Sabtu, 30 Mei 2009

Flamenco Amore, Tunggu!


Di antara tumpukan koreksian skripsi yang sebenarnya sudah kujanjikan besok pagi ke anak-anak, dan dihadang deadline lomba esai untuk kongres AIDS Internasional di Bali, kepalaku tak mau berpikir..ufff. Dan karena itulah tulisan ini terlahir, sebagai pengalihan pikiran yang berjalin-jalin ruwet di kepala. Ehehe..it’s not that bad..

Secangkir kopi sudah hampir habis kusesap, sederetan lagu di jetaudioku yang kuberi title “Flamenco Amore” pun entah berapa kali berbolak-balik, menyanyikan mantra-mantra cinta untuk terus menyakinkan hati..hihi..

Malam merambat naik, uhmm..menyadari telah lama tidak berbincang secara pribadi denganMu. Hiii..aku sekarang seperti anak nakal yang menemukan rumus baru, seperti penemu yang memaksakan teori, atau..panglima perang yang asal menyerbu medan. Begitukah? Aku hanya tahu Engkau akan menyentil atau setidaknya menjewerku bila bermain terlalu jauh.

Aku ingin mencebur agar ingin tahu rasanya dingin, ingin berperang agar tahu rasanya kalah ataupun menang, ingin mencoba agar membuka segala pintu kemungkinan, ingin tertusuk agar tahu rasanya sakit, ingin mencicipi segala rasa yang Engkau anugerahkan pada umat manusia di dunia ini.

Dan biarkan aku kini meyakini 100% peperangan memecahkan rumus hidup baru yang tengah kuujicobakan ehehe. Sampai titik ini aku memang sudah terengah-engah, sempat mengeryitkan kening berulang kali, menggaruk kepala bila mungkin salah strategi dan mengalami kegegemasan tingkat tinggi. Tapi biarkan aku terjun dengan rumus ini untuk sekian waktu yang bisa kupertahankan. Aku tidak pernah ingin menyerah dengan menghabiskan hidup dengan pilihan yang ada, aku ingin mengejar pilihan yang aku inginkan. Tentu saja menurutku, sepengetahuanku..entah menurutMu, sungguh di luar koridorku untuk memikirkannya. Setidaknya aku akan berperang dengan seluruh amunisi yang kupunya, Tidak pernah ada yang bisa membuatku menyerah, kecuali Engkau merubah keyakinanku dengan pertandaMu.

Uhmm..hari inipun Engkau memberiku pertanda yang masih samar-samar (ataukah aku yang keras kepala, Tuhan?hihi). Mendengarkan kisah, obrolan, diskusi tentang hal-hal yang (mungkin) realistis itu bukannya akan merubah keyakinanku, namun entah mengapa justru menambah rasa penasaranku untuk terus membuktikan rumus baruku. Setiap orang mempunyai rumus sendiri untuk menjalani kehidupan, merekapun demikian. Bukan untuk saling memaksakan memakai formulasi mana yang terbaik. Formulasi rumus hidup toh mengikuti teori relativitas, tidak pernah bisa dipakai untuk setiap orang.

Maka, biarkan aku terceburkan dalam pembuktikan rumus baru, formulasi hidupku sendiri. Walau harus menunggu (beuuuhhh.. harus segera menambahkan formulasi rumus percepatan nih), ataupun menyebrangi samudra, memperkuat signal yang byar pet atau entah apalah namanya. Bila ingin melihat keajaiban, ciptakanlah dengan tanganmu!

Aku hanya ingin yakin, percaya 100% titik.

Flamenco amore, Tunggu!!


(uhmm menggebu-gebu, spontan, terlalu berapi-api..jiahhh seperti bukan aku. Atau mungkin formulasi rumus perubahan tengah bekerja..non so!ehehe)

29 maggio’09 10.25 pm

Kamis, 28 Mei 2009

Complimenti, Barca!


Complimenti, Barca...selamat!

Nampaknya memang harus legowo mengatakannya demikian. Dengan permainannya yang apik, pasukan Catalans berhasil mepecundangi setan merah dengan dua gol tanpa balas, hingga akhirnya Piala Liga Champhions pun berhasil direngkuh. Uhmm..final yang tidak terlalu menarik, anti klimaks. Tentu saja yang mengecewakan adalah permainan MU yang sungguh tidak seperti biasanya. Membuka awal laga dengan cukup atraktif sehingga menciptakan dua buah peluang matang oleh Crist Ro. Tapi sebuah serangan balik Barca yang diselesaikan dengan tajam oleh E’to merobek gawang Edwin Van Der Saar..Behh..terlongo melihat gol kejutan Barca. Nah, entah mengapa setelah itu permainan United hanya mampu berkutak-kutik di tengah lapangan, tanpa bisa membuat serangan yang membahayakan gawang Victor Valdes. Arggh, gemes melihatnya.

Serangan Barca begitu cantik dengan kombinasi menawan umpan dari kaki ke kaki, sementara pasukan MU tidak menunjukkan perbaikan permainan. Memasuki paruh waktu kedua, yang kuharapkan adanya perubahan setelah diberi wejangan khas simbah Fergie. Tapi pergantian pemain yang dilakukanpun tidak bisa membuat permainan United lebih bergairah.

Yang menjadikan fans MU kecewa adalah permainan yang sungguh di bawah standar untuk sebuah laga final. Doohhh melihat pemain United yang kesulitan dan frustasi menembus pertahanan Barca sungguh membuat lumayan gregretan. Bagi seorang fans bola, hasil akhir memang penting dalam menyudahi suatu pertandingan, tapi proses perjuangan yang ditunjukkan dengan daya juang di lapangan rasanya merupakan poin plus bagi sebuah tim. Setidaknya memberikan perlawanan yang spartan, daya juang yang all out, hingga walaupun harus menelan kekalahan setidaknya bisa memandang dengan kepala tegak. Itu yang tidak ditunjukkan oleh United tadi malam.

Lihatnya wajah CR7 dan sebagian besar pasukan United yang nampak frustasi padahal pertandingan masih menyisakan waktu yang cukup untuk membuat perubahan. Semangat ala tahun 99 saat membalikkan keadaan di menit-menit melawan Bayern Munchen di partai pamungkas liga champhions sama sekali tidak terlihat. Rasa frustasi CR7 nampak jelas dengan emosinya yang meninggi hingga permainannya menjurus kasar, hingga akhirnya dihadiahi kartu kuning. Tentu saja emosinya yang meninggi mempengaruhi kualitas permainannya, ahh..nampaknya CR7 harus banyak belajar untuk menjadi seorang pemain besar.

Hasil akhir 2-0 untuk kemenangan Barca setelah menambah koleksi golnya di babak kedua melalui aksi individu manis dari Messi memang pantas diperoleh Barca. Untuk pertama kalinya tim asal spanyol bisa meraih treble winner, ah selamat untuk Pep guardiola arsitek barca. Untuk Messi, kayaknya siap-siap saja menerima perhargaan Ballon’ D’or ataupun sekalian pemain terbaik Dunia. Yap, karena memang biasanya pemain terbaik Eropa dan Dunia berasal dari tim pemenang liga Champhions, apalagi kontribusi Messi sangat kentara di Barca musim ini, terbukti pula dengan menjadi top skor di ajang ini.

Uhmm..untuk seorang pendukung Barca di ujung planet sana, selamat!

28 Maggio’09.

Senin, 18 Mei 2009

Alur Takdir Jatuh di Roma



Magnet itu menarikku, memandangnya

Sepasang mata hitam granit, dan seketika takdir jatuh

Namun lantas lepas dari genggaman

Dibawa pergi riak air sungai Tiber

Dilarikan bandara kecil Ciampiano

Dilupakan waktu

Tapi seperti lembaran serat kalatidha

Melantunkan sesulihan, menonggak kisah masa depan

Sajak berikutnya masih bertanda koma

Kuncup mawar sepertinya telah mekar

Semerbaknya tertangkap urat saraf olfactoriku

Menggerakkanku mengejar takdir

Yang sempat terlewatkan

Tunggu



10.11 am. 17 maggio09

Saraf olfactori : sel-sel pembau yang berhubungan dgn urat-urat syaraf menuju otak

Serat kalatidha : buku/kitab yang ditulis pada abad ke-19 oleh Raden Ngabehi Ranggawarsita yang memuat wawasan kesejarahan dan sering dipandang sebagai buku ramalan sejarah jawa.

Kamis, 14 Mei 2009

Apa kabar mimpi-mimpi


Aku tidak percaya mimpi akan mati oleh rutinitas, tenggelam oleh terpaan kesukaran ataupun hilang bersama gerusan kehidupan. Silahkan saja tak percaya pada mimpi, dan hidupmu akan berjalan biasa saja. Dan apa yang menarik dari hidup yang tanpa makna? Silahkan mencibirku, “nanti kau rasakan bagaimana himpitan kehidupan akan membuatmu menyerah” atau “ Ah iya, saat ini kau masih bebas melakukan apa saja, coba nanti bla..bla..bla..”

Dan aku tidak bisa mengingkari hal itupun pernah terlintas dalam pikiranku. Mimpi-mimpi pernah mengabur tidak jelas kemana, mengawang meninggalkan hati yang makin tergerus kurangnya kepercayaan akan impian yang kupegang. Ada banyak setan-setan yang mencuri mimpi di sepanjang jalan perjuangan. Dan kau akan kalah bila menyerah…

Mimpi! Kuartikan sebagai keinginan besar, apa yang ingin kuraih dalam hidup, apa yang membuat diriku terasa berarti, bermakna setidaknya bagi diriku sendiri. Dan yang pasti memilikinya, mempercayai, berjuang untuk meraihnya membuatku melakukan perjalanan panjang yang ingin kumengerti artian hidup. Begitulah kuartikan mimpi (impian), bukan mimpi dalam tidur tentu saja.

Kau bilang ambisius? Apa yang salah dengan ambisi. Yang dibutuhkan hanya manajemen yang tepat dalam mengolah ambisi, bukan?.

Pernahkan terpikirkan tentang hal ini dalam hidupmu:

- Ah, waktuku sedikit sekali, kerjaanku menyita waktuku dan aku tidak punya ruang untuk mengerjakan hal lain,

- Ah, nanti saja setelah aku mengumpulkan banyak uang, bila anak-anakku sudah besar dan mapan..aku akan..bla...bla...

- atau orang akan mengatakan ini padamu ”Uhmm setelah kau menikah dan punya anak, aku yakin impianmu akan berubah. Kau akan sibuk dengan keluargamu”

Kawan, yang ada dari itu semua adalah ” excuses”, ”alasan/pembelaan diri”, mencari-cari alasan mengapa kau biarkan mimpi-mimpi itu mengawang hilang dari dirimu.

Ah, aku sok tau ya..padahal sebenarnya kata-kata itu lebih kutujukan untuk diriku sendiri yang akhir-akhir merasa ”tercuri mimpi”, tapi sudah kugenggam lagi (semoga).

Mungkin aku terlalu lambat berjalan, sepertinya harus belajar sprint lagi.

Wait... aku berlari untuk memecahkan rekorku sendiri. Bukan untuk mengalahkan orang lain, karena aku sama sekali tidak sedang berkompetisi dengan orang lain dalam kehidupan, tapi melampui targetku sendiri.

Aku tidak harus menyamai atau melampui prestasi orang lain, mencari pekerjaan yang lebih baik dari si X misalnya, atau harus punya X, Y, Z dan lain sebagainya. Tapi aku tau apa yang aku inginkan, apa yang ingin aku raih, target yang kupunya, dan aku ingin melampui itu. Menurutku begitu, entah menurutmu, kawan.

Oh ya, ada kiriman kisah di emailku sudah lama sekali, tapi selalu kuingat karena aku sungguh terkesan dengan kisahnya, dan ini intisari dari kisah tersebut :


"Urusan kita dalam kehidupan ini bukanlah untuk mendahului orang lain,
tetapi untuk melampaui diri kita sendiri, untuk memecahkan rekor kita
sendiri, dan untuk melampaui hari kemarin dengan hari ini."

Stuart B Johnson


Setuju?ehehe...terserah kau. Menulis tentang hal ini karena tengah bergelut dengan sekumpulan referensi kisah manusia-manusia yang luar bisa, yang bisa menembus keterbatasan untuk meraih apa yang mereka inginkan. Yap, saat ini tengah menyelesaikan beberapa buku, salah satunya ”Breaking the Limits” (kumpulan kisah para manusia penembus batas), masih kolaborasi dengan seorang sahabat. Doakan cepat selesai (no excuse lagi soal nggak ada waktu, banyak kerjaan, mood byar pet ehehe) dan semoga bisa segera terbit!

Jumat, 08 Mei 2009

Wajah Televisi Penuh Antasari


Cobalah sejenak perhatikan fenomena akhir-akhir ini, mulai dari pagi-pagi saat menyalakan televisi menikmati berita pagi sampai saat menjelang dini hari dengan berita malamnya, wajah televisi penuh Antasari. Lagi..lagi..dan lagi. Mulai dari skenario pembunuhan Nasrudin seakan memang sudah terbukti begitulah kebenarannya, sampai cerita pemanis asmara segitiga dengan melibatkan seorang caddy golf bernama Rani Juliani. Kadang judgement media serasa sudah mendahului ketok palu hakim di pengadilan. Ah, masyarakat memang penyuka cerita dramatis dan agak berlebihan, wajar saja mungkin karena terbiasa menonton sinetron. Dan pihak stasiun televisi tentu saja sangat mengenal selera masyarakat sehingga merekapun berlomba-lomba menguak cerita ini dari berbagai sisi seperti profesi caddy, tegarnya istri-istri yang dikhianati suami, intrik politik di balik cerita yang tersaji di depan layer. Ah, seakan wajah serius si pembaca berita mencoba meyakinkan bahwa setiap informasi yang dibacakannya begitu penting hingga harus diketahui oleh semua pemirsanya bila tidak ingin ketinggalan info terkini.
Blow up berita yang berlebihan, sampai mengadakan acara talkshow dan lain sebagainya digelar guna mementing-mementingkan segala sesuatunya. Pertanyaan pun dilontarkan, adakah konspirasi politik di balik itu semua? Apakah ada hubungannya dengan Pilpres yang tinggal sebentar lagi? Begitu ulas mereka dengan begitu meyakinkan. Ah, kita dibiasakan dengan praduga.
Teringat pendapat Seno Gumira Ajidarma, si wartawan itu yang mengatakan “ Benarkah berita pagi lebih penting dari hidup kita? Hingga memberlakukan berita pagi sebagai ritus”. Mungkin bila disurvei baik di perkotaan seperti ibukota dengan homo Jakartensisnya sampai di pelosok pedesaan dengan komunitas pengangkat paculnya kini mempunyai ritus yakni menyaksikan berita pagi. Si homo Jakartensis menyaksikan berita pagi sebelum pergi ke kantor karena tak ingin nanti nggak nyambung bila diajak ngobrol rekan sekantor atau kolega bisnisnya soal situasi terkini, sedang si petani menonton berita pagi sebelum berangkat ke sawah, mungkin sebagai bahan obrolan saat istirahat di gubug sambil istirahat siang. Bila ditilik dari betapa masyarakat telah menyadarai pentingnya informasi, gambaran peningkatan intelektualitas masyarakat, tentu saja hal tersebut merupakan kemajuan yang menggembirakan. Tapi sayangnya apakah si stasiun TV telah menyajikan berita yang bermutu atau malah mencekoki masyarakat dengan carut marutnya keadaan politik, gosip murahan dan detail kriminalitas yang justru memicu segelintir orang untuk melakukan kejahatan yang sama?. Peran penting media yang telah menyatu dengan keseharian masyarakat seharusnya menjadikan awak dan industri media semakin aware dalam memilah-milah informasi yang disajikan.
Masih mengutip pendapat Seno Gumira “ Saya percaya, banyak di antara pembaca yang kadang merasa dirinya lebih penuh, total, dan tidak kekurangan suatu apa, ketika pada suatu masa tertentu tidak mendengar berita apa-apa, tidak membaca koran, pokoknya terhindar dari berbagai masalah “penting” di dunia.
Sungguh bukan mempersepsikan sisi negatif media informasi dengan keseharian, namun sudah saatnya pembaca, pendengar, pemirsa mampu untuk memilah mana yang perlu dan bermanfaat untuk diri mereka. Bukan untuk terus menerus dijadikan objek belaka. Saya termasuk pelaku ritus berita pagi dan sore sudah agak gerah melihat perkembangan sepak terjang media yang kadang berlebihan. Masa dalam rentang beberapa menit waktu yang kuhabiskan di depan televisi disuguhi cuman satu topik berita yang itu-itu saja? Misal dalam rentang 30 menit suatu acara berita anda bisa menghitung berapa topik yang disajikan? pernah menelisik proporsi beritanya?. Kita seperti dibiasakan untuk menghadapi segala sesuatu dengan sikap yang berlebihan. Tanpa sadar mediapun membentuk konstruksi karakter masyarakat. Sebagai pemirsa, mari lebih bisa menentukan pilihan tontonan yang mana yang layak untuk kita nikmati***
8 maggio’09 7.24 am

Kamis, 07 Mei 2009

Dramatisnya perebutan tiket final ke Roma


Tendangan melengkung Andres Iniesta mengoyak jala gawang Peter Chech, sontak membuat seluruh pendukung Chelsea di Stamford Bridge terdiam. Satu kaki yang sudah hampir pasti menjejak di Roma untuk memperebutkan piala Liga Champhions melawan MU pun tiba-tiba terhempas seketika. Begitulah sepakbola, kadang tragis dan dramatis. Gol tunggal Barca di injury time menghempaskan impian Chelsea yang hampir saja terwujud. Pelatih Pep Guardiola pun terlonjak kegirangan berlarian, begitupun seluruh pemain Barca tak mengira mendapat keajaiban di menit-menit terakhir perjuangan mereka.
Namun di lain pihak Lampard tertunduk lesu, permainan briliannya sepanjang pertandingan akhirnya harus berakhir dengan kekecewaan.
Aku terlonjak kegirangan, sedangkan temen kosku menjerit meluapkan kekecewaan. Selalu saja ada dualitas ekspresi saat menonton bola, hal yang wajar terjadi bukan?. Pertandingan semifinal Liga Champhions dini hari tadi memang sarat emosi, salah satunya dipicu oleh kinerja wasit yang sering membuat keputusan yang kontroversial. Dikartu merahnya seorang pemain Barca, tak adanya hukuman penalti bagi Chelsea saat terlihat handballs di kotak terlarang..plus dosa-dosa wasit berkepala botak itu menyulut emosi para pemain.
' Coba ya ki' kayak gini terjadi di Indonesia, pasti udah ribut tuh,,bisa-bisa wasitnya di bogem mentah, ato para pemain pada mogok nggak mau nerusin pertandingan", komentarku yang segera diiyakan kiki, temen nonton bola dinihari, salah satu bobotohnya chelsea.
Iya, lagi-lagi salut dengan mereka yang tetap menjunjung sportivitas, walau tak terelakkan juga celotehan (tepatnya makian) Didier Drogba di akhir laga yang tak puas dengan kepemimpinan wasit. dan begitulah warna warni menariknya sepakbola yang selalu menawan hati. Ada tangisan pendukung Chelsea, ada jerit kegembiraan pemain-pemain Barca, ada buncahan kegembiraan yang tak terlukiskan di wajah iniesta, ada kilas kekecewaan di mata John terry dan kawan-kawan. Salut untuk Chelsea yang telah berjuang sampai akhir, selamat untuk Barca yang mendapat keajaiban di menit-menit terakhir.
Eitts tapi jangan salah, aku hanya tengah memilih lawan yang sepadan untuk MU di final nanti ehehe..Akhirnya tercapailah final impian MU vs Barcelona di Stadion Olympico Roma 27 Mei nanti. Suguhan yang amat dinantikan, melihat kepiawaian CR di MU dan aksi Messi di barca, ah tentu saja sangat ditunggu oleh para penggila bola di seluruh dunia. maklum, laga final liga Champhions merupakan laga paling prestisius di jagat raya. hayo siapa bakal jadi juara? Uhmm karena selama sejarah belum pernah mencatat satu tim yang bisa mempertahankan gelar dua kali berturut-turut..maka kayaknya MU bakal mencetak sejarah baru nih..semoga! Kita tunggu saja 27 Mei nanti!

Flu Babi, Babak Baru Peperangan terhadap Virus Influenza


MANUSIA selalu dihadapkan pada peperangan menghadapi berbagai penyakit, baik penyakit menular maupun tidak menular. Menghadapi penyakit yang secara terus menerus menyerang umat manusia, ataupun penyakit lama yang baru-baru ini muncul kembali (new emerging disease). Setelah menghebohkan dengan merebaknya virus influenza subtipe H5N1 yang mengakibatkan penyakit flu burung beberapa tahun yang lalu, sekarang muncul fenomena baru yakni flu babi yang merupakan virus influenza subtipe H1N1. Munculnya wabah flu babi seperti kembali menunjukkan bahwa manusia sekali lagi kalah berlari dengan virus influenza yang memang mempunyai karakteristik yang cepat sekali mengalami mutasi. Tingginya tingkat mutasi ini disebabkan karena virus ini termasuk virus RNA bersegmen 8 yang lebih peka terhadap variasi genetik dibandingkan dengan virus DNA. Betapa ahlinya virus ini beralih rupa mengelabui sistem pertahanan tubuh manusia inilah yang menyebabkan sulitnya pembuatan vaksin yang mujarab untuk mengatasi virus ini. Manusia dan virus influenza seperti selalu berkejaran, dan tampaknya virus influenza selalu selangkah lebih jauh. Saat peneliti tengah meneliti lebih jauh tentang virus H5N1 yang mengakibatkan penyakit flu burung dalam upaya pengendaliaannya, tiba-tiba saja muncul flu babi yang menimbulkan pandemi.

Flu babi (swine flu) yang baru-baru ini menyerang Mexico dan akhirnya menyebar ke berbagai negara merupakan virus influenza subtype H1N1 yang pada tahun 1976 di Amerika pernah menewaskan seorang tentara. Pandemi influenza pertama yang terjadi pada tahun 1918 juga dihubungkan dengan virus influenza subtipe H1N1 yang menewaskan 20-40 juta orang. Hal yang mengkhawatirkan dunia sekarang ini yakni bahwa ternyata virus ini mampu menular dari manusia ke manusia, hal yang tidak terjadi pada flu burung. Fakta tersebut sangat mengkhawatirkan melihat mode transportasi dan mobilitas penduduk yang sangat tinggi akibat globalisasi. Sampai saat ini WHO telah menetapkan dunia tengah berada di tahap 5 pandemi yakni adanya penularan dari manusia ke manusia setidaknya dua negara dalam satu wilayah. Data terakhir yang dikeluarkan WHO, virus ini telah menjangkiti 21 negara di berbagai benua dengan jumlah kasus yang terkonfirmasi sebanyak 1490. Di Mexico, tempat pertama kali virus ini merebak, dilaporkan 822 kasus infeksi pada manusia terkonfirmasi dengan 29 kematian. Di Indonesia sendiri, sampai saat ini belum terkonfirmasi adanya kasus flu babi, namun kesiapsiagaan harus terus dilakukan. Mengingat penyebaran penyakit ini yang menular antar manusia maka peran karantina di pintu masuk bandara dan pelabuhan sangat penting untuk mendeteksi dan mengantisipasi orang-orang yang mungkin membawa virus tersebut. Pengalaman menghadapi flu burung paling tidak merupakan bekal bagi pemerintah Indonesia dalam menghadapi penyakit ini dengan kewaspadaan yang proporsional.

Penggantian nama

Istilah flu babi yang digunakan selama ini ternyata mengakibatkan dampak yang luas pada industri maupun peternakan babi. Kekhawatiran masyarakat akan tertular akibat mengkonsumsi daging babi menyebabkan harga daging babi di pasaran terus menurun. Padahal sebenarnya orang tidak akan tertular virus ini bila mengkonsumsi daging babi yang dimasak dengan baik. Setelah mendapat kritik dari berbagai negara, mulai tanggal 30 April 2009, WHO mengganti nama flu babi menjadi influenza A (H1N1). Gejala awal flu babi hampir sama seperti influenza biasa seperti sakit kepala, demam, sakit pada tenggorokan, iritasi pada mata, ngilu di seluruh badan, dan terkadang terjadi mual dan diare. Tetapi gejala sesak nafasnya tidak seperti pada avian influenza atau flu burung.

Babi, tempat “koalisi” virus

Babi ternyata juga merupakan tempat strategis bertemunya virus-virus influenza sehingga memungkinkan terjadinya mekanisme reassortment (pertukaran materi genetik). Sel-sel epithelial trakhea babi mempunyai reseptor NeuAcα2,3Gal (reseptor untuk virus influenza avian/unggas, babi) dan juga NeuAcα2,6Gal (reseptor untuk virus influenza manusia). Hal tersebut menyebabkan babi dapat terinfeksi oleh virus influenza manusia, babi maupun avian/unggas bahkan dalam waktu yang bersamaan. Fakta tersebut memungkinkan bercampurnya materi genetik dan dapat memunculkan strain virus baru dan berbahaya. Penelitian terbaru menyebutkan virus baru ini berasal dari ancestor (leluhur) dua virus influenza babi, yang salah satunya berhubungan dengan virus triple reassortant yakni campuran virus influenza manusia, babi dan unggas yang diisolasi di Amerika Utara tahun 1998. Sampai saat ini virus influenza H1N1 yang merebak di Mexico belum diketahui apakah spesifitas tapak perlekatan reseptornya sudah berubah sehingga bisa menginfeksi manusia.

Salah satu faktor yang berperan dalam infeksi virus influenza adalah adanya kecocokan antara virus dengan reseptor permukaan sel hospes. Swine flu biasanya tidak dapat menginfeksi manusia, namun kasus yang merebak belakangan ini membuktikan bahwa virus ini telah mampu menginfeksi manusia bahkan mode transmisinya sudah bisa menular dari manusia ke manusia. Hal ini membuktikan virus ini telah menembus batas spesies sehingga bisa menginfeksi manusia. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai biologi molekuler virus ini guna mendapat informasi mendetail sehingga manusia dapat mencari cara untuk dapat mengendalikannya. Informasi terakhir menyebutkan bahwa virus influenza H1N1 yang diisolasi dari pasien flu babi di Mexico resisten terhadap obat antiviral kelas inhibitor neuraminidase (oseltamivir dan zanamivir), namun resiten terhadap kelas adamantanes (amantadin dan rimantadin). Selama ini manusia masih mengandalkan obat-obat antiretroviral tersebut untuk mengatasi infeksi virus influenza. Vaksin untuk virus influenza masih terus dikembangkan untuk diterapkan, namun sayangnya pembuatan vaksin influenza inipun harus terus berpacu dengan si virus terus beralih rupa, mengecoh sistem pertahanan tubuh manusia. Vaksin yang dibuat tidak dapat melindungi infeksi virus influenza secara total karena banyaknya subtipe dan kemampuan mutasi virus influenza yang tinggi.

Virus influenza memang terus menyita perhatian manusia, setelah menimbulkan kejadian luar biasa dengan kasus flu burung yang belum lagi reda, virus inipun berhasil menyedot perhatian dunia dengan pandemi flu babi yang membuat dunia bersiaga menghadapi penyebaran virus yang terus meluas. Flu babi inipun menjadi babak baru peperangan manusia menghadapi virus influenza, walaupun sebenarnya cerita peperangan terhadap flu burung belum lagi usai. Jangan sampai terlena memfokuskan pada babak baru hingga melupakan kesiagaan pada bahaya flu burung yang terus mengancam. Virus ini sepertinya terus menyiapkan skenario yang mengejutkan laiknya cerita yang menyita perhatian dalam setiap babaknya. Umat manusia saat ini tengah ditantang kesiagaan dan kekompakannya menghadapi serangan babak baru virus influenza, karena upaya sebagian pihak tanpa kerjasama dengan pihak lain adalah menghadapi peperangan tanpa amunisi yang lengkap.***


7 maggio'09 8:21 pm

Sabtu, 02 Mei 2009

Nama, titik dua (:)


Saat pertama memasuki kota itu, uhm adem, sejuk tapi tetap modernis. Hijau namun tetap mengikuti kemajuan zaman, itulah kesan pertama kali memasuki wilayah Salatiga. Kunjunganku pertama kalinya di kota ini, inipun gara-gara sebuah kunjungan perjalanan dinas untuk urusan observasi magang. Sebelum berangkat telah mendengar beberapa cerita tentang ribetnya birokrasi dan adminstrasi di instansi lain (jatah instansi masing-masing), ahh..semoga di instansi yang akan kudatangi tidak begitu. Ditemani satu rekan sejawat, aku mulai mengurus segala macam keperluan dan tugas yang diberikan. Semuanya baik-baik saja, walaupun si ibu-ibu yang melayaniku rodo-rodo bergaya serius dan formal.
" mba, sebenarnya untuk urusan proposal magang mahasiswa dan keperluannya bukan saya yang meng
'handle. sekarang mba-nya menghadap ke mba-X saja, ruangannya di bla..bla..bla..." masih dengan wajah serius dan sikap yang formal beliau berbicara denganku.
" oh iya bu, kalo begitu saya akan segera menghadap beliau. oh ya, ibu Y (ibu yang kuajak bicara) kenal dengan Mas Z nggak?" sambil merapikan berkas dan proposal anak-anak yang berbendel-benddel itu aku bertanya pada ibu Y.
" Oalah, itu kan adikkku...anakku...sahabat baik, wah dia itu orangnya pinter, baik banget..bahkan kadang terlalu baik dengan semua orang..bla..bla..bla" wah..tidak dinyana-nyana reaksinya berubah menjadi bersemangat dan cair tiba-tiba. Lalu mengalirlah cerita yang beranjak ke ranah informal. Suasana tiba-tiba menyenangkan.
Kalau tidak mengingat tugas yang harus kuselesaikan tentu saja pengennya masih ngobrol lagi, tapi tugas membuat harus segera menemui mba X yang mengurus tentang magang mahasiswa. Mba X ini dari awal memang terkesan baik dan ramah, semua urusan beres dan lancar, bahkan berbasi-basi sampai cerita mulai dari yang ringan sampai berdiskusi tentang format magang di instansi tersebut. Dan saat aku menyebutkan alumni dari sebuah program studi di UGM. Beliau menanyakan..
" kenal nggak dengan Mas Z?" (Mas Z ini memang salah satu staff di Dinas tersebut tapi bertugas di lain daerah).
"Owh, ya kenal to mba, satu angkatan dengan saya, malah satu penelitian"
" Wah mba, orangnya baik banget, pintar, potensial..bla..bla..ceritapun mengalir dengan mengasyikkan.
Suasana menjadi akrab, dan ujungnya beliau menawarkan saya untuk mengantarkan ke bagian-bagian di instansi tersebut untuk mengurus keperluan admintrasi lainnya. Di dua bagian berikutnya, yang mengherankan komentar dua orang ibu kepala bagian pun serupa. Ah, kunjungan yang menyenangkan, suguhan komplit, servis memuaskan bahkan ketemu alumni se-program studi.
' Mas, memang tambah ruwet urusannya bila membawa namamu di sini, ehehe tambah ruwet gara-gara diajak ngobrol banyak, oh ya pesen mereka kapan mau pindah ke salatiga, ditunggu". Begitu sms yang kusampaikan kepada si Mas Z ini, sahabat baik yang sampai saat ini masih kontak walau berada di daerah antah berantah.
Sebuah nama dengan titik dua lanjutannya hampir pasti mendekripsikan kesan yang tergambar dari orang yang kita kenal.
Memang tidak mengherankan bila komentar mereka begitu positif terhadap si mas Z ini yang memang menurutku "
ordinay man with extraordinary personality". Uhmm..dari 6 orang yang mengenalnya di instansinya tersebut, semua mendeskripsikannya dengan kesan yang seragam (validitas data mencapai 100% tuh ehehe).
Kejadian ini membuatku berpikir, pernahkah terlintas di pikiranmu..apa yang orang-orang pikirkan saat mendengar namamu?? bukan maksudku harus terpengaruh atas apa yang dipikirkan orang lain tentangmu. Tapi sekedar tergelitik seperti apa dirimu di mata orang lain.
Saat namaku terucap, apa kelanjutannya setelah titik dua???


source picture :http://www.earwormmp3.com/images-album/whats-my-name.jpg
cafe de spot 2 may'09 21.47