Sabtu, 05 November 2011

Alasan untuk kembali (1)


Bila dalam hitungan waktu, mungkin baru sebulan aku meninggalkan Purwokerto dengan segala rutinitas pekerjaanku sebagai pengajar. Tapi entah mengapa rasanya sudah lama sekali, saat terakhir kali berseliweran di kampus ungu itu. Terakhir kali bersama rekan-rekan sejawat yang terkadang ngobrol nggak jelas, makan bareng, dan berbagi gosip hohoho...
Lama sekali juga rasanya, saat terakhir kali bersama anak-anak, menyapa mereka, bersama-sama dalam canda, bersama dalam belajar bersama. Tiap kali skype—dan mendengarkan/mengamati/menemani/nya saat bimbingan mahasiswa (walau nggak mudeng denger materinya hehe)...selalu kurasakan lagi kerinduan itu, rindu aktivitas bersama anak-anak..baru benar-benar kurasai kini..
senyum, semangat dan spontanitas kalian, adalah energi dan inspirasi bagi saya” rasanya begitu yang kuucapkan saat makan-makan perpisahan dengan anak-anak sebelum aku pergi. Dan memanglah demikian, dan kini..benar-benar ingin kukatakan, that’s definetely right!
Saat aku ditanya, apa yang paling menarik dari pekerjaanmu? Sepertinya sudah beberapa kali, kujawab..interaksi dengan anak-anak! Yeaaap...karena kutemukan betapa menyenangkannya merasai semangat muda yang terkadang masih penuh kepolosan, spontanitas yang mengejutkan, dan keriangan yang menggembirakan. Itu yang membuatku tertular merasai segarnya jiwa-jiwa muda mereka (nah kan jadi ada alasan kenapa nggak pernah sadar umur ehehe ;p). Maka sepertinya terbalik, saat mereka mengatakan,
Ibu adalah sumber inspirasi bagi kami” *lebay yah mereka ehehe...tapi sebenarnya, mereka-mereka lah sumber semangatku. Melangkah menuju kampus tiap hari, muter-muter bolak balik dengan segala macam urusan, tapi tak lupa melemparkan senyuman pada anak-anak yang tengah berkumpul di lobi, di koridor, di tangga..Atau terkadang tiba-tiba saja, ada yang mengejutkan dengan bilang,
Ibu...ehehe mau curhaaat sebentar”lalu tiba-tiba duduk di depan meja kerjaku...hadeeew..seruuuu...
Atau suatu kali, saat baru saja sampai di kampus..ada beberapa anak yang tiba-tiba menemui, dan bilang,
ehehehe mau salim aja bu” ahaha, spontanitas mereka tanpa mereka sadari sering kali menggetarkanku.
Menemukan diri sefrekuensi dengan mereka, belajar melintasi jembatan zaman, dalam artian..sanggupkah aku, dengan umur dan pemikiranku yang sekarang memahami mereka dengan dunia dan pemikiran mereka?—bertambahnya usia bukan selalu berarti menjadi paham banyak hal..masih bisakah kita memahami dunia mereka?. Yang meletup-letup, kadang sering limbung, tapi selalu menyiratkan semangat mimpi-mimpi muda mereka. Berada dalam komunitas seperti itu pulalah yang akhirnya membuatku “betah”. Setelah menjalani fase “kompromi” yang cukup lama, akhirnyapun aku berada dalam satu titik penemuan, dimana aku—sebagai manusia, menemukan bagaimana aku berkontribusi pada dunia. Pada merekalah,-- anak-anak bangsa-- nantinya aku akan kembali. Karena disanalah aku merasa menjadi diri sendiri, merasa berkontribusi, merasa bisa berbagi, menyentuh hati hati mereka dengan hati.
Dan yang terasa lebih menyejukkan, hubunganku dengan anak-anak terkadang tidak sebatas hubungan profesional dosen-mahasiswa, pembimbing dan bimbingan, tapi sebuah persahabatan yang sederhana, seorang manusia dengan manusia lainnya. Itu saja, tapi rasanya sungguh menyejukkan hati.
wah seneng yah, punya anak-anak kayak gitu” begitu komentar sudewi, sahabatku saat bersamaku dan di”cegat” anak-anak di pinggir jalan.
Begitulah, aku menikmati hari-hari bersama mereka, dalam canda, tawa bahkan kegilaan sederhana. Mungkin karena ada rasa diterima, rasa berarti, rasa terkoneksi, yang membuatku menikmati kebersamaan dengan mereka. Bahkan kini, saat tengah menunaikan tugas belajar, senang rasanya, anak-anak yang masih terus berbagi, masih konsul baik akademis maupun pribadi hihihi...
Sebuah cuplikan email dari seorang mahasiswa tadi sore, kubuka saat menunggu si enzim Xba1 mengiris plasmid di laboratorium CVR (Center of Virus Research) Uni Glasgow, terasa menyejukkan saat membacanya :
Ibu itu menurut saya bukan seperti dosen bu, bagi saya seperti kakak..
soalnya cara ibu memberi masukan dan saran itu kaya keluarga, menurut saya,,terus terang saya nyaman bu dan mungkin itu yang dirasain ma temen2 juga..
I did it!! Yeaaap...apa yang kulakukan dengan hati semoga dapat menyentuh hati lainnya.
Selamat belajar, mengejar mimpi, dan terus bersemangat anak-anakku...
Pilihkan impian-impian besar kalian, bukan karena orang banyak menilai itulah impian yang identik dengan kesuksesan, dengan kriteria orang berhasil atau apapun,
Pilihlah impian besar kalian sendiri, karena memang impian itulah yang membuat kalian berarti bagi dirimu sendiri...karena dengan itu, impian kalian akan menerangi orang-orang di sekelilingmu...semangat...doa saya dari jauh selalu teriring
*Dan suatu saat, aku akan kembali....
Glasgow, 5/11/2011 9.45 pm

Minggu, 30 Oktober 2011

My Flat * My Home


Menjelang jam 4 sore, seharian hanya beres-beres, memasak, menjamu mba niken dan ngobrol-ngobrol lalu nonton tivi Indonesia. Lumayan juga masih bisa ngikutin berita-berita di tanah air, dan tentu saja agar tidak terlalu terasa rindu. Langit di luar jendela masih seperti biasa, sepertinya dari pagi hingga menjelang sore ini tidak berubah, gloomy..ehehe..Glaggow memang gloomy. Daun-daun maple yang menguning terlihat dari jendela, berusaha seteguh mungkin menahan diri dari hembusan angin.
Aku masih disini, tempat paling favoritku.. ehehe kamar flatku. Dulu saat awal-awal disini, nuning (sahabat yang kini di Belanda) memintaku : mba..posting dong foto flatnya...ehehe, kupikir, apa sih menariknya sebuah flat?Tapi baiklah, akan kukenalkan kalian pada flatku. Terletak di jajaran Hillhead Street nomer 21, masih di kawasan kampus utama gedung University of Glasgow. Sayangnya aku tiap hari ngelab di kawasan Western Infirmary, jadi lumayan untuk kesana harus berjalan sekitar 15-20 menit. Dari awal tinggal disini, suasana dan tempatnya cukup nyaman, namun memang harganya cukup mahaaaal hoho... Setidaknya untuk per bulannya kami membagi pembayaran untuk tiga orang yang tinggal di flat kami, aku, puput (Mahasiswa Indonesia juga) dan Stephanie (Nigeria).
Flatku ada tiga kamar, satu kamar mandi dan satu dapur, yeaaap berasa seperti rumah lah. Humm, dari dulu aku ingin segera punya rumah, yang bisa masak sendiri dan yeiii akhirnya..Untuk makan, biaya sehari-hari tidak terlalu mahal, asal masak sendiri. Ehehe nggak terbayangkan kalau harus makan di luar, pertama, pasti karena mahalnya. Kedua, belum tentu cocok di lidah, ketiga, kehalal-annya pasti juga dipertanyakan. So, pilihan yang hemat, halal, enak dan mengenyangkan pastilah masak sendiri.
Dan ruangan yang paling mbetahin tentu saja adalah kamar, yeaap tentu saja. Kamarku cukup luas dengan satu double bed, meja kursi, lemari, dan satu meja rias. Segala aktivitas biasa kulakukan disini, mulai dari nulis, belajar, ngenet, nonton tivi via mivo tv, makan, ngemil..daaaan zzzzz....ehehe..luv this room...
.Dan ruangan kedua favoritku adalah dapur, yeaaah karena bisa berelaksasi (baca : masak) dengan berbagai variasi menu, terserah aku. Makanya tiap hari memasak, dengan menu kompromi, artinya dengan keterbatasan bumbu dan alat-alat. Huhu masih “ngidam” pengen punya ulekan biar bisa bikin sambel segar. Salah satu kenyataan yang harus kuterima dalam dunia permasakan disini adalah, sayurannya jaraaaaang dan mahal. Pernah beli oyong dengan harga 2 pounds lebih (30 rebuan) satu biji...hoaaaah nggak tega masaknya..ehehe...begitulah harus agak menahan diri untuk tidak beli kangkung dan kawan-kawan.
Dapur ini dilengkapi dengan lemari es untuk menyimpan sayur dan makanan, plus satu untuk freezer. Mesin cuci dan oven juga lengkap disediakan oleh pengelola flat ini (KPM Residential). Lihat “hasil perbuatan”ku dalam permasakan ehehe....

Yeah beginilah tempat tinggalku kini, tempat tinggal sementara di negeri orang.
Rumah, tempat tinggal..tempat untuk pulang, tempat untuk beristirahat melepaskan beban, merajut lagi mimpi-mimpi, menghidupkan lagi harapan.
Disini, flat ini...jejak-jejak langkahku akan membekaskan kenangan akan sebuah perjuangan. Karena hidup, harus diisi dengan perjuangan melakukan semuanya dengan upaya terbaik yang kita bisa.***
Happy Weekend, everyone...
Sat, 29 Oct 2011