Menepi di Tengah Pandemi



Suasana di luar jendela lenggang, sepi. Hanya nampak sesekali ada lalu lalang orang yang mau bekerja di sawah sebelah rumah. Seperti beginilah memang suasana sehari-hari di sekitar rumah. Salah satu yang membuat saya jatuh cinta pada lingkungan daerah rumah ini..suasananya yang damai dan tenang. Sementara ladang jagung dan sawah di sebelah samping rumah itu layaknya bonus pemandangan yang setiap hari dapat saya nikmati dari teras atau sekarang dari balik jendela dapur. Udaranya masih segar dan bersih, apalagi saat membuka jendela pagi hari. Sungguh, ritual pagi yang selalu menyenangkan.
Saat ini dunia masih dilanda pandemi Covid-19 sejak kemunculannya Desember 2019 lalu. Dan sejak pertengahan Maret 2020, kampus sudah menerapkan kebijakan wfh/work from home. Bagi saya, situasi ini sungguh sangat tidak pas karena pada saat yang sama saya sedang renovasi rumah yakni menambah dapur di bagian belakang rumah. Sebelum wfh saya tidak merasa terganggu karena hampir pasti jam 8 pagi saya sudah bersiap ke kampus, hanya ngobrol ngobrol sebentar ketika ada hal yang perlu dibicarakan soal bangunan *yang seringnya saya nggak ngerti juga haha* tapi tetep harus mikir harus bagaimana :D

Kemudian saya seharian di kampus dan baru pulang ke rumah menjelang maghrib saat tukang-tukang sudah pulang. Jadi gangguan kericuhan dan keramaian di rumah sangat minimal. Tapi semenjak wfh, saya struggle untuk menghadapi kondisi bahwa saya harus stay di rumah, tetap harus ngerjain pekerjaan macem macem via online di tengah riuh rendah bunyi bunyian pekerjaan tukang. Setengah bulan belakangan akhirnya saya memilih untuk ke kampus untuk "melarikan diri". Pikir saya, paling tidak kampus merupakan tempat yang aman karena sepi, di ruangan juga sendiri dan sangat minimal berinteraksi dengan orang lain. 

Mulai kemarin tukang sudah mulai libur menjelang lebaran, jadi saya menikmati wfh full di rumah. Yah memang, kondisi pandemi ini banyak menggubah keadaan. Tetap saja, saya rindu untuk beraktivitas normal bekerja seperti biasa, bisa berinterasi dengan rekan rekan kerja serta para sahabat yang menceriakan hari. Saat ini, interaksi dengan orang lain menjadi sangat minimal. Memang masih bisa via whataps, google meet, zoom dan sarana sarana online lainnnya. Namun tetap saja terasa berbeda ya? tapi mau tidak mau, kita harus menerima kondisi seperti ini.

Kangen piknik..jalan jalan? banget. saya biasanya pasti secara rutin mengagendakan jalan jalan walaupun nggak jauh-jauh agar bisa menjaga ritme kewarasaan dan kebahagiaan. Kalau sekarang? memandangi sawah dari jendela dapur, merasakan hembusan angin mengayun-ngayunkan tanaman padi aja sudah bikin hati adem. Tapi kan tetep kangen menjelajah dunia! hehe

Situasi ini mengingatkan saya pas lagi ngejar submission thesis S3 waktu studi di Glasgow. Saya memutuskan untuk bekerja dari rumah, dibandingkan harus pergi ke lab untuk menulis. Saya ingat, waktu itu rekan seflat saya sedang pulang ke negaranya jadi saya praktis sendirian. Saya pernah merasakan nggak ngobrol langsung ketemu sama orang lebih dari semingguan. Karena di Glasgow, nggak setiap hari kita bisa ketemu temen-temen sesama Indonesia. Paling kalau ada acara pengajian, PPI atau ada acara khusus lainnya. Sementara di tahun terakhir, sahabat sahabat dekat sudah semakin sedikit yang masih stay di Glasgow. Jadi rutinitas saya ya nulis, masak...kemudian agak siangan, pergi ke LIDL atau toko daging, sayur sekedar jalan jalan atau membeli bahan bahan makanan. Jadi ngobrolnya ya interaksi pas di kasir doang. Untuk seorang introvert seperti saya, yaaa oke oke saja sih ternyata ketika harus melewati kondisi yang seperti itu. 

Namun kondisi pandemi seperti ini terasa berbeda, karena mobilitas kita juga terbatas. Kalau nggak penting-penting amat, diusahakan tidak kemana mana. Mungkin saatnya untuk menepi sejenak dari hiruk pikuk rutinitas biasanya yang selalu berkejar kejaran. Walaupun pekerjaan di masa wfh ini juga ya terus berkejaran hehe...

Tapi sekarang saya punya waktu untuk memasak mempersiapkan menu berbuka puasa, menata nata rumah lagi. Memang masih belum selesai juga renovasi rumah mint karena ternyata bener kata orang "rumah tuh kalau diturutin nggak ada selesai-selesainya" hehe. Setelah dapur, saya pengen merenovasi teras depan juga biar bisa untuk nongkrong nongkrong dengan nyaman. Tapi so far, saya puas dengan hasilnya..seperti foto di atas itu pojok bar rumah mint setelah renovasi yang tadinya gudang yang jarang sekali dibuka. Sementara dapurnya sudah berfungsi walaupun belum ada kitchen set-nya. Nunggu ada rejeki berikutnya hehe..

Semoga kalian semua tetap sehat ya di tengah pandemi ini.***

0 Komentar