Obrolan ringan di
pagi hari dengan sahabat lama, mengantarkan pada sebuah kalimat sahabat lama
saya itu.
“
Aku iri pada orang-orang yang berani memperjuangkan kebahagiaannya, dengan
jalannya sendiri, berani mengambil risiko”
Ah, bukankah hidup
yang menjalani itu kita sendiri, yang merasai juga kita sendiri. Pada akhirnya
hidup adalah tentang pilihan-pilihan dan keputusan yang kita ambil. The cup of
suffering is not the same size for everyone, kata Paulo Coelho.
Jatahnya sendiri. Ini
yang terkadang sulit untuk diterima, kadang saya juga. Karena hidup berisi
pembelajaran yang tak pernah habis. Pertanyaan "Kenapa harus saya? Kenapa harus seperti
ini?" mungkin banyak dilontarkan manusia, termasuk saya. Ah, bukankah kita dianugerahi Tuhan kekuatan untuk mengambil pilihan dan
keputusan?
Kita bisa bilang
tidak, iya, menolak, menerima. Tentu saja dengan segala risiko dan
konsekuensinya. Kemudian hidup akan bertumbuh.
Pilihlah jalan-jalan
mendaki! Kata Anies Baswedan. Jalan mendaki yang akan menempamu menjadi pribadi yang solid,
yang tak gentar akan tantangan, ataupun kritikan.
“Yes,
we are going to suffer, we will have difficult times, and we will experience
many disappointments – but all of this is transitory it leaves no permanent
mark.
And one day we will look back with pride and faith at the journey we have taken” (Paulo Coelho)
And one day we will look back with pride and faith at the journey we have taken” (Paulo Coelho)
Ada kekuatan dalam
diri kita yang harus ditempa agar terus memancar sepanjang jalan. Beranilah
dengan jalan-jalan mendaki, jalan-jalan sulit ataupun setiap jalan yang kita
pilih.
Ya, kita berkuasa
memilih jalan yang kita jalani.
Pilihlah dengan
hatimu.
Pagi ini aku juga chat dengan salah satu teman masa kuliah, dia menceritakan sedikit tentang bagaimana kawan-kawannya mencelanya sebelum menikah dan saat menjelang pernikahan, Dengan kejadian yang dia alami, dia memberikan saran kepadaku namun terlihat seperti memaksakan. Padahal aku sudah bilang kalau aku punya prinsip. Sepertinya dia tidak paham hingga benar - benar aku tegaskan prinsipku itu beda dengannya.
BalasHapusApapun dan bagaimanapun jalan hidupku, menjadi tanggung jawabku. :)
ehehe memang banyak yang seperti itu, mereka tidak puas dengan hanya memberikan saran atau pendapat, tapi terkesan memaksakan untuk mengambil jalan yang mereka "rasa" benar/nyaman/sesuai". Tapi biarlah, toh hidup adalah pilihan-pilihan yang kita ambil masing-masing.
BalasHapusGood luck with ur choice and life, ling :)