Jumat, 06 Juli 2012

Manis



Hanya ada kami, Mada dan aku.  Dan waktu serasa diam di situ, memacari kami berdua, dalam mesra yang sempurna.  Matanya memandang padaku, kehangatan semena mena menjalari hatiku. Tak bisa kutampik, tak bisa kuacuhkan. Lalu diam, kata yang tak biasa saat kami berdua. Biasanya celotehnya bisa A sampai Z bicara tentang apa saja, dari hal paling remeh temeh sampai tentang masalah negara sekalipun. Biasanya waktu terasa melesat-lesat bila aku bersamanya. Tapi kali ini, hanya matanya yang tak lepas dariku. Hingga waktu seakan terhenti.
            Kenapa?” tanyaku pada akhirnya, memecah keheningan.
Kudengar desah nafasnya perlahan.
            Enggak, hanya ingin memandangimu saja.” Jawabannya lugas seperti biasa, tapi tak membuatnya   mengalihkan pandangan matanya dariku. Ah Mada, bila sudah begitu aku selalu jengah dibuatnya, kikuk dan tak tahu harus bagaimana. Fiuh, tidakkah dia tahu betapa tidak mengenakkan dipandanginya lama lama begitu rupa.Tapi begitulah Mada, Madaku, lelakiku.
            Apaan sih...tuh tehnya dingin, ayo minum..minum,” kataku mencoba mengalihkan perhatiannya.
            Bukannya sudah tau, kalau aku minum teh memang nunggu agak dingin kan?”jawabnya lagi. Egh, gagal!
            Apaan sih, udah deh…” aku mencubit pinggangnya. Dia pura pura menghindar, sambil tertawa. Dia paling tau jurus andalanku bila sudah mulai kehilangan ide harus menghadapinya bagaimana.
        Kenapa hidung kecilku sayang?” tanyanya merajuk. Bila sudah begitu, rasanya ingin melakukan pencubitan berantai.
            Enggak” jawabku dengan nada tinggi dan ketus, pura-pura galak. Karena toh aku tak pernah bisa galak padanya, pada siapapun lebih tepatnya.
            Kalau udah galaknya muncul, tambah lucu deh,” godanya lagi. Dengan raut muka yang selalu sanggup menerbitkan senyumku.
            humm..dasar..serba salah semua. Diem salah, galak juga salahkataku merajuk.
            Iya, salahmu jadi manusia manis.” Katamu singkat, namun rona merah di pipiku menjalar seketika.
Lalu tiba-tiba pandanganku mengabur.
PING! Bangun tidur...cuma mimpi.....maaf sudah menganggu dengan postingan tidak jelas ini hihi. 

NB. Mada adalah nama fiktif belaka, dan apabila ada kejadian yang hampir serupa itu pasti hanya kebetulan semata. Ahaha kayak berita kriminal dan ending tulisan sinetron Indonesia ;p

-Kota Kita, 6 July 2012.

Previous Post
Next Post

0 Comments: