Senin, 07 April 2014

Nevis Range Trip : Bad stories make good stories!




Sekitar pukul 4 pagi dengan hawa dingin yang masih menyelimuti Glasgow, kami menuju Queen Street Station, untuk berangkat jalan-jalan ke Nevis Range. Yeii impian kami berempat hari itu sama : ingin memeluk-meluk dan bermain salju puas-puas di Nevis Range!
Manusia-manusia tropis ini merindu salju. Musim dingin kali ini sangat pelit menghadiahkan salju pada kami. Salju hanya turun sejenak saja, bulir-bulir putihnya hanya sebentar saja menghiasi Glasgow kemudian menghilang. Aih, padahal kami menanti-nanti salju, membayangkan berfoto narsis dengan bulir-bulir putihnya atau siapa tahu bisa membuat boneka salju yang lucu. Memang musim dingin ini bukan pengalaman pertama bagiku, tapi tetap saja merasai salju dan melihat bulir-bulirnya jatuh dari langit merupakan pengalaman yang mengesankan. Nah karena di Glasgow saljunya turun malu-malu, maka kami berencana pergi ke Nevis Range untuk bisa bermain-main dengan salju puas-puas.
Nevis Range terletak di daerah Scotland atas, dekat dengan Fort Williams yang sayangnya pilihan transportasinya terbatas. Maka kami menggunakan kereta api Scotrail untuk menuju ke Nevis Range. Di dalam backpack kami sudah siap sarung tangan waterproof yang cocok untuk salju, pun sahabat saja sudah memakai pakaian dobel-dobel entah berapa banyaknya ehehe.
            “Jangan lupa bawa sirup, biar ntar tinggal bikin es setup,” begitu pesan teman kami yang tidak ikut dalam perjalanan ini.
Aih, bayangan bermain salju sudah di depan mata. Apalagi sepanjang perjalanan, di balik jendela kereta kami sudah disuguhi lanskap salju yang indah.
            “Lihat deh di sebelah sana, cantik banget,” teriak mas basid di sebelah, sambil menunjuk ke luar jendela. Saya mengerjapkan mata, rupanya saya tertidur di dalam kereta. Kemudian melongok ke luar jendela. Bukit-bukit yang tertutupi salju serta rumah-rumah yang tampak berundak-rundak tampak dengan susunan yang rapi di luar jendela. Ah, pemandangan highland memang tidak pernah membosankan untuk dilihat. Setiap musim menghadirkan keindahannya sendiri-sendiri. Indahnya selalu saja berbeda tiap musimnya. Bunga-bunga yang bersemi saat musim semi ataupun musim panas, salju di musim dingin ataupun daun-daun gugur kekuningan saat musim gugur.
Sekitar pukul 09.55, kereta kami sampai di Fort Williams. Hujan gerimis masih tetap saja mengguyuri langit Skotlandia. Memang sulit mengharapkan cuaca cerah di sini. Kemudian dari sana kami segera mencari bis ke arah Nevis Range. Hanya berjalan keluar dari station, kami menemukan papan-papan petunjuk bis serta jadwal keberangkatannya. Humm, nampaknya jadwal bisnya hanya 1 jam sekali, sedangkan kami hanya bepergian satu hari, akan membuang waktu kalau harus menunggu sekitar 1 jam. Maka kami memutuskan untuk naik taksi menuju ke Nevis Range. Dengan harga 15 GBP, kami berempat menuju ke Nevis Range menggunakan taksi. Kanan kiri terlihat lengang, hanya barisan pohon-pohon besar dan bukit-bukit yang memutih karena salju di kejauhan.
            “ Di sana, ada restoran di atas bukit. Tapi mungkin hari ini tutup. Ah, tapi coba saja,” demikian kata supir taksi saat kami hampir sampai ke Nevis Range. Tapi mungkin hari ini tutup ? Ew ew apa maksudnya heuheeu kami sudah menangkap gelaja yang tidak beres. Lalu setelah membayar ongkos taksi, si supir taksi tersebut memberikan kartu namanya pada kami.
            “Siapa tahu kalian butuh untuk kembali ke Fort Williams nanti,” kata si supir taksi itu dan kembali melajukan taksinya kembali ke Fort Williams.
             Kemudian kami segera melangkah, namun sekeliling nampak sepi. Hujan masih belum reda, suara angin nampak jelas terdengar dari suara-suara pepohonan yang riuh disapu angin. Humm ternyata lokasi tersebut berbeda dengan yang ada dalam bayangan saya. Sebelumnya, saya membayangkan kalau begitu sampai di Nevis Range, maka di sekelilingnya sudah penuh salju. Tapi tadaaa…ternyata untuk sampai daerah yang bersalju, kami harus naik gondola ke atas bukit. Dan berita buruknya adalah penanda CLOSED yang besar-besar tertampang di depan loket tiket. Glek, kami menelan ludah begitu mengetahui tempat tersebut tutup. Huhuhu bayangan bermain-main dengan salju perlahan semakin menghilang. Setelah mencari informasi dan bertanya kepada petugas,  maka memang dipastikan tempat itu tutup seharian karena cuaca buruk. Memang hujan masih saja turun dan angin kencang sehingga mungkin membahayakan bila tetap beroperasi. Ah, kami harus menerima kenyataan kalau seharian tempat ini bakalan tutup huhu. Kami pun mencari kemungkinan untuk mencari alternatif lain, misalnya ke Glen Finnan yang bisa ditempuh dari Fort williams, tapi lagi-lagi susahnya transportasi dan waktu tunggu yang lama membuat hal tersebut tidak memungkinkan dilakukan. Akhirnya satu-satunya pilihan adalah tetap tinggal di tempat ini, kemudian menunggu bis kembali ke Fort Williams.
            Kami akhirnya ke café yang terletak di samping loket tiket dan memesan minuman hangat. Pesanan saya jarang berubah, pastinya secangkir coffee latte regular lumayan untuk menghangatkan badan. Lalu kami ngobrol-ngobrol sambil menikmati minuman hangat.


duo caffe latte
Foto bersama di cafe ehehe
            “ Aku sering lho mbak, pergi jalan-jalan cuman duduk-duduk, minum kopi, pokoknya yang penting lepas lah dari rutinitas biar tetep waras,” begitu kata mba yayuk. Mba yayuk ini jauh-jauh datang dari Newcastle untuk bereuni dengan mas basid, sesama staff pengajar Kimia Undip. Ia sengaja berkunjung ke Glasgow sebelum pulang ke Indonesia karena studi doktoralnya sudah selesai.
Pernyataan tersebut mungkin kembali mengingatkan kembali esensi jalan-jalan. Ngapain sih kita jalan-jalan? Setiap orang punya alasannya sendiri-sendiri. Dan salah satunya untuk melepaskan diri dari rutinitas, menyegarkan kembali pikiran dan melihat-lihat tanah-tanah yang belum pernah dijejaki.
           Usai ngobrol-ngobrol dan hujan sudah mereda, kami memutuskan untuk jalan-jalan di sekitar Nevis Range. Mulai dari foto-foto gila sampai memutuskan untuk mendaki. What mendaki? hihi iyah kami memutuskan untuk mendaki ke atas. Memang salju di atas sana cuma bisa merayu-rayu dari kejauhan. Semacam pesona yang tak terjamah ahaha. Maka kami mendaki pelan-pelan saja, menikmati sekeliling dan foto-foto gokil. Ah, cuma begitu saja rasanya sudah bahagia kok. Sampai ketinggian tertentu akhirnya kami kelaparan, maka kami membuka bekal. Wah benar-benar seperti camping nih. Dengan menggelar perbekalan kami, dan tentu saja bisa tertebak, selera Indonesia. Nasi dan ayam bakar, cleguk. Dengan mencuci tangan di aliran air, kemudian melahap nasi dan ayam bakar dengan tangan. Kebayang nggak sih rencana mainan salju berubah jadi camping? Hihi. Di tengan-tengah perbukitan, dengan suara angin yang gemuruh, ada sepiring nasi dan ayam bakar ahaha sejenis jalan-jalan yang aneh tapi  menyenangkan.

Mari makaaaan
             Setelah mengecek kembali papan penunjuk jadwal keberangkatan bis, ternyata untuk kembali ke Fort Williams, ternyata jadwalnya masih cukup lama.
            “Gimana kalau jalan saja ke sana? Capek nggak?,” usul Mas Basid.
Ekeke dasar semua pelancong nekad, tanpa babibu kami jalan ke arah kami tadi dihantarkan dengan taksi. Jalan sambil ngobrol, dan setiap kali nemu spot bagus trus foto-foto hadeeeh. Tapi lihatlah, bukankah tidak rugi bila menemukan spot sebagus ini? Perbukitan yang memutih di kejauhan, pohon-pohon menghijau yang sebagian tertutupi salju. Rasanya speechless menemukan pemandangan secantik ini. Narsis dong kami langsung sambil berebut berfoto.
berlatar pegunungan yang ditutupi salju
hihi horaaay narsis
Nah gara-gara kebanyakan narsis, saat melongok jarum jam, wih jadwal bis berikut dari Nevis Range segera datang nih. Akhirnya dengan satu komando kami berbalik kembali ke Nevis Range untuk bisa naik bis menuju Fort Williams. Bis yang akan kami tumpangi sudah terlihat di kejauhan, jadi kami berlari agar bisa mengejar bis tersebut. Dengan terengah-engah akhirnya kami bisa naik juga ke bis tersebut. Huaaaaah mantap juga lari-larinya.
            “weeh ternyata jauh juga ya kalau jalan” begitu komentar Mas Basid, disambuk geli tawa kami. Dasar pelancong-pelancong nekad semua. Mungkin bisa-bisa baru sampai besok kalau jalan kaki kembali ke Fort Williams.
 Setibanya di Fort Williams kami istirahat di stasiun lalu jalan-jalan di City Center-nya Fort Williams. Tidak banyak yang bisa dilihat di kota kecil ini tapi melihat-lihat tempat yang baru lumayan juga. Yang jelas tetap foto-foto gokil membuat suasana tetap cerah ceria.


berlatar danau di dekat Fort Williams


City center-Fort Williams

Ehehe jalan-jalan santai di Fort Williams

Rencana jalan-jalan boleh saja gagal, tapi acara-acara jalan-jalan tetap cerah ceria dan menyenangkan. Itulah enaknya kalau jalan-jalan dengan teman seperjalanan yang asik asik, entah bagaimanapun kondisinya, jalan-jalan tetap asik.
Jalan-jalan nggak selalu sesuai dengan kita rencanakan, bisa saja masalah transportasi, masalah cuaca seperti yang kami alami ataupun banyak kendala-kendala lain yang membuat rencana perjalanan kita tidak sesuai dengan perkiraan semula.
Kami mungkin tidak bisa memeluki salju, tapi acara jalan-jalan kami tetapkan berkesan dengan pengalaman-pengalaman baru yang tak terduga sebelumnya.
Yeaah bad stories can make a good stories. Pokoknya, tetap jalan-jalan anti mati gaya, guys. Happy Travelling.

(Catatan Perjalanan Nevis Range-8 Maret 2014)

Previous Post
Next Post

0 Comments: