Kamis, 08 Januari 2015

(Kaca) Mata Kita



Kadangkala, terjadilah percakapan kita yang membersitkan senyuman ketika mengingatnya lagi.
            “ Look, bagus ya.” Katamu sambil telunjuk tanganmu mengarah pada sesuatu. Mataku mengikuti arah telunjuk tanganmu itu. Mengamati sejenak dan berucap pula,
            “ ih iyaa..baguus,” kataku mengiyakan apa yang kau pandang bagus itu, bagus juga menurutku.
Namun, sedetik kemudian lahirlah tanyamu.
            “Apanya coba yang bagus?” tanyamu.
Tak menunggu lama, spontan saja aku menjawab
            “ Balkonnya kan?” memang dari bangunan yang aku lihat, aku melihat sebuah balkon yang bagus. Aku selalu suka balkon, mungkin karena balkon memberikan kemungkinan untuk duduk berdua menikmati secangkir teh dan kopi, serta camilan buatanku. Balkon itu romantis, itu versiku. Jadi perhatianku langsung terpaku pada balkon saat telunjuk tanganmu mengarah pada bangunan itu.
            “ Ehehe bukan, maksudku muralnya,” katanya sambil tersenyum.
Mataku terbeliak saat mendengar jawabanmu. Whaaat..muralnya? Lalu kemudian kutengok lagi untuk melihat lebih seksama. Ternyata bangunan kuno yang bertingkat-tingkat itu ada mural di bagian bawahnya, sedangkan mataku lebih fokus pada balkon yang ada di lantai atasnya.
Ah, lihatlah. Kita bisa memandang pada arah yang sama, namun menangkap keindahan yang berbeda.
Walau begitu, tetaplah searah denganku. Tetaplah berjalan bersamaku..
Mungkin aku bisa menunjukkan keindahan lain yang tak kau lihat sebelumnya,
Dan kau, mungkin bisa menunjukkan keindahan lain yang tak terlihat olehku..

Henry Welcome Building 5th Floor, Glasgow 8 jan 2015. Di sela-sela makan siang.

 
Previous Post
Next Post

2 komentar:

  1. Ah, memandang pada arah yang sama, namun menangkap keindahan yang berbeda. So sweet and so makjleb :D

    BalasHapus