Melirik Malang, Sekilas....

Pagi beranjak naik, kesibukan Mak Ti si pengurus kos di bawah terdengar dari kamarku. Yeah, persinggahanku selanjutnya adalah di sebuah kamar kos di Jalan Jember No 5 (seluruh jalan di sekitar UM ini semua nama jalan). Ternyata mencari kos-kosan di sekitar UM adalah sebuah pekerjaan yang haduuuuh melelahkan. Sulit sekali mencari kos-kosnya yang dekat (karena pastinya akan jalan kaki ke kampus), lumayan bersih, fasilitas okey. Kos-kosan paling sip yang kulihat-lihat dihargai Rp.700.000/bulan. Wew kebangetan mahal ehehe, dengan informasi dari teman-teman tentang biaya hidup yang diberikan Dikti per bulan (yang masih saja belum diberikan, urusan tunggak menunggak memang sudah biasa bagi PNS), pastilah akan “tombok” banyak. Maka akhirnya, dengan cukup “beruntung” aku mendapatkan satu kamar (karena memang hanya tersisa 1) di Jalan Jember No 5. Jaraknya sekitar 20 menit jalan kaki ke Kampus J UM, lumayan bersih, listrik gratis, ada fasilitas nasi putih dan air minum. Wew, baru kali ini sejak berkali-kali pengalaman nge-kos, ada kos-kosan yang menyediakan nasi putih+air putih. Dengan harga Rp. 350.000/bulan aku pikir cukup rasional dengan membandingkan rate kos-kosan di sekitar UM ini. Jangan bandingkan dengan kos-kosan di Purwokerto yang masih tergolong murah. I got 170.000/month with a big room plus one terrace in Purwokerto.

Seminggu mengikuti pelatihan, semuanya baik-baik saja, kecuali beberapa kali harus disibukkan dengan emergency call dari kampus dengan urusan-urusan yang belum rampung. Dan sekali lagi, aku mendapat bukti the law of attraction, dimana kemiripan akan menarik kemiripan. Yeah, sebuah kelas yang unik, ramai, hangat dan menyenangkan. Rasanya tidak pernah bisa serius, ada saja celetukan dari kami yang membuat tawa pecah. Seorang pengajar yang baru pertama kali mengajar di kelas kami berkomentar,

“ Kelas ini ceria sekali ya,” Maksud si pengajar ini mungkin dibandingkan dengan kelas satunya (kelas B). Padahal bila ditilik dari jumlahnya, kelas kami hanya 15 orang, sedangkan kelas B berjumlah 25 orang. Tapi memang keramaian tidak berbanding lurus dengan jumlah orang. Yeah, menyenangkan mempunyai kelas yang ramai, jadi pelatihan yang dimulai dari jam 7 pagi sampai 3 sore yang akan berlangsung 3 bulan ke depan semoga tidak terasa membosankan.

Akhir minggu ini, banyak anggota kelas pulang mudik karena kebanyakan memang sudah berkeluarga. So, aku harus searching wisata-wisata menarik di Malang untuk segera dijelajahi. Hari Sabtu dan Minggu akan membosankan bila tidak diisi dengan jalan-jalan. Tapi jalan-jalan sendirian juga tidak seru. Humm..beberapa list “must to see” sudah mengantri di kepalaku. Ingin ke Batu Malang, dengan hawanya yang masih dingin, dengan paket beberapa tempat wisata yang ada di sana termasuk agro wisata kebun apelnya. Bromo…bromo…dan bromo. Ingin sekali mengunjungi tempat wisata itu. Tapi jaraknya cukup jauh dari Malang, plus rute perjalanan yang sepertinya sulit ditempuh dengan transportasi umum. Masih kukumpulkan informasi mengenai tempat ini, karena Bromo harus dijejaki. Kemudian Pulau Sempu dengan telaga di tengah hutannya yang eksotis..humm..humm….tapi lagi-lagi rutenya lumayan membuat pikir-pikir ehehe. Oh ya, perkebunan teh Wonosari, kayaknya merupakan pelarian Sabtu-Minggu yang menarik. Karena “dulu” aku berencana mengunjungi tempat ini, dan kini saat jaraknya tidak terlalu jauh untuk ditempuh, rasanya “berdosa” bila tidak menyempatkan diri untuk mengunjunginya. Baiklah, Hari Sabtu ini masih belum berencana untuk jalan ke tempat wisata, hanya jalan-jalan mencari modem, dan ajakan ke pertokoan buku Wilis yang kedengarannya “menggiurkan”. Malang, akan kucicipi pesonamu perlahan-lahan.


0 Komentar