cauler
dew draps wring
To weet their een,
And water clear as
crystal spring
To synd them clean
Itulah puisi yang ditulis Robert
Fergusson pada 1773, yang menceritakan tradisi gadis muda Edinburgh membasuh
wajah mereka dengan embun saat MayDay di lereng sebelah yang menghadap
Hollyrood untuk membuat wajah mereka lebih cantik. Aih jadi kepengen nyoba #uhuk.
Usai dari King Arthur seat, kami ke
Calton Hill. Humm Edinburgh ini memang punya banyak sekali tempat-tempat yang
harus dikunjungi. Hampir seluruh wilayahnya termasuk UNESCO World Heritage. Nah
untuk Calton Hill juga harus mendaki lagi. Aih, lumayan kaki bekerja ekstra
keras hari itu. Biasanya kami bergerak dari lokasi wisata ke lokasi lain juga dengan
berjalan kaki. Jadi bersiap-siaplah sering-sering menggunakan kakimu bila
tinggal atau jalan-jalan ke sini. Calton hill ini terletak di pusat Edinburgh,
sebelah timur Princess Street dan tentu saja termasuk dalam UNESCO World
Heritage site. Saat kami sampai, sudah banyak orang yang berjemur di rerumputan
karena cuaca memang mendukung untuk menikmati sinar matahari. Ada pula yang
memanjat ke monumennya, dan tentu saja kami tidak melewatkan untuk mencobanya.
Walau untuk naiknya lumayan perjuangan tapi begitu sampai di atas. Uwiiii saat
sampai ke atas, kita bisa memandangi Edinburgh dari atas dengan leluasa.
Tempat yang tadinya kantor pusat
pemerintahan Skotlandia ini menggerombol dengan beberapa bangunan lain yang
letaknya berdekatan. Ada Scottish Parliament Building, Holyrood Palace dan
beberapa bangunan lainnya.
Memang di antara kedua tempat yang
kami kunjungi lebih cenderung wisata pemandangan dari ketinggian. Matahari yang
bersinar cerah, langit biru, dan para sahabat, tentu saja sebuha kombinasi
jalan-jalan yang cukup menyenangkan. Ini dia beberapa foto kami saat berada di
atas bangunan tersebut :
Calton Hill |
Usai dari Calton Hill, perut kami
sudah keroncongan dan mampir ke tempat makan all you can eat. Nah di sini tempat
makan all you can eat sering ada di tiap kota. Artinya kamu tinggal membyara
sejumlah uang lalu kamu bebas makan apa saja dan sebanyak apa saja yang
tersedia di resto tersebut. Bagi yang jago makan, tempat seperti ini pasti
favorit.
Setelah energy kembali terisi, kami
jalan-jalan ke Princess Street dengan taman-tamannya yang berlatar belakang
Kastil Edinburgh. Tempat ini banyak sekali ada di foto-foto para traveller,
kartu pos ataupun web-web fotografi. Lihatlah lokasinya yang breath-taking ini.
Pemandangan dari Princess Street berlatar belakang Kastil Edinburgh |
Hihihi saya dong ;p |
Lucu yah jam-nya :) |
Dan senang juga akhirnya bisa berfoto
dengan latar belakang tempat ini. Uhuiii...setelah beberapa saat
nongkrong-nongkrong santai, kami beranjak berjalan pulang kembali ke Glasgow
naik kereta. Edinburgh, memang selalu menawan untuk dikunjungi. Lagi dan Lagi.
Glasgow, medio July 2013
0 Komentar