Sabtu, 07 Januari 2012

Mimpi Mewujud di Edinburgh-Catatan Awal Tahun


Mentari Pertama di Hari Pertama Tahun ini

Kota itu selalu kusebut, bila ditanya, “ingin melanjutkan kuliah dimana?” atau dulu pas pelatihan PDEC di Malang, bila disuruh writing tentang rencana studi lanjut, Edinburgh-pun kutulis dengan mantap, lalu saat koreksian writing dikembalikan, ada note kecil dari Ibu dosen-ku itu, tertulis : It’s so beautifull!! Ehehe  aku tersenyum saat membacainya. Yuhuu I know that, that’s why I choose that place, Mam..
Lalu segala upaya selanjutnya adalah cerita tentang menuju ke titik itu, Edinburgh-ku. Sebenarnya alasanku memilihnya simpel saja,. Satu, walau cinta dengan Italia tapi rasanya ingin memperluas wilayah “jajahan” dan sepertinya di Itali tidak ada universitas yang masuk ke Top 100 Universitas di dunia, rasanya kok pengen merasakan studi di tempat yang memang bagus secara kualitas sesuai dengan bidang keilmuanku.  So, Dua—jadilah menetapkan bahwa UK adalah tujuan utama, lalu Jerman menjadi tujuan kedua. Tiga, pilihan universitasnya setelah melirak lirik, pandang memandang, taksir menaksir, pilihanku cuma dua (saya memang bukan tipe mata keranjang ahaha), London Scholl of Public Health and Tropical Medicine, dan University of Edinburgh. Lalu, booklet yang jauh-jauh dikirim dari Inggris Raya dan diantar oleh Mas Amir Mahmud, staff administrasi kampusku ke meja kantorku seingatku cuma dua kali, yap, dari dua universitas itu, tak lain lagi. Lalu kujatuhkan hatiku pada Edinburgh, karena indahnya tempat itu seperti negeri dongeng, dibandingkan dengan London yang metropolis dan aku sadar diri cah ndeso sepertiku auranya tidak cocok dengan London. Dan pada akhirnya, setelah jatuh bangun, sampai mewek segala, Edinburgh-pun di depan mata, tapi lihat..peta berbelok arah tak terduga, ada hal yang tak bisa kau ubah, dan Tuhan menjatuhkan takdir, bahwa Glasgow ternyata adalah persinggahan hidup selanjutnya untukku.
Bedol Desa-Glasgow-
Memang, mungkin seperti ada tempat-tempat yang memang ideal untuk dirindukan, seperti halnya jogya. Haiisssh jogya lagi (pada saat tulisan ini ditulis sedang ada pelangi yang melengkung di dekat Merapi—update status FB Jogyaku)—ahaha *kata yang baca : apa peduliku ;p. Maka, menjelang tahun baru, hatiku meloncat-loncat ingin terbang saat mendengar kalau anak-anak Glasgow akan bedol desa (Glasgow=desa??) ke Edinburgh, kota sebelah. Tiket bus-pun sudah kupesan, murah saja untuk tiket return sebesar 5.43 pounds (sekitar 70rebuan bolak balik), menggunakan jasa Citylink setelah mendaftar dengan account student, karena ada diskon 20% bila menggunakan student account. Mahasiswa Indonesia yang tinggal di luar negeri, rata-rata penyuka kata diskon, dan akupun salah satunya, jadi tentu saja menggunakan strategi itu hihi. Jadilah sabtu tanggal 31 Desember jam 3 sore kami berkumpul di Buchanan Station untuk berangkat ke Edinburgh. Rombongan kami sejumlah 11 orang, termasuk 2 teman dari London, dan seorang lagi teman sekelasnya Nares. Dan setelah sekitar 1,5 jam perjalanan, yeiiii akhirnya kaki menjejak di Edinburgh yipieeee....Kota tua itu sudah menggelap saat kami sampai, maka maka beriringan berjalan kaki menuju flat Detia  (mahasiswa undergraduate yang kuliah di University of Edinburgh), dan numpang anget di dapur flatnya (ehehe daripada nunggu di luar dengan suhu yang mendingin). Maka dapur flat akomodasi kampus itu diserbu oleh kami-kami. Nares, puput, dkk langsung menggelar permainan kartunya, sementara yang lain beraneka rupa polahnya, ada yang mengunyah pizza buatan Detia, ada yang duduk, ada yang numpang skype-an, shalat isya,  dan berbagai macam polah lainnya. Sekitar jam 8 kami berangkat, yang sejujurnya nggak tau berangkat kemana...ahaha. Kami semua nggak ada yang beli tiket acara tahun baruan, alasannya cuma satu, mahaaaaal. Untuk masuk satu spot acara kudu bayar 15 pounds, glek. Makanya kami berniat bersenang-senang ala kami saja di Edinburgh. Akhirnya kami berjalan menuju JK Rowling Cafe (The Elephant House), dimana dulu ceritanya JK Rowling sering nulis kisah Harry Potter di cafe ini. Begitulah unsur publisitas dan promosi yang yahud, dengan cerita seperti itu dipastikan caffe ini selalu rame. Di depan cafe itu ada tulisan “The Birthplace of Harry Potter”.
Di depan JK Rowling Cafe
Suasana caffe yang dibangun tahun 1995 ini begitu nyaman dan menyenangkan untuk nongkrong, duduk-duduk sambil ngobrol. Dekorasi caffe ini didominasi dengan gambar, miniatur dan pernak pernik gajah. Selain itu, pastilah foto-foto JK Rowling dan berbagai artikel koran yang memuat tentang The Elephant House. Ternyata saat sampai di sana, beberapa mahasiswa Indonesia dari Newcastle sudah sampai, jadilah 3 meja di caffe tersebut diserbu mahasiswa Indonesia. Di jalan, kami juga bertemu dengan rombongan dari Leeds, dan salah satunya teman yang kukenal dari FB, salah satu diktiers (Diktiers = sebutan penerima beasiswa Dikti), Pak Irfan Rifai. Dunia memang sempit, ehehe lalu kutitip salam Buat Mba Dini (rekan dosen Unsoed) dan Mba Issa (Uni.Trunojoyo) yang studi di Leeds. Trus juga pas jalan tadi tiba-tiba namaku disebut, kutengok, ealaah ternyata Mas Irsyad dari Dundee yang ketemu pas di Dubai bersama istrinya. Entah dunia yang makin menyempit atau aku memang terkenal...ahaha..lupakan komentar barusan.
Aku, Dini, Dias. Lili dan Koko duduk dalam meja yang sama, sedangkan 2 meja lain ditongkrongin rekan lainnya. Kami hanya memesan minum (kan selalu pake jurus irit). Kupesan caffelatte large (ssst diem-diem..bakal ada yang rewel kalo aku minum kopi banyak-banyak)—ehehe no worries, akan kubilang, kan pake susu juga, jadinya sehat hihi. Sambil menikmati pesanan, kami ngobrol nggak jelas dari gudeg deket keraton jogya, pecak lele deket tamansari (dan dirikupun rindu jogya seketika) sampai soal resolusi.
            “ Ayoh bergiliran sebutin resolusi tahun ini, kita-kita jadi saksi” kata Dini. Hiyaa perayaan tahun baru memang identik dengan resolusi. Maka bergiliran masing-masing menyebutkan resolusi, diamini dan disaksikan masing-masing kami. Dan anehnya, saat kusebutkan resolusi pertama, si koko kaget,
            “ Apa?” ahahaha...fiuuuh apa anehnya???
Resolusi berikutnya, dengan mantap kuucapkan di tempat JK Rowling membuat buku legendaries Harry Potter, jadi semoga ketularan ehehe.

Bersama mereka di The Elephant House

Caffe ini memang istimewa, dari kursi duduknya bisa melihat betapa gigantis dan menakjubkannya kastil Edinburgh dari tempat ini. Pantas saja JK Rowling betah nongkrong, ngopi dan nulis di sini. Setelah sekitar jam 10an kami meninggalkan tempat dan menuju ke spot tempat perayaan tahun baruan, dan tetap nekad enggak beli tiket, jadi kami menuju jalan di samping spot perayaan, persis di depan kastil Edinburgh. Dan jadilah kami “bertahan” dalam dingin dan hembusan angin dahsyat yang membuat brrrr...lalu demi menghabiskan waktu dan memerangi dingin, kami nyanyi-nyanyi nggak jelas di depan si penjaga-penjaga depan kastil. Jadi terdengarlah nyanyian dengan bahasa aneh seperti ini :
Semua kata rindumu semakin membuatku tak berdaya
  Menahan rasa ingin jumpa
  Percayalah padaku aku pun rindu kamu
  'Ku akan pulang melepas semua kerinduan yang terpendam

Lagu “Kangen” rasanya pas untuk dinyanyikan vokal group dadakan dari Glasgow, lalu mengalirlah playlist bermacam-macam lagu, sampai lagu “anak muda” yang aku nggak ngerti. Maklum, mereka-mereka berbeda generasi denganku, ehehe tapi tetep tidak terlihat seperti tante jalan bareng dengan para keponakan hihi. Menjelang pukul 12 malam, saat pergantian tahun, orang-orang makin ramai sesak (yang artinya banyak juga yang tidak rela menghabiskan 15 pounds demi masuk acara) di depan kastil. Dan tibalah saatnya, kembang api itu melesatkan pijarnya. Menari-nari mendenyutkan rasa tersendiri di hati. Di sini, di bawah pijaran bunga api yang begitu indah dan menakjubkan, dengan kaki menjejak di tanah mimpi-mimpi, rasanya sungguh ajaib. Malam tahun baru tahun lalu nama kota ini kusebut, dan malam tahun baru tahun ini aku telah sampai. Terimakasih Gusti, kasihMu padaku selalu berlebih. Percayai impianmu, kawan..karena hidup selalu menyisakan kemungkinan.
Pesta kembang api berlangsung sekitar 10-15 menit, lalu kami saling mengucapkan—Happy New Year...yeaaah selamat baru semuanyaaaa. Kurayakan dengan teman-teman baruku, dengan orang-orang tak dikenal dengan tak lupa mengingat dan mendoakan orang-orang tercinta jauh di tanah air sana. (video kembang apinya bisa dilihat di wall FB :  http://www.facebook.com/photo.php?v=10150467628615662)
Kami berjalan meninggalkan spot perayaan, dengan di tengah jalan melihat berbagai pemandangan “yang tidak biasa”. Ada yang minum-minum alkohol, ada yang ber****an level Z ehehe, macam-macam cara mereka merayakan pergantian tahun. Kami berdiri di depan bar, sambil berembug mau kemana selanjutnya. Orang-orang lewat saling mengucapkan Happy New Year dan yang parah (kebiasaan orang sini) yakni cupika cupiki, jadiii..kalo masih ibu-ibu dan perempuan yang mencupika cupiki pipiku masih oke-oke, tapi bila sudah ada rombongan pemuda-pemuda nggak jelas, sruuuut kubalikkan badan pura-pura nggak lihat, demi menyelamatkan pipi ehehe. Akhirnya kami terbagi menjadi 2 group. Satu group pergi ke Club, satu grup balik ke flatnya Detia. Dan dengan berjalan kaki bersama 3 rekan lainnya, aku menembus hujan dan angin untuk kembali ke flat Detia dan numpang di common roomnya. Lumayan mengistirahatkan badan dengan tidur di sofa common room, tapi kemudian menjelang jam 4 anak-anak lain datang. Dan blaik, si saptam flat “mengusir” kami karena tahu kami tidur di common room. Haisssh common room itu ternyata nggak dibolehin buat tidur, andai kami berpesta atau ngapain kek,boleh...hoooh baiklah. Tapi si satpamku cukup baik hati kok,
            “ Kalian harus meninggalkan common room sebelum jam 5 ya, sebelum bosku dateng” katanya.. (awas ada komen lagi : wooh keren, satpamnya bisa bahasa Indonesia ya?? Ahaha lempar buku dari sini **lempar senyum deh..;p
Maka dengan ngantuk-ngantuk dan lelah, plus dingin, kami berpindah dari common room ke dapurnya flat-nya Detia, yang habis dibuat pesta. Hadeeeh lantainya lengket karena alkohol, botol-botol pecah dimana-mana, pokoknya berantakan abis. Jadi inget pesta beginian di flat-ku dulu di Itali, fiuuuh males banget kalo sudah begitu. Akhirnya kami ber11, numpang tidur dalam keadaan duduk di situ. Diselingi intermezzo, temannya Detia yang berseliweran dengan baju superminimalis karena habis berpesta...
            “ Nares, tuh dibenerin yang hampir tumpah-tumpah” komen temen-temen, begitu deh di sini, bebas berkomentar padahal orang yang dikomentarin ada disitu. Hummm yah begitulah kawan, adat, prinsip, nilai dan budaya yang berbeda, asal jangan kehilangan integritas diri saja.
Dengan badan lelah, tapi senang hati, paginya kami bergegas ke bus station Edinburgh, kembali ke Glasgow. Melihat mentari pertama tahun ini, di kota ini, rasanya magic, seperti lagu yang terdengar di telingaku lewat earphone saat melangkah kaki ke arah bus station...yang pernah seseorang berkata : this song for you..aiissssh...kudengarkan lagu ajaib itu di kota ini, hidup memang penuh keajaiban. Selamat tahun baru yang penuh keajaiban kawan!!




Previous Post
Next Post

12 komentar:

  1. jadi, apa resolusinya itu mba? btw, saya juga nulis perjalanan ke edinburgh di blog.. :)

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. ehehe resolusinya personal sepertinya tidak laik untuk dibagi di tulisan ini :)
    *iyaaap sudah berkunjung ke blognya, ahaha seru juga hipotesis dan penelitiannya di Edinburgh..nice writing :)

    BalasHapus
  4. yaah, pembaca kecewa..
    thanks thanks, nice blog juga, dan produktif.. :D

    BalasHapus
  5. ahahaha...;p
    *Thanks juga...produktif karena sebagai media katarsis selama studi dan hidup di negeri antah berantah ini :)

    BalasHapus
  6. Tertarik melanjutkan studi ke Edinburgh University juga nih saya. Disana jurusan favoritnya apa ya? Beasiswanya?
    btw, nice story.

    BalasHapus
  7. hai..hai, kayaknya lengkap bisa cek di web-nya UNi Edin ya di www.ed.ac.id lengkap kok ehehe ;p
    *untuk beasiswa tgt status sekr, jalur umum banyak tuh..bisa beasiswa unggulan, kalo abdi negara bisa pake Dikti, ato incer beasiswa lain kayak erasmus mundus atau welcome trust
    Good Luck ya :)

    BalasHapus
  8. Aku mau lanjut ke sana tapi aku masih blm yakin gimana cara nya sampe sana dan segala macem persyaratan masuknya

    BalasHapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  10. hai Nabila lintang, saya sudah jawab ya pertanyaannya via emailnya. Good Luck :)

    BalasHapus
  11. Omg thanks for sharing your story.! Thats a good story:)) berasa ada harapan lagi pengen kuliah di glasgow..walau skrg aku masih kelas 2 SMA tapi udh kepikiran aja pengen kuliah disana.. Aku udh mulai searching sana sini utk info beasiswa ke Glasgow dan semakin aku searching gatau knp aku jadi kurang percaya diri utk kesana..tapi pas aku baca cerita kakak it made my dayy:D So if u dont mind can you please share your journey how could you get to Glasgow specifically?? Thank you:))

    BalasHapus
  12. keren mbak. Saya juga dari SMP nih bermimpi kul ke luar. Tapi pengennya ke Cambridge. :D...But I think, its so difficult. Terkadang saya pede dengan mimpi saya, terkadang saya down sendiri. Saya sudah coba mengirim email ke admission-nya ke Cambridge untuk MPhil., tapi sayangnya opennya September untuk musim Lent 2017 dan Easter 2017 masih lama. Jadi saya berencana mimpinya ta mundurkan, haha...Ph.D kali kesana insya Allah, jadi sekarang saya coba-coba daftar ke univ. lain missal Edinburg. Pengen nyari beasiswa tapi apa yah mbak yang bagus. ANyway, thanks for sharing-nya mbak. Mbak Mars cerita jadi saya bias bayangkan tahun baru pasti asyik disana. Good luck mbak and salam kenal :D

    BalasHapus