Rabu, 05 Januari 2011

Sebuah Resolusi Awal Tahun

-31 december 2010, Camplong Beach Pamekasan Madura--someday we'll remember that moment

Malam telah larut, orionku yang bertahta di langit sana pasti sudah bergerak melewati horizon tua. Alunan nada dari jetaudioku masih terus mengalun, sementara secangkir kopiku telah habis tersesap sedari tadi. Mataku tak mau juga kupicingkan, padahal biasanya mantra-mantra telah membiusku untuk memilih bergabung dengan bantal dan guling ehehe…

Entahlah, mungkin karena ingin “menghentikan hidup sejenak” karena akhir-akhirnya serasa waktu terbang. Semuanya mengalir, hari berganti, tahun juga ternyata sudah berganti. Ingatanku kembali pada malam tahun baru beberapa hari yang lalu. Di tepi Pantai Camplong, Pamekasan Madura, duduk berjajar bersama sahabat-sahabat kelas PDETC A. Menikmati riak kecil di kejauhan, temaram suasana, dan riuh rendah perayaan tahun baru di kejauhan. Sungguh suasana yang tak biasa, karena hampir setiap tahun kuhabiskan bersama keluarga, tapi kali inipun aku menemukan keluarga yang lain, yeaap kebersamaan bersama sahabat PDETC.

“ Ayo kita berbagi resolusi, mengevaluasi tahun kemarin dan merencanakan apa yang kita inginkan tahun depan” kata Mba Lintang—salah satu provokator kelas ehehe..

Saat itu juga aku disadarkan, apa resolusiku tahun 2011?biasanya setiap malam tahun baru kuhabiskan dengan menuliskan resolusi dengan baris-baris yang detail dan terencana. Tapi kali ini, aku harus mempertanyakan lagi pada diriku,” Hal-hal besar apa yang ingin kau lakukan di tahun 2011?”

“hai aku, ingin bergerak menjadi manusia seperti apakah engkau?”

Bicara soal target-target hidup rasanya aku telah menetapkan peta yang masih tetap konsisten. Hidupku ke depan adalah tentang melanjutkan studi S3ku—kata lain dari mewujudkan salah satu mimpi besarku, dan merasai hidup di tempat-tempat yang aku inginkan—Edinburg, can I be there someday? Dan hal selanjutnya adalah tentang jalur-jalur menulis-bagian yang tak terpisahkan dari hidup. Sudah saatnya aku memberinya lebih banyak ruang untuk bisa bernafas, menghidupinya dengan memberikan cukup waktu dan juga energi. Yang tak kalah penting, memberinya lebih banyak kepercayaan, bahwa aku bisa melakukannya.

Lalu ada hal lain yang terasa lebih “seksi” untuk segera diwujudkan. Yakni saat aku melongok lagi peta yang kuberi nama “perjalanan ke dalam diri sendiri”, aku tersenyum bahwa jalur-jalur hidup telah membawaku pada perjalanan ke dalam diri yang serasa terus beranjak, bergerak, dan terus menapak. Bahwa persinggungan hidup dengan beberapa orang, dengan peristiwa, dengan keadaan bisa menimbulkan loncatan-loncatan pencerahan dalam hidup. Hidup, aku terus belajar..melihat, mengenal, merasai dan mengalami. Untuk alasan itu, rasanya salah satu resolusi tahun ini adalah memberikan bahan bakar yang cukup untuk bisa terus bergerak dengan kecepatan yang seharusnya, bermetamorfosis ke arah yang lebih baik, dan berusaha melakukan hal yang selama ini menolak untuk kuupayakan ehehe..yakni mau di******, yang bagi sebagian besar orang adalah hal yang paling diinginkan, tapi bagiku untuk beberapa kasus berubah menjadi “ancaman”.

Yap, sebuah resolusi yang sangat sederhana—jauh dari detail-detail berderet panjang seperti tahun sebelumnya. Aku ingin belajar mau di******, sebuah keahlian yang tak pernah kukuasainya sebelumnya ehehe…

Sebuah hal sederhana yang aku yakin bisa berefek domino pada banyak hal dalam hidup.

** terimakasih pada sahabat-sahabat yang bersinggungan hidup dengan membekaskan pembelajaran yang teramat dalam :)


Malang, 5 january 2011. 1.07 a.m




Previous Post
Next Post

3 komentar:

  1. may I guess the word "di******", perhaps my guess is right... ;-)

    BalasHapus
  2. hehe--i'll always remember ur comment...and ur guess..and the answer..dasaaaar;p

    BalasHapus