Menjelang sore bus yang saya tumpangi dari Birmingham Coach Station merapat ke Buchanan Bus Station, terminal bus-nya Glasgow. Saya memilih untuk menggunakan bus daripada kereta karena harga tiketnya lebih murah dibanding kereta. Sementara saya tidak lagi memiliki Railcard, kartu langganan tahunan kereta api di UK yang dari keanggotaannya itu kita bisa memperoleh diskon 30% saat menggunakan jasa kereta api. Memang menggunakan moda transportasi bus lebih lama sih, tapi saya nggak keberatan sama sekali. Sekalian piknik juga dong dari Birmingham ke Glasgow menikmati perjalanan di sepanjang jalan.
Sejak back for good ke Indonesia di awal tahun 2016, saya kembali lagi mengunjungi Glasgow Tahun 2017, kemudian ini kunjungan kali kedua untuk menjejakkan kaki lagi di kota tercinta ini. Kota yang masih saja seperti rumah. Langit Glasgow gloomy ketika saya menggeret koper keluar dari Buchanan Bus Station. Mata saya langsung menjelajah mengamati pemandangan yang biasanya terasa familiar ketika saya masih tinggal di Glasgow. Perut saya terasa lapar, karena sejak pagi hanya makan seadanya membeli cheesecake dan sekotak anggur di tempat istirahat pemberhentian bus sepanjang perjalanan dari Birmingham ke Glasgow. Memang kalau pas lagi di UK saya puas-puasin membeli buah dan kudapan dessert yang kalau di Indonesia harganya lumayan, sedangnya kalau di UK terasa murah. Dan entah kenapa buah-buahnya fresh enak bangeeet, atau mungkin karena merasa lebih murah ya belinya haha.
Karena
perut yang terasa lapar, akhirnya saya melipir ke KFC Glasgow di City Centre. Tempat makan penuh kenangan, karena dulu kalau lagi pengen makan di luar ya paling sering KFC di city centre ini menjadi tujuannya. Selain karena salah satu tempat makan di antara sedikit tempat makan Halal di Glasgow, rasanya juga enaaaak terutama hot wings nya aduhai. Lalu saya duduk makan hotwings dan french fries sambil melihat pemandangan dari jendela. Ya ampuun, tiba di Glasgow lagi tentu rasanya menyenangkan. Rasanya seperti pulang, walaupun kali ini sendirian. Teman-teman yang dulu membersamai ketika kuliah di Glasgow juga hampir semua sudah kembali ke Indonesia. Hanya tinggal beberapa sahabat yang masih tinggal di Glasgow karena menikah dengan orang Glasgow, ataupun yang bekerja di Glasgow. Ada pula sahabat dulu kuliah master, yang kembali ke Glasgow karena menempuh studi PhD.
Rencananya sebelum sahabat saya Mbak Isnia, sampai di Glasgow, saya membooking penginapan di The Kelvin Hotel yang dekat dengan lokasi konferensi yang saya hadiri di University of Glasgow. Baru setelah Mbak Isnia datang dari Birmingham, kami akan share penginapa di daerah City Centre. Begitu sampai di Kelvin Hotel, saya dibantu oleh staff hotelnya yang ramah. Sambil membantu proses check in dia ngajar ngobrol, dan begitu antusias ketika saya bilang bahwa dulu saya kuliah di Glasgow dan kembali lagi untuk bernostalgia dan menghadiri seminar. Ramah dan helpfull, itulah kesan awal saat saya tiba di Kelvin Hotel. Letaknya sangat dekat dengan flat saya dulu di 21 Hillhead Street, jadi kawasan sekitar hotel terasa sangat familiar. Dekat pula dengan Botanic Garden yang dulu kalau bosen, tinggal di taman situ saja untuk sekedar jalan-jalan dan nongkrong-nongkrong menikmati pemandangan yang hijau hijau. Pegawai hotel yang ramah itu membantu menggotong koper super berat saya ke tinggal 3, letak kamar single room yang book. Kamarnya sederhana, awalnya rada rada berkesan gimanaaa gitu. Karena bangunannnya memang bangunan arsitektur lama, apalagi dekorasi kamarnya vintage gitu, ada lukisan jadul hahaah. Jarang jarang lho di Glasgow sama berasa serem mistis..tapi setelah agak lama, rasanya itu hilang juga, berganti kantuk yang luar biasa. Usai sholat saya merebahkan diri, sambil menikmati gerimis di luar jendela. Ah kembali lagi ke Glasgow, kota yang seringkali kusebut rumah, saya tidak sabar untuk kembali menengok University of Glasgow esok hari.
0 Komentar