Judul buku : Traveler’s Tale (Belok Kanan : Barcelona!)
Penulis : Adhitya Mulya, Alaya Setya, Iman Hidayat, Ninit Yunita
Penerbit : Gagas Media
Halaman : 228 Halaman
Blip pesan pendek kuterima, kubuka di sela-sela rapat yang tak jua usai walaupun jarum jam sudah menunjukkan pukul 15.00 dan perut sudah melilit karena belum makan siang,
“ Belok kanannya ada. Jadi beli?” Heeep..mataku berbinar, tanpa pikir panjang kubalas sms itu, sambil sekilas melihat di arah pimpinan yang tengah memberikan pengarahan.
“ Beliiiii. Nitip ya….tengkiu” blip, sent…Begitulah mengapa buku yang sebenarnya sudah lama terbit ini bisa mampir ke tanganku. Susah payah aku mencari buku ini, awal bulan lalu saat aku mencarinya di taman pintar Yogja, kutanya satu-satu pemilik lapak-lapak toko buku itu,
“ Belok Kanan Barcelona-nya ada Mas?” tanyaku dengan muka serius. Eihhh si mas-mas itu senyum-senyum,
“ belok kiri aja mba….” Jawabku dengan senyum yang kuartikan maknanya “ haduuh mba cari buku kok judulnya aneh-aneh” Huuuff, maka demi mendengar Iinesta, sahabatku yang tengah di pameran buku menemukan buku itu, tanpa pikir panjang…nitiiiiipppp J
Okay, honestly..aku beli buku itu karena judulnya! Sangat pribadi dan subjektif, tapi juga tidak bisa diganggu gugat. Alasan pribadi selalu tidak memunculkan ruang untuk didebat. Titik, kadang kala semuanya menjadi hiperlogika. Okay, don’t talk too much about me, let’s talk about the book…
Covernya okey, tapi tidak terlalu luar biasa. Tampilan isinya sangat khas Gagas, ehehe sebagai bekas salah satu penulis di buku terbitannya tentu saja aku paham. Desainnya yang membuat tampilan menjadi menarik, sisipan gambar, sisipan tips..menurutku sangat okey. Tampilan seperti ini tidak kutemukan di penerbit lain yang lebih fokus pada tulisan.
Dan setelah membaca isinya, hmm…I’m afraid to tell you, but…biasa saja. Kecewa? Hmm nggak juga sih. Karena lumayan asyik, soalnya settingnya kota-kota luar negeri. Yap, because I luv travelling…
Novel ini merupakan project bersama keempat penulis ini bergenre nge-pop dengan bahasa gaulnya. Yang jujur saja, rada sudah tidak “masuk” untuk bahasa seumuranku ahaha…Aku pun menyadari sudah tidak mampu lagi menulis dengan bahasa gaul anak-anak muda (dari dulupun nggak pernah bisa). Ceritanya tentang persahabatan empat orang yakni Francis, Retno, Farah dan Jusuf. Dan saya yakin satu penulis mewakili satu karakter dalam novel ini. Keempat sahabat ini sebenarnya saling jatuh cinta dengan alur yang rumit ala sinetron. Francis dan Retno saling menyukai sejak kecil, tapi dua kali cinta Francis ditolak karena mereka berbeda keyakinan fiuhhh…Sedangkan Farah sebenarnya mencintai Francis tapi tidak pernah berani mengungkapkan, sedangkan Jusuf justru mencintai Farah, itu juga sampai dewasa belum juga terkatakan. Haduuuh sebenarnya tema yang sedang tidak ingin kubaca. Lagi nggak suka tema beginian…
Ceritanya, akhirnya Francis Lim akan menikahi gadis catalunya dan segera menikah di Barcelona. Ia mengirimkan undangan ke tiga orang sahabatnya itu. Dan kisah mengalir dengan bagaimana ketiga sahabat itu dengan perjalanan dan misinya masing-masing pergi ke Barcelona. Farah setengah mati memaksakan diri ke Barca karena ingin mengatakan perasaan yang sesungguhnya pada Francis, Retno ingin pergi ke Barca karena ia ingin melihat Francis menemukan cintanya. Jusuf harus menghabiskan tabungannya untuk menghentikan Farah, sekaligus ingin menyatakan apa yang selama ini tak terkatakan. Owh, it’s all about love, guys…
Alurnya naik turun, kadang membingungkan. Deskripsinya kurang kuat, kayak membaca orang berlari-lari dari satu kota ke kota lainnya. Nama-nama tokoh-tokoh nggak penting terlalu banyak berhamburan sehingga pembaca bingung. Detail…uhmm sayang sekali, penulis tidak mampu (menurutku) membawa pembaca ikut larut dalam indera penulis. Banyak tempat-tempat bagus tanpa detail yang memadainya, okay..i luv details..karena akan menyebabkan buku menjadi kaya dan berisi. Sisi emosi juga kurang dimainkan, banyak adegan yang sebenarnya bisa dibuat lebih mengharu biru lagi. Terkadang ada kesan plain saat membaca saat-saat yang justru menyentuh.
Kisah ini berakhir dengan bersatunya Francis dan Retno (trus perbedaannya itu apa kabar? Nggak jelas juga), serta Farah dan Jusuf akhirnya menikah, happy ending story. Uhmmm…
Cukup menghibur untuk dijadikan bahan bacaan di kala senggang, santai dan bisa diselesaikan sekali atau dua kali duduk. Ringan, kocak, lumayan seru sih…mungkin sesuai dengan segmen remaja atau dewasa muda. Laris manisnnya sebuah buku juga ditentukan bagaimana buku itu diterima oleh pasar, seperti juga nasib sebuah film. Karya bagus belum tentu laris, karya yang laris belum tentu bagus. Uhmm so, karena buku ini berisi sedikit banyak travelling, so..yah nggak rugi lah beli buku ini, walau agak sedikit overexpected. I don’t find something special about Barca in this book…ehehehe
0 Komentar