Kinanthi, bagiku galaksi cinta tidak akan pernah tiada
Ketika malam tak terlalu purnama, lalu kusaksikan
Bintang-bintang membentuk rasi menurut keinginanNya
Cari aku di Galaksi Cinta. Aku tetap akan ada di sana
Tersenyumlah..Allah mencintaimu lebih dari yang kamu perlu
(Ajuj)
Buku : Galaksi Kinanthi ( Sekali Mencintai Sudah itu mati?)
Penulis : Tasaro GK
Penerbit : Salamadani
Genre : Novel Sastra
Hal : 432 halaman
Pertama kali melihat buku Galaksi Kinanthi di jajaran rak buku Gramedia, buku ini langsung sanggup membuatku mengambil dan menilik buku ini. Kenapa? yap, cover bukunya sungguh menawan untuk kelas novel sastra lokal. Berwarna biru kehijauan dengan desain yang apik, apalagi sampulnya berlipat-lipat yang dalam setiap lipatannya tertuang kalimat-kalimat khas beberapa tokoh sentralnya, Ajuj, dan Zhaxi. Trus, judulnya tak biasa, dan aku sungguh suka. Galaksi Kinanthi, yap gabungan dua hal yang ”aku banget” ehehe, aku maniak dengan hal-hal berbau bintang, galaksi dan astronomi, dan Kinanthi adalah sebuah tembang jawa yang berarti pelipur lara...dan segala hal tentang kultur Jawa sudah sepatutnya dengan lahap kusimak. Jadi simpulan yang bisa kutarik singkat sekilas menscreeninng buku ini adalah perpaduan antara hal-hal berbau Jawa dan astronomis. Ok, itu cukup membuat aku terkesan, apalagi menilik penulisnya Tasaro GK merupakan Best writer FLP award 2007 dan Ikapi award 2006&2007, plus buku ini merupakan best seller...uhmm banyak plusnya. Membaca beberapa bagian awal buku ini membuatku berkesimpulan bahwa suatu saat buku ini harus menghuni rak bukuku dengan kategori must read! kenapa?..ah, mungkin terlalu banyak alasannya. Dilihat dari daftar isi, bab-babnya yang bertajuk rasi-rasi bintang itu langsung bisa menawan hatiku. Kemudian menurutku salah satu kunci sebuah buku bagus bisa dilihat pada kalimat-kalimat awal. Membacanya sekilas sambil menyender di rak buku Gramedia karena kursi-kursi baca telah penuh, membuatku terus antusias membolak balik halaman-halaman buku itu.
Impresif!
Kalimat pembukaaan sebuah buku yang membuat pembaca disuguhkan sebuah intro yang tak biasa.
” Begini cara kerja sesuatu yang engkau sebut cinta; engkau bertemu seseorang lalu perlahan-lahan merasa nyaman berada di sekitarnya. Jika dia dekat, engkau akan merasa utuh dan terbelah ketika dia menjauh. Keindahan adalah ketika engkau merasa ia memerhatikanmu tanpa engkau tahu. Sewaktu kemenyerahan itu meringkusmu, mendengar namanya disebutpun menggigilkan akalmu. Engkau mulai tersenyum dan menangis tanpa mau disebut gila.
Kelak, hidup adalah ketika engkau menjalani hari-hari dengan optimisme. Melakukan hal-hal hebat. Menikmati kebersamaan dengan orang-orang baru. Tergelak dan gembira, membuat semua orang berpikir hidupmu telah sempurna.
Sementara, pada jeda yang engkau buat bisu, sewaktu langit merah oleh benda-benda yang berpijar, ketika sebuah lagu menyeretmu ke masa lalu, wajahnya memenuhi setiap sudutmu. Bahkan langit membentuk auranya, udara bergerak mendesaukan suaranya. Bulan melengkungkan senyumnya. Bersiaplah..Engkau akan mulai merengek kepada Tuhan. Meminta sesuatu yang mungkin itu telah haram bagimu”
Ah. maafkan bila aku terlalu banyak mengutip bagian awal buku ini. Awal novel ini bercerita tentang seorang perempuan Indonesia yang sangat sukses menjadi Queen of NewYork, seorang professor muda, dosen Universitas Drexel, penulis buku bestseller dengan cerita latar belakang kota Rochester yang menakjubkan. Hingga tak menyangka bila novel ini adalah cerita tentang women trafficking, derita tenaga kerja wanita Indonesia, pembaca sungguh dibolak balikkan dengan keadaan yang dramatis, tapi realis karena sesuangguhnya kisah ini merupakan kisah ”inspired by true story”, mungkin tak seluruhnya kisah nyata, tapi setidaknya jiwa cerita ini terispirasi dari kisah nyata. Yap, novel ini mengombang ambingkan pembaca dalam situasi yang paradoks, gemerlapnya Amerika, sederhananya sebuah desa di Gunung Kidul Yogyakarta, Riyadh, Kuwait, Miami sampai Great Plain yang eksotis. Bercerita tentang persahabatan yang berbibit cinta antara Ajuj, seorang anak kyai di sebuah desa di Gunung Kidul dengan perempuan bernama Kinanthi, yang berlatarbelakang keluarga yang terpinggirkan. Tasoro GK menghadirkan suasana Gunung Kidul dengan apik, dialog dengan bahasa jawa khas Jogya yang kental, kultur spiritualitas masyarakat desa yang masih menyimpang, berbagai ritual pun disisipkan serta tak lupa pula tembang-tembang jawa dengan berbagai filosofinya tertuang dengan lugas. Bumbu-bumbu yang sedap untuk membuat buku ini bukan hanya sekedar sebuah cerita.
Ironi, saat Kinanthi ”dijual” orang tuanya dengan 50 kg beras kala itu, hingga ia harus mengalami berbagai kehidupan yang pahit dalam hidupnya. Mulai dari Bandung, kemudian menjadi TKW ke Riyadh, Kuwait, Arab dan Miami. Cerita di kamp-kamp penampungan wanita yang memilukan, kisah penderitaan TKW yang disiksa majikan, percobaan pemerkosaan, realitas tenaga-tenaga kerja RI di luar negeri. Terlalu getir kisah hidup yang harus dilampai gadis cilik bernama Kinanthi, tapi kisah ini mendorongku untuk berpikir betapa banyak nasib-nasib Kinanthi-Kinanthi lain, pejuang wanita yang mengadu nasib di luar negeri. Memilukan, berlembar-lembar halaman kubaca dengan alur mengalir yang filmis. Perjuangan akan keadilan, pun terselip juga kisah cinta yang begitu dalam antara Kinanthi dan Ajuj yang tak pernah mati. Penderitaan-penderitaan memilukan, kabur dari majikan di Riyadh, dikelabui agen-agen mafia tenaga kerja sunguh menyodori kisah-kisah yang mencengangkan. Terkadang berpikir, begitukah nasib-nasib TKW Indonesia? hingga tak sedikit berita-berita di televisi menayangkan kekerasaan, penyiksaan, pulang dengan cacat di badan, stress atau bahkan pulang dengan jasad kaku kehilangan nyawa.
Titik balik terjadi saat Kinanthi memenangkan perkara penyiksaan majikannya di Amerika hingga ia mendapat tunjangan dan beasiswa untuk kuliah, dan transformasipun terjadi. Prof.Kinanthi Hope, menjadi Queen of NewYork. Tasaro GK juga memadukan kisah ini dengan sisi spiritualitas, dimana Kinanthi kehilangan esensi keberagamaannya karena getirnya hidup. Sementara di sisi lain, Gunung Kidul masih menjalankan ritual-ritual menyimpang yang berbungkus keagamaan. Kembalinya Kinanthi ke Gunung Kidul, untuk mencari cinta sejatinya, Ajuj menyetir perasaan pada kisah-kisah yang tak biasa. Balas dendam akan masyarakat desa yang meminggirkannya, pertemuannya dengan Ajuj yang sungguh sangat ”nggak klise” ehehe..i luv that part
”Inikah lelaki yang kusimpan di benakku hampir 20 tahun ini?kemana larinya perasaan yang menggebu itu?” ow ow sangat realis, tidak klise yang seperti kuperkirakan.
Kemudian berlatar gempa besar di Jogya yang menyebabkan Ajuj koma karena kecelakaan saat menambang membuat akhir-akhir bagian kisah ini menjadi kian menarik. Kisah ini juga dibumbui oleh tokoh Zhaxi, editor sukses yang mengorbitkan Kinanthi, seorang tibetan yang diam-diam menyukai sang profesor muda itu. Apakah Kinanthi yang sudah berubah menjadi wanita karir sukses dengan gemerlapnya Amerika akan terus menunggui cinta Ajuj yang terbaring koma?Bagaimana cinta Zhaxi yang begitu setia selama ini mendampinginya? bagaimana nasib galaksi cinta yang dibangun di atas langit oleh Ajuj dan Kinanthi?
Ehehe..baca ajalah bukunya, sungguh tidak menyesal membeli buku ini saat pameran beberapa minggu lalu. Galaksi cinta mengajakmu membuat dialog kecil tentang cinta ”sejauh mana cinta layak diperjuangkan, atau justru perjuangan itu harus dilakukan dalam diam”.
Nikmatilah suguhan kalimat-kalimat magis Tasaro GK dan kisah ini akan menghadirkan cara pandang yang berbeda***
3 Komentar
hmmm... novel sastra saya suka
BalasHapusjdi referensi buku saya
terima kasih
insyaAllah tidak akan kecewa deh baca bukunya Tasaro GK ini :)
BalasHapuslooks like my love to him ^^
BalasHapus