Minggu, 14 Januari 2018

Glasgow : Larik Larik Rindu


Ini usai sepedaan keliling Queen's Park



“Reminiscing through old photo, when Life was pretty simple and less drama. Fresh air, pure water, nice weather, beautiful scenery  : Scotland.

Tatapan mata saya terhenti pada foto sahabat saya, Mariam dengan latar belakang pemandangan Glencoe di Highland Scotland, dan tulisan caption seperti di atas di timeline instagram. Saya tersenyum sejenak sebelum menuliskan komentar..
Ah, ya seperti itulah rasa sebagian besar “Alumni Scotland”-para manusia yang pernah menghabiskan hidup di daratan Scotland-. Satu tahun, dua tahun....waktu rasanya tidak jua membuat kami lupa, bagaimana rasanya hidup di sana. Kata sahabat saya, “Scotland akan terus ada dalam hidup kita,”

Mungkin memang benar adanya. Saya tersenyum lagi, ketika mendapati ada komentar di foto tersebut,
--So true! Gosh I’m not mentally prepared for the hectic life soon..scotland really spoil us—
Hahah..begitulaah, persis yang saya rasakan semenjak kembali ke Indonesia. Hidup terasa lebih kompleks..walaupun semua bisa dihadapi dengan baik baik saja. Tapi entah kenapa, rasa rindu  terus ada. Sampai akhirnya saya kembali ke Glasgow lagi selama beberapa minggu September lalu. Tapi habis itu, ya rindu lagi. Duh! :D

Saya kangen dengan hidup di sana yang sederhana, nggak terlalu banyak urusan. Masih terasa lekat dalam ingatan, rutinitas hari-hari di Glasgow. Selain urusan studi, hari-hari dijalani dengan simple. Masak makanan favorit, mencobai resep-resep baru, jalan-jalan ke taman atau tempat yang sekiranya menarik. Kadang sepedaan menyusuri sungai clyde kala cuaca lumayan bagus, lalu kalau sudah lelah duduk duduk di taman sembari makan bekal.
Udaranya yang bersih, sejuk..membuat hidup rasanya terasa lebih tentram. Nggak ada pemandangan sepeda motor yang membanjiri jalanan, ya karena jarang banget ada motor. Paling satu dua saja yang lewat, itupun hanya kala cuaca bener-bener bagus saja. Jalanan juga nggak crowded, karena sebagian besar warganya naik subway, bus, ataupun jalan kaki untuk kemana-mana. Kebayang kan damainya...paling-paling agak ramai kalau di city centre. 
Suasana seperti itulah yang bikin kangen..seloow berasa hidup. Mobilitas juga rendah hehe..kalau di sini sedikit sedikit pergi naik motor gampang. Kalau di sana, kalau yang jarak deket kebanyakan dengan berjalan kaki. Kangen jalan kaki kemana-mana, hidup jadi lebih sehat karena mau nggak mau olahraga tiap hari. 
 
Taman-Tamannya Glasgow yang selalu bikin betah (Victoria Park)

Jalan kaki, udaranya bersih, lalu makanan juga kebanyakan masak sendiri. Kemudian untuk kehidupan sosialnya juga relatif “lebih sehat” dan sederhana. 
“Less drama” istilah sahabat saya itu. Karena kehidupan sosial ya paling berkutat dengan temen-temen yang sama-sama kuliah di sana, atau warga Indonesia yang tinggal di sana plus beberapa sahabat yang kenal karena urusan studi. Selain teman flat, ketemu dengan temen temen Indonesia ya paling dengan yang dekat. Atau pas ada pertemuan PPI (Perhimpuan Pelajar Indonesia) ataupun pengajian bulanan, dan pengajian putri. Kalau ngumpul-ngumpul, isinya ya kebanyakan makan-makan, pengajian, ataupun untuk acara kegiatan PPI.
 
Saat kumpul-kumpul lebaran bersama teman teman Glasgow
 
Usai pentas nari Serampang 12 di acara Indonesia Cultural Day,  2015

Less drama-nya sih karena nggak banyak “polusi” dari orang-orang di sekitar. Kalau di Indo, berasa banyak banget yah orang, dan komentar ini itu juga banyak..Urusan ini itu juga banyak hihi..yaah nikmati saja, jalani saja ehehe..

Rasanya saat hidup di sana, lebih banyak waktu untuk melakukan aktivitas untuk self growth. Saya menemukan banyak hal-hal baru tentang diri saya sendiri. Ternyata saya sangat menikmati memasak, bahkan pernah jualan bakso, nasi padang dll, belajar crochet, pernah nari saman, serampang 12, pengalaman bersama temen-temen bikin acara-acara PPI yang seru-seru. Jejak pengalaman yang tak terlupakan dalam hidup. Saya bersyukur pernah melewati episode episode itu dalam hidup saya,

Makanya kadang kangen kehidupan yang dulu di Glasgow . Itu juga dirasain temen-temen yang pernah hidup di sana, hampir semua merasai hal itu. Tapi saya tau sih, hidup terus berubah..terus berjalan, dengan segala macam perubahan perubahan. Hidup terus bergerak, dan kita harus terus melentur menghadapi perubahan.
Adakalanya melihat foto-foto scotland dari IG yang saya follow, rindu menyeruak. Dan saya menikmatinya, dan terus menikmatinya. Untuk mengingat, sebuah episode indah yang pernah terjadi dalam hidup saya, dan akan terus ada dalam diri saya.
Mungkin, hidup yang akan datang akan membawa saya kembali lagi..


 
Previous Post
Next Post

1 komentar: