Selasa, 13 Mei 2014

Tulisan Saya di Mata Mereka (1)


Terkadang asik juga berkelana maya, kemudian menemukan tulisan  mengenai karya saya. Walaupun ada pula yang lumayan bikin nyesek, karena menemukan beberapa tulisan saya di copas seenak hati tanpa menyebutkan sumbernya.
Namun ada pula yang memberikan apresiasi. Tulisan di bawah ini sudah tulisan lama namun baru saya temukan hasil iseng-iseng. Dia mengapresiasi tulisan blog saya di awal-awal kelahiran blog ini, tentang petualangan saya di Italia. Saya masukkan di sini, sekedar sebagai penyemangat diri.
Saya juga membaca kalimat Ibu Suri-Penulis favorit saya Dee Lestari :
“ Penulis yang masih mengandalkan ide atau inspirasi itu penulis semi profesional, kalau penulis profesional cukup dengan komitmen dan deadline”

Eaaa jleb jleb..Mari terus berkarya, diriku.

Setiap orang tau pasti apa mimpi-mimpinya, hanya saja ada yang membiarkannya hanya menjadi imaji yang membayangi dan menjalani hidup dalam khayalan semu yang menyenangkan tanpa mempunyai keberanian untuk mewujudkannya, tapi ada juga yang berbekal keyakinan bahwa segala ketidakmungkinan mewujudkan mimpi adalah sebuah dusta besar, ia memilih untuk berjalan setapak demi setapak, berpeluh dalam pahit, getir, manis dan permbelajaran di setiap tapak yang dijalaninya.Dan ia percaya penuh langkah-langkahnya menuju sebuah titik..seperti piramidanya Santiago dalam the alkemis.
Bermimpilah, dan kau harus mempunyai keyakinan dan keberanian untuk mewujudkannya..Dan niscaya seluruh jagat raya akan membantumu untuk mewujudkannya.


Dikutip dari sumber yang sama dengan kutipan di postingan lalu. Gw baru aja baca semua postingan mengenai petualangan singkat sang penulis di negeri pizza. Hasilnya, bulu kuduk berdiri dan air mata sempat menetes. Loh kok bisa? Iya, aneh memang gw sendiri ga tau kenapa. Mungkin karena gaya penulisannya yang bikin gw seakan terbawa mengikuti petualangannya, atau karena cerita2nya yang bisa dibilang ‘menyentil’ hati gw yang paling dalam. Tiba2 gw juga jadi mellow pas dia menceritakan petulangan-nya di Florence, ketika dia berdiri di atas jembatan Ponte Vecchio dan sempat menitikkan air mata. Tempat yang selama ini dia impi2kan, akhirnya dia bisa menjejakkan kaki disana. Nyata. Bukan apa2, gw bener2 kebayang aja kalo misalnya gw juga berada dalam posisinya. Mungkin gw juga akan melakukan hal yang sama. Buat gw tempat itu mungkin bukan Ponte Vecchio, walau gw ga menolak kalo ada yang mau ngajakin kesana hehehe.
Sebetulnya isi paragraf pertama di atas sedikit mirip dengan postingan yang beberapa hari lalu gw baca di salah satu blog tempat gw kesasar. Semua orang pasti punya mimpi, tapi ada yang membiarkannya hanya menjadi mimpi dan ada yang mengubahnya menjadi kenyataan. Atau seperti yang dikatakan Douglas Everett, “There are some people who live in a dream world, and there are some who face reality ; and then there are those who turn one into the other.”
Gw tentunya mau masuk kedalam kategori ketiga. Walaupun saat ini gw cuma bisa ngoceh di blog tentang mimpi2 gw itu (menyedihkan memang tapi ya mau bagaimana lagi), gw cukup yakin gw bisa mengubahnya menjadi kenyataan suatu saat. Kalau gw ga bermimpi, gw ga akan punya motivasi untuk menjalani hari. Dan satu langkah kecil untuk memulai semua itu adalah mencoba. Sekali waktu gw menyesal karena tidak mencoba akan suatu hal, alhasil gw (masih) penasaran. Bertanya-tanya dalam hati “Bagaimana seandainya waktu itu gw nyoba? mungkin….”, jadi mulai sekarang kalau gw liat ada kesempatan yang bisa membuat gw mewujudkan semua itu, tanpa ragu2 gw akan nyoba. Entah apapun hasilnya nanti.
“If you lose the moment, you might lose a lot. So why not? why not?

You’ll never get to heaven or even to LA if you don’t believe there’s a way”
- Hilary Duff ~ Why Not

Tulisan di atas diambil dari blog ini
Previous Post
Next Post

2 komentar:

  1. makjelb banget itu kalimat Dee Lestari. Ijin share kalimatnya doang ya mbak, xixixiiiii

    BalasHapus
  2. eheheh iya mbaaak...silahkaan

    BalasHapus