Mood menulis memang kadang-kadang susah ditebak kapan datangnya, ngeselin terkadang, tapi begitulah…. Jadi di tengah-tengah ke urgent-an menyiapkan rencana riset studi lanjut dan segala macam tetek bengek administrasinya, mood membuat nulis novel baru tiba-tiba “kambuh”.
Hiyaaaa…jadinya kadang saya melihat folder “my new novel” nampak lebih berbinar-binar daripada folder “my research project” (jiaaah lebay pisan ya), dan akhirnya saya tak bisa untuk tidak tergoda dan mulai “tenggelam” dalam baris-baris kalimatnya.
Gairah menulis novel baru inilah, yang salah satunya mendorongku untuk segera melahirkan novel yang sudah lama “kukandung” dan terbengkelai. Salah satunya karena sedikit “mutung” dan sedikit “tidak percaya diri” karena dulu pernah ditolak salah satu penerbit inceranku. Dalam surat penolakan “cinta” itu mereka bilang “naskah anda tidak sesuai dengan visi misi media kami”. Heuuu…kalimat itu dulu keterjemahkan ke beberapa artian,
Satu, memang benar bahwa naskahku itu tidak sesuai dengan visi misi media tersebut
Kedua, sebenarnya tulisanku itu “jelek” dan belum layak untuk diterbitkan
Dan jujur saya, penolakan tersebut cenderung membuatku berpikir, jangan-jangan emang tulisanku jelek ya..makanya ditolak. Jadilah naskah itu terbengkelai sekian lama, mati suri. Gairahku menulis novel kedua ini membuatku berpikir harus segera melahirkan novel pertamaku, bagaimanapun caranya. Akhirnya, kuluncurkan naskah itu ke salah satu penerbit..dan harus bersabar sekitar 3 bulan untuk menunggu responnya. Dan saat kemarin hadir di pesta ulang tahun Signora Laura Romano, dosen bahasa Italia saat di UGM dulu, aku menghadiahkan satu eksemplar bukuku (yang kucetak dalam jumlah terbatas ke percetakan di bandung) ke beliau.
“ wah..wah muridmu…Laura” kata sahabatnya Signora laura saat kami bersama-sama membuka kado-kado hadiah pada malam perayaan itu. Dipeluknya aku erat-erat..heuuu…terharu.
Dan beberapa hari sesudahnya, ada email dari beliau dan bilang ...May be is better if I correct some Italian words in your book before you publish it.....
Kyaaaa…senang dong, memang ada banyak teks bahasa italia agar bukuku terasa “bumbu”nya, jadi tawaran beliau untuk mengoreksi naskahku tentu saja membuatku tak berpikir dua kali untuk bilang “iya”. Beliau ini selain menjadi staf pengajar bahasa Italia di Indonesia, juga seorang penulis. Banyak buku yang telah diterbitkan di Itali sana, jadi memang beliau terkenal “detail” mengenai naskah. Dan kemarin malem, email beliau datang lagi, berisi satu attachment koreksian naskah dan komentar tentang bukuku, dan inilah beberapa penggalan kalimatnya,
And here comes an advice. I think you should publish this book before going to UK. Your book is very fresh and alive it needs to be 'eaten' now.
After UK you will be in a different mood and perhaps even with something else you will like to write about.
I also want to say that I think you are a good writer, I mean, you do definitely have a talent and also a good language.
When in UK, I suggest you take a course about "creative writing" in order to improve your skills. I also did so in the past and I have really learnt a lot.
Best wishes ...and congratulation for your wonderful book ( I still did not “really” read it....I will take it with me on the airplane and read it on my way to Italy)
Kyaaaa…mataku langsung melek saat membaca komentarnya, wuaaaah, beneran ini? Signora Laura terkenal orang yang nggak biasa basa basi, makanya membaca I think you are a good writer rasanya membuatku melambung..ahaha kepedean. Apalagi mengetahui kalo bukuku itu akan dibawa ke Itali..huaaaa…ah, lebay yah..
Terkadang, masih sering terbersit rasa “tidak percaya diri” kalo aku (bisa) menulis, bahwa tulisanku bisa dinikmati orang lain. Jadi terkadang butuh terus untuk meyakinkan diri sendiri, bahwa aku bisa menulis..yaaap..karena dengan menulislah, salah satu yang membuatku merasa “hidup”.
Hiyap, untuk berjalan pada sebuah jalur, kita terlebih dahulu harus bisa menjawab pertanyaan mengapa kita berjalan di jalur tersebut,
“untuk apa engkau menulis (atau pilihan jalur-jalur lainnya)? “
Dan aku telah mempunyai jawaban itu sejak dulu, karena itu aku akan terus berjalan di jalur ini. Dan akupun yakin kalian punya jalur-jalur berbeda yang kalian pilih, dan punya alasan yang kuat untuk melakukan itu semua. Yap, karena hidup harus mempunyai arti ***
Lelakiku, bila engkau kelak menemukanku di depan laptop dengan teh hangat di sampingku, biarkanlah. Lemparkan saja senyuman terbaikmu, mungkin akan memperlancar aliran kalimat di otakku.
Berikan aku ruang untuk bernafas, karena saat itu adalah saat aku bersama duniaku.
Tataplah aku, tapi jangan terlalu dekat, karena mungkin akan membuat kata-kata yang hampir meluncur tiba-tiba malu….
Ingatlah kata-kataku hari ini,
Karena mungkin aku lupa mengatakan hal ini padamu kelak, dan engkau akan menganggapku berputar-putar dalam duniaku sendiri, dan mengindahkanmu.
Hoaaa…lelaki yang mana hohoho ;p