Jumat, 13 Juni 2008

Indahnya Perbedaan



Gambar di atas adalah sepiring besar daging babi dengan berbagai jenis (bawah) dan sepiring daging sapi muda spesial untukku ^_^ (atas).
Daniel, sahabatku dari Swiss menyiapkan makan malam bersama untuk kami berlima. Seperti halnya makan malam ala Italia, kami memulainya dengan antipasta, makanan ringan yaitu roti dilumuri bawang putih lalu diatasnya ditaruh tomat cincang. Lalu, dikeluarkan menu kedua, pertama sepiring penuh daging babi dengan lima variasi seperti terlihat di gambar. Wah, terkagum sejenak dengan bentukannnya yang jarang kulihat, maklum..jarang banget lihat daging babi di tanah air. Dan wuii..Daniel tentu saja menyiapkan menu khusus untukku, karena aku tidak makan daging babi. Semua sahabatku dari berbagai agama tau pasti aku tidak makan daging babi dan minum alkohol, jadinya wuii..terhidanglah sepiring penuh daging sapi muda iris (manzo) spesial buatku, grazie mille, Daniel..molto gentile!!
Telah terbiasa bagiku semeja dengan makanan yang biasanya tidak pernah terhidang, tapi begitulah indahlah perbedaan di antara kami. Kadang saat bersulang (cincin-istilah italianya)maka terlihatlah warna warni diantara gelas-gelas kami, aku dengan gelas berisi jus jeruk, Manami dengan air putih, Daniel dengan wine asal montefalco, Yuta dengan Vodka, Yuzuke dengan red wine dan Tomoko dengan white wine..hmm begitu beragam, seperti halnya kami.
Menu utama malam itu adalah polpette, dibuat dari daging sapi dan ayam yang dibentuk bulat-bulat dengan saus tomat. Hmm..rasanya buonissimo alias enaaakk banget. Dibutuhkan waktu sekitar 2,5 jam untuk masak polpette itu, jadi terbayarlah kerja keras Daniel untuk menyiapkan makan malam spesial untuk kami.
Dan sambil menikmati gelato (es krim) plus strawberry cincang sebagai hidangan pencuci mulut, kami ngobrol tentang banyak hal, tempat dan budaya di jepang, kebiasaan orang Swiss, Indonesia. Walaupun tetap saja dengan bahasa Italia yang masih acak adul grammatikanya, dan kadang Daniel harus berulang kali membuka kamus Italiano-Prancisnya ataupun Yuta harus mengetik di kamus elektronik yang selalu dibawanya kemanapun saat beberapa kata yang tidak kami mengerti. Begitulah perbedaan, adalah warna yang memberikan guratan makna bagi hidup. Mengenal dan mengerti apa yang dipikirkan orang dari bangsa lain membuatku meluaskan kotak kecil dimana dulu sebegitulah jarak jangkauan pikiranku.
Perbedaan, adalah alasan kuat untuk saling mengerti.

Rabu, 11 Juni 2008

Apa yang tertinggal...


Akhir minggu kedua di bulan juni, bulan terakhirku disini, Perugia. Sebuah kota indah di atas bukit yang akan menjadi sejarah dalam hidup, bahwa pernah diatasnya aku berpijak dalam langkah panjang memperturutkan apa yang dikatakan hati. Lalu apa yang tertinggal?saat akan meninggalkannya akhir bulan ini tiba-tiba terbersit sebuah pertanyaan itu.
Aku pulang membawa hati yang dalam sebuah ruangannya telah terisi akan kisah penuh warna yang nantinya akan terus kubawa dalam langkahku melanjutkan hidup. Tapi apa yang tertinggal di Perugia?ak
ankah setelah aku pergi..Perugia adalah Perugia, sama..sebelum aku datang ataupun sesudah aku pergi?
Hmm..entahlah..
ci mancherai…(kami akan merindukanmu!kyaaa..) begitu ujar sahabat-sahabat yang hanya mengenalku dalam waktu tiga bulan. Ah..che bella parola..
Semakin mendekati hari kepulanganku, kadang ada rasa yang menyeruak dalam hatiku yang tak kumengerti. Dan beberapa rentetan peristiwa kembali mengingatkanku..
Insegnami, kecak (ajari aku kecak!)!” ia berkata seperti biasanya, tanpa ekspresi saat kami melaju menuju Gubbio. Ah, aku kaget sejenak, Kecak??hmm..ya ampun mana bisa aku kecak, ke Balipun aku belum pernah..ah, memalukan!

Terbersit rasa bersalah, begitu jauh aku melakukan perjalanan ke negri orang dan menjelajahi kota-kotanya, membuatku sadar betapa sedikit penjelahanku di negriku sendiri. Sedetik kemudian timbul sebuah rasa penasaran kenapa ia minta diajari kecak. Ternyata dia tengah belajar menari kecak untuk sebuah tugas di universitasnya, dan dia memilih kecak sebagai bahan tugasnya. Ah,Indonesia…aku bangga menjadi warga negaranya.
Che bella, collana, signorina?da Indonesia? E cosa signifi
ca?(wah, kalungnya bagus banget, buatan Indonesia? apa maknanya?. Sig.Fulvio Bifarini, dosen oral italianoku memuji kalung yang aku pake. Kya..sebuah kalung dari kayu nan eksotis yang aku beli di emperan Malioboro. Bentuknya yang eksotis dan cita rasa tradisionilnya yang kentara membuat mataku yang tengah menjelajah pernak-pernak di Malioboro terpesona dan langsung membelinya. Dan ternyata bukan hanya aku saja yang terpesona , yah..produk Indonesia memang banyak yang memikat hati bangsa lain. Banyak produk buatan Indonesia yang kutemukan di sini, temanku dari jepang, dengan gayanya yang kocak menunjukkan sepatunya yang made in Indonesia, temanku dari cina yang baru membeli topi di perugia..eit ternyata made in Indonesia!wew…
Dan begitu pula banyak komentar yang menyenangkan saat aku memakai kain syal khas Nusa tenggara timur yang dihadiahi seorang sahabat dari soe, hmm kain khas Indonesia. Sayang, sebelum berangkat aku tidak sempat membeli syal batik untuk kupakai di sini.

Tempat pensil rajutan khas kalimantan yang selalu kubawa, bukan hanya sekali dikomentarin..”che bella”hmm cantiknya..dan ada pula yang memintanya sebagai hadiah. Ah, andai saja itu bukan hadiah dari sahabatku di Martapura, akan kuberikan sebagai kenang-kenangan.
Ah, aku tahu apa yang akan masih tertinggal disini setelah aku pergi…masih akan tertinggal di benak orang-orang yang mengenalku, sebuah nama…Indonesia!!. Dan bila mendengar kata Indonesia, mereka tidak lagi hanya akan berkomentar dan mengingat
“oh negri yang banyak gempa bumi itu ya? Atau ah..yang pernah terjadi tsunami?..atau..ah..terorisme!!
Tidak, aku yakin tidak...mereka akan mengingat Indonesia sebagai negeri dengan kepulauannya yang banyak dengan budayanya yang beraneka. Indonesia, ya..nun jauh di sana. Dan aku membawa sebuah titik representasi negriku dalam sebuah bejana bernama Perugia tempat bercampurnya segala bangsa, ras, agama. Ada banyak cerita yang kubaca di blog mahasiswa yang belajar di luar negri, mereka mempunyai pengalaman bahwa banyak orang dari negara lain yang menganggap mereka penuh semangat, selalu gembira, ramah dan berwarna. Dan ya, sekarang aku mengerti mengapa mereka merasakan hal tersebut. Karakter orang Indonesia yang boleh dibilang hidup membuat orang-orang Indonesia sering mendapat anggapan tersebut.
siete sempre allegra!” (kalian terlihat selalu gembira) kata sahabatku saat kami harus menunggu kereta berikutnya selama 2 jam di stasiun terontola jam 11 malam. Kya..memangnya harus bagaimana?ya namanya hidup memang harus berbenturan dengan hal-hal yang tak terduga, itulah menarik dan uniknya hidup dan dari peristiwa-peristiwa itulah kita bisa belajar banyak.

Entahlah, dalam setiap perjalanan, ada saja pengalaman yang mengesankan. Ngobrol dengan wanita peru yang bekerja di Milan saat kami tengah sama-sama menanti metropolitana. Berbasa basi lumayan lama dengan seorang remaja dari New york yang tengah berkelana seorang diri menghabiskan masa liburannya di Itali saat kami bertemu di youth hostell, Milan. Dan juga hadiah Tuhan lewat tangan dua orang ibu yang memberikan kami tiket vaporettinya pada kami saat di Venezia.
Kebiasaan kami untuk bertegur sapa membawa kami dalam pertukaran budaya yang menyenangkan, walaupun sejenak. Dan kami selalu bangga, saat menyebutkan..kami dari Indonesia.
Ah..ada nada penuh sentimentil yang telah terasa saat akan beranjak pergi. Entah kapan lagi bisa merasakan dunia yang sama sekali lain dari dunia yang selama ini mengelilingiku. Ayo buatlah janji kapan kita akan bertemu di jepang tahun depan!! Desak sabahat-sahabat jepangku. Dengan semangat mereka menjelaskan letak kota-kota serta hal-hal yang menarik di sana, atau aki,seorang sahabat dengan begitu baiknya memberikanku saran universitas mana yang bagus untukku melanjutkan studiku, karena ayahnya adalah juga seorang dosen biologi di jepang. Lain lagi Yuta, yang menghadiahiku sebuah CD yang penuh dengan lagu-lagu jepang..kyaa..baiknya. Dan Yuzuke..yang membawakanku sebuah kisah yang ingin kusimpan tanpa ingin mengubahnya, dan memang begitulah seharusnya..kyaaa…
Ah..entahlah, entah impian selanjutnya akan membawaku kemana
.

Selasa, 10 Juni 2008

Benvenutto, EURO!!

Benvenutto, EURO!! kyaa..akhirnya gelaran prestisius EURO datang juga. Walaupun rada kurang greget tanpa tim jagoanku the three lions Inggris yang naas tak bisa masuk dalam kompetisi ini. Tapi EURO tetaplah kumpulan 16 tim terbaik eropa yang pastinya bakal menjanjikan pertandingan yang enak ditonton. Ada atmosfer lain yang kurasakan, biasanya harus nonton malem2 dan begadang pagi untuk menyaksikan pertandingan di layar TV saat di Indonesia trus kebayanglah kadang terkantuk besok harinya.
Tapi sekarang karena EURO digelar di negara tetangga sebelah, jadi sekarang aku bisa menyaksikannya dengan nyaman. Pertandingan pertama digelar jam 18.00 sore dan pertandingan kedua tayang jam 20.45. Siap-siap menyaksikan perhelatan besar di dua negara austria-svitzerland, semoga menyuguhkan kompetisi yang menarik..dan biar pemain-pemain bola kita banyak belajar, dan Indonesia, bukan hanya ahli berkomentar...
hmm...Indonesia dengan penduduknya yang 238.452.952 banyaknya (aneh, disini banyak banget yg nanya, Indonesia penduduknya berapa?)masa nggak bisa menghasilkan sebuah tim nasional sepakbola yang lumayan sih???
Yup, Benvenutto EURO..semoga Indonesia bisa belajar banyak dari perhelatan besar ini. Dan bagi para penggila bola, hmm...buon divertimento!!

Jumat, 06 Juni 2008

Perugia, Sore itu...

Perugia, Sore itu...
Bau tanah basah Perugia ditinggalkan hujan sore ini
Mengais sebuah kisah manis yang akan tersimpan di setiap portanya
Hatiku menyisakan sebuah ruangan yang kuiisi dengan setumpuk cerita
Perugia dengan Pinturrichionya
Dengan pantai scallete yang pernah kudihinakan dalam agama
Fontana Maggiore dengan keanggunannya memusatkan kota
Duomo dengan hati seorang pastur yang tengah resah menentukan langkah
Gallenga yang telah tertambatkan sebuah prasasti eksistensiku disana
Ada banyak senyum sahabat yang kusimpan disini
Menyisakan tanya pada rintis hujan
Akahkah dalam waktu yang diberi kesempatan meneruskan detiknya
Masih ada sebuah tali yang menjembatani hati diantara kami

Rabu, 04 Juni 2008

Indonesiaku

" ini negriku!!, nah...disini daerah tempatku tinggal" kataku sambil menunjuk sebuah titik di bagian selatan pulau jawa pada peta dunia yang terpampang di kelas. Mereka mengamati dengan seksama, mungkin baru pertama kali melihat dengan teliti negara yang bernama Indonesia.

" ahhh..e molto grande paese (ah...sebuah negri yang sangat besar)" begitu komentar teman sekelasku.

" si..si..si..ci sono anche molte isole (ya..disana juga banyak banget pulau-pulau kecil)" jelasku. Ah, tapi jujur saja, komentar mereka membuatku sadar kalo indoensia adalah sebuah negri yang besar. benar-benar besar..lihatlah peta dunia!!! dan lihatlah negara bernama indonesia yang terlihat sangat unik dengan kepulauannya. Dan menyita banyak bagian bumi untuk ditinggali oleh penduduknya yang kini kudengar terus saja mengeluh dengan kenaikan harga bensin dan harga barang lainnya.
Besar dalam artian ukuran, ya!...temanku dari taiwan menunjuk negaranya di peta yang hanya sebuah pulau kecil, mungkin sebesar yogyakarta. Dan begitu juga temanku yang lain dari jepang, korea, swiss dan jerman yang hari itu mengikuti kelas oral italiano bersamaku, menunjukkan letak negaranya, lebih kecil dari Indonesia.
Ahh, tapi mengapa negeri besar dengan alamnya yang melimpah dan iklim tropisnya yang seharusnya mendukung produksi hasil buminya tapi kini dibelit masalah perekonomian yang tak berpenghujung?

Kadang terpikir apa yang membuat Indonesia masih kocar kacir?dengan penduduknya yang tiap hari masih disibukkan dengan urusan mengisi perut, mengindikasikan masih payahnya perkonomian Indonesia yang dikaruniai bumi yang gemah ripah loh jinawi.
Ironis! Memang..
Inilah buah kesalahan panjang jejak-jejak para pendahulu kita yang harus kita tanggung. Generasi yang diwarisi utang luar negri yang bertumpuk, dengan hutan tropis suburnya yang tinggal kenangan hanya menyisakan tanah-tanah tandus dan gundul, nyaris habis terkikis keserakahan tangan-tangan manusia yang sibuk memperkaya diri. Dan entah siapa pula yang telah juga mewariskan mentalitas korupsi, kolusi dan nepotisme yang telah mendarah daging dalam sistem pemerintahan kita.
Ah..dan kita sepertinya bingung harus memulai langkah perbaikan dari mana, reformasi pada tahun 1999 yang tadinya diharapkan sebagai pangkal tolak sebuah kelahiran rezim baru yang akan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, nyatanya..reformasi berjalan tanpa arah, bahkan banyak yang menyebutnya sebagai reformasi keblablasan.
Lalu, pernahkan membayangkan bagaimana wajah Indonesia kita 50 atau 100 tahun yang akan datang?
Setelah merayakan 100 tahun kebangkitan nasional, namun negri ini masih saja dibelit urusan bagiamana menyuapi warganya yang masih banyak tinggal di bawah garis kemiskinan.
Akankah kita akan sampai pada satu titik dimana negri ini bisa dibilang sejahtera, dengan stabilitas kondisi sosial politiknya. Ah..dan bolehkah warga negri ini bermimpi suatu saat Indonesia menjadi bangsa yang besar, bukan hanya dalam ukuran tapi juga dipandang sebagai bangsa yang bisa dibanggakan.
Dan 50 tahun atau100 tahun yang akan datang tetaplah dimulai dengan saat ini. Sumbangsih sekecil apapun dari seorang penduduknya adalah kontribusi besar kita pada negara. Semoga, generasi muda mempunyai mimpi untuk melakukan hal-hal luar biasa bagi diri dan negri kita, Indonesia.
Dari sebuah titik di seberang sini, terbersit sebuah keinginan besar untuk memberikan sesuatu bagi negeriku tercinta, Indonesiaku!!huks..huks..nasionalis banget…terharu..jadi kangen Indonesia.

Selasa, 03 Juni 2008

Percakapan itu...

Percakapan itu...
Sore itu aku mendengar lamat-lamat percakapan..
" I'm give up with you!" sebuah suara kudengar penuh dengan keputus asaan.
" why?" sebuah suara dengan nada yang lebih rendah terdengar di telingaku.
" Kamu bilang akan berusaha dengan baik untuk membuang benteng-benteng itu, tapi nyatanya apa?setelah perjalanan panjang yg kau tempuh..apa?niente!!"dengan nada tinggi, suara pertama yang kudengar sepertinya sedang kesal.
"hmm..semuanya tidak semudah yang kau kira, aku tidak bisa bilang mulai saat ini harus terlepas darinya, dan berkata that's real life..aku tau pasti aku berpikir rasional tentang hal yang irrasional. Tapi, it's a process..it's takes time...and is 'not that easy!"suara kedua terdengar lamat-lamat semakin merendah.
"Senti, kamu tidak akan pernah bisa membuka duniamu selama kau masih tergantung dengan orang-orang itu. Wake up!!see the real life..tidak akan ada yang bisa masuk dalam hatimu, selama hatimu masih dipenuhi dengan orang-orang itu!
"Hatiku luas...dan orang-orang itu punya ruangan tersendiri. Tidak masalah menurutku"suara kedua masih membela diri.
"Ahhh, kau masih saja begitu...lakukan apa yang kau suka!"suara pertama sepertinya putus asa dengan pembelaan suara kedua yang masih saja tidak mendengar apa katanya.
"i know you're right..but let me in this way, TILL I CAN MAKE IT ON MY OWN!" terdengar suara kedua dengan suara yang dalam, ringan dan penuh dengan keyakinan.
Setelah itu, aku tidak lagi mendengar percakapan mereka, Ah..tapi tiba-tiba aku merasa..sepertinya aku sering mendengar suara-suara itu..
setiap hari..

Senin, 02 Juni 2008

Nothin'

Nothin'
Kepalaku kosong...

Apalagi hatiku... Awal bulan juni, belum juga kutemukan energi-energi baru yang menggugah semangatku untuk menaklukan lagi mimpi-mimpi. Aku tidak ingin hidupku selanjutnya adalah sebuah antiklimaks, harus menemukan sesuatu yang membangkitkan kembali energi untuk berjuang lagi.