Selasa, 10 November 2015

Berbagi Tips Tentang Menulis Thesis





Mumpung masih hangat baru selesai menulis thesis, saya ingin berbagi beberapa tips berdasarkan pengalaman pribadi saya kala menyelesaikan thesis. Oh ya, thesis adalah istilah laporan akhir untuk jenjang S3 di UK, sedangkan kalau di Indonesia thesis itu untuk jenjang magister (di Indonesia laporan untuk S3 disebut disertasi). Bukan karena saya merasa ahli nulis trus bagi-bagi tips, enggaklah. Niat saya hanya ingin membagikan pengalaman, siapa tau ada yang mampir ke blog ini yang tengah atau akan menulis thesis S3nya. Karena masa-masa thesis writing juga masa yang tidak mudah. Banyak lho mahasiswa yang stress karena susah progress, bahkan ada layanan konseling tersendiri yang disediakan di kampus kalau ada mahasiswa yang ingin curhat mengenai problematika selama thesis writing.

Untuk jenjang pendidikan S3 di UK, biasanya untuk yang based lab-work (atau terutamanya bidang sciences) 3 tahun diperuntukan untuk penelitian, kemudian 1 tahun untuk thesis writing. Sedangkan untuk ilmu-ilmu sosial, jadwalnya lebih fleksibel bisa dimulai kapan saja. Kenapa? Soalnya kalau udah capek lab work agak susah meluangkan waktu untuk nulis. Jadi memang biasanya supervisor biasanya mematok waktu 3 tahun untuk lab work, kemudian stop dan setahun berikutnya diperuntukan untuk menulis thesisnya. Kebayang kan kalau alokasi waktu normalnya untuk nulis dikasih setahun, it must be something serious!
Tapi untuk kasus saya, saya lab work 3,5 tahun karena sampel saya baru bisa dibawa ke Glasgow di penghujung tahun ke 3, jadi saya masih harus kerja lab untuk analisis sampel yang dikirim dari Indonesia. Jadi untuk thesis writing yang free hanya 6 bulan. Dan berapa bulan saya benar-benar mengerjakan thesis saya? Ahahah 3 bulan! Itupun yang benar-benar serius cuma 2 bulan yakni bulan Agustus dan bulan september. Tengoklah postingan blog saya bulan Juli, saya masih tiap weekend jualan di Edinburgh selama bulan ramadan karena masih harus mikir untuk biaya hidup. Dan kalau capek begitu produktivitas saya nulis thesis anjlok eheh. Barulah mulai awal bulan Agustus saya fokus lagi. Walaupun saat itu saya sendiri pun nggak begitu yakin, bisa selesai nggak nih cuma tinggal 2 bulan karena deadline submit thesis saya di akhir Bulan September. Kala itu saya sudah selesai 2 chapter, dan masih tersisa 4 chapter lagi yang harus ditulis.

Makanya teman lab saya sesama mahasiswa PhD, bertanya : “ How did you manage to finish all of your chapters in a very short time?”
Sementara dia tidak bisa menyelesaikan on time dan mengajukan perpanjangan deadline submit, dan dari kampus diberikan tambahan waktu 2 bulan yakni sampai akhir November ini untuk submit. 
Nah, saya ingin berbagi beberapa tips semoga bisa bermanfaat bagi yang akan atau sedang menulis thesis.

1. Benar-benar menulislah pada saatnya harus nulis!
Ini sih tips utama, soalnya dulu-dulu saat deadline masih jauh, iya sih memang berada di depan komputer dengan “niat” mau nulis thesis, tapi nyatanya in end of the day...progressnya nggak banyak, bahkan kadang-kadang nggak progress. Bagi yang sedang nulis skripsi atau disertasi S2 mungkin tips ini juga berguna. Karena pastilah sering mengalami hal ini. Niatnya pengen ngerjain, tapi nggak fokus..nggak konsentrasi, hasilnya nggak maksimal. Bahkan ini bisa memicu stress, soalnya kita merasa menghabiskan waktu yang lama, tapi ternyata progressnya nggak ada (minimal). Kemudian kualitas kerjaan/tulisan kita saat kita mengerjakannya dengan fokus dan penuh konsentrasi dibandingkan dengan fokus asal-asalan, it’s totally different!


Saya bahkan ketika baca ulang 2 bab yang saya tulis sebelumnya, sempet berpikir..ya ampun, ini tulisan apaaan..dan alhasil, saya banyak sekali mengubah 2 bab yang saya tulis sebelumnya. Jadi intinya, fokus dan konsentrasilah pada saat kamu nulis. Dan berita baiknya, dengan begitu kamu nggak butuh waktu yang lama untuk bekerja. Serius!
Dalam satu hari ternyata kalau diakumulasi waktu saya “benar-benar” menulis nggak begitu lama, tapi progressnya sangat signifikan. Karena pada saat saya nulis, keliatan hasilnya dan produktif. Bahkan saya nggak ada acara lembur-lembur nulis, karena saya manfaatkan maksimal untuk istirahat. Kenapa? Otak saya nggak berfungsi dengan baik kalau capek. Nulis itu menghabiskan energi yang banyak, karena otak difungsikan untuk berpikir. Makanya kalau nulis itu bawaannya lapaaaar mulu. Makanya selama nulis thesis, saya pastikan asupan makan cukup dan juga cukup istirahatnya. Dengan begitu kerja otak maksimal pada saat mengerjakan. Dengan metode seperti ini, ternyata progress nulis saya sangat cepat. Dan bisa menyelesaikan serta submit bahkan 5 hari sebelum deadline.

Saya jadi berpikir, mungkin benar juga negara-negara yang mulai mengaplikasikan jam kerja yang diperpendek. Karena memang ada batasan waktu tubuh bisa bekerja dengan maksimal. Sayangnya, di Indonesia (dan juga di negara-negara lain, jepang misalnya) masih ada anggapan kalau bekerja extra time itu berbanding lurus dengan produktivitas karyawan/pekerja yang lebih baik. Kalau saya sih lebih memilih bekerja secara efisien, *artinya saya jadi masih punya waktu untuk me time, jalan-jalan, nulis-nulis di blog, masak ahaha.

2. Ciptakan suasana yang kondusif untuk menulis
Nulis juga butuh suasana yang kondusif untuk bisa memberikan dukungan kondisi kerja yang maksimal. Nah, kalau soal ini setiap orang punya preferensi masing-masing. Kalau saya misalnya memutuskan untuk off dari kampus (nggak masuk kampus/lab lagi), hanya sesekali ke kampus kalau ada kepentingan saja. Karena saya lebih nyaman nulis di flat, karena bisa fleksibel istirahatnya dan juga lebih fokus. Tentu saja ini per orang beda-beda, ada yang lebih suka nulis di perpus, di kampus, atau di cafe. Terserah, yang penting ciptakan suasana yang kondusif agar kamu bisa konsentrasi dengan maksimal.

3. Take a break
Berikan tubuh dan otak istirahat yang cukup. Soalnya otak adalah amunisi utama untuk menulis. Kalau otak lelah karena terlalu diforsir, hasilnya juga nggak maksimal. Tetaplah berikan waktu untuk istirahat yang cukup. Saya masih tetep jalan-jalan di saat weekend misalnya untuk refreshing, mengambil jeda sejenak biar seger lagi otak. Sehingga esoknya juga bisa fresh lagi untuk bekerja/nulis.

Tetep dong acara jalan-jalan :)

 4. Don’t panic -- Don’t stress too much!
 Ini berhubungan dengan poin di atas sih. Kalau otak stress, nggak bisa jalan. Stress ini maksudnya stress yang berlebihan. Karena menurut saya “tekanan/stress” ini perlu juga untuk membuat otak bekerja. Rasanya ada adrenalin yang terpacu kalau ada target-target, daripada dalam kondisi terlalu santai. Tapi juga jangan stress berlebihan, kacau jadinya. Makanya manajemen stress itu perlu banget untuk menjaga mood tetep baik untuk nulis. Saya juga mengalami saat stressnya kebanyakan, pernah ada kala saat banyak sekali masalah yang muncul bertubi-tubi sehingga benar-benar membuat saya nggak bisa konsentrasi menulis. 


4. Deadline is important!
Nah ini dia, deadline itu penting untuk memacu kita. Deadline itu kasian sih, kadang-kadang kita benci sama deadline, tapi padahal kita juga sadar kalau deadline itu ternyata penting banget ahaha. Coba kalau kita kerja tanpa deadline, jadinya santai-santai kan. Otak juga jadi santai kerjanya kalau enggak ada deadline. Coba latih bikin deadline kecil-kecil sebelum “the real deadline”. Bikin deadline sendiri kapan kamu harus selesai nulis Bab X, atau kapan kamu serahkan revisi Bab Y. Dengan begitu kamu lebih bisa terpacu untuk menyelesaikan. Dan deadline/target-target kecil ini terasa lebih ringan untuk diselesaikan dibandingkan harus terpaku dengan dealine akhir. Thesis yang saya submit akhir bulan september itu setelah selesai ditulis per bab, kemudian diserahkan ke dua orang post doc (Mel dan Steph), kemudian setelah memperbaiki koreksian dari mereka berdua, baru bisa maju diserahkan ke supervisor untuk dikoreksi, kemudian melakukan revisi lagi. Nah, rentang waktu itu harus diperhitungkan. Oleh karena itu planning, eksekusi dan awareness pada deadline itu sangat penting sih menurut saya. Saat itu saya berpikirnya, saya harus selesai karena nggak mau mikul beban berkepanjangan. Memang sih bisa saja ngajuin perpanjangan deadline seperti sahabat saya itu, tapi it means stressnya berkepanjangan lagi. Karena setelah submit, saya masih harus menunggu dan menghadapi viva. Artinya masih ada beban lagi, makanya saya bersikeras untuk bisa selesai nulis thesis tepat waktu.

Dan alhamdulillah, sekarang bisa selesai semuanya dengan baik. Tinggal menunggu daftar revisian setelah viva yang akan dikirim, kemudian bisa melangkah untuk mengerjakan hal-hal lain. Karena masih harus mengerjakan revisian paper, dan melanjutkan nulis paper kedua plus sudah ada janjian meeting untuk sebuah project lanjutan. Alhamdulillah sudah ada project lanjutan yang sudah diawali dikerjakan dan sepertinya akan lanjut terus kolaborasi dengan orang-orang Glasgow dan Edinburgh. Siapa tau yah itu bisa membuat saya sesekali mengunjungi Glasgow lagi ehehe.

Demikian sedikit tips dari saya, semoga bermanfaat. Eits, dan yang terakhir ini juga penting. Semangat! Ini sih juga kunci dari semua aktivitas..dengan semangat kamu bisa menghadapi dan menyelesaikan apa saja.
Salam semangat dari Glasgow!

10 Nomber 2015. Glasgow yang diguyur hujan sedari pagi
 
Previous Post
Next Post

3 komentar:

  1. Libur kerja .. Iseng2 baca tulisan di web ny mba siwi , ku baca beberapa dr dlu bgt ampe skrng.. Gak sadar seharian baca2 ny.. Haha.. Keren tulisan2 ny.. Ditunggu tulisan2 ny mba.. Semngat..

    BalasHapus
  2. well, tipsnya bermanfaat, haha saya barusan tulis artikel untuk majalah, pas di hati deadline selesainya, haha. deadline itu memang sesuatu, kadang malah lebih fokus kalo pas deadlinenye sudah mepet wkwkw.

    BalasHapus
  3. @Ery Sadewa : ehehe makasih udah baca-baca yaaa...siap, semoga saya jadi makin rajin nulisnya :)
    @Arian Sahidi : Nah itu dia, the power of deadline memang luaaar biasa :D

    BalasHapus