Jumat, 13 Juli 2012

Merasai Pesona Candi Ratu Boko


Alunan gending mengalun liris di telinga saat baru saja mobil hantaran kami berhenti di pelataran objek wisata Candi Ratu Boko. Dengan tiket tembusan dari Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko sebesar Rp. 30.000 kami bisa menikmati fasilitas mobil hantaran langsung ke Candi Ratu Boko yang terletak sekitar 20 menit dengan perjalanan mobil dari Candi Prambanan. Jalanan yang sepi melewati pedesaan, diakhiri dengan jalanan yang semakin menanjak ke arah perbukitan, dan nantinya akan sampai di candi yang dibangun pada Abad ke 8 ini.
Dengan langkah santai kami menuju ke arah candi, sementara terdengar suara petugas yang menjelaskan tentang sejarah candi yang dibangun pada pemerintahan Rakai Penangkaran ini. Sepi dan damai, begitulah yang kesan yang tertangkap saat langkah kaki mulai melangkah naik, sementara sudut mata mulai menangkap bayangan candi yang menjulang di antara perbukitan. Ada getar indah saat menangkap pandang ke arah candi itu. Bangunan bersejarah selalu mampu memberikan ruang pada masa lalu dan perabadan untu bercerita kembali. Dan itu pula yang kutemukan di Candi Ratu Boko. Bila ditilik dari bentuknya, memang tak semegah candi Borobudur atau seanggun Candi Prambanan, tapi tetap layak untuk dikunjungi.
Bangunan candi yang memang kentara hasil pemugaran, dengan batu-batu candi yang terlihat masih baru. Berdiri (lagi) menemani waktu, agar manusia kini mampu membacai kembali tentang kehidupan masa lampau yang pernah manusia sebelumnya telah lewati. 

Berbeda dengan kebanyakan candi lainnya, Candi Ratu Boko ini mempunyai ciri-ciri yang merupakan tempat tinggal, ditandai dengan adanya atap dan tiang.  Saat kita memandangi istana/candi ini, maka bangunan yang paling mencolok terlihat yakni bagian tengah yang terdiri dari gapura utamanya. Bagian tengah terdiri dari bangunan gapura utama, lapangan, Candi Pembakaran, kolam, batu berumpak, dan Paseban. Kemudian, bagian tenggara meliputi Pendopo, tiga candi, kolam, balai serta kompleks Keputren. Kompleks gua, Stupa Budha, dan kolam terdapat di bagian timur. Sedangkan bagian barat hanya terdiri atas perbukitan.
Silahkan berpose dengan latar belakang istana yang walaupun tak lagi lengkap ini, dijamin eksotis ehehe. Bila tak lelah, silahkan menjelajah ke berbagai bagian dari istana ini, karena areal istana ini cukup luas sehingga menguras energi untuk mengitarinya.


Di depan pelataran candi, ada hamparan rumput yang dinaungi pohon rindang, hingga leyeh-leyeh di atas rerumputan sambil memandangi bangunan bersejarah diselingi sendau gurau sahabat seperjalanan merupakan aktivitas yang menyenangkan. Kemudian di bagian bawah/pelataran juga ada bangunan untuk bersantai, dengan hiburan gending jawa lengkap dengan karawitan dan sinden, serta resto dengan pemandangan perbukitan yang menawarkan pengalaman tak terlupakan
Jadi tak ada ruginya kawan, untuk mengunjungi tempat ini dan kembali merasai kedamaian penuh pesona candi Ratu Boko.


Terimakasih sahabat Bala kurawa atas kebersamaan perjalanan yang begitu indah dan mengesankan-(Sepenggal Catatan perjalanan 24-25 Maret 2012 lalu)
Previous Post
Next Post

2 komentar:

  1. aduuuh mb e... aku suka tulisan mb. juga minat baca buku nya, sepertinya menarik.#salam kenal ya mb... :D

    BalasHapus
  2. terimakasih apresiasinya ya cici...salam kenal juga
    *silahkan kalo mau pesan bukunya hehe :)

    BalasHapus