Selasa, 03 Juni 2014

Menuju Edensor


Heuuu indah yaaaah...betah kalau hijau hijau damai beginii

“Mereka nanya nih, yang menarik dari Edensor itu apa? Katanya cuma desa lho,” kata Mas Basid. Kami tengah menyusun rencana akhir pekan ini. Rencananya kami, rombongan Glasgow akan ikut Kibar Summer Gathering di Markfield. KIBAR (Keluarga Islam Britania Raya) itu semacam perkumpulan muslim-muslim se-UK. Biasanya diadakan semacam Gathering tiap tahunnya. Nah, kali ini akan diadakan di Markfield, Leicester. Lokasinya memang cukup jauh dari Glasgow, dan biaya transportasinya, baik menggunakan bis ataupun kereta tergolong mahal, plus jalurnya nggak ada yang langsung. Maka dari itu, kami di Glasgow akhirnya menyewa mobil untuk ke sana, karena dihitung-hitung lebih murah, fleksibel dan nyaman. Sudah jauh hari, ada misi terpendam untuk mengusulkan mampir ke Edensor ehehe. Karena setelah dilihat lokasinya, Edensor hanya sekitar 1 jam dari Markfield, jadi setelah selesai acara bisa mampir ke Edensor.
            “ Iyah memang cuman desa. Tapi pengin banget ke sana. Itu kan terkenal banget di bukunya Andrea Hirata. Sebentar juga nggak apa-apa,” rajuk saya ahaha. Soalnya sebagian yang lain lebih ingin mampir jalan-jalan ke Sheffield (inget kan Universitasnya Si Ikal Andrea Hirata di Sheffield Hallam University?). Tapi setelah rajuk merajuk ahaha, akhirnya deal mampir ke Edensor kemudian lanjut ke Sheffield yipieeee!
Terkadang memang begitu, ada tempat-tempat yang mungkin biasa saja namun tetap saja pengen menginjakkan kaki di sana. Edensor, kalau tidak karena buku ketiga Tetraloginya Andrea Hirata pastilah tempat itu tidak seterkenal sekarang di Indonesia. Gara-gara buku itulah sepertinya Edensor menjadi destinasi impian para pembacanya tetralogi Laskar Pelangi, termasuk saya hehe. Saya dulu sangat maniak dengan karyanya Andrea Hirata tersebut, keempat bukunya saya baca habis bahkan berkali-kali baca ulang tanpa merasa bosan. Saya suka gaya bertuturnya, diksinya, alurnya. Maka dengan hati berbunga-bunga saya menghitung hari menuju Edensor.
Dibilang mainstream? Ehehe saya nggak terlalu peduli apa lokasi wisata saya tergolong mainstream atau enggak. Banyak para traveller yang sekarang menghindari tempat-tempat mainstream lalu mencari tempat-tempat lain yang non mainstream. Bagus juga sih, buat inspirasi tempat-tempat travelling baru eheheh. Bagi saya, mainstream atau non mainstream nggak terlalu penting, yang terpenting saya memang pengen ke sana, titik. Seperti halnya tempat wisata mainstream lainnya seperti Menara Eifel Paris, Keukenhoffnya Belanda, Santorini-nya Yunani, Capadoccia-nya Turki, saya tetap ingin mengunjunginya. Kadang kala memang hidup itu tahu apa yang kau inginkan, tentang selera orang lain bukan hal yang harus dirisaukan bukan? Hihih.
Doakan perjalanan menuju Edensor lancar yaa..masih menghitung hari. Sudah tak sabar lagi untuk bilang : “Sure lof, It’s EDENSOR!”

3 June 2014. Musim panas Glasgow yang hari ini langitnya mendung.
Previous Post
Next Post

2 komentar:

  1. Mbak,
    Jadinya gimana, udah ke edensor nya?

    Nanya dong,
    Itu namanya beneran edensor?
    Tepatnya di mananya markfield ya?
    Kindly share yaa, aku dari Leeds in syaa Allah mau main ke sana, hehe

    Salam kenal,
    Wanda

    BalasHapus
  2. maaf baru sempat balas, salam kenal juga Wanda ini udah jadi ke edensor. Namanya memang Edensor (walau dilafalkan Ensor). Kalau dari Leeds coba gooling aja from leeds to edensor, plus cari juga di google map cara transportasi ke sananya, kalau nggak salah ada bis yang menuju ke sana. Itu desa kecil yang agak terpencil jadi kemungkinan pilihan transportasinya tidak banyak. kemarin saya ke sana naik mobil. Postingan saya tentang edensor bisa dibaca di sini : http://marsdreams.blogspot.co.uk/2014/06/edensor-menjamahi-mimpi-mimpi.html

    BalasHapus