Minggu, 23 Oktober 2011

Tali-Tali yang disiapkan Tuhan

Pagi yang dingin—seperti biasa--, dan secangkir teh hangat semakin membuatku bersyukur, bahwa detik ini aku masih baik-baik saja, dengan pagi yang tenang, masih sedikit gulita walau sudah menjelang jam 8 pagi, masih sepi karena hanya aku yang sudah terjaga di flatku. Lagu-lagu indo yang kudownload tadi malam, masih setia menemaniku. Hasil dari rasa penasaran lagu yang dinyanyikan anak-anak PPI Glasgow kemarin pas acara lapor diri..ehehe..

Masih disini, dengan jendela windows yang terbuka, dan entah ingin menulis apa. Hanya ingin menulis saja. Menikmati jemari berlarian di keyboard, aku selalu rindu menulis. Sebenarnya detik ini aku hanya ingin bersyukur, “gempuran” di awal-awal studi yang sempat membuat jatuh pada titik terlemah, perlahan kuperangi. Awalnya, kupikir dengan “ilmu perjalanan” sebelumnya, semua keadaan akan bisa kuhadapi dengan lebih resisten terhadap segala sesuatu yang sanggup menggonjangkan kestabilan. Tapi Tuhan itu, entah mengapa selalu mempunyai mekanismeNya sendiri...menguji apapun dengan tahapnya masing-masing. Dan terjebaklah aku dalam ketidakstabilan, merasa berada di tempat yang salah, mempelajari sesuatu yang “salah”, dengan orang-orang yang salah, parahnya..di waktu yang “salah”. In summary, everything seems bad..and wrong...

Pernahkah kalian merasa begitu? Saat segala teori tentang kestabilan, tentang titik pusat roda, tentang teori respon dan sikap menjadi musnah dan mentah.....

Semuanya terpikir sulit, keadaan yang sulit, saat-saat sulit, dan langit menjadi gulita seketika. Dan ternyata ada masa “inkubasi” rasa seperti itu hingga sedikit demi sedikit terperangi..

Karena di antara pemikiran bahwa jalan ke depan terasa sulit, ada satu kalimat yang tiba-tiba melintas..

“ Lalu kau taruh Tuhan dimana?”

Kalimat itu melintas berkali-kali dalam kepalaku. Detik itu juga aku mulai menyadari. Come on...ini tidak sesulit yang kau pikirkan..walau kupikir sekarang semuanya terasa sulit, dan banyak hal ke depan yang terasa membutuhkan banyak energi untuk dihadapi. Okey, fine...tapi hey....aku masih punya Tuhan. Kemana kau taruh Tuhan dimana?begitu tanyaku pada diriku sendiri. Semuanya yang kupikir sulit ada dalam tataran pemikiran “manusia”ku. Tapi aku masih punya Tuhan, Dia yang mengatur semuanya. So, kukatakan pada diriku sendiri...pelan-pelanlah, tapi teruslah melangkah..mungkin Dia ingin menyuruhku belajar dan belajar lebih keras lagi. Mungkin Dia ingin aku mencari jalan untuk menyelesaikan satu tahap demi tahap sesuatu yang kupikir “sulit”itu. Kadang terlintas pertanyaan,

“Lalu bagaimana caranya?”

Dan aku tersadar, manusia diberikan kesulitan untuk membuktikan seberapa tangguh ia untuk berusaha mengatasi kesulitannya. Soal bagaimana caranya, sekarang tak ingin kupikirkan. Yang kulakukan hanya maju selangkah demi selangkah, bertindak dan bertindak, mencari jalan dan berupaya, itu saja. Karena aku yakin Tuhan nanti akan mengarahkan segala upayaku untuk bisa menyelesaikan sesuatu yang kuanggap sulit ini. Dia..yang bisa memudahkan apa yang manusia pikir sulit. Dia, yang Maha membolak balikkan keadaan. Aku masih memilikiNya, jadi jangan terlalu cemas dan khawatir, diriku....kita melangkah saja terus, dan berdoa.

Di tengah itu semua, aku juga disadarkan, saat Tuhan memberikan ujian berupa kesulitan, ternyata ia juga telah menyiapkan tali-tali yang membantu manusia agar tidak terlalu terjatuh, ada tali yang akan menarik dari keterpurukan. Tuhan menyiapkan orang-orang di sekitar kita untuk senantiasa mendukung kita. Aku melihat dengan jelas sekarang, tali-tali itu, orang-orang itu, yang disiapkan Tuhan untukku. Bila seperti itu, bagaimana aku tidak bersyukur??

Untuk keadaan dan situasi yang baru yang tengah kuhadapi, aku menemukan kalimat Mario Teguh yang menguatkan :

Jika Anda hanya bersedia melakukan yang sudah bisa Anda lakukan, kapankah Anda akan mampu melakukan yang belum bisa Anda lakukan?
Maka janganlah menolak pekerjaan baru, karena itu adalah kesempatan untuk melakukan sesuatu yang berada di atas kelas kemampuan Anda saat ini.
Ingatlah, kelas Anda ditentukan oleh kelas pekerjaan Anda.
...
Dan karena Anda berhak bagi sebaik-baiknya kelas, upayakanlah.

Karena segalanya bisa diupayakan, mungkin hanya perlu kesabaran, keuletan, kemauan keras, dan konsistensi. Dan itu semua mau kuupayakan..!!
Dan untuk orang-orang yang disiapkan Tuhan untuk menjadi tali-tali yang mendukungku. Terimakasih, aku bersyukur Tuhan menganugerahiku untuk bertemu, membangun sebuah persahatan dengan kalian, dalam kasih yang saling mendukung dan menguatkan. Dan pagi ini aku tersenyum, bersyukur, Thanks God I have all of You..
** Untuk sahabat-sahabatku yang sedang merasa mengalami keadaan-keadaan yang sulit, tenanglah, setidaknya kita masih punya Tuhan, maka semuanya akan baik-baik saja...

Pagi di Glasgow masih saja sepi, tapi dengan riang kupersembahkan lagu “Kubahagia”-nya Sherina Munaf untuk kalian semua..

Kita berlari-lari
Bersama mengejar mimpi
Tak ada kata tuk berhenti
Semua bahagia semua bahagia

Walau hidup susah
Walau tuk senyumpun susah
Rasa syukur ini karena bersamamu
juga susah dilupakan

Kubahagia...

Cheeers...—pagi di Glasgow, 23 Oct 2011.8.30 am



Previous Post
Next Post

2 komentar:

  1. hi..salam kenal...suka banget baca tulisan2 mu, terkadang seperti "menelanjangiku", terkadang mengingatkanku akan "sesuatu"....salut buat kamu ya....

    BalasHapus
  2. salam kenal juga mba herlina :)
    Terimakasih sekali atas apresiasinya terhadap tulisan saya. Sangat memicu semangat saya untuk terus menulis di sela kesibukan.Senang rasanya mengetahui bahwa ternyata tulisan saya membawa manfaat bagi orang lain ehehe...sukses ya mba dengan kue-kuenya...humm pengen nyobain pas liat foto2nya :)

    BalasHapus