Rabu, 31 Desember 2008

2008 Was a Fantastic Year


“ Hidup dan nasib, bisa nampak berantakan, misterius, fantastis dan sporadis.
Namun setiap elemennya adalah subsistem keteraturan dari sebuah desain holistik yang sempurna.
Menerima kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tak ada hal sekecil apapun terjadi karena kebetulan. Ini fakta penciptaan yang tak terbantahkan”

-Andrea Hirata, diinterpresikan dari pemikiran agung Harun Yahya-

Sesuai dengan temaku tahun ini –“The God’s Surprise”- ternyata memang tahun 2008 berjalan pas benar dengan tema tersebut. Yup.kejutan-kejutan Tuhan…benar-benar tahun yang penuh dengan kejutan. Ia dengan sangat kreatifnya membolak-balikkan duniaku. Dari awal tahun yang begitu kelabu, merampas mimpiku yang tinggal selangkah..eh, dikasihnya berkat yang begitu luar biasa pada awal bulan berikutnya ckckkk.

Speecless bener untuk mengungkapkan betapa roller coasternya hidupku tahun ini, tapi ternyata jungkir baliknya hidup itu menyenangkan!! I mean..hmm..berwarna! colourfull! Amazing!nggak banal..nggak biasa..nggak monoton.

Dan aku ingin hidup yang seperti itu!!aku memilih yang seperti itu.

Tahun ini memang begitu istimewa bagiku, setelah bertahun-tahun impian besarku berkarat dan berlumut..akhirnya!!! FinalmenteMy dreams comes true..weeehh..yuup Hidup di atas mimpi-mimpi yang selama ini diangankan ternyata rasanya begitu luar biasa. Serasa tak menjejak bumi, serasa dunia itu takluk di kakimu..ehehe..(lebay). Yah ternyata tidak ada perjuangan yang sia-sia. Tuhan tidak pernah lepas menyimpan seberapa besar usaha dan perjuangan kita hingga nantinya Ia akan memberikan berkatnya jauh lebih besar pada saat yang menurutNya tepat.

Januari-Maret 2008 yang campuk aduk dengan segala macam jungkir baliknya hidup. April-Juni, beh…The Greatest Moments of My Life..tiga bulan mencelupkan kehidupanku di Italia, tanah mimpi-mimpi berada. Hidupku berpapasan dengan orang-orang baru, pikiranku ditabrakan dengan pandangan lain. Menemukan harta karun hidup..dan yang rasanya such amazing things..I found My Self! Aku menemukan diriku.. Rasanya mengagumkan!!Grazie Dio..Terima kasih Tuhan atas berkatnya yang luar biasa.

Juli-Desember. Memasuki dunia kerja dengan segala ritmenya yang kadang membosankan, kadang ngeselin, kadang menyenangkan (loh jadinya hidup kadang-kadang dunk). Terus bertanya dan mencari jawab, sedikit memaksakan diri untuk jatuh cinta pada bidang baru (ternyata sulit), mengejar mimpi-mimpiku yang lain karena hidup bukanlah antiklimaks

Over all yah..resolusiku tahun 2008 tercapai, melampaui target lah..ahahaha..

terima kasih untuk semua yang pernah melintas, berpapasan, menyentuh atau masuk begitu dalam ke dalam kehidupanku.
Selamat tinggal 2008..really 2008 was a fantastic year!!!
Benvenutto 2009..masih dalam selimut kemisterian, tapi tentu saja mengerjap-ngerjap menawarkan pesona yang tak kalah menawannya, Semoga!!!
Happy New Year 2009!!!

(hmm..posting terakhir taun ini..huks..untuk www.MarsDreams.blogspot.com-lembar-lembar katarsisku, siap-siap untuk lebih produktif lagi taun depan yak!!! Dai!!)


Sabtu, 27 Desember 2008

Review A Cat in My Eyes


Judul Buku : A Cat in My Eyes
Penulis : Fahd Djibran
Penerbit : Gagas Media
Halaman : 160 halaman
Genre : Sastra


Mengulik Tentang Kesejatian Hidup Manusia


Apakah engkau menjalani hidup hanya dengan berlari, berpeluh mencari tanpa pernah tahu apa yang sebenarnya kau cari? mengejar tanpa tahu apa yang kau kejar?. Hingga pada suatu titik kau menengok ke belakang dan justru tidak menemukan apapun?. Fahd melalui bukunya A Cat in My Eyes mengajak kita untuk berhenti sejenak, mempertanyakan kembali apa makna dari kehidupan yang tengah kita jalani, untuk mencari esensi kesejatian hidup kita sebagai manusia.. Merujuk sebuah kalimat dari Socrates “Hidup yang tidak pernah dipertanyakan, sesungguhnya adalah hidup yang tak pernah layak untuk diteruskan”. Hmm..pernah terlintaskah hal itu pada pikiran kalian?
Sebuah karya yang masih jarang di tengah ratusan pilihan buku, sebuah karya filosofis yang dikemas dengan ringan,. Bukan ingin mendikte dengan berpuluh-puluh kata-kata bijak ataupun mensesakinya dengan filosofi-filosofi yang berat bagi pembaca. Lahir di sana muatan pikiran-pikiran cerdas yang disampaikan dengan caranya yang lugas hingga dapat mudah ditangkap esensinya oleh pembaca. Sosok kemudaannya yang masih menggebu membawakan kita sebuah pemikiran kritis, tak lazim namun bila ditinjau ulang hal-hal yang disampaikannya sungguh merupakan hal esensial yang terkadang kita lupakan. Hal-hal yang tergerus rutinitas hidup yang membawa kita dalam kehidupan ya ng sesak oleh muatan duniawi. Menghilangkan sisi kemanusiawian kita sebagai makhluk yang “hidup” dalam artian hidup yang penuh arti dalam setiap peristiwa yang kita lalui.
Fahd melalui 27 sketsanya mengajak kita meruntuti alur pikirannya yang kadang meloncati ambang kelaziman, cerdas, menggebu, namun tetap menghadirkan makna yang mendalam. Walaupun setiap sketsa menghadirkan setiap ceritanya tersendiri, namun semuanya terangkum dalam kumpulan mozaik yang pada akhirnya memunculkan gambaran utuh apa yang ingin ia sampaikan. Karena setiap sketsanya lahir dari sebuah jiwa yang sama. Jiwa yang rindu akan esensi kesejatian manusia. Tentang apa yang kita cari dalam hidup, tentang cinta dan rindu, tentang keabadian waktu, pilihan hidup dan tentu saja tentang Tuhan. Mengangkat cerita dan kisah yang sederhana dan ringan, kadang dari cerita sehari-hari yang terjadi di sekitar kita membuat karya ini tidak ‘berat” walaupun mungkin topik yang dibawakannya tergolong sarat filosofi. Mungkin kalimatnya akan membuat kening kita berkerut, kadang berhenti sejenak membaca dan mempertanyakan hal-hal yang sama, ataupun malah melahirkan pertanyaan-pertanyaan lain dari diri kita sendiri.
Fahd juga tidak mencecoki kita dengan bahasa yang berat dan formal, namun tetap setiap kisahnya menuntun kita pada suatu pemaknaan kembali akan hidup. Bahasanya berupa campuran kata-kata puitik dengan sajak-sajak yang diselipkan dengan apik, dipadu gaya anak muda gaul yang menuangkan pemikiran khas anak muda dengan kekritisannya. Ataupun kadang berbau sastrawi dengan diksinya yang memikat. Meruntuti setiap sketsanya membawa kita meninjau ulang pemikiran yang kadang terlewatkan, terlupakan atau memang tak pernah terlintas dalam kepala yang tak pernah berani untuk bertanya. Sketsanya memanusiakan kembali kemanusiaan kita. Ia mengusik kita dengan kekritisan akan keberagaman, keTuhanan, pluralitas tanpa menyesatkan ataupun memaksakan laju pemikirannya. Fahd menawarkan kita untuk menghela nafas sebentar dari derasnya laju hidup untuk kembali meninjau ulang hal-hal yang krusial namun kadang terlewatkan. Sebuah karya berbobot yang lahir dari seorang anak muda yang berani mempertanyakan esensi kesejatian hidup manusia.
Salut, Fahd!***

Rabu, 24 Desember 2008

Selamat Malam, Odessa...

Apa kabarmu..?hmm maaf bila akhir-akhir ini kita jarang bicara, untuk sekedar bertukar kepala ataupun menghabiskan malam dengan menepis sunyi yang menyelimutiku tiba-tiba.
Odessa,..apa kau lupa bercermin akhir-akhir ini?
Kapan terakhir kalinya kau melihat dirimu benar-benar bahagia?. Bukan bahagia dalam artian baik-baik saja tentunya. Aku yakin kau baik-baik saja. Matahari masih tetap setia menyinari harimu, karena setauku ia memang tidak pernah pilih kasih. Bukan ingin merumitkan dirimu dengan artian bahagia, tapi kenapa dalam sinar matamu akhir-akhir ini tidak lagi kulihat bintang?
Kemana terang benderang kilatan sinar yang biasanya kulihat di matamu, Odessa?
Ditelan kebisingan orang-orang yang berteriak saling berebut jatah rejeki?Digamangkan orang-orang yang melempar senyuman dan kemudian menikammu dari belakang? Atau dikalahkan gelapnya tempat yang kautinggalikah?. Terakhir kali kaubilang.
“Tempat ini membosankan, begitu juga dengan penghuninya, setiap kali kucoba terbang ke atas rasanya ada tembok-tembok kaca di atas langitnya dan aku terpental lagi ke bawah”. Bila tidak salah ingat, Odessa..begitu yang kau katakan saat itu
Apakah engkau sudah berhasil terbang, Odessa?atau masih menguatkan sayap-sayapmu lagi?
Apakah dengan terbang bisa membuatmu bahagia?Engkau masih ingin melihat tanah-tanah yang jauh itu?. Kau pernah bilang kadang kebahagiaan berupa penaklukan bukan?. Saat engkau merasa tanah yang kau pijak merasa tergetar dan takjub saat engkau menaklukan mimpi-mimpimu?
Hmm..apa kabar mimpi-mimpimu kini, Odessa?Masih kau jaga dengan baik atau engkau sudah mulai lelah menggenggamnya erat-erat?.
Aku yakin engkau takkan pernah merasa lelah. Karena setauku mimpi-mimpimu itulah yang selalu membuatmu hidup. Hidup dengan artian yang berbeda dengan sinar yang kulihat dari orang-orang di pinggir jalan itu, yang berjalan terus menabrak tanpa sempat bertanya sebentar, sebenarnya mereka mau kemana?apa yang mereka cari?dan untuk apa mereka berlari?
Kau tidak seperti itukan ,Odessa?.
Tapi kenapa terakhir kali aku melihatmu, keningmu lebih berkerut daripada biasanya?engkau jadi jarang tersenyum…walaupun aku tahu kau tak pernah marah. Tidak bisa marah lebih tepatnya. Ataukah engkau sudah lupa bahwa engkau pernah mengalami saat-saat engkau dalam bawah sadarpun tersenyum, berbinar-binar, engkau jadi kelihatan lebih cantik dari biasanya, Odessa!Apa engkau sudah lupa?
Ya..ya..sinar itu yang membuatmu sungguh berbeda dengan orang-orang yang kukenal.
Oh ya bagaimana dengan penyakit kronismu itu ha?ehehe..ah Odessa, sungguh aneh mendengar penuturanmu waktu itu.
Sungguh ganjil di tengah ratusan orang yang ingin dicintai, engkau justru masih saja beringsut memasang benteng-benteng itu. Apa sekarang engkau masih begitu, Odessa?..
Engkau tidak boleh bilang suatu saat pasti akan sembuh. Hehe..tidak ada suatu saat, Odessa. Adanya detik ini, saat ini. Engkau harus mencoba mengizinkan dirimu merasa dicintai. Ah, kau ini memang aneh…
Baiklah..Selamat malam,Odessa…tentu saja pada pertemuan berikutnya engkau harus memperlihatkan padaku bintang-bintang di matamu. Lagi!
Mari kejar lagi mimpi-mimpi kita, Odessa!
Kita lanjutkan persenyawaan kita…***

23 dicembre’08 23:00

Selasa, 23 Desember 2008

But Everyone Seems Different…

- Aku senang karena setiap anggota Laskar pelangi telah menemukan dirinya sendiri, telah menemukan cintanya masing-masing, kecuali aku. Ajaib, mereka tak pernah kemana-mana, tak pernah meninggalkan sudut bumi di pulau terpencil ini, tapi menemukan semua yang mereka cari. Sementara aku, telah melintasi samudra, berbagai negeri yang jauh, dan benua-benua yang asing, tapi tak menemukan apapun, tidak juga cinta itu, sungguh menyedihkan (Maryamah Karpov-hal 268).


Seperti itulah lebih kurang rasa yang menyeruak (sebentar) dan menyerukan lagi kewajaran tentang standar-standar hidup manusia. Saat menghadiri pesta pernikahan teman seangkatan (Indri vs Anggoro BIO UNSOED’99), karena keduanya adalah temanku seangkatan maka wajar saja bila pesta pernikahan tersebut laiknya reuni bagi kami angkatan 99. Bagi para penghuni jagat yang berdomisili Purwokerto dan sekitarnya rasanya wajib untuk datang untuk memberikan doa dan restu untuk mempelai berdua. Sapa hangat dan kangen-kangenan di antara kami merupakan kemewahan yang jarang bisa terjadi. But everyone seems different!
Yup, that’s what I feel…



- Kumpul lagi, Nana, Lingga,Yuyun dan her son,Iin, Aku, Gufi kepotong hehe-

Entah rumus kecepatan apa yang mereka terapkan dalam hidup, rasanya berjumpa dengan mereka seperti menarik tuas mesin waktu. Berolah alih antara ke belakang dan masa kini, aneh!.
Bergandeng dengan suami ataupun istri menjadi pemandangan yang wajar. Tidak sedikit yang membopong sang buah hati yang masih bayi, ataupun menuntun mereka yang telah beranjak besar. Dengan penampilan yang berbeda (sangat) dari yang terakhir kali kulihat dulu saat lulus kuliah, dengan jalur hidup berbeda, entah dengan cara pandang dan pemikirannya, aku tak sempat mengobrol sejauh itu tentu saja. Sempat terhenyak melihat bagaimana teman-teman sudah banyak berubah.


- Nana, Nanik gendong anaknya yuyun-

In, rasanya mereka telah jauh melangkah. Tapi kita tetap sama seperti dulu” ujarku berbisik-bisik mencoba mengalahkan musik gamelan jawa yang mengiringi perhelatan siang itu di gedung BPD, Purwokerto.
Eh, entahlah. Mungkin mereka juga berpikir hal yang sama terhadapku. Wajar saja pikiran itu datang menyergap, kami yang tidak pernah bertemu semenjak lulus kuliah, menjalani tapak kehidupan masing-masing, lalu selintas kemaren bertemu lagi. Tentu saja mereka terlihat sangat berbeda.
Huuh…mereka sudah jauh berbeda”. Sahut Iin, sahabat karib yang masih sering bertemu hingga bagiku laju kecepatan hidupnya masih dalam pengetahuanku.
Hmm.. that’s what normal people think about life, Sis! Hehe..begitu pikirku. Secara sederhana dan lurus-lurus saja mereka menjalani hidup (walaupun pasti mereka pikir tidak begitu), mungkin tanpa pertanyaan, atau mungkin tak sempat mempertanyakan. Waduh ngomong apaan seh??
Hehehe..ribet yak!



- Hoho..ini bukan sejoli loh..tapi duo sahabat perkomikan dan persepakbolaan hehe-

Everybody’s Happy in His Own Way- begitu kata Fahd Djibran dalam A Cat in My Eyes. Yuup..I agree with that statement! Setiap orang mempunyai caranya sendiri untuk bahagia.
Tanpa harus menyamaratakan cara untuk berbahagia
Tanpa harus memaksakan standar kebahagiaan seseorang
Tanpa mencederai arti kebahagiaan itu sendiri
Sederhana, tanpa batas, tanpa perlu dicari atau ditemukan
Hanya sekedar pilihan
Happy..that’ll always be my choice!!! ^-^

Terima kasih untuk perjumpaan yang menyenangkan sahabat, walau dalam selintas waktu kita bertemu. Walau hanya selajur jalan hidup kita dipertemukan lagi. Dan bukankah hidup terus berjalan ke depan, dengan impian tersederhana ataupun tergila sekalipun, tergantung pilihan kita masing-masing.
Dengan kecepatan dan percepatan hidup masing-masing, karena kita bukan dalam ajang perlombaan lari yang berusaha mengalahkan peserta lain dalam meraih garis finish. Pertarungan kita adalah dengan diri kita sendiri. Break the limit of ourselves, right? Kita yang paling tahu apa yang harus kita lampaui, apa-apa saja yang kita inginkan dalam hidup, dan mimpi-mimpi yang ingin kita tapaki hingga jauh.
Ci vediamo un giorno! Sampai jumpa lagi suatu saat***.

GLOOMY DAYS



Maaf bila akan terdengar seperti keluh kesah. Begitulah, beberapa hari ini memang absolutely Gloomy days!that’s what I call!!
Sial?Nggak ngerti. Kuawali mendungnya hari dengan ketilang polisi gara-gara forbodden salah jalur hingga melayanglah duit di kantong demi menjaga prosedur sakral acara tilang-mentilang.
“ yah, begini mba..kalo mau sidang silahkan datang saja”. Ucap pak polisi yang hari itu pasti telah terlatih mengucapkan kata-kata sakti itu berpuluh kali, yup menilik antrean orang-orang yang kena tilang.
Begitulah kalimat yang tidak lain bermakna “ Kalo pengen cepet ya bayar segini”. Mm.. prosedur yang lazim terjadi di republik ini bukan?
Plus hal yang membuatku sungguh tersedu sedan adalah ….CERPENKU ILANG!!! Arghhhhh…terhenyak…nggak percaya! naskah lengkap yang tinggal kirim itu raib. Rasanya sesak nggak karuan, pasalnya aku nggak punya back-up baik di flash disk maupun naskah mentah tulisan tangan. Ada memang tulisan tangan tapi hanya bagian awalnya, tapi naskah yang hilang itu adalah naskah jadi yang sudah beberapa kali edit. Arghhh sungguh sulit untuk tidak merasa kehilangan yang teramat dalam. Yah gara-gara si lenovitoku yang tadinya OS-nya linux hingga lama-lama aku nggak ngerasa nyaman lalu kuinstal Windows XP.
“Mba, ntar datanya semuanya kuback-up di flashdisk temenku yg 4 GB” kata adekku saat itu hingga membuatku merasa aman-aman saja dengan semua dokumenku. Hingga aku tidak berfirasat buruk saat si lenovito diantar ke tempat servisan.
Tapi sore tadi saat si lenovito kembali ke tanganku..kucek isinya.
Terperangah nggak percaya, dan ada yang membuat sesak segera..Cerpenku ilang!!!!nggak ada!!
Kucari-cari siapa tahu terselip di folder lain, NIHIL!! Di recyle bin pun tak ada..aneh bin ajaib!!. Segera kutelpon adekku siapa tahu back-up an di flashdisk temennya masih..ternyata udah dihapus.
Anehnya kenapa cuman 1 dokumenku yang ilang, yang lain masih utuh. Di folder yang jelas kunamai “masterpieceku” itu tadinya berisi 2 file word, satu naskah yang niatnya mau buat buku, dan satu lagi file cerpenku yang sudah tinggal bungkus alias udah jadi. Hingga aneh rasanya bila yang ilang cuman 1 file wordku itu.
Ah…nggak ngertilah. Setelah agak baikan suasana hati mungkin mau nulis lagi, jalan cerita masih kuingat dengan sangat jelas, tapi pastinya akan sangat berbeda hasilnya, kata-kata yang terangkai..ahhh…begini toh rasanya!!!huks..
Lain kali harus selalu ingat memback-up naskah….uffff halow memaafkan diri sendiri, inget…

(Blogger ku masih error..i’m still try to fix all the problems..yah..tambahlah gloomy days!!! I wish you were here…”)

Rabu, 17 Desember 2008

Kapan Indonesia Bisa tersenyum?

Kapan Indonesia Bisa tersenyum?
Sesak! Itulah yang terasa di akhir laga semifinal leg pertama Indonesia vs Thailand di Stadion Gelora Bung Karno. Kekalahan 0-1 di kandang sungguh akan menyulitkan langkah ke final Piala AFF. Tahun berganti, terus berjalan. Ini tahun 2008, tapi kok prestasi Timnas Indonesia rasanya masih jalan di tempat. Kapan bisa melihat timnas Indonesia dengan bangga mengangkat tinggi tropi piala AFF ataupun piala Asia. Boro-boro bermimpi ada nama Indonesia suatu saat nanti di Piala Dunia. Yah kata “suatu saat” memang sengaja dipilih untuk menyatakan kepesimisan yang tak bisa terhindarkan saat melihat prestasi Timnas yang masih saja gitu-gitu aja. Di kancah Asia Tenggara saja kita tidak mampu menunjukkan taringnya, rasanya malu bermimpi bisa bersaing di tingkat dunia. Kadang penasaran apa yang salah dengan Indonesia? Negara sak cumprit kayak Singapura saja bisa mengalami percepatan prestasi luar biasa hingga bisa langganan juara piala AFF, timnasnya disulap menjadi solid. Walaupun ada nada sumbang terdengar karena proses naturalisasi sebagian besar pemainnya, tapi toh tak bisa menampikkan prestasi yang telah diraih.
Indonesiaku?? halow..apa kabar prestasimu kini?
Dengan penduduk yang begitu bejubelnya, terbentang pulau pulau nan besar dan banyak, harusnya bisa melahirkan talenta-talenta emas hingga bisa membentuk timnas yang nggak malu-maluin. Agar penonton yang memadati stadion gelora tidak sia-sia beryel-yel sepanjang pertandingan berharap dukungannya menjadi pemain ke12 di lapangan. Tapi apa lacur, permainan Timnas tadi malam sangat jauh dari bagus. Gugup di awal laga, hingga belum genap 10 menit pertandingan berlangsung gawang timnas Indonesia yang dikawal Markus Horison telah berhasil dibobol lawan. Hek...pertanda buruk. Permainan yang tidak berkembang membuat laga berat sebelah, nggak enak ditonton. Dan menurutku, sang arsitek Indonesia Benny Dolo alias Bendol salah menurunkan starter pemainnya. Lagi-lagi blunder!. Kesalahan menurunkan Nova “suster ngesot” Arianto menggantikan M. Robby yang biasa menjadi starter utama nampak jelas. Beberapa kali tacklingnya tidak bersih, menyebabkan tendangan bebas bagi lawan, sering gugup saat diserang, walhasil ia langsung ditarik keluar digantikan M. Robby yang lebih stylish dan tenang di benteng pertahanan. Gondok juga saat melihat starting line up tidak kulihat nama Arif Suyono, si ceking ini permainannya terlihat semakin apik saja dengan gaya gedornya di sayap kanan. Eh malah tidak diturunkan, malah menurunkan Irsyad Aras untuk pertamakalinya di Piala AFF. Yang lebih membuatku gusar lagi, Arif baru diturunkan di menit 95', 'udah telat pak..pak” pikirku. Benar saja, perubahan signifikan setelah masuknya Arif pun rasanya sudah telat karena pertandingan hanya tinggal menyisakan 5 menit lagi. Bendol menurutku belum mampu meracik strategi yang mampu memecah kebuntuan saat di lapangan. Tetap dipertahankannya M. Iham yang selalu saja tidak tahu kapan harus assist atau harus shooting, telatnya pergantian Bambang Pamungkas yang aku tidak tahu apa fungsinya di depan sebagai striker tanpa memberikan kontribusi apapun. Dosa-dosa besar Bendol hihhi..
Siapa sih aku yang berani mempersalahkan keputusan Pelatih Timnas??ehehe..mungkin memang agak subjektif karena sejak awal pengangkatannya mengarsiteki timnas aku kurang sreg dengan pelatih bertubuh tambun ini. Ada jagoanku, si pelatih flamboyan R.D alias Rahmat Darmawan yang terkenal jenius meracik komposisi pemain dan ahli strategi hingga klub asuhannya berhasil menjadi kampiun. Ah sudahlah..
Yang jelas sampai peluit terakhir dibunyikan kedudukan 0-1 untuk keunggulan Thailand. Kumatikan TV dengan kekecewaan, plus dongkol karena timnas bermain jelek. Sebenarnya yang lebih penting adalah bagaimana performa timnas di lapangan. Waktu melawan Singapura di laga akhir penyisihan grup, walaupun kalah 0-2 aku tetap salut dengan permainan timnas Indonesia yang bermain gigih, spartan, dengan organisasi penyerangan yang baik. Kesalahan fatal yang terjadi di awal pertandingan dan awal babak kedua yang keduanya membuahkan gol bagi tim lawan itulah yang menjadi malapetaka bagi Indonesia. Sepakbola memang bukanlah hanya hasil akhir, perjuangan setiap menitnya rasanya jauh lebih menentukan bagaimana apresiasi kita sebagai penonton.
Hmm..kapan indonesia bisa tersenyum menyaksikan timnas berlaga?
seringnya makan ati kalo liat timnas. Makanya aku lihatnya di Senayan pas lawan Kamboja yang udah pasti menang”. Balas sms Arif saat aku menumpahkan kekesalan gara-gara mainnya timnas jelek. Si Arif yang memang mirip banget dengan si nomor punggung 19 timnas, Arif Suyono ini memang nonton langsung di Stadion Gelora saat pertandingan Indonesia Vs Kamboja, waktu itu dengan gagah Indonesia yang memang menang kelas membekuk kamboja dengan skor 3-0. Curang! nonton langsungnya saat timnas memang diperkirakan menang. Mungkin menghindarkan resiko makan hati bila nonton pertandingan saat Indonesia menghadapi laga sebenarnya seperti melawan Thailand malam tadi.
Pun, tadi pagi, saat aku ke kos adikku untuk mengambil motor. Ia keluar dengan mengenakan kaus timnas warna putih dengan lambang burung garuda di dada sebelah kiri, hik pasti buat nonton tadi malam.
He..he,,masih berani pake kaus Timnas?”.Ledekku
Huh, iya.maennya jelek banget. Bendol Blunder!! ngapain ngeluarin Nova sama Irsyad di pertandingan semifinal?huh”. Gerutunya panjang lebar sambil menstater sepeda motor. Kekekek..hik, bukan aku saja yang berkomentar begitu bukan?Yah, bagi kami bobotoh timnas, urusan sepakbola sama pentingnya dengan urusan negara! Kayak kelangkaan bahan bakar elpiji ataupun minyak tanah. Oh..Oh, di tengah keluh kesah masyarakat dengan tetek bengek urusan rumah tangga, mbok ya o ada pelipur lara saat menyanyikan lagu Indonesia Raya walau dengan suara sumbang namun terasa nasionalisme membumbung tinggi saat mendukung timnas berlaga.
Huff..cayo! Masih ada kesempatan sabtu nanti di leg kedua!walaupun di partai tandang, siapa tahu ada keajaiban!!!
Yah sebersit harapan dari seorang warga negara Indonesia yang ingin melihat Indonesia tersenyum:)

Senin, 15 Desember 2008

Call Conference


Saat tengah asyik bergelut kata bersama lenovito-ku menjelang jam 10 malam, tiba-tiba terdengar sayup-sayup dering nada lagu Yogyakarta yang bersumber dari nada panggil HPku yang sudah teramat jadul dan butuh reformasi itu. Ah, kapan ya beli HP baru, tapi masih ingat cerita tentang aku dan benda-benda mati? nah betapa sejiwa seraga antara aku dengan HP Siemens butut yang serinya kayaknya sudah tidak keluar lagi itupun begitulah luar biasa hehe. Hmm..kulihat pada layarnya yang telah buram dan ada retakan kecil akibat keseringan jatuh itu...nomer asing! Kuangkat.
" halo..dengan bu siwi?" hmm..nada suaranya akrab di telingaku, tapi kata-katanya tidak.
" Iya benar, ini siapa ya?" jawaban klise untuk seseorang yang belum kukenal.
" Ini fansnya bu siwi!"ups..fans? blaik deh! aneh."hihihiiii" tawanya yang renyah seketika itu juga membuka penyamarannya...dasar! teman lamaku saat sama-sama menjadi penghuni kos nan asri di putri astuti, Yogyakarta! Rennata Vittanuova Malau!, si anak medan inipun terkekeh
wah, kangen berat aku dengannya. Langsunglah bercicit ciut ngobrol tentang apa saja, sudah lama tidak bersua. Di tengah-tengah asyik-asyiknya ngobrol tiba-tiba dia bilang :
“Mbah, tunggu bentar ya..” Busyet dah, telah terentang waktu sekian lama dan jarak yang terentang begitu jauh, tetap saja dia memanggilku simbah hehe.
“Mbakyu...” Ups, terdengar suara lain di ujung sana.
“Apa kabarmu mbakyu?” suara khas milik si Ika layla menyambutku. Wah..wah...senangnya! Lalu kami bertiga bercicit ciut lagi.
Nata pun akhirnya berhasil mengontak satu lagi the gank lawas putri astuti, jeng Pipin. Nah kalo dengan yang satu ini memang sudah menjadi sahabat kentalku sejak zaman SMA.
“Alow..kalian lagi pada ngapain sih?” suara lemah lembutnya yang sesuai dengan gemulai tingkahnya pun melengkapi reunian kami via call conference malam itu! Komplit! Lengkap!
Ah, inilah buah manis teknologi. Bayangkan, aku yang tengah tinggal di Purwokerto, Nata yang sedang bertugas di Gresik, Ika layla yang ada di Jakarta dan jeng pipin yang bekerja di Pekanbaru bisa ngobrol-ngobrol santai seperti biasa yang kami lakukan di kamar kos kami dulu di jalan Kaliurang. weh..weh...weeh..hebat nian, teknologi!.
“Gimana mbah, masih sering masuk angin?”. Nata bersuara. Egghh!
“Bagaimana, jeng..sudah ada kandidat baru?”. Jeng pipin menyelidik. Bleep!
“Mbakyu, awas lho jangan berkandidat si mas-mas beristri lagi!” Jeng layla berkhotbah
hahaha, jleb, menohok. Sedikit!kekekek....
Terlontar pertanyaan bersahutan padaku. Ah mereka, masih saja seperti dulu. Kami saling berbagi cerita, terkekeh, tertawa sampai terkikik-kikik. Ah, rasanya ingin bertemu. Tapi apa daya kami berempat kini telah berada pada jalur masing-masing. Toh masih bisa tetap berkontak dan berhaha hihi hingga kini.
“Ah, kalian ahli saja berteori, manalah buktinya?” ledek Ika layla dengan logat medannya. Maklumlah sekarang ini ia sudah berbuah hasil, seorang putri kecil nan cantik bernama Fira telah lahir, hasil buah cintanya dengan mas anank, mantan pacarnya sejak dulu pas kuliah di UGM yang kini jadi suaminya.
Panas kami mendengar ledekannya.
“Siapalah yang cuma ahli berteori, mbadek!, kamipun bakal menikah taun depan. Nah, kita aturlah deadlinenya. Urutan, Simbah dulu, April, lalu jeng pipin, Agustus trus terakhirlah aku..Desember!tapi entah tahunnya kapan hihihi”ujar Nata dengan nada suaranya yang tipis menggemaskan, diakhiri dengan tawanya yang renyah.
Beh, Dasar Nata!! menetapkan target seenak perutnya saja. April??wueleh..Amin! Hehehe....
“Loh aku deadlinenya kapan?”. Sela Ika layla tak mau kalah. Wuduh, si mbakyu inipun mau ikutan juga.
“Kalo kamu deadline-nya kapan dapet adik bayi lagi, buat adenya si Fira hehehe”. Begitulah kami, bila ngobrol bareng, jelaslah bercanda, tertawa..mengasyikkan punya sahabat kayak mereka. Setelah ngobrol ngalor ngidul hampir 1 jam lebih, bleeep suara terputus.
“Putus euy, kayaknya nyuruh tidur ini..besok tele2 lagi ya..just pray for the deadline..wkwkakakak”. Sms dari Nata. Hmm..kejutan yang menyenangkan malam itu, Thanks untuk persahabatannya, girls..
Tiba-tiba perutku terasa lapar, wah pantas saja aku makan tadi sore, belum makan malam. Keasyikan menulis dengan lenovitoku sampai membuatku lupa makan. Akhirnya dengan perlahan agar tidak membuat keributan menjelang tengah malam, aku menuju dapur di lantai 1..buat mie rebus!!!hehehe..lapeeeeeer!!

Sabtu, 06 Desember 2008

Maryamah Karpov Mimpi-Mimpi Lintang


Kuberi tahu satu rahasia padamu, Kawan

Buah paling manis dari berani bermimpi

Adalah kejadian-kejadian menakjubkan

Dalam perjalanan menggapainya


Tetap mempesona dengan permainan kata-katanya yang selalu mampu menyihir pembaca untuk terus meruntuti baris-baris kalimat dan masuk dalam petualangannya, Itulah Andrea Hirata!

Karya pamungkasnya yang berjudul Maryamah Karpov melengkapi tetralogi Laskar pelangi yang semakin meneguhkan Andrea dalam jajaran penulis yang berkelas. Memang tidak banyak penulis natural yang mampu menggabungkan sastra, sains, budaya menjadi suatu kesatuan yang bukan hanya enak dinikmati pembaca namun memberikan pesan moral dan inspirasi bagi tidak sedikit masyarakat. Sejak booming Laskar pelangi memang nama Andrea Hirata telah masuk dan langsung melejit dalam kancah karya sastra Indonesia. Menyegarkan dari segi piihan kata dan baris kalimatnya yang bertabur metafor menggelitik. Dan tentu saja, satu hal yang menjadi titik sentral kemagisan karya Hirata adalah daya penuturan kisahnya yang luar biasa.

Di tengah berita tidak sedap tentang pernikahannya dengan seorang wanita bernama Roxanne, peluncuran buku Maryamah Karpov yang telah ditunggu jutaan penggemar tetralogi Laskar Pelangi mungkin bisa menjadi penyejuk. Makanya setelah mengunjungi Book fair grup Gramedia di lantai 3 Sri Ratu yang cukup menguras kantong, aku menyempatkan diri cuci mata di Gramedia Lantai 2..ups, ternyata Maryamah Karpov telah terbit! Sempat menimbang apakah beli sekarang atau tidak, pasalnya jatah beli buku bulan ini sudah benar-benar jor-joran. Tapi setelah terlintas pikiran “toh cepat ato lambat bakalan beli, hee..beli sekarang aja!” akhirnya buku Maryamah Karpovpun berhasil kubawa pulang!!

Bila Edensor, buku ketiganya berkisah tentang petualangannya di Eropa, Maryamah Karpov melanjutkan kisah si ikal pulang kembali ke tanah kelahirannya di Belitong. Setelah baru sekali membaca cepat (biasanya nanti trus diulang lagi membaca beneran), apa yang terlintas di pikiranku saat usai membacanya?

Maaf bila kalian tidak setuju! Tapi menurutku banyak bagian dalam buku yang bertebal 504 halaman dan terdiri dari 73 mozaik ini yang harusnya dipangkas. Banyak mozaik (istilah buku ini untuk Bab) yang mungkin terlalu dipaksakan untuk hadir, jadi berkesan banyak hal yang tidak perlu diceritakan. Hal ini berlawanan dengan Edensor yang menurutku terlalu singkat karena seharusnya masih banyak hal yang bisa untuk dikisahkan malah terlewatkan. Entahlah, mungkin banyak pertimbangan dari penerbit dengan karya keempat yang cukup tebal ini.

Antiklimaks! Maaf sekali lagi, itupun tak bisa dihindari terasa dalam alur ceritanya. Si ikal yang pulang kampung dari gemerlap dan menakjubkannya Eropa, kembali ke Belitong dan menganggur sekian lama! Hingga ia harus mendengarkan ceramah Ibunya setiap pagi. Walaupun tetap angkat topi buat Hirata yang sekali lagi mampu menghadirkan sebuah kisah “tidak menyenangkan” dengan gaya bertuturnya yang kadang meneterwakan nasib yang sebenarnya tengah tak berpihak padanya.

Yang mengejutkan, Arai akhirnya menikah dengan Zakiah Nurmala!!! Wow..sama sekali tak terduga! Si Arai yang telah entah berapa kali ditolak mentah-mentah akhirnya mampu meluluhkan si “perempuan bersaraf tegang”itu. Namun kok cerita Arai berhasil memenangkan cinta Zakiah Nurmala begitu sederhananya ya? Nggak seru! (Hush ini kisah nyata, bu...masa harus dipoles bumbu biar seru ehehe).

Si ikal terus mencari Aling, setelah mendapat tanda-tanda keberadaan Aling di pulau batuan, Ikal dibantu sahabat Laskar Pelanginya membuat perahu untuk menyebrangi pulau demi mencari pujaan hatinya itu.

Busyet..cinta Ikal pada Aling ini memang bisa dikategorikan sebagai cinta gila rupanya. Singkat kisah, Ikal dengan berbagai perjuangannya bisa bertemu lagi dengan Aling, namun saat ia meminta ayahnya untuk merestui pernikahan Ikal dan A ling, ternyata lelaki pendiam itu mengatakan TIDAK!!. Pada halaman terakhir saat Ikal dan Aling bertemu, ending cerita dibiarkan menggantung, apakah Ikal akhirnya melarikan Aling?ataukah cinta mereka akan kandas?Nggak ngerti!

Bagaimana dengan keyakinan Ikal dan aling yang berbeda karena Aling adalah gadis Ho Pho? Kenapa Ayah ikal mengatakan TIDAK untuk hubungan mereka?Apakah memang saat ikal bertemu lagi dengan Aling yang dicarinya sampai ke penjuru dunia, ia masih merasakan “pesona si gadis berkuku cantik” itu? Apakah Aling hanya sebuah obsesi yang selalu memenuhi pikiran ikal?Entahlah, tapi karena ini cerita memoar jadi aku tergelitik untuk bertanya..

Kemudian kenapa saat tokoh-tokoh laskar pelangi asli bermunculan di layar TV, tapi mana A ling???

Namun di tengah berbagai pertanyaanku tadi, secara keseluruhan karya Andrea Hirata tetap merupakan karya satra jempolan karya anak bangsa, Salut, Ikal!

Kapan aku bisa seperti engkau???ehehe..

Kamis, 04 Desember 2008

Kesempret Kaka


Hari ini diawali dengan berita yang tidak terlalu mengenakkan, ketika melihat lensor (Lensa Olahraga) di ANTV memberitakan bahwa Milan kalah dalam perpanjangan waktu di laga perdelapan besar Copa Italia melawan Lazio 1-2 dini hari tadi. Huks...hasil ini membuat Milan terdepak dari perebutan Copa Italia, jadi cuma tertinggal 2 sisa kompetisi yakni Liga Italia dan Piala UEFA. Ah, Milan..krisis lagi, kekalahan beruntun!

Ups, pada running text Lensor ada berita yang membuatku kaget, Kaka mengalami kecelakan mobil saat membuat promo dokumentasi di Milan hingga ia terancam tidak bisa bertanding 2-3 pekan. Agh, Che male! Sudah jatuh tertimpa tangga pula, bagaimana Milan tanpa Kaka di laga mendatang, sementara pemain kunci yang lain seperti Andrea Pirlo dan Alle nesta belum bisa merumput?Ah, aku khawatir.
Tak berselang lama, sahabatku sesama Milanisti meng-smsku mengabarkan berita tadi, mungkin dikiranya aku tidak menyimak informasi tersebut. “Coba dicek lagi!”imbuhnya di belakang sms. Yah akupun merasakan adanya keganjilan, dalam tayangan preview pertandingan dini hari tadi Kaka turun berlaga, kok aneh tiba-tiba ada berita ia kecelakaan mobil dan harus rehat bermain?ganjil! Pikirku.
Makanya sepulang dari kantor aku langsung mengecek kebenaran berita tersebut di internet. Aku langsung buka situs AC Milan di www.AcMilan.com tapi tidak ada berita tentang itu, hanya lansiran berita dini hari tadi. Begitupun saat melongok di situs fansite kaka yang biasa kukunjungi www.kakafans.net hasilnya nihil, malah membahas tentang keyakinan Inzaghi bahwa Kaka akan menghabiskan masa kariernya di Milan. Begitupun pas kubuka Kompas online, nggak ada. Uff, semakin ganjil. Akhirnya aku cari di Google dengan mengetik di search engine “kaka kecelakaan mobil” bluuppp..muncul hasilnya.
Beberapa top search malah keluarnya kaka slank!!!! Wew..ah, akhirnya kutemukan juga di situs okezone.com. Ah, ternyata benar Kaka mengalami kecelakaan mobil saat membuat video dokumentasi untuk sebuah situs Brazil Globoesporte. Dalam pembuatan video tersebut, Kaka berkeliling kota Milan untuk menunjukkan tempat-tempat terkenal di Milan seperti il Duomo Milan (katedral Milan), distrik fashion terkenal ataupun markas besar Rossonero di via Turati. Semua berjalan baik, sampai suatu ketika Kaka sedikit lengah dalam mengendarai mobilnya hingga menabrak mobil yang ada di depannya. Tapi untunglah hanya kecelakaan kecil, dan tidak mengalami luka. Saat peraih Ballon d'Or 2007 ini meminta maaf pada pengendara mobil yang ditabraknya, guess what happen???
Si pengendara mobil itu malah berseru “ Kamu, Kaka! Kamu pemain yang hebat! Terima kasih banyak!!” dengan mukanya yang terlihat sangat senang.
Ups, udah ditabrak kok malah bilang terima kasih??. Usut punya usut ternyata si pengendara mobil ini seorang Milanisti dan penggemar Kaka, ah, pantas saja! Sempat terpikir olehku, wah si orang tadi pas lagi bawa kamera nggak ya, kan bisa tuh abis ditabrak minta foto bareng hehehe..
Itu sih bukan musibah bagi yang ditabrak, tapi berkah!! ada-ada saja..
Segera kukabari si sahabat milanistiku tentang kabar tadi, “Kalo kamu yang ditabrak (dalam artian sebenarnya, nggak ditabrak mobil loh ya), pasti kamu juga bilang terima kasih ehehe” begitu komentarnya yang membuatku tersenyum simpul.
Jadi teringat dulu email dari Lia, teman pas kuliah Bahasa Italia di UGM menjelang keberangkatanku ke Italia. “Wi, ayoh pikirkan caranya biar bisa ketemu kaka, kesempret mobilnya juga nggak papa!!” begitu celotehnya dengan becanda.
Ah, ada-ada saja, aku kan bukan penggemar ABG yang bakal mengejar-ngejarnya dan berteriak “Kaka, Would You Marry Me???” hahaha..
Cukuplah melihatnya langsung berlaga di San Siro Mei lalu dan merentangkan pesanku padanya ehehe, cukup sampe begitu kekonyolanku.
Ah, lega mendengarnya baik-baik saja. Ini kali kedua rasanya Lensor memuat berita yang nggak valid. Seharusnya membuat laporan jurnalisme mbok yo yang valid, komplit dan berdasar to, jangan asal bikin berita kontroversi!!

Rabu, 03 Desember 2008

Good Peope Need a Break!!!


Good People Need a Break!! Yup, Orang baik pun butuh istirahat!!! Kadang harus bisa menyenangkan diri sendiri!
Life is a Gift!

Itulah pesan yang disampaikan dengan ringan tapi cukup menggelitik perasaan dari film "CLICK" yang dibintangi oleh Adam Sandler yang kutonton bersama anak-anak kos.Yah itulah enaknya bergabung dengan anak-anak muda (berasa tua, Bu?hehe), energi masih meluap-luap, kadang masih lugu, naif tapi menyenangkan dan tanpa beban. Cuman kadang terlalu sering bersentuhan dengan komunitas yang memang notabene lebih muda sering membuatku nggak sadar umur hihi..
Cerita film yang bergenre drama komedi ini memang sangat ringan dan enak dinikmati. Namun yang patut diacungi jempol, pesan moral yang ingin disampaikan dengan mudah masuk tanpa menonjolkan filosofi yang berat. Dengan adegan yang lucu, kadang tak masuk akal tapi menggelitik untuk disimak. Bahwa hidup bukannya berlari, mengejar dan melakukan apa yang harus dilakukan, yang tanpa tidak sadar menjadikan manusia tidak lagi peka terhadap kehidupan dan orang-orang terdekatnya sendiri. Film ini bercerita tentang seorang arsitek bernama Michael Newman (Adam Sandler) yang gila kerja hingga pada akhirnya mengabaikan kehidupan keluarganya. Padahal ia mempunyai seorang istri yang cantik, Donna (Kate Beckinsale) dan dua orang putranya. Tapi kehidupan Newman yang selalu mendahulukan pekerjaan membuat kehidupan keluarganya memburuk, ia membatalkan acara perkemahan untuk liburan dengan keluarga demi pekerjaannya, mengabaikan permintaan Ben, anak lelakinya untuk meneruskan pembuatan rumah pohon ataupun telat datang saat harus menyaksikan lomba renang anaknya. Keadaan memburuk, Newman kemudian mencari sebuah remote universal untuk mengendalikan semua peralatan di rumahnya karena lama-lama ia kesal terlalu banyak remote di rumahnya. Lalu ia bertemu dengan Morty (Chisthoper Walken) yang memberinya sebuah remote ajaib dimana ia bisa mengendalikan kehidupannya.

Dengan remote di tangannya ia dengan sesuka hati bisa memilih bagian hidup yang ia senangi dan mempercepat peristiwa yang ia tidak senangi. Banyak kejadian lucu saat ia mampu mem-pause suatu kejadian lalu melakukan tindakan konyol ataupun mempercepat peristiwa yang tidak ia sukai, yah pada mulanya ia merasa senang. Tapi pada saat remote itu membawanya ke masa depan, banyak kejadian yang membuatku berpikir ulang. Ia menemukan dirinya mengalami obesitas, melewatkan bagaimana anak-anaknya tumbuh dewasa, ia bercerai dengan Donna yang akhirnya menikah dengan pelatih renang anaknya, atau ia melewatkan acara pemakaman ayahnya.
Ada adegan yang lucu namun menyentuh, saat Newman ada di kantornya, ayahnya datang namun Newman tidak mempedulikannya. Newman (yang sedang melihat masa depannya) dengan remote universal itu mempause saat ayahnya berkata :

“I Love you, Son”. Di ulanginya adegan itu berulang kali oleh Newman, lama ia berdiri di situ, menyadari betapa tidak “berhatinya” ia di masa depan. Ia merasa sedih karena melihat dirinya sendiri mengacuhkan ayahnya.
Lalu ia mempause saat ayahnya meninggalkan ruangan kantornya. Ia menghampiri ayahnya (yang dalam posisi pause) dan mencium keningnya lalu mengatakan:

“I love You too, Dad! Ah, che bella cosa..how sweet that moment.
Dia kemudian menyadari bahwa hidup harus dijalani dengan sepenuhnya, bagian yang manis atau pahit. Hidup terlalu berharga untuk dilewati begitu saja dan begitu juga dengan keluarga.
Bersenang-senang itu tidak salah! Nah, inipun terus terang konsep yang baru kuterapkan dalam hidup semenjak kuliah di Jogya. Dulu, aku kadang merasa bersalah bila sedikit bersenang-senang. Masih ingat saat dulu zaman SMU saat pulang agak terlambat karena hang out bersama teman-teman, bila pulang bukannya beristirahat tapi segera mencuci piring, membereskan rumah dan hal lain sebagainya, karena kadang aku merasa bersalah karena bersenang-senang. Aneh memang, padahal orang tuaku tidak pernah melarang bila aku menghabiskan waktu bersama teman-teman. Makanya jadilah aku si manusia serius, cupu dan kurang pergaulan hhehehe.
Tapi setelah terpapar sahabat yang hobi jalan-jalan, travelling, mencoba hal-hal baru, wisata kuliner, hmm why not? Hidup ini berwarna!. Terkadang kita harus bisa menyenangkan diri sendiri. Life is the present! Present disini bisa berarti “saat ini”, karena hidup yang sebenarnya adalah saat ini, bukan masa lalu yang telah usang ataupun masa depan yang masih abstrak. Present juga bisa berarti “hadiah”, yup, hidup adalah berkah yang diberikan Tuhan. Dan ternyata kondisi internal yang sehat karena bisa mengkondisikan jiwa yang sehat dan bahagia, berdampak pula terhadap bagaimana hubungan kita dengan orang lain, sahabat, bahkan dengan keluarga.
Kalau pada akhirnya kondisi itu membuatmu tambah merasa bahagia??hmm..prove it!
Eits tapi jangan sampai terserang hedonisme loh! Tentu saja kita harus tau batasan bersenang-senang. Entah sampai pada titik mana aku bertransformasi sekarang ini, semoga saja masih dalam tapak yang maju ke depan.
Tulisan inipun salah satunya terinspirasi oleh sahabatku Cuu' di Bali yang saat ini tengah overload dengan kerjaannnya, cobalah nonton CLICK! Engkau akan tersenyum, geli sekaligus sedikit berkata “AHA”. Menyenangkan diri sendiri adalah hadiah spesial untuk diri sendiri.
Bersenang-senang, kenapa tidak??SOMETIMES GOOD PEOPLE NEED A BREAK!!!

Selasa, 02 Desember 2008

Lenovito-ku


Akhirnya, aku punya sahabat baru..namanya lenovito!
Yup, kuberi nama itu sesuai dengan merk-nya yakni Lenovo dan kuberi akhiran-etto yang dalam tata bahasa Italia berarti kecil, manis. Biar enak didengar maka jadilah lenovito!
Setelah puasa kompi hampir 5 bulan, akhirnya penantianku berakhir juga setelah kemaren jumat aku mengambilnya di distributor Lenovo Jogja setelah memesan hampir 3 minggu. Kenapa pada akhirnya aku memutuskan untuk membeli Netbook Lenovo ideaPad s9 ini?hmm,,panjang perjalanan dan perjuangan. Membeli barang bagiku bukan hanya sebuah keputusan rasional yang bagi sebagian orang sebagai hal yang biasa saja. Tapi memang aku agak aneh, hingga kadang keputusanku selain pertimbangan rasional juga pertimbangan emosional. Aku dan benda-benda mati memang kadang mempunyai suatu hubungan tertentu hihi..tambah aneh ya!
“Kalo Pilot mengadakan penghargaan, kamu pasti terpilih menjadi konsumen tersetia deh!”begitu ujar salah satu teman ku saat merampungkan studi masterku di Jogya.
Tidak heran bila ia berkomentar begitu, soalnya really i can't write without my Pilot!memang tidak seekstrim itu sih..tapi dari mulai kuliah sampai sekarang aku tidak pernah pindah ke lain hati selain Pilot, jadi di tempat pensilku pasti tak lupa harus ada bolpen merk Pilot yang harganya paling nggak sampai 2 ribuan. Alasannya?karena cuman Pilot yang mampu mengimbangi aliran pikiranku saat menulis. Istilahnya, kalo nulis sama pilot bisa tulisannya bisa “lari” sendiri, ujungnya yang runcing memang membuatnya gampang dibawa “lari”dan mampu mengimbangi aliran pikiranku saat menulis.
Nah, kembali tentang lenovitoku, keputusan untuk membeli netbook mini dengan layar 8,9inchi inipun banyak pertimbangan. Alasan budjet tentu saja tidak bisa dihindari, budjet awal yang lumayan cukup untuk membeli notebook dengan prosessor Core2Duo pun akhirnya terpangkas untuk keperluan banyak hal, termasuk uang SPP adikku awal semester lalu di UGM, plus keperluan lainnya yang pada akhirnya membuatku memikirkan pilihan lain. Parahnya, keadaan krisis global sekarang ini dimana kurs rupiah terus anjlok sampai hampir 12.500 wew..bagaimana tidak bikin miris?
Makanya saat seorang sahabat baik yang sampai saat ini masih betah di Singapura merekomendasikan Lenovo Ideapad s10 yang harganya memang lumayan terjangkau, tentu saja membuatku tertarik. Memang sedari awal si “suhu kompi” ini banyak kumintai pertimbangan tentang notebook, maklumlah aku gaptek ehehe..jadi nggak ngerti tetek benget urusan teknis komputer. Makanya saat ia merekomendasikan tipe ini, aku langsung menanggapinya. Sayangnya gara-gara dollar yang terus melonjak, harga s10pun ikut melambung dan barangnya pun susah didapat di distributor. Hingga saat mereka menawariku “ade”nya s10 yakni s9 dengan harga promo (masih dihargai-rupiah) akupun kepincut dan akhirnya akupun ternyata berjodoh dengan lenovo ideapad s9 hitam!!walaupun sebenarnya layarnya yang super mini harus membuatku menyesuaikan mata ^_^, tapi di sisi lain hal inipun membawa keuntungan yakni ukurannya yang kecil pastinya menjadikannya ultraportable, gampang dibawa kemana-mana. Nggak harus pake tas punggung “segede gaban” untuk menentengnya kemana-mana (hii kan nggak okey ke kantor pake tas punggung hehe).
Yang pasti, ia akan menemaniku bila terserang insomnia akut, merampungkan tulisan-tulisanku, mengisi waktu bengong di kantor (kan mending nulis toh ya..), browsing internet (smoga pengeluaran dana untuk yang gila2an kemaren-kemaren bisa berkurang). Maklum hiburan satu-satunya cuman ngenet, jadi ngenet dalam sehari itu kayak jadwal makan 3x sehari..wew. Sayang kantorku koneksi hotspotnya byar pet nggak karuan jadi harus cari tempat untuk browsing. Nafsu browsingku memang akhir-akhir ini memang lumayan di atas ambang batas, begitulah bila sudah kecanduan internet, rasanya hari tak lengkap bila nggak ngenet.
Yah, semoga saja dengan sahabat baruku, si lenovito ini bisa mengantarkanku menerbitkan buku tunggal, plus masih ada hutang halaman persembahan ehehe..hutang kok halaman persembahan buku! Cuman buat lucu-lucuan dan motivasi aja..
V, thanks ya buat rekomendasinya. Smoga si lenovito ini nge-klik denganku, hingga betah dan tidak bosan-bosannya menemaniku ^_^