Minggu, 22 Januari 2017

Serunya Kelas Inpirasi Purwokerto






Semenjak masih di Glasgow, saya sudah berencana untuk ikut kelas inspirasi sekembalinya saya ke Indonesia. Pada dasarnya saya memang excited banget dengan kegiatan-kegiatan semacam ini. Eh, apaan sih kelas inpirasi itu? Nah bagi yang belum familiar, kelas inspirasi itu semacam kegiatan mengajar sehari di suatu SD yang isinya memperkenalkan profesi kita ke anak-anak SD. Menurut saya sih kegiatan ini oke dan inspiratif banget. Saya adalah salah satu anak Indonesia yang masa kecil sangat kurang referensi profesi yang layak dijadikan cita-cita. Inget banget pada saat kecil, tahunya profesi itu ya guru, dokter, pilot, dan pegawai pabrik. Soalnya di desa saya semenjak dulu, setelah selesai tamat SMP atau paling tinggi SMK, pemuda pemudinya kebanyakan ke kota jadi buruh pabrik. Mana ngerti ada pekerjaan lain yang keren-keren? Akses informasi sempit, contoh-contoh di lingkungan sekitar juga sedikit.

Keluarga besar saya sebagian besar adalah guru, dari guru SD sampai guru SMA. Kayaknya dulu tuh saya pengennya jadi yang lebih keren dari guru, mungkin itulah sekarang saya jadi dosen, soalnya nggak tau pilihan lain mau jadi apa. Nah, berdasar latar belakang itulah saya tuh semangat banget ikut kelas inspirasi. Pengen banget ambil bagian dalam memperkenalkan profesi-profesi yang bisa dijadikan referensi pilihan anak-anak kelak.
Berawal dari search kelas inspirasi purwokerto, dan akhirnya nemu IG nya KI purwokerto akhirnya saya mendaftar jadi relawan pengajar dan alhamdulillah lolos seleksi. Pada saat pembagian kelompok, saya cukup kaget mengetahui bahwa ternyata hampir 80% relawan pengajarnya itu berasal dari luar kota. Jakarta, bekasi, jogya, Semarang, tegal dan banyak kota-kota lainnya. Wuih mau ya mereka jauh-jauh ke Purwokerto untuk kelas inspirasi. Dan nggak dibayar lho, full sukarela dan sukahati.

Hampir semua persiapan dilakukan via group wa, mulai dari diskusi perlengkapan transportasi dll. Mungkin karena saya yang tinggal di Purwokerto, makanya saya ditunjuk sebagai koordinator *atau karena saya yang cukup senior (baca = tua) dibandingkan bocah-bocah mudah lainnya haha. Kelompok kami mendapat lokasi di SDN 1 Tambaknegara, Rawalo, Banyumas. Lokasinya cukup jauh, sekitar 45 menit dari Purwokerto tapi syukurnya akses jalannya gampang. Kelompok kami awalnya beranggotakan 14 relawan pengajar dan 3 relawan fotografer dan videografer, namunya sayangnya beberapa orang mengundurkan diri karena ada yang cutinya nggak diapprove, ada orang tuanya yang sakit serta menjelang hari H eh pesawatnya disuruh extend di Madinah, jadi salah satu relawan kelompok kami yang berprofesi sebagai pilot tidak bisa kembali ke Indonesia untuk mengisi kelas inspirasi.

Acara kelas inspirasi dimulai dengan ikut upacara bendera hari senin, ih berasa lamaa gitu nggak ikut upacara hehe. Selanjutnya saya sebagai koordinator kelompok bertugas memperkenalkan pasukan relawan satu-per satu.


 Nah itu saat perkenalan si windy, sang fashion designer,
"Pekerjaan kakak tuh yang suka bikin-bikin baju lho adek-adek, Apa coba yang biasanya bikin-bikin bajuuu?" tanya windy ke anak-anak
"Penjahittttt" jawab anak-anak kompak.. ahaha nggak salah juga sih.

Setelah perkenalan dan ramah tamah sebentar dengan kepala sekolah dan guru guru kami masuk ke kelas sesuai jadwal masing-masing. Pada hari itu, rata-rata kami kebagian jatah 4 kelas sampai jam 11 siang. Kebetulan saya kebagian kelas 5A, 5B, 3B dan kelas 1. Sesuai perkiraan semula sih, ngajar anak SD ituuuuu susah-susah seru ahaha, beda banget sama ngajar mahasiswa yang udah gede-gede. Kalau ngajar kelas 3 dan kelas 5 masih okelah, mereka masih bisa nyimak dan berinteraksi dengan baik. Tapiiii..ngajar kelas 1 SD itu...lelaaaahh ehehe, apalagi kelas 1 A dan kelas 1 B disatukan dalam 1 ruangan, makin nggak kondusiflah suasana. Harus pakai teriak teriak biar suaranya kedengaran di tengah riuh rendah mereka, ada yang rebutan ada yang lari larian ahaha ya ampuuun jadi guru SD itu kudu sabar banget yaa, salut lah saya sama guru SD. Dibagiin kertas warna warna untuk nulis cita-cita aja rebutan warna,
         "Kak siwi, aku mau yang pink...aku mau yang biruu" trus pada rebutan wkwkwk hayati lelah, abang :)
Tapi seru sih..dan jadi bersyukur saya ngajarnya bocah bocah gede, bayangkan bagaimana upaya guru SD terutama yang kelas 1 atau kelas 2 untuk jaga mood tiap hari? 
Selain seru, lelahnya juga luar biasaaaa..soalnya harus cari cara agar bikin mereka tertarik, kalau enggak..meleng sedikit mereka sudah ribut sendiri. Yang paling bikin mereka tertarik sih saat saya cerita pengalaman saya di luar negeri,
         "kak siwi udah pernah lho ke stadionnya MU di Manchester dua kali," trus saya bisa melihat mata-mata mereka takjub.
Mereka juga excited banget saat diliatin video saat turun salju di Glasgow. sampai naik-naik ke meja.

 
" Waa salju itu dinginnya kayak apa sih kak siwi?"
"Kalau ke sana lagi ajakin aku dong kak"

Celoteh mereka lucu-lucu. Alhamdulillah kegiatan berjalan dengan lancar dan sukses. Satu lagi sih yang menarik dari kegiatan ini, yakni ketemu sesama relawan yg inspiratif. Kita bakal ketemu temen-teman berbagai profesi dan saling tukar pengalaman. Di kelompok saya ada berbagai macam profesi seperti auditor, faship designer, apoteker, social worker, supervisor purchasing, arsitek, perawat, make up artist, freelance designer dll. Semuanya gokil, keren dan seru. Beruntung pokoknya kenal dengan mereka semua. 

Jadi ikut kelas inpirasi tuh memberikan inspirasi sekaligus terinspirasi. Nagih beneran, pantesan menurut cerita temen-temen, mereka tuh sering ikut kelas inspirasi di berbagai kota.
" Hari-hari biasa itu kerja buat nyari duit, kalau ikut kelas inspirasi tuh buat ibadah" kata si Sari.
Heheh bener juga sih.

Semoga diberikan kesempatan untuk ikut KI-KI di kota-kota lainnya. Dan mari isi waktu dengan kegiatan positif kontributif.

Salam inspirasi






 

Kamis, 19 Januari 2017

Hellow 2017 !




Lama sekali rasanya tidak menulis di blog ini. Kenapa sih nggak nulis sekian lama? Nggak ada waktukah? Bohonglah saya kalau bilang tidak ada waktu. Orang akan mencari waktu untuk melakukan apa yang ingin dilakukannya. Humm..mungkin Tahun 2016 saya sedang ingin rehat menulis eheh. Dan tak terasa kini sudah menginjak Tahun 2017 yaa. Hallooh 2017 *dada dadaa...ehehe udah telat juga sih, udah sampai Tanggal 20an baru hai hai..
Ada nggak ya yang kangen tulisan saya setelah sekian lama rehat? Hayo ngakuuu hihih..

**Kilas Balik 2016
Tahun lalu saya anggap sebagai tahun adaptasi. Pulang kembali ke Indonesia di akhir Januari 2016 membawa banyak sekali perubahan pada hidup saya. Setelah 4 tahunan hidup di Glasgow, kemudian kembali pulang ke Indonesia. Memang bener sih kata beberapa temen, struggle-nya adaptasi itu bukan pas pertama datang ke Glasgow, tapi justru pada saat pulang kembali hidup di Indonesia. Bahkan sampai saat ini pun saya masih berasa hidup di dua tempat, masih punya dua waktu yang berbeda. Seriusan.

Tapi fase adaptasi tahun lalu sebenarnya berjalan dengan baik. Diawali dengan hecticnya pindahan ke rumah sendiri, kemudian mulai lagi dengan ritme akademik kampus dengan segala pernak perniknya. Tapi bulan berikutnya keadaan sudah makin tenang. Dan decoupage nampaknya begitu mewarnai Tahun 2016 saya. Dimulai dengan workshop iseng di sekitar Bulan Februari kemudian tidak sengaja pada akhirnya menjadi bisnis sampingan yang sampai sekarang saya jalani. Mengerjakan pesanan-pesanan setelah seharian kerja di kampus memang menyita waktu saya. Memang sih, rasanya tahun lalu saya kerjanya agak jor-joran. Motif sebenarnya adalah biar nggak banyak waktu diemnya, soalnya kalau banyak waktu luang bawaannya mellow-mellow kangen Glasgow.

Beneran lho, saya memang berencana pengen banget balik ke sana lagi, sebentar saja. Paling 2 mingguan. Itu yang saya upayakan selama Tahun 2016 lalu, bahkan udah hampir beli tiket dan tanya-tanya agen visa UK.  Salah satu penghambat untuk balik ke Glasgow lagi pastinya aplikasi visa UK yang butuh tabungan di rekening yang tidak sedikit. Namun pada akhirnya persis di akhir Tahun 2016 saya mengalihkan tabungan untuk tiket ke Glasgow untuk keperluan investasi. Nampaknya saya harus lebih ikhlas untuk belum bisa ke Glasgow dalam waktu dekat. Saya percaya, bahwa saya akan ke sana pada waktu yang tepat menurutNya. 
Ijazah S3, 2 publikasi jurnal internasional kategori Q1 menjadi salah satu highlight  pencapaian saya di Tahun 2016. Tawaran menjadi reviewer beberapa jurnal ilmiah juga menghampiri, menjadikan tahun lalu memang lumayan syibuukk. Overall Tahun 2016 lumayanlaaah..cuma prestasi ngeblognya jeblok ahaha. Okelah kita perbaiki agar bagaimana bisa membagi waktu untuk bisa aktif lagi di blog ini.
Kadang-kadang bingung mau nulis apa sih..begitu mau nulis, mesti satu-satunya yang muncul di hati dan pikiran cuma kangen Glasgow, trus ga jadi nulis. Itu sih sebenarnya yang terjadi pada Tahun 2016 hahah..

Rasanya pas di sana tuh, gampang aja nyari tema. Pas balik ke sini, mau nulis apa..blank. Ada sebuah artikel yang saya baca, yang bilang bahwa manusia suatu saat mengalami “saat-saat terbaik” dalam hidupnya, nah..manusia tuh bukan hanya seringkali membandingkan hidupnya dengan hidup orang lain tapi juga membandingkan hidup saat ini dengan hidup pada saat-saat terbaik dalam hidup. Iya sih itu bener banget..Hidup saya di Glasgow adalah salah satu bagian terbaik dari hidup saya. Dan kini saya sudah tidak “berada di masa-masa terbaik itu”.
Itu sih analisa ngawur saya hihi, padahal hidup saya sekembalinya dari Glasgow juga baik baik saja. Happy? Iyalaah bahagiaaa..masa enggak..Happy mana dibanding pas di Glasgow? Tet tooot..haha

** Hi, 2017
Tahun baru, energi baru, rencana-rencana baru. Semoga sih tahun ini akan semakin banyak karya-karya nyata, kontribusi positif, kegiatan-kegiatan super keceh dan momen momen bahagia yang tercipta. Dan semoga yaa, blog ini jadi hangat kembali dengan celotehan tulisan-tulisan saya. Hihih..semoga menjadi tahun yang membahagiakan dan membaikkan!
Salam semangatttts

 

Kamis, 16 Juni 2016

Andai






Beberapa saat ini saya berpikir,
Andai saja manusia tugasnya untuk berbahagia,
Mungkin hidup menjadi lebih sederhana.
Namun sayangnya,
Manusia sering dibebani tugas dan tuntutan yang berjenis jenis itu
Yang seringkali itu terlihat menjadi lebih penting,
Bahkan orang mungkin lupa, untuk mempertimbangkan dan menanyakan
Are you happy?
Andai saja manusia tugasnya cukup untuk berbahagia,
Mungkin hidup menjadi lebih sederhana.

Salam 

Selasa, 31 Mei 2016

Cerita Mei






Mei yang gaduh, sehingga entah kenapa tak satu pun ada postingan yang muncul di blog ini hehe. Tak ada waktu untuk menuliskah?
Hidup memang bertambah sibuk, berkejar kejaran dengan jadwal dan waktu. Dengan ini dan itu. Tapi bukan berarti tak ada waktu untuk menulis.
Kita tidak bisa bilang “tak ada waktu untuk seseorang, atau sesuatu yang kita cintai”—
Saya tidak bisa bilang, tidak ada waktu untuk menulis. Karena nyatanya memang tidak demikian, walaupun bagaimanapun kesibukan saya.
Seseorang, sesuatu, apapun yang kita cintai selalu memunculkan alasan untuk menjadikan sebagai prioritas. Karena itulah alasan ketiadaan waktu menjadi tidak relevan.
Saya jarang menulis, karena..satu-satunya yang terpikir oleh saya saat ini ketika hendak menulis adalah soal rindu. Dan saya hendak mencegah itu.
Begitu saya mulai menggerakkan kata-kata, hati dan pikir saya menuju pada tempat di ujung sana. Dan akhirnya apa yang dulu saat khawatirkan sebelum saya pulang, terjadi juga. Itulah yang dengan segala upaya, ingin saya tepiskan.
Lalu kemana langkah-langkah upaya yang selama ini mendekat untuk senantiasa belajar bersyukur? Ah manusia.
Begitulah, sepertinya bulan ini dalam bawah sadar saya, saya hendak mencegah menebarnya kalimat-kalimat pengandaian-pengandaian, dan rindu yang tak bisa ditampik itu.
Bagaimana hidup sekarang, jalani..itulah yang ingin saya tiupkan pada tiap tiap langkah hari.
Mei yang gaduh. Kuliah yang bertumpuk-tumpuk, kemudian saya mulai mencoba iseng bisnis decoupage, penelitian, begitulah hidup saat ini.
Jauh di dalam hati, saya rindu menulis sepotong senja yang ranum, pagi hari dengan matahari yang mengintip dari arah timur, suara katak-katak dini hari yang sering menemani saya terjaga.
Saya rindu menuliskan percakapan-percapakan di kepala, tentang harapan, ataupun tentang kenyataan yang pahit sekalipun.
Tapi tidak kali ini.
Hati saya terlalu sesak oleh rindu.
Mungkin, pada tulisan tulisan berikutnya, kau akan jumpai cerita-cerita yang lain, petualangan yang lain, pemikiran yang lain.
Tapi tidak kali ini.
Mungkin nanti.