Selasa, 11 November 2008

Gaya Nulisku Berubah?

Mungkin yang sudi meluangkan waktu untuk berkunjung ke blogku, pastilah telah sedikit mengenal gaya tulisanku sekarang. Bagaimana? ehehe..akupun tidak tau tulisanku berstyle aapan. Roomateku dulu di perugia bilang " aku pengen nulis..tapi nulisnya harus bagaimana?". Entahlah bagaimana seseorang menemukan stylenya sendiri. Yang jelas kini saat aku menulis, ya begitulah cara aku bertutur, tidak ingin menyontek ciri khas penulis-penulis yang sudah terkenal. Walaupun mungkin saja secara tak sengaja, ada saja yang terbawa dalam gaya tulisanku. Tapi eits..akhir-akhir ini banyak yang berkomentar tentang gaya tulisanku kini. Yup, tentu saja sahabat-sahabat ini yang memang dari dulu tau style tulisanku hingga bisa mengamati perubahannya. Seorang sahabat yang dulu seorganisasi di BIOMA, sebuah organisasi pers kampus berkomentar akan tulisanku kini.
" beda dengan yang dulu wi, dulu tulisanmu banjir dengan kiasan, metafor, lebih terselubung. Kok sekarang tulisanmu lugas" jelasnya di kamar kosku saat dia menginap semalam.
Mungkin benar apa yang dikatakannya, akupun merasa sekarang ini tulisanku cenderung lebih lugas, jelas, nggak banjir lagi dengan kiasan dan metafor yang kadang membuat tulisanku jadi berat. Yang jelas aku merasa kehilangan "romantisme, rayuan gombal dan kata-kata melangit yang dulu membanjiri tulisan-tulisanku hingga kadang lebih cenderung terlihat norak daripada romantis"ehehe..benar, entahlah..aku dulu begitu sibuk dengan diksi cantik pada barisnya, tapi kosong pada esensi. Sepertinya kata-kata metafor yang melangit itu menutupi apa esensi sebenarnya dari tulisanku itu (eleeh emangnya sekarang sarat esensi????)
Walaupun bari-baru ini aku menang sayembara surat cinta yang diselenggarakan gagasmedia dan sebentar lagi akan dibukukan, tapi jujur saja..aku menganggap 2 karyaku yang menang itu tidak seromantis biasanya surat cinta. Atau mungkin, aku telah mengejawantahkan romantisme dalam sisi yang berbeda. ..cieh..cieh. Tidak lagi melulu kata-kata dengan diksi yang diatur rapi jali, tapi lebih menekannya pada kesederhanaan penuturan?hingga para juripun terhanyut pada haru biru kisahku ehehe..
Halah entahlah, aku juga bingung..
Pun saat mantan Pimredku yang kini asyikberkecimpung di dunia penulisan berkomentar "yu, gaya bertuturmu sudah khas, enak dibaca bla..blaa...." komentar beliau ini plus pujian yang entah memang benar adanya atau sekedar untuk membuatku senang hehehe..tentu saja membuatku terus bersemangat untuk menulis.
Style menulis, apa yang ditulis, dari sisi mana si penulis melihat suatu hal yang ditulisnya, berkembang dan berubah mengikuti jiwa penulis yang terus bertumbuh, itu menurutku. Tapi tentu saja rumus praktis menulis dengan "yang penting nulis..nulis..dan terus nulis!!!" memang benar adanya, semakin sering menulis, otak dengan pena, ataupun dengan tuts keyboard nampaknya semakin bersinergi dan menghasilkan tulisan yang paling tidak menyenangkan dan memuaskan diri sendiri saat membacanya.
Thanks..buat yang telah memberi apresiasi pada tulisanku ^_^.

Previous Post
Next Post

2 komentar:

  1. he ra mung aku yg ngomong y. emang siki lebih lugas maknane. bener enak dibaca.

    BalasHapus
  2. hohoho Iin ya ini, pake accountnya d-sul
    ..yuup..thanks, yah lumayanlah kalo dah enak dibaca..besok-besok pengen tulisanku mencerahkan orang lain eheheee..bukan mencerahkan muka loh ya!!kan mukanya orang indo yang coklat mateng bikin tambah eksotis:)

    BalasHapus